//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha  (Read 8789 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« on: 18 February 2010, 09:42:54 AM »
BAB VII. ARAHANTA VAGGA – Arahat

(97)
Orang yang telah bebas dari ketahyulan, yang telah mengerti keadaan tak tercipta (nibbana), yang telah memutuskan semua ikatan (tumimbal lahir) yang telah mengakhiri kesempatan (baik dan jahat), yang telah menyingkirkan semua nafsu keinginan,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang paling mulia.

Kisah Sariputta Thera

Tiga puluh bhikkhu dari sebuah desa datang ke Vihara Jetavana untuk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengetahui bahwa telah tiba waktunya bagi bhikkhu-bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Sariputta menjawab, "Bhante, berkaitan dengan perealisasian nibbana dengan meditasi berobyek indera, saya menerima hal itu bukan karena saya percaya kepada-Mu; hanya mereka yang belum merealisasikan nibbana secara pribadi, yang menerima fakta dari orang lain."

Jawaban Sariputta tidak dapat dimengerti secara tepat oleh para bhikkhu. Mereka berpikir: "Sariputta belum melenyapkan pandangan salah, bahkan sampai saat ini, ia belum memiliki keyakinan terhadap Sang Buddha."

Kemudian Sang Buddha menjelaskan kepada mereka makna sebenarnya dari jawaban Sariputta.

"Para bhikkhu, jawaban Sariputa dapat disederhanakan menjadi demikian: Ia menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena saya telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu. Sariputta mempunyai keyakinan kepada Tathagatha. Ia juga yakin terhadap akibat-akibat dari perbuatan baik dan jahat."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

"Assaddho akataññū ca
sandhicchedo ca yo naro
hatāvakāso vantāso
sa ve uttama-poriso."

Orang yang telah bebas dari ketahyulan,
yang telah mengerti keadaan tak tercipta (nibbana),
yang telah memutuskan semua ikatan (tumimbal lahir)
yang telah mengakhiri kesempatan (baik dan jahat),
yang telah menyingkirkan semua nafsu keinginan,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang paling mulia.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #1 on: 18 February 2010, 10:37:49 AM »
ado nyang di diskusikan?
Samma Vayama

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #2 on: 18 February 2010, 10:45:06 AM »
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #3 on: 18 February 2010, 10:59:44 AM »
 [at] ^: maksudnye, kan ada ko indra di sini, jd pada meditasi bayangken wajah ko indra...
wkwkwkw
peace kk....

IMO, sepertinye ke arah satipathana.. menyadari sensasi2 yg terjadi yg berkaitan dgn tubuh fisik dan tubuh eterik
« Last Edit: 18 February 2010, 11:02:57 AM by andry »
Samma Vayama

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #4 on: 18 February 2010, 11:02:22 AM »
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.



Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......
« Last Edit: 18 February 2010, 11:06:03 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #5 on: 18 February 2010, 11:05:55 AM »
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan kayanupasana.

Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

kalo perenungan jati & Jara Marana (ini termasuk dalam lingkup indera ga?)
perenungan akan kehancuran... soalnya tadi bro mengungkit tilakhana...

The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #6 on: 18 February 2010, 11:09:11 AM »
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.



Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......
papa bond, kayanupasana terdapat dalam satipathana kan?
lalu jika tidak salah ada 4 landasan, yg menjadi pertanyaan adalah,
mungkinkah terjadi bersamaan
e.x: mikirni pacar sambil jalan terus kesandung batu
1 pikiran jalan
2 kaki melangkah
3 sentuhan batu

kemana pengamatan harus dilakukan pd awal2?
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #7 on: 18 February 2010, 11:10:48 AM »
Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan kayanupasana.

Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

kalo perenungan jati & Jara Marana (ini termasuk dalam lingkup indera ga?)
perenungan akan kehancuran... soalnya tadi bro mengungkit tilakhana...


