//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 565198 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #75 on: 24 April 2008, 09:26:06 AM »
pak kalau si 'aku'
timbul tengelam gimana pak???
kadang dia ada
tapi kadang dia tak ada...
tidak mesti setiap meditasi dia tak ada dan ada...
pak kenapa aku sekarang lambat dalam berpikir dan bertindak???

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #76 on: 24 April 2008, 01:40:19 PM »
pak kalau si 'aku'
timbul tengelam gimana pak???
kadang dia ada
tapi kadang dia tak ada...
tidak mesti setiap meditasi dia tak ada dan ada...
pak kenapa aku sekarang lambat dalam berpikir dan bertindak???

Si Aku adalah Pikiran. Kalau pikiran bergerak, si aku juga muncul. Kalau pikiran diam, si aku lenyap. (Saya pernah menguraikan ajaran Sang Buddha tentang proses pikiran, di mana si aku itu baru muncul pada langkah ketiga/Mulapariyaya-sutta.) Ketika Anda terpukau oleh sebuah cerita film yang indah, pikiran tidak bergerak dan si aku tidak ada. Sebentar lagi Anda baru sadar bahwa Anda berada di gedung bioskop sedang nonton film, di situ pikiran bergerak dan si aku muncul. - Jadi, muncul & lenyapnya si aku adalah hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari, dan juga di dalam meditasi. Cuma di dalam meditasi, hal ini teramati dengan sadar, dan pikiran/si aku lebih banyak diamnya.

Soal lambat dalam berpikir & bertindak, bila itu disebabkan oleh berkembangnya kesadaran, itu adalah hal yang wajar juga, dan saya rasa justru baik. Batin seorang pemeditasi cenderung/lebih suka masuk ke dalam keheningan, dan pikiran tidak banyak bergerak kecuali benar-benar diperlukan. Oleh karena itu seorang pemeditasi tidak banyak membuat kesalahan, tidak banyak "terlanjur" berbicara atau "terlanjur" melakukan sesuatu tanpa dipikir panjang, yang belakangan ternyata disesali. - Menurut Anda, apakah keadaan itu mengganggu pekerjaan Anda sehari-hari? Ataukah justru membuat batin Anda lebih tenang, lebih ringan, lebih bisa istirahat?

Salam,
hudoyo

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #77 on: 24 April 2008, 06:56:31 PM »
Quote
Ketika batin tenang, maka seluruh pancaindra menjadi tajam, peka (sensitif); suara jangkrik yang jauh, atau detik jam dinding akan terdengar nyata (yang dalam kesadaran sehari-hari, di mana batin dipenuhi pikiran yang berseliweran, suara-suara yang halus itu tidak terdengar).

kadang gak kaget hanya "melihat" doank kadang kaget ;D
solusinya yg baik itu gmn ya?

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #78 on: 24 April 2008, 08:29:51 PM »
Quote from: hudoyo
...

Kalau batinnya penuh pikiran berseliweran, penuh harapan, kecemasan dsb, dengan kata lain batin bergerak relatif cepat, maka waktu terasa berjalan relatif lebih cepat dari pada biasanya. Contoh: orang yang sedang menunggu sesuatu, rasanya sudah lama, tapi kalau melihat arloji kok baru sebentar. ...

Sebaliknya, kalau batin relatif tenang, puas, lega, bahagia, pikiran tidak banyak mengganggu, dengan kata lain gerak batin melambat, maka waktu terasa melambat. Contohnya: kalau lagi berdua bersama pacar, rasanya baru sebentar, tapi kalau melihat arloji kok sudah berjam-jam.

Begitu pula dalam meditasi. Kalau pada suatu waktu batin dipenuhi pikiran yang mengganggu, kecemasan dsb, maka rasanya waktu berjalan cepat, rasanya meditasi sudah lama sekali, tapi kalau melihat jam kok baru sebentar. Sebaliknya, kalau pada waktu lain, batin relatif tenang, pikiran tidak begitu banyak muncul, maka rasanya waktu melambat, rasanya baru sebentar, tapi kalau melihat jam ternyata jauh lebih lama daripada yang terasa.

