//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada  (Read 36535 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #60 on: 03 December 2012, 04:20:18 PM »
Yang benar adalah (menurut yang saya pahami): Semua keberadaan (eksistensi), ada karena ditunjang oleh faktor-faktor, atau saling berkaitan satu dengan yang lain (Dependent Origination / Pratītyasamutpāda). Apapun itu; Bentuk / Non- bentuk, Makhluk, Alam Semesta, semua faktor mental (emosi, senang, sedih, stress, merasa ada, merasa merealisasi nibbana, dst) ada karena tunjangan faktor lain.

Contoh yang saya beri sebelumnya: Bodhisattva Gautama mencapai Kebuddhaan, karena usaha-Nya mengumpulkan parami, memupuk kebijaksanaan (Prajna Paramita), menjalankan samadhi, disiplin menjaga sila, dan sebagainya... selama berkalpa-kalpa. Dan hasilnya ialah, ketika terlahir sebagai putra Raja Suddhodana, maka Beliau setelah menjalani berbagai suka-duka dalam pertapaan, menghadapi rintangan karena karma Beliau, akhirnya pada purnama siddhi Beliau mencapai tahap Kemaha-tahuan Beliau, atau kita sebut sebagai Buddha.

Demikian contoh yang relevan dengan topik yang sedang dibahas. Persoalan-persoalan hidup lainnya (yang lebih sepele dibanding pencapaian Kebuddhaan/Arahat/Pacceka Buddha), semua menggunakan dan/atau terliputi (TANPA KECUALI) oleh satu fenomena itu, yaitu: Sunyata.

Dan karena ada Sunyata, maka ada Karuna, karena setiap makhluk ingin bahagia (yang abadi, kekal, agung/sempurna). Dengan mencintai makhluk lain (berwelas-asih/maha-karuna), maka tercapai kebahagiaan itu (dari level makhluk belum tercerahkan, sampai Buddha yang sedang mempurifikasi Buddha Ksetra-Nya).

Sunyata-Karuna-Garbha (Kekosongan melahirkan Welas-Asih). Dengan menyadari bahwa semua fenomena kosong, maka saya (siapapun dia) berkemampuan-penuh untuk menentukan nasib (masa depan) dia sendiri (dalam korelasinya dengan panca niyama, atau hukum yang mengatur alam semesta). Jadi, karena semua kosong, maka Kebuddhaan (atau cita-cita/impian, apapun itu) sangat mungkin dicapai, dengan upaya dan usaha yang benar tentunya. Dalam Kesunyataan, terdapat nirbatas kemungkinan, semua mungkin (everything is possible).

Itulah luar biasanya dari Sunyata.

Mohon tambahan dan koreksinya. Salam dan terima kasih.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #61 on: 03 December 2012, 04:23:13 PM »
Tidak demikian, ini pemahaman keliru. Kosong dan isi bukan berlawanan, tapi kosong ada dalam setiap fenomena.
Jika dikatakan kosong ada dalam setiap fenomena, apakah ini berarti kosong=fenomena?

Telanjang = Berpakaian, Berpakaian = Telanjang. <--- Ini bukan analogi yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki.

Saya membaca beberapa analogi seperti Pelajaran adalah Biologi, dan Biologi adalah pelajaran, ini benar-benar penurunan/degradasi dari pemahaman Sunyata dalam Mahayana. Semoga yang menulis tiada niat untuk melecehkan konsep dari Yang Agung Buddha Gautama.
Sdr. Sunya, jika Telanjang = Berpakaian, Berpakaian = Telanjang dikatakan  bukan analogi yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki, maka kosong = isi juga bukan hal yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki, dan ini benar-benar penurunan/degradasi dari pemahaman Sunyata dalam Mahayana.

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #62 on: 03 December 2012, 04:23:47 PM »
Wah... gimana yah? Karena Buddha itu juga puthujjana. Jadi tidak keren sekaligus keren, sebab keren adalah tidak keren. ;D

Ya anda salah (salah=betul, betul=salah)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #63 on: 03 December 2012, 04:26:48 PM »
Lebih tepatnya berdasarkan pikiran yang bro lihat. Karena tidak mungkin bro bisa melihat pikiran saya
 _/\_
Wah, lagi-lagi berkelit. Lalat memang lincah.