IMO, kagak yakk.. jati dan marana << kek arah perenungan
kapan gue matee..
sama siapa gue matii..., tapi citta main seh,, disana,
CMIIW
Samma Vayama

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #8 on: 18 February 2010, 11:17:15 AM »
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan kayanupasana.

Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

kalo perenungan jati & Jara Marana (ini termasuk dalam lingkup indera ga?)
perenungan akan kehancuran... soalnya tadi bro mengungkit tilakhana...



Perenungan jati/kelahiran kembali dan jara maranang itu aspek yg lebih luas, Dan ini tidak termasuk objek indera, karena perenungan ini bersifat global dan tidak specifik dan pengetahuan yg muncul specifik pada kelahiran kembali dan kematian dengan detil seluruh aspeknya yg lebih berhubungan kepada patica samupadda. Dari sini pun pengetahuan tilakhana juga akan muncul. Sekalipun sepertinya terpisah sebenarnya semua hal tersebut juga saling berhubungan.
« Last Edit: 18 February 2010, 11:23:15 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #9 on: 18 February 2010, 11:27:17 AM »
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.



Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......
papa bond, kayanupasana terdapat dalam satipathana kan?
lalu jika tidak salah ada 4 landasan, yg menjadi pertanyaan adalah,
mungkinkah terjadi bersamaan
e.x: mikirni pacar sambil jalan terus kesandung batu
1 pikiran jalan
2 kaki melangkah
3 sentuhan batu

kemana pengamatan harus dilakukan pd awal2?

Kalau menurut abhidhamma, seluruh proses batin tidak terjadi bersamaan..tetapi karena kecepatannya luar biasa maka seperti bersamaan.
Untuk awal/pemula pengamatan dilakukan pada fenomena yg paling jelas tertangkap oleh pengamatan itu sendiri. Nanti setelah semakin tajam pengamatan itu proses awal,pertengahan dan akhir fenomena bisa terlihat urutannya

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #10 on: 18 February 2010, 12:46:44 PM »
Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?

Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.
Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

Sepertinya "meditasi berobyek indera" yang dimaksud, gak terbatas Kayanupasana aja ya? tapi juga 3 landasan yang lain (citta, vedana, dan dhamma). Atau dengan kata lain, yang dimaksud adalah Satipatthana, karena dikatakan bahwa dengan meditasi ini maka nibbana bisa direalisasikan.

Tapi memang istilah "meditasi berobyek indera" sepertinya kurang tepat ya? ada versi bahasa inggrisnya?

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #11 on: 18 February 2010, 01:25:10 PM »
jadi maksudnya indera = badan jasmani

setau Rina Kaya (dalam bahasa pali) artinya badan jasmani

ada 3 tuh satipatthana

kayanupasanna Satipathana (perhatian terhadap badan jasmani)
cittanupasanna Satipathana (perhatian terhadap Pikiran / bentuk2 pikiran)
vedananupassana Satipathana (perhatian terhadap Perasaan)

heheh...pelajaran SMA...please di koreksi...
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #12 on: 18 February 2010, 01:30:41 PM »
Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?

Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.
Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

Sepertinya "meditasi berobyek indera" yang dimaksud, gak terbatas Kayanupasana aja ya? tapi juga 3 landasan yang lain (citta, vedana, dan dhamma). Atau dengan kata lain, yang dimaksud adalah Satipatthana, karena dikatakan bahwa dengan meditasi ini maka nibbana bisa direalisasikan.

Tapi memang istilah "meditasi berobyek indera" sepertinya kurang tepat ya? ada versi bahasa inggrisnya?

objek indera salah satunya adalah juga pikiran(cittanupasana) beda dengan vedananupasana dan dhammanupasana. Yg dimaksud ditulis diatas. Starting point dari sana, lalu dikembangkan terhadap objek lainnya maka terealisasilah nibbana. Jadi terlihat kalimat itu mentah. Tapi bila dilihat keseluruhan percakapan, Sang Buddha mengerti artinya tetapi bhikkhu lainnya bingung dan menyalah artikan. Disitu point utamanya. Ini mengapa saya bold.

