Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Namo Buddhaya,
Dalam penjelasan Fisika, "api" bergantung pada 3 unsur. Unsur pertama adalah oksigen, unsur kedua adalah bahan bakar, unsur ketiga adalah panas. Bergantung pada 3 unsur inilah maka api akan tetap ada.
Untuk memadamkan api, setidaknya kita perlu mencabut salah satu unsur tersebut agar tidak ada faktor yang mendukung munculnya api. Jika kita ingin memadamkan api dengan mencabut unsur oksigen, yang bisa kita lakukan adalah dengan memisah unsur oksigen dari daya jangkauan api. Misalnya dengan cara menutup api dengan sebuah gelas. Api akan membakar habis oksigen di dalam ruang gelas itu, dan pada akhirnya api akan padam. Dalam pandangan Fisika, unsur api ini padam dan bertranformasi menjadi karbondioksida.
Jika kita ingin memadamkan api dengan mencabut unsur bahan bakar, kita bisa memadamkannya dengan cara mengurangi bahan bakarnya. Misalnya api membakar sebuah tumpukan jerami. Maka cara untuk memadamkan api ini bisa dilakukan dengan cara mengurangi kepadatan jerami, hingga akhirnya api membakar jerami yang tersisa sampai habis. Ketika jerami habis, dan api tidak menemukan bahan bakar lainnya; maka api ini akan padam. Dalam pandangan Fisika, unsur api ini padam dan bertransformasi menjadi serpihan materi yang sangat kecil (debu).
Jika kita ingin memadamkan api dengan mencabut unsur panas, kita bisa memadamkannya dengan cara menghilangkan unsur panas api tersebut. Cara yang paling efektif adalah dengan menekan unsur panas api dengan unsur dingin. Biasanya kita bisa memadamkan api dengan air, sebab air mengandung unsur dingin (meskipun air mendidih sekalipun). Ketika panas api tertekan oleh unsur dingin, maka panas api akan berubah menjadi dingin. Selain itu, air yang terbakar juga akan menguap menjadi uap air. Uap air ini turut membantu menekan unsur panas di dalam api. Sehingga api pun akhirnya padam karena unsur panas di dalamnya hilang. Dalam pandangan Fisika, unsur api ini padam dan bertransformasi menjadi unsur dingin.
apa yg dikatakan oleh bro Upasaka udah benar....
mengenai api, hal2 yg penting selain
oksigen, bahan yg dibakar dan temperatur..... , satu lagi yg disebut flashing point
dimana titik (temperatur) cairan menjadi terbakar...
contoh gasoline akan terbakar dgn sendirinya pada temperatur 240 Celcius....
semua benda dan cairan memiliki flashing point tertentu....
bila temperatur tsb dicapai, ada oksigen dan ada bahan yg dibakar, maka benda tsb akan terbakar (meledak) dgn sendirinya.
Setelah Api padam, kemana dia pergi ?
ini pertanyaan yg salah !.....
lebih tepat syarat apa api bisa terjadi, dan syarat apa api akan padam.
api gak kemana-mana karna gak doyan jalan2 koq
contoh pada pembakaran hutan..........
karna panas yg ditimbulkan sekeliling, maka daun2 menjadi kering dan mengeluarkan minyak maupun gas...
nah bila minyak dan gas ini mencapai temperatur tertentu, dia akan terbakar dgn sendirinya (meledak)....
jadi yg benar, sewaktu pembakaran hutan.... api telah terjadi jauhhh dari pohon2 maupun daun2... gas nya
yg duluan terbakar............
kira2 begitulah! semoga berguna!
Mohon petunjuk dari rekan-rekan semua :
Bukankah setelah api itu padam maka semua unsur pembentuk api itu akan terurai dan tidak tiba-tiba lenyap dan setelah ia terurai pasti ada media yang menampung unsur-unsur terurai tersebut?
Fires start when a flammable and/or a combustible material, in combination with a sufficient quantity of an oxidizer such as oxygen gas or another oxygen-rich compound (though non-oxygen oxidizers exist that can replace oxygen), is exposed to a source of heat or ambient temperature above the flash point for the fuel/oxidizer mix, and is able to sustain a rate of rapid oxidation that produces a chain reaction. This is commonly called the fire tetrahedron. Fire cannot exist without all of these elements in place and in the right proportions. For example, a flammable liquid will start burning only if the fuel and oxygen are in the right proportions. Some fuel-oxygen mixes may require a catalyst, a substance that is not directly involved in any chemical reaction during combustion, but which enables the reactants to combust more readily.