Waktu anda menyetujui soal degradasi, memangnya berdasarkan yang anda lihat atau melihat pikiran saya?

Berkacalah, berkacalah!

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #64 on: 03 December 2012, 04:30:15 PM »
Tidak perlu bersikap seolah-olah komentar anda mewakili Buddha Gautama.
Kalau mau bahas yah bahas saja, kita berdiri sama tinggi. Kalau sudah memberikan argumen, maka argumen itu harus siap dipertanyakan dan diuji.

Jika mampu, silahkan jelaskan. Jika tidak mampu, mungkin berdiam diri adalah pilihan yang baik.

Saya hanya menyayangkan munculnya argumen-argumen yang seolah mengerti, namun menertawakan konsep dalam ajaran Buddha.

Mungkin teguran Anda ada baiknya Anda berikan pada yang memberi penjelasan serta analogi Sunyata secara asal-asalan tersebut, karena sesuai prinsip Anda: "Jika mampu, silahkan jelaskan. Jika tidak mampu, mungkin berdiam diri adalah pilihan yang baik."

Sudahkah Anda memberi teguran/peringatan cinta kasih pada mereka yang berargumen?

Mohon bimbingannya.

Terima kasih.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #65 on: 03 December 2012, 04:30:49 PM »
Yang benar adalah (menurut yang saya pahami): Semua keberadaan (eksistensi), ada karena ditunjang oleh faktor-faktor, atau saling berkaitan satu dengan yang lain (Dependent Origination / Pratītyasamutpāda). Apapun itu; Bentuk / Non- bentuk, Makhluk, Alam Semesta, semua faktor mental (emosi, senang, sedih, stress, merasa ada, merasa merealisasi nibbana, dst) ada karena tunjangan faktor lain.

Contoh yang saya beri sebelumnya: Bodhisattva Gautama mencapai Kebuddhaan, karena usaha-Nya mengumpulkan parami, memupuk kebijaksanaan (Prajna Paramita), menjalankan samadhi, disiplin menjaga sila, dan sebagainya... selama berkalpa-kalpa. Dan hasilnya ialah, ketika terlahir sebagai putra Raja Suddhodana, maka Beliau setelah menjalani berbagai suka-duka dalam pertapaan, menghadapi rintangan karena karma Beliau, akhirnya pada purnama siddhi Beliau mencapai tahap Kemaha-tahuan Beliau, atau kita sebut sebagai Buddha.

Demikian contoh yang relevan dengan topik yang sedang dibahas. Persoalan-persoalan hidup lainnya (yang lebih sepele dibanding pencapaian Kebuddhaan/Arahat/Pacceka Buddha), semua menggunakan dan/atau terliputi (TANPA KECUALI) oleh satu fenomena itu, yaitu: Sunyata.
OK, ini saya setuju.


Quote
Dan karena ada Sunyata, maka ada Karuna, karena setiap makhluk ingin bahagia (yang abadi, kekal, agung/sempurna). Dengan mencintai makhluk lain (berwelas-asih/maha-karuna), maka tercapai kebahagiaan itu (dari level makhluk belum tercerahkan, sampai Buddha yang sedang mempurifikasi Buddha Ksetra-Nya).
Apa itu karuna menurut anda? Mengapa karuna muncul karena sunyata?


Quote
Sunyata-Karuna-Garbha (Kekosongan melahirkan Welas-Asih). Dengan menyadari bahwa semua fenomena kosong, maka saya (siapapun dia) berkemampuan-penuh untuk menentukan nasib (masa depan) dia sendiri (dalam korelasinya dengan panca niyama, atau hukum yang mengatur alam semesta). Jadi, karena semua kosong, maka Kebuddhaan (atau cita-cita/impian, apapun itu) sangat mungkin dicapai, dengan upaya dan usaha yang benar tentunya. Dalam Kesunyataan, terdapat nirbatas kemungkinan, semua mungkin (everything is possible).
Jadi kalau tidak menyadari kekosongan fenomena ini, nasib ditentukan siapa?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #66 on: 03 December 2012, 04:32:47 PM »
Tidak perlu bersikap seolah-olah komentar anda mewakili Buddha Gautama.
Kalau mau bahas yah bahas saja, kita berdiri sama tinggi. Kalau sudah memberikan argumen, maka argumen itu harus siap dipertanyakan dan diuji.