Jadi seperti kita bilang objek kasina putih bisa mencapai nibbana, bukan berarti diartikan mentah begitu....tetapi itulah dasar yg harus dilakukan untuk realisasi nibana yg dimulai dari sana sesuai watak org itu. Apabila dilakukan dengan benar dan pengembangannya benar maka nibbana terealisasi.
Kalau kita hanya ambil mentahnya sama seperti kasus para bhikkhu yg berpikir sariputta berpandangan salah.  Seperti bila kita terpaku pada objek indera aja, org berpikir tidak bisa merealisasi nibbana seperti kasus bhikkhu diatas.
Mungkin kalo sis bisa bantu versi inggrisnya lebih baik lagi.
« Last Edit: 18 February 2010, 01:41:34 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #13 on: 18 February 2010, 01:39:08 PM »
jadi maksudnya indera = badan jasmani

setau Rina Kaya (dalam bahasa pali) artinya badan jasmani

ada 3 tuh satipatthana

kayanupasanna Satipathana (perhatian terhadap badan jasmani)
cittanupasanna Satipathana (perhatian terhadap Pikiran / bentuk2 pikiran)
vedananupassana Satipathana (perhatian terhadap Perasaan)

heheh...pelajaran SMA...please di koreksi...

Betul Kaya = jasmani

Indera adalah bagian dari badan jasmani.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #14 on: 18 February 2010, 01:47:46 PM »
sorry ketinggalan 1 "dhammanupasanna satipathana" ;D

indera = badan jasmani atau pikiran om?

jadi sekali sati 4 objek..?
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #15 on: 18 February 2010, 01:51:48 PM »
objek indera salah satunya adalah juga pikiran(cittanupasana) beda dengan vedananupasana dan dhammanupasana. Yg dimaksud ditulis diatas. Starting point dari sana, lalu dikembangkan terhadap objek lainnya maka terealisasilah nibbana. Jadi terlihat kalimat itu mentah. Tapi bila dilihat keseluruhan percakapan, Sang Buddha mengerti artinya tetapi bhikkhu lainnya bingung dan menyalah artikan. Disitu point utamanya. Ini mengapa saya bold.

Kemudian Sang Buddha menjelaskan kepada mereka makna sebenarnya dari jawaban Sariputta.

Para bhikkhu, jawaban Sariputa dapat disederhanakan menjadi demikian: Ia menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena saya telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu. Sariputta mempunyai keyakinan kepada Tathagatha. Ia juga yakin terhadap akibat-akibat dari perbuatan baik dan jahat."

kalo yang saya tangkap, kesalahpahaman para bhikkhu terjadi karena mereka mengira Sariputta tidak mempunyai keyakinan pada Sang Tathagata. Lalu Sang Buddha meluruskan bahwa bukan demikian namun, "Sariputta menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena Sang Buddha yang telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu". Jadi kesalahpahamannya bukan dari penafsiran mentah "meditasi objek indera". IMO, sepertinya terjemahan menjadi "meditasi objek indera" saja yang perlu diperbaiki...
« Last Edit: 18 February 2010, 02:14:41 PM by Mayvise »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #16 on: 18 February 2010, 02:14:39 PM »
Betul....

Penafsiran mentah itu adalah juga bagian dari pengalaman sariputta bukan?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #17 on: 18 February 2010, 02:24:12 PM »
sorry ketinggalan 1 "dhammanupasanna satipathana" ;D

indera = badan jasmani atau pikiran om?

jadi sekali sati 4 objek..?


