//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma  (Read 11604 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Ini sebenarnya postingan dari bro radi di milis sp

Quote
di dalam sutta terdapat penerangan mengenai
10 Samyojana (belenggu) :

1. Sakkaya Ditthi
2. Vicikiccha
3. Silabbataparamasa
4. Kamaraga
5. Patigha
6. Rupa raga
7. Aruparaga
8. Mana
9. Uddhacca
10. Avijja

tapi dalam abhidhamma penjelasan 10 samyojana menjadi
:
1. Kamaraga
2. Patigha
3. Mana
4. Dithi
5. Vicikiccha
6. Silabbataparamasa
7. Bhavaraga
8. Issa
9. Maxxhariya
10.Avijja

Ada yang bisa bantu info mengenai perbedaan bisa
terjadi??

Trims..

Any comment ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #1 on: 22 February 2008, 12:25:10 PM »
Menurut Sutta :
sakkāya-ditthipersonality-beliefpandangan sesat ada "aku"
vicikicchāsceptical doubtkeragu-raguan
sīlabbata-parāmāsa; s. upādānaclinging to mere rules and ritualterikat pada ritual
kāma-rāgasensuous cravingnafsu indera
vyāpādaill-willdendam/dengki
rūpa-rāgacraving for fine-material existencekemelekatan terlahir di alam rupa
arūpa-rāgacraving for immaterial existencekemelekatan terlahir di alam arupa
mānaconceitmembandingkan diri dengan orang lain
uddhaccarestlessnesskegelisahan
avijjāignorancekebodohan

Sottapana telah melenyapkan belenggu no 1, 2, dan 3
Sakadagami telah melenyapkan belenggu no 1, 2, 3, dan melemahkan belenggu no 4, dan 5
Anagami telah melenyapkan belenggu no 1 sampai 5
Arahat telah melenyapkan 10 belenggu

Menurut Abhidhamma :
Kāma-rāgasensuous cravingnafsu indera
Bhava-rāgaattachment to rupa- and arupa- existenceskemelekatan terlahir di alam rupa dan arupa
Patighaill-willdendam/dengki
Mānaconceitmembandingkan diri dengan orang lain
Ditthipersonality-beliefpandangan sesat ada "aku"
Sīlabbata-parāmāsaclinging to mere rules and ritualterikat pada ritual
Vicikicchāsceptical doubtkeragu-raguan
Issaenvycemburu/sirik
Macchariyaavaricekeserakahan
Avijjāignorancekebodohan

No 6 dan 7 pada Sutta digabung menjadi no 2 pada Abhidhamma
No 5 pada Sutta berubah