Jika mampu, silahkan jelaskan. Jika tidak mampu, mungkin berdiam diri adalah pilihan yang baik.

tidak mungkin bro, karena penganut isi adalah kosong dan kosong adalah isi
berdiam diri = bergerak
bergerak = berdiam diri  :)
« Last Edit: 03 December 2012, 04:35:41 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #67 on: 03 December 2012, 04:33:24 PM »
Wah, lagi-lagi berkelit. Lalat memang lincah.

Waktu anda menyetujui soal degradasi, memangnya berdasarkan yang anda lihat atau melihat pikiran saya?

Berkacalah, berkacalah!

Karena degradasi yang saya lihat ada pada tulisan dan bukan pada orangnya.
Sedangkan bro menunjuk pada orang
 :)) :)) :))
« Last Edit: 03 December 2012, 04:35:24 PM by djoe »

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #68 on: 03 December 2012, 04:36:06 PM »
Jika dikatakan kosong ada dalam setiap fenomena, apakah ini berarti kosong=fenomena?
Sdr. Sunya, jika Telanjang = Berpakaian, Berpakaian = Telanjang dikatakan  bukan analogi yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki, maka kosong = isi juga bukan hal yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki, dan ini benar-benar penurunan/degradasi dari pemahaman Sunyata dalam Mahayana.

Tentu saja tidak sama, analoginya: Udara ada dalam setiap wujud balon (apapun itu; bulat, lonjong, donat, dsb). Tapi (sesuai logika Anda): Apakah udara=balon?

Nah, silakan Anda jawab sendiri. :)

Kosong=Isi, Isi=Kosong, saya kurang tahu istilah itu merujuk dari mana (bahas dhamma harus jelas rujukan dan terjemahannya, kalau tidak hanya akan membuang energi dan waktu, dengan membahas sesuatu yang bisa saja kurang valid sumber maupun terjemahannya).

Salam. Mohon bimbingannya.  _/\_

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #69 on: 03 December 2012, 04:37:33 PM »
sudah jelas jelas yang menyamakan kosong=isi adalah diri sendiri. Diri sendiri berdebat dengan pemikiran diri sendiri. Tidak menyadari hal tersebut.

Dan diri sendiri yang menyamakan telanjang=berpakaian. Tidak menyadari sedang mendebatkan pikiran sendiri
« Last Edit: 03 December 2012, 04:39:20 PM by djoe »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #70 on: 03 December 2012, 04:37:54 PM »
Saya hanya menyayangkan munculnya argumen-argumen yang seolah mengerti, namun menertawakan konsep dalam ajaran Buddha.
Maaf, saya tidak tahu Ajaran Buddha mana yang memberikan argumen "isi = kosong, kosong = isi". Bisa kasih referensi?

Quote
Mungkin teguran Anda ada baiknya Anda berikan pada yang memberi penjelasan serta analogi Sunyata secara asal-asalan tersebut, karena sesuai prinsip Anda: "Jika mampu, silahkan jelaskan. Jika tidak mampu, mungkin berdiam diri adalah pilihan yang baik."

Sudahkah Anda memberi teguran/peringatan cinta kasih pada mereka yang berargumen?

Mohon bimbingannya.

Terima kasih.
Kalau anda sedikitnya membaca dari awal, pasti anda temukan apa yang saya sebut dengan 'shunyata', dan bahkan sudah dilengkapi dan dijelaskan lebih lanjut oleh rekan kelana. Kalau kemudian ada pendapat lain, tentu saja hak saya atau siapapun di sini untuk mengujinya, dan inilah hasilnya.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #71 on: 03 December 2012, 04:39:08 PM »
Tentu saja tidak sama, analoginya: Udara ada dalam setiap wujud balon (apapun itu; bulat, lonjong, donat, dsb). Tapi (sesuai logika Anda): Apakah udara=balon?