Ini menunjukkan bahwa PIKIRAN MENCIPTAKAN WAKTU (maksudnya, pikiran menciptakan kesadaran waktu). Inilah "waktu psikologis" yang saya sebut di atas. Seperti waktu kronologis, waktu psikologis juga diciptakan oleh gerak, tapi kali ini bukan gerak benda (materi), melainkan gerak pikiran.

Yang aneh, kecepatan waktu psikologis ini tidak konstan, tidak seperti kecepatan waktu kronologis. Ini disebabkan karena gerak pikiran manusia juga tidak konstan. Waktu psikologis bisa melambat, bisa menjadi cepat, tergantung kondisi batin kita.

Yang menarik ialah: waktu psikologis bisa BERHENTI; ia berhenti bila pikiran berhenti (diam sempurna). Apa artinya waktu berhenti? ... Artinya kesadaran berada pada SAAT KINI terus-menerus, tidak bergerak ke MASA LAMPAU, atau ke MASA DEPAN. ...

pembahasan menarik mengenai waktu. :)
dari pengamatan saya tentang gerak pikiran, ada sedikit perbedaan nih...

#1) pada momen menyenangkan, misalnya dekat dengan pacar, pikiran justru sangat tidak tenang. seolah-olah tampak tenang karena momen itu menghasilkan perasaan menyenangkan. dan pada saat pikiran tidak tenang ini, (hampir) tidak ada 'sadar'. pikiran terus bolak balik ke lamunan masa depan, ingatan, bentuk-bentuk asosiasi, dll. di permukaan tampaknya sangat tenang. itu karena ilusi perasaan menyenangkan. sebenarnya disini banyak sekali ancaman berbahaya, karena pada saat pikiran kita kemana2, dia mulai menaruh target2 di tempat yg dikunjunginnya. (bersambung ke kesimpulan 1a)
moment seperti ini, sangat berbeda dg state meditasi. dalam meditasi, ketika pikiran berhenti (bukan berfocus pada 1 objek), waktu itu sendiri sudah tidak ada lagi. bukan cepat ataupun lambat.

#2) pada momen tidak menyenangkan, pikiran justru lebih diam (bukan diam total tetapi lebih di satu tempat, yaitu masalah, objek yg menyebalkan). kesadaran lebih jernih... (IMO, tidak sampai diam, tapi mencapai konsentrasi)  :( misalkan saya dan jarum suntik. jarum suntik adalah objek yg menghasilkan perasaan tidak menyenangkan bagi saya. kalau lagi mau disuntik, pikiran tidak ke mana2. dia hanya bergerak di satu tempat, yaitu jarum... objek yg tidak menyenangkan. alaminya pada waktu berhadapan dg objek tidak menyenangkan pikiran tidak pergi kemana2. pikiran saya tidak pergi ke ice cream, coklat, dll... waktu menjadi sangat panjang di sini...

kesimpulan saya,
1a. utk pikiran, pada saat pikiran ke mana-mana, waktu kronologis akan berlalu sangat cepat karena kita merasakan waktu kronologis hanya pada saat kita sadar (bukan hening/diam yah). dalam kondisi tidak sadar, artinya kita absen dari waktu kronologis. akibatnya waktu kronologis berlalu begitu saja meninggalkan kita.
1b. sebaliknya pada saat pikiran diam, kita 'hadir' dalam realitas dunia. gerakan2 akan terlihat menjadi lebih lambat. sehingga seolah2 waktu kronologis terasa begitu panjang..............padahal... inilah waktu kronologis yg mendekati sebenarnya (karena sadar kita banyak hadir). merasa menjadi begitu panjang juga akibat dari pembandingan kita dg pengalaman sebelumnya kita dimana kita merasa waktu berlalu begitu cepat (pada saat kita tidak hadir/absen dalam realitas).
2a. perasaan menyenangkan cenderung membuat pikiran menjadi bergairah utk mengelana. bahkan dalam meditasi, banyak sensasi2 menyenangkan yg membuat pikiran ini mengharapkan sensasi itu di waktu mendatang.
2b. sebaliknya perasaan tidak menyenangkan cenderung (tidak selalu, tergantung karakteristik individu juga. ada yg dapat tugas ber-deadline, malah melamunkan selesai secara ajaib tanpa mengerjakannya. akibatnya waktu juga berlalu cepat, dan deadline tiba tanpa disadari) utk membuat pikiran melekat pada objek tsb.
3. dalam (meditasi) konsentrasi mendalam, kita malah dapat mengamati sesuatu dg lebih jelas (fenomena kecepatan tinggi dapat kita amati). termasuk mengamati gejolak bathin. tetapi ini tidak mutlak diperlukan :)
pada state meditasi taraf tertentu, pikiran tidak muncul lagi. disinilah timeless yg Pak Hudoyo sebutkan. bukan lebih cepat atau lebih lambat. tapi tidak ada waktu.

mohon koreksinya apabila ada kesalahan.
_/\_
« Last Edit: 24 April 2008, 08:33:11 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #79 on: 24 April 2008, 09:37:04 PM »
 [at] Pak Hudoyo

Dalam suatu kesempatan berdiskusi dengan sahabat2 saya, muncul suatu pernyataan bahwa batin bisa di manage dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pandangan Pak Hudoyo mengenai pernyataan diatas yg di bold dalam realita kebenaran yg sebenarnya?Apakah benar batin bisa dimanage?


Dan yg kedua, apakah seorang arahat bisa memanage batinnya ?

Mohon bimbingannya _/\_

« Last Edit: 24 April 2008, 09:40:54 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #80 on: 24 April 2008, 09:50:56 PM »
Dalam suatu kesempatan berdiskusi dengan sahabat2 saya, muncul suatu pernyataan bahwa batin bisa di manage dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pandangan Pak Hudoyo mengenai pernyataan diatas yg di bold dalam realita kebenaran yg sebenarnya?Apakah benar batin bisa dimanage?
setahu saya memanage bathin itu adalah 'sadar, sadar, dan sadar...'

Quote
Dan yg kedua, apakah seorang arahat bisa memanage batinnya ?
IMO, arahat adalah orang yg bathinnya ter-manage sempurna. dg sadar sepenuhnya tanpa celah, LDM tidak muncul.

CMIIW
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #81 on: 24 April 2008, 10:10:28 PM »
lebih berkurang segala keinginan pak...
malah sempat merasa semua hampa...tidak ada keinginan
jadi dia lepas dari rasa tenang dan lainnya

anumodana romo...
aku ngerti sekarang tentang si 'aku'

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #82 on: 25 April 2008, 08:28:26 AM »
kadang gak kaget hanya "melihat" doank kadang kaget ;D
solusinya yg baik itu gmn ya?

Tidak ada solusi dan tidak perlu cari solusi. Itu bukan masalah, kok; nanti akan terbiasa dengan sendirinya.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #83 on: 25 April 2008, 08:32:56 AM »
lebih berkurang segala keinginan pak...
malah sempat merasa semua hampa...tidak ada keinginan
jadi dia lepas dari rasa tenang dan lainnya

anumodana romo...
aku ngerti sekarang tentang si 'aku'

Anda sudah mulai merasakan 'sunnyata' (kosong) secara aktual, bukan secara teoretis dari buku-buku.

'Sunnyata' itu identik dengan 'anatta', tanpa-aku.
Artinya, di situ tidak ada rasa susah maupun rasa senang, tidak ada rasa menderita maupun rasa bahagia.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #84 on: 25 April 2008, 08:49:14 AM »
[at] Pak Hudoyo

Dalam suatu kesempatan berdiskusi dengan sahabat2 saya, muncul suatu pernyataan bahwa batin bisa di manage dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pandangan Pak Hudoyo mengenai pernyataan diatas yg di bold dalam realita kebenaran yg sebenarnya?Apakah benar batin bisa dimanage?

