kl saya seh ke vihara jg n ke tepekong jg(acara tertentu aja) kyk malam imlek or mlm cap go aja
dear bro,
spt yg sy sebut diatas, hendaknya kita jgn melihat "merk", hanya mau ke vihara tp anti ke toapekong, dsbnya
semakin org mendalami buddhism (yg benar), maka dia seharusnya bisa lebih "universalis", bahwa buddhism itu bukanlah soal merk ini vihara sekte A, B ato C
melainkan bhw buddhism itu mengajarkan hal yg berguna utk melepaskan diri dari lingkaran samsara yaitu :
- kurangi akusala (hal yg tidak bermanfaat utk perkembangan batin)
- perbanyak kusala (hal yg bermanfaat utk perkembangan batin)
- sucikan batin (dengan dukungan dari no 1 dan 2)
3 hal diatas juga dapat dilihat pada ajaran dan org yg mengajarnya
jika ada ajaran yg tidak selaras dengan salah satu/dua/ketiga hal diatas, hendaknya itu tidak dilakukan
demikian juga jika org yg mengajar hal yg selaras dengan satu/dua/tiga hal diatas tapi dalam keseharian tidak selaras dengan satu/dua/tiga hal diatas, berarti dia hidup tidak/kurang selaras
misal mgkn org ke vihara tp di vihara pikirannya penuh iseng/jahil (lobha), berarti sebenarnya dia sudah tidak selaras dgn prinsip kurangi akusala, tambah kusala (boro2 mau sucikan batin)
mgkn org ke toapekong tp disana pikirannya penuh konsentrasi pada hal2 yg baik, mengenang jasa2 org yg dijadikan patung toapekong, justru disini dia selaras dgn prinsip kurangi akusala, tambah kusala (sukur2 kalo bs diteruskan dgn lebih membersihkan batinnya)
nah yg disayangkan adl jika org tidak tahu toapekong itu apa sih? akhirnya batinnya malah jadi lobha, penuh keinginan2 individuil dan akhirnya datang utk meminta2 berkah....... kembali bhw praktek spt ini, hendaknya tidak dilakukan oleh seorang buddhist
mudah utk diucapkan namun seringkali kita lalai dalam melaksanakan 3 hal diatas
semoga bermanfaat
metta