Nah, silakan Anda jawab sendiri. :)

Kosong=Isi, Isi=Kosong, saya kurang tahu istilah itu merujuk dari mana (bahas dhamma harus jelas rujukan dan terjemahannya, kalau tidak hanya akan membuang energi dan waktu, dengan membahas sesuatu yang bisa saja kurang valid sumber maupun terjemahannya).

Salam. Mohon bimbingannya.  _/\_

Bro Kosong, tampaknya anda bergabung langsung di tengah2 diskusi, tanpa mengikuti dari awal. sangat dianjurkan bagi peserta diskusi untuk mengikuti jalannya diskusi sejak awal, agar terhindar dari ikan kribo. jadi sebaiknya anda menghabiskan sedikit waktu untuk membaca semua postingan mulai dari page 1.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #72 on: 03 December 2012, 04:42:33 PM »
Karena degradasi yang saya lihat ada pada tulisan dan bukan pada orangnya.
Sedangkan bro menunjuk pada orang
 :)) :)) :))
Wah, lagi-lagi lalat maneuver. ;D
Kalau anda yang mengatakan degradasi, tidak menunjuk ke orang.
Kalau saya bahas logika dan mengkritisi penjelasan anda, berarti saya menunjuk ke orangnya.

Kok anda bisa tahu? Baca pikiran saya yah?

Berkacalah, berkacalah.


Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #73 on: 03 December 2012, 04:43:16 PM »
OK, ini saya setuju.

Apa itu karuna menurut anda? Mengapa karuna muncul karena sunyata?

Jadi kalau tidak menyadari kekosongan fenomena ini, nasib ditentukan siapa?

Coba cari di Google dengan kata kunci di atas: "Sunyata-Karuna-Garbha"

Maaf ini balasan terakhir untuk sore ini, saya sedang ada urusan.

Tidak menyadari kekosongan?

Nasib tetap ditentukan oleh diri Anda sendiri. Bedanya, bila menyadari kekosongan (prinsip bekerjanya hukum alam), maka seseorang bisa menentukan tujuan dan target, dengan mengikis kilesanya sendiri. Bila tidak tahu cara bekerjanya hukum alam ini, maka LDM (lobha, dosa, moha) yang "memimpin".

Jadi intinya sama, Anda berkuasa penuh atas nasib Anda, mengerti atau tidak hukum sunyata. Semua sama, Anda adalah pemilik hidup Anda (tahu ataupun tidak tahu hukum alam, tahu ataupun tidak tahu peta/map kehidupan).

Semoga berbahagia. Salam dharma.  _/\_

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #74 on: 03 December 2012, 04:49:39 PM »
Tentu saja tidak sama, analoginya: Udara ada dalam setiap wujud balon (apapun itu; bulat, lonjong, donat, dsb). Tapi (sesuai logika Anda): Apakah udara=balon?

Nah, silakan Anda jawab sendiri. :)

Kosong=Isi, Isi=Kosong, saya kurang tahu istilah itu merujuk dari mana (bahas dhamma harus jelas rujukan dan terjemahannya, kalau tidak hanya akan membuang energi dan waktu, dengan membahas sesuatu yang bisa saja kurang valid sumber maupun terjemahannya).

Salam. Mohon bimbingannya.  _/\_

Nah, seperti yang anda katakan bahwa tidak sama antara kosong dan fenomena, seperti analogi udara dalam balon yang anda berikan. Permasalahannya adalah ada seseorang di sini yang mengatakan kosong=fenomena dengan menggunakan istilah kosong=isi. Saya mengkritisi hal ini dengan menganalogikannya dengan telanjang=tidak telanjang.
.
Jadi bagi saya, tidak sedang menertawakan konsep dalam ajaran Buddha, tetapi mengkritisi istilah yang DIANGGAP ajaran Buddha yaitu isi=kosong, kosong=isi.

Silahkan membaca terlebih dulu duduk perkaranya:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21828.0/message,424055.html
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

 

anything