Begini indera itu kan ada 6 menurut buddhism :
1. Mata
2. Telinga
3. hidung
4. kulit
5. lidah.
6. pikiran

1-5 adalah indera jasmani--> bagian dari jasmani
6. Indera non jasmani

Objek indera yg saya sebutkan sebelumnya adalah yang jasmani termasuk kelompok kayanupasana..
Dan yg terakhir sis rina sebut itu kelompok diluar jasmani yakni indera pikiran--->cittanupasana
Pelatihan sati ya satu2 sis....biasanya dimulai dari kayanupasana atau terkadang tergantung dari fenomena yang muncul, sati terhadap fenomena itu.
« Last Edit: 18 February 2010, 02:28:52 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #18 on: 18 February 2010, 02:30:53 PM »
^ ^ ^ Saya hanya mau konfirmasi aja  Maksud bro Bond, "meditasi objek indera" adalah meditasi yang mencakup Kayanupasana dan Cittanupassana saja.

Mengenai Vedananupasana dan Dhammanupasana adalah pengembangan dari "meditasi objek indera"?

« Last Edit: 18 February 2010, 02:47:09 PM by Mayvise »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #19 on: 18 February 2010, 02:38:03 PM »
^ ^ ^ Saya hanya mau konfirmasi aja :) Maksud bro Bond, "meditasi objek indera" adalah meditasi yang mencakup Kayanupasana dan Cittanupassana saja.

Mengenai Vedananupasana dan Dhammanupasana adalah pengembangan dari "meditasi objek indera"?



Tentu saja dari kedua objek dari sana tentu muncul vedana, dan Dhamma juga. Artinya kalau yg mulai dari kayanupasana atau cittanupasana, lalu muncul objek2 vedana dan Dhamma(vedananupasana dan dhammanupasana) di moment berikutnya nantinya itu juga akan dijadikan objek juga. Tetapi starting point dan pengertian awal dari objek indera tadi. Ini yang saya sebut pengembangannya, yakni pengertian yg berkembang dari suatu objek ke objek lainnya. Tidak mati disatu titik.

Bisa saja mau mulainya dari vedananupasana seperti metode Goenka lalu pengembangannya ke objek lainnya.
 _/\_
« Last Edit: 18 February 2010, 02:42:39 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #20 on: 19 February 2010, 03:14:22 PM »
Kisah ini juga uda pernah di posting di sini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5875.0;all

Kalo di link tsb, diterjemahkannya "meditasi" aja, bukan "meditasi berobjek indera". Tapi yang penting intinya meditasi sih.

Saya nambahin aja versi inggrisnya:

http://web.ukonline.co.uk/buddhism/dmpada2e.htm

While residing at the Jetavana monastery, the Buddha uttered Verse (97) of this book, with reference to Thera Sariputtta.
Thirty bhikkhus from a village had arrived at the Jetavana monastery to pay homage to the Buddha. The Buddha knew that the time was ripe for those bhikkhus to attain arahatship. So, he sent for Sariputta, and in the presence of those bhikkhus, he asked, "My son Sariputta, do you accept the fact that by meditating on the senses one could realize Nibbana ?" Sariputta answered, "Venerable Sir, in the matter of the realization of Nibbana by meditating on the senses, it is not that I accept it because I have faith in you; it is only those who have not personally realized it, that accept the fact from others." Sariputta's answer was not properly understood by the bhikkhus; they thought, "Sariputta has not given up wrong views yet; even now, he has no faith in the Buddha."

Then the Buddha explained to them the true meaning of Sariputta's answer. "Bhikkhus, Sariputta's answer is simply this; he accepts the fact that Nibbana is realized by means of meditation on the senses, but his acceptance is due to his own personal realization and not merely because I have said it or somebody else has said it. Sariputta has faith in me; he also has faith in the consequences of good and bad deeds."

Then the Buddha spoke in verse as follows:

Verse 97. He who is not credulous, who has realized the Unconditioned (Nibbana), who has cut off the links of the round of rebirths, who has destroyed all consequences of good and bad deeds, who has discarded all craving, is indeed the noblest of all men (i.e., an arahat). .

At the end of the discourse, all those bhikkhus attained arahatship
« Last Edit: 19 February 2010, 03:24:47 PM by Mayvise »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #21 on: 19 February 2010, 03:26:22 PM »
Anumodana sis. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

 

anything