Langkah Ketiga
Menjadi akrab dengan nafas melalui praktek. Setelah Anda merileks-kan tubuh Anda, dan telah memutuskan untuk menghentikan semua pikiran yang lain, Anda harus menempatkan pikiran Anda pada area di mana napas masuk dan keluar Anda menyentuh kulit Anda: titik sentuh. Ini adalah area di sekitar lubang hidung Anda dan bagian atas bibir atas. Cobalah untuk merasakan napas ini pada salah satu dari dua tempat tersebut. Kemudian jagalah pikiran Anda dengan nafas, dan menyadarinya setiap saat. Anda harus mencoba untuk mengetahui nafas alamiah secara objektif, seolah-olah Anda adalah seorang penonton. Jangan mengontrol atau mengganggu nafas alami tersebut: ketahuilah itu hanyalah nafas. Jika Anda mengontrol napas Anda, Anda mungkin merasa tidak nyaman di dada Anda.
Satu hal penting yang penting bahwa Anda menyadari hanya pada titik sentuh yang telah Anda pilih, janganlah mengikuti nafas kedalam ataupun keluar dari tubuh Anda. Jika Anda mengikuti nafas masuk dan keluar, Anda tidak akan dapat secara sempurna berkonsentrasi.
Untuk menjelaskan ini, di-Visuddhimagga memberikan sebuah contoh, yaitu: penjaga gerbang. Seorang penjaga gerbang tidak memberikan perhatian kepada orang yang telah masuk ke dalam ataupun keluar dari kota. Perhatiannya ditujukan hanya kepada orang yang datang dan tiba di pintu gerbang. Demikian juga halnya, nafas yang telah masuk dan keluar bukanlah menjadi perhatian yogi. Perhatiannya hanya nafas pada titik sentuh (pintu gerbang)
Suatu hal penting lainnya yaitu Anda seharusnya tidak berkonsentrasi pada karakteristik empat elemen pada nafas Anda. Anda tidak harus berkonsentrasi pada karakteristik dari elemen tanah dalam napas Anda (keras, kasar, berat, lembut, halus atau ringan), atau pada karakteristik unsur air (yang mengalir dan kohesi), atau pada karakteristik api elemen (panas dan dingin), atau pada karakteristik dari elemen angin di napas Anda (mendorong dan menopang).
Jika Anda berkonsentrasi pada salah jenis satu karakteristik tersebut, yang lain juga akan menjadi lebih dan lebih jelas dalam tubuh Anda, dan itu akan mengganggu konsentrasi Anda. Apa yang seharusnya Anda lakukan adalah hanya untuk mengetahui nafas. Anda harus tahu napas sebagai konsep umum.
Yogi Kadang-kadang mungkin merasa sulit untuk merasakan nafas. Hal ini bukan karena dia tidak lagi bernapas: itu karena nafas yang halus, dan dia belum terbiasa dengan nafas halusnya. Oleh karena itu, dia hanya harus terus menerus menjaga pikirannya pada titik menyentuh dengan pikiran terarah dan waspada. Ketika pikiran menjadi sulit baginya untuk melihat nafas, dia perlu melakukan tidak lebih dari tahubahwa dia masih bernapas. Kemudian, dengan kesabaran dan kesadaran, ia secara bertahap akan dapat mengetahui nafas halus. Jika ia mencoba lagi dan lagi, ia akan terbiasa untuk berkonsentrasi di pada nafasnya. Itu akan sangat membantu dia untuk mengembangkan konsentrasi yang lebih dalam dalam.
Pada saat menjadi akrab terhadap nafas, Anda seharusnya mengikuti Jalan Tengah. Anda seharusnya melakukan daya upaya dengan baik. Jangan melakukan daya upaya secara berlebihan, karena Anda mungkin akan mengalami tekanan, sakit kepala dan kelelahan pada mata. Dan juga, jangan melakukan daya upaya terlalu sedikit juga karena mungkin akan mengantuk atau kurang bersemangat. Jadi adalah sesuatu yang baik jika Anda berusaha secara cukup untuk mengetahui nafas Anda.
Kapanpun pikiran muncul dipikiran Anda, abaikan saja dan bawalah kembali pikiran Anda ke nafas. Tiada guna marah kepada pikiran Anda sendiri. Anda seharusnya menerima bahwa hal itu adalah sesuatu yang wajar dan tidak seharusnya terjerat didalamnya. Dengan mengabaikan pikiran pikiran tersebut, Anda menghapus pikiran Anda sendiri dari kemarahan. Dan dengan selalu mengetaui nafas, Anda membuat diri Anda terbiasa dengan nafas. Itulah cara yang tepat untuk menangani pikiran yang mengembara.
Jika pikiran Anda sering mengembara, Anda dapat melakukan pencatatan dengan mengetahui nafas masuk & nafas keluar, sebagai berikut:
'(nafas) masuk - (nafas) keluar; (nafas) masuk - (nafas) keluar . . .'
Anda juga dapat menghitung nafas, itu berarti, ketika menarik nafas, Anda mencatat: (nafas) 'masuk'; ketika nafas keluar, Anda mencatat: (nafas) 'keluar', dan pada akhir dari nafas keluar adalah 1 hitungan. Anda dapat melakukan penghitungan ini minimal lima (5) kali, tetapi tidak lebih dari sepuluh (10) kali. Sebagai contoh, jika Anda memilih perhitungan sampai dengan delapan (~ '8', Anda seharusnya menghitungdari satu (1) sampai (~ '8') lagi dan lagi. Tetapi ketika Anda menghitung nafas Anda, objek perhatian Anda haruslah tetap pada nafas, bukan pada hitungan yang Anda hitung. Hitungan yang dilakukan hanyalah untuk membantu Anda tetap pada nafas. Anda seharusnya tetap melanjutkan hitungan sampai pikiran Anda menjadi tenang dan stabil. Kemudian Anda dapat berhenti mengitung dan mulai mengetahui hanya ada nafas masuk dan nafas keluar.
bersambung ...