Intinya api "datang" dari sebab-sebab yang memungkinkan timbulnya api.
Tanpa ada sebab-sebab atau faktor2 penunjang timbulnya api maka api tidak akan "datang".
"kepergian" api disebabkan oleh karena sebab-sebab yang menimbulkan api sudah tidak ada lagi.
Sebelum api "ada", tidak ada yang disebut api.
Setelah api "ada", ada yang disebut api.
Setelah api "tidak ada" (lagi), tidak ada (lagi) yang disebut api.
Api tidak datang darimana-mana dan tidak pergi kemana-mana.
Yang ada hanya proses sebab akibat.
Api "datang" dan "pergi" disebabkan oleh ketidakkekalan.
Begitu juga dengan apa yang disebut dengan kesadaran.
Kesadaran timbul karena ada sebab-sebab yang menyebabkan suatu kesadaran muncul.
Apabila sebab-sebab tersebut tidak ada, maka kesadaran juga tidak ada.
Dengan adanya ini maka ada itu, tidak ada ini maka tidak ada itu.
Hanya proses sebab-akibat yang berjalan berdampingan dengan ketidakkekalan.
Benar segala sesuatu mengada karena sebab dan kondisi, nah sebab-sebab yang membentuknya setelah menjadi api lalu padam bukankah tetap bersifat materi karena ia tersusun dari materi dan bila padam bukankah ia terurai, contoh lilin dibuat dengan parafin dan sumbu, dinyalakan dengan sebatang korek api dan menyala, lha setelah ia padam kan berarti komponen pembentuknya terurai to, demikian pula dengan apinya kan merupakan susunan beberapa senyawa kimia tertentu dan akhirnya padam juga dan terurai.......
Oleh karena itu, dapatkah api (kesadaran) dikatakan sebagai kekal?
Dapatkah sesuatu yang berubah-ubah dikatakan kekal?
Semua materi sebenarnya tidak dapat diciptakan dan tidak dapat pula dihancurkan ia mengada dikarenakan sebab dan kondisinya terpenuhi dan akan lenyap terurai suatu saat tetapi jangan salah mengerti dengan kata lenyap terurai itu habis dan hilang tetapi kembali kekondisi awal sebelum ia mengada.
Kondisi awal sebelum api mengada adalah tidak ada api.
Begitu juga kondisi pada saat api padam, tidak ada api
Mari kita runut dari awal,
Tidak ada api >> ada api >> tidak ada api.
Apakah api kekal?
Api terdiri dari unsur-unsur pembentuk dan anda tentu tidak dapat menciptakannya bukan? karena ia memang sudah ada dialam dan bukan hasil ciptaan siapa-siapa. Bila padam maka ia terurai dan kembali keasal, tidak hilang begitu saja.
Keterbatasan analogi api adalah karena api merupakan zat materi.
Mestinya analogi ini tetap bisa digunakan namun ada beberapa jebakan yang dapat menjebak yang tidak dapat melihatnya.
Analogi lain tentang penjelasan kesadaran pada arahat yang parinibbana yang (mungkin) lebih baik mungkin adalah jejak kaki di pantai.
Analogi ini lebih sederhana untuk dibahas karena tidak sekedar berhubungan dengan materi,
tetapi juga ruang, hal yang tidak dapat diraba (kesadaran lebih halus lagi sifatnya karena bukan materi, tidak berbentuk dan tidak teraba)
selain itu juga karena faktor penyebabnya lebih sederhana dibanding api.
Jejak kaki ada dikarenakan ada pasir, ada orang yang berjalan dan ada ruang (dalam hal ini ruang terbuka di pantai).
Setelah air pasang dan jejak kaki tersebut hilang, kemanakah larinya jejak kaki tersebut.
Jejak kaki bukan ruang walaupun ditimbulkan oleh ruang.
Jejak kaki bukan kaki walaupun disebabkan oleh kaki.
Jejak kaki bukan pasir walaupun disebabkan oleh pasir.
Dan
Jejak kaki bukan air laut walaupun lenyapnya disebabkan air laut.
Kemanakah perginya jejak kaki?