Me-manage batin dalam kehidupan sehari-hari bisa saja dilakukan. Banyak buku-buku dijual di pasaran tentang itu (buku-buku Self-Help). Tapi itu kegiatan atau AKTIVITAS yang harus dilakukan terus-menerus, tanpa berhenti, seperti orang membersihkan rumah setiap hari. Dan itu tidak menghasilkan transformasi batin, tidak menghasilkan kearifan (pannya), malah memperkuat si aku.

Berbeda dengan mengenal-diri, menyadari-diri. Ini suatu keadaan yang PASIF; bila orang bisa masuk ke dalam keadaan ini, maka ia tidak perlu lagi AKTIF me-manage batinnya dari saat ke saat.


Quote
Dan yg kedua, apakah seorang arahat bisa memanage batinnya ?

Seorang arahat tidak punya batin lagi, dalam arti tidak ada aku, tidak ada perasaan, tidak ada kehendak dsb. Apa lagi yang mau di-manage? :) ... Batin seorang arahat sudah DIAM untuk selamanya. ... Ingatlah peringatan Sang Buddha kepada Angulimala: "Angulimala, aku sudah lama berhenti. Engkaulah yang masih terus berlari. Apa yang kaucari? Berhentilah."

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 25 April 2008, 09:00:25 AM by hudoyo »

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #85 on: 25 April 2008, 09:01:42 AM »
anumodana mo atas bimbingannya...
jika kondisi sudah tepat saya boleh berlatih dalam jangka yang lama mo???
ditempat romo..

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #86 on: 25 April 2008, 09:37:38 AM »
Terima kasih penjelasannya Pak Hudoyo dan Tesla _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #87 on: 25 April 2008, 09:44:34 AM »
Quote
Apa lagi yang mau di-manage? Smiley ... Batin seorang arahat sudah DIAM untuk selamanya. ... Ingatlah peringatan Sang Buddha kepada Angulimala: "Angulimala, aku sudah lama berhenti. Engkaulah yang masih terus berlari. Apa yang kaucari? Berhentilah."

Bukankah itu hanya cerita saja dan maknanya ke arah mana?
Kadang seseorang bisa menafsirkan/mengaitkan dengan hal yang lain khan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #88 on: 25 April 2008, 09:48:56 AM »
Pak Hudoyo,apakah Arahat itu setingkat pengetahuannya dengan Buddha? apakah Arahat itu masih bisa terlahir kembali lagi ke dunia jika ia menginginkan? Apakah Arahat amsih mempunyai kecacatan? Apakah Arahat setelah menjadi Arahat ibaratnya akan diam ga menolong orang lain?  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #89 on: 25 April 2008, 10:00:54 AM »
pembahasan menarik mengenai waktu. :)
dari pengamatan saya tentang gerak pikiran, ada sedikit perbedaan nih...

[...]

kesimpulan saya,
1a. utk pikiran, pada saat pikiran ke mana-mana, waktu kronologis akan berlalu sangat cepat karena kita merasakan waktu kronologis hanya pada saat kita sadar (bukan hening/diam yah). dalam kondisi tidak sadar, artinya kita absen dari waktu kronologis. akibatnya waktu kronologis berlalu begitu saja meninggalkan kita.

Rupanya topik ini menjadi simpang-siur karena pengertian/definisi tentang waktu kronologis dan waktu psikologis tercampur-aduk dan tumpang tindih. Pengertian-pengertian ini harus disamakan dulu sebelum diskusi bisa dilanjutkan. Berikut ini adalah pengertian-pengertian tentang waktu kronologis dan waktu psikologis:

(A) waktu kronologis adalah waktu yang riil, yang diukur dengan jam. Waktu kronologis tidak bisa memanjang atau memendek. Orang tidak pernah bisa mengetahui atau merasakan waktu kronologis, kecuali mengukurnya dengan jam.

(B) waktu psikologis adalah KESADARAN manusia tentang waktu, apa yang dirasakannya tentang waktu. Waktu psikologis BISA memanjang, memendek, atau berhenti. Waktu psikologis tidak selalu sejalan dengan waktu kronologis.

Apakah Anda bisa memahami & menerima kedua definisi & penjelasan tentang waktu kronologis dan waktu psikologis di atas? Kalau bisa, harap dicamkan dan dijadikan acuan, sehingga diskusi bisa dilanjutkan. :)

Nah, kalimat Anda di atas saya perbaiki: "... pada saat pikiran mengembara ke mana-mana (tidak tenang), kesadaran tentang waktu (ini waktu psikologis) berjalan sangat cepat (memanjang). Contohnya: pada saat kita menunggu seseorang, rasanya waktu sudah berjalan berjam-jam (ini waktu psikologis), tetapi kalau kita melihat arloji, ternyata waktu baru berjalan beberapa menit (ini waktu kronologis)."

***

Quote
1b. sebaliknya pada saat pikiran diam, kita 'hadir' dalam realitas dunia. gerakan2 akan terlihat menjadi lebih lambat. sehingga seolah2 waktu kronologis terasa begitu panjang..............padahal... inilah waktu kronologis yg mendekati sebenarnya (karena sadar kita banyak hadir). merasa menjadi begitu panjang juga akibat dari pembandingan kita dg pengalaman sebelumnya kita dimana kita merasa waktu berlalu begitu cepat (pada saat kita tidak hadir/absen dalam realitas).

Ini juga perlu saya perbaiki: "Ketika bermeditasi, pada saat batin relatif hening, waktu TERASA melambat, memendek, meditasi TERASA baru berlangsung beberapa menit (ini waktu psikologis); setelah bangun, dan kita melihat arloji, ternyata waktu sudah berjalan jauh lebih lama (ini waktu kronologis)." - Ini adalah pengalaman banyak pemeditasi.

***

Quote
2a. perasaan menyenangkan cenderung membuat pikiran menjadi bergairah utk mengelana. bahkan dalam meditasi, banyak sensasi2 menyenangkan yg membuat pikiran ini mengharapkan sensasi itu di waktu mendatang.

Pengalaman meditasi ini tidak bisa saya pahami. Dalam meditasi, ketika ketenangan tercapai, batin cenderung berhenti dalam ketenangan itu. Menurut teorinya, di dalam jhana, batin berhenti pada faktor-faktor jhana, tidak berkelana ke mana-mana.

***

Quote
2b. sebaliknya perasaan tidak menyenangkan cenderung (tidak selalu, tergantung karakteristik individu juga. ada yg dapat tugas ber-deadline, malah melamunkan selesai secara ajaib tanpa mengerjakannya. akibatnya waktu juga berlalu cepat, dan deadline tiba tanpa disadari) utk membuat pikiran melekat pada objek tsb.

"Pengalaman meditasi" ini juga tidak bisa saya pahami, maaf. Perasaan tidak menyenangkan adalah akibat dari konflik; dan konflik berasal dari batin yang bergerak. Ini fakta dalam meditasi; bukan spekulasi.

***

Quote
3. dalam (meditasi) konsentrasi mendalam, kita malah dapat mengamati sesuatu dg lebih jelas (fenomena kecepatan tinggi dapat kita amati). termasuk mengamati gejolak bathin. tetapi ini tidak mutlak diperlukan :)
pada state meditasi taraf tertentu, pikiran tidak muncul lagi. disinilah timeless yg Pak Hudoyo sebutkan. bukan lebih cepat atau lebih lambat. tapi tidak ada waktu.

Ya, ini betul. Dalam meditasi yang mendalam--yang secara wajar bisa terjadi--di mana pikiran muncul hanya satu-satu, kesadaran waktu (waktu psikologis) menjadi sangat melambat, sehingga suatu peristiwa yang terjadi dengan cepat menurut waktu kronologis--yang dalam kesadaran sehari-hari terlihat secepat kilat--dalam meditasi yang mendalam akan terlihat sangat melambat (waktu psikologis). Bahkan, ketika pikiran berhenti sempurna, maka kesadaran tentang waktu pun berhenti; artinya tidak ada (tidak dirasakan) gerak sama sekali, yang ada hanyalah saat kini terus-menerus.

Salam,
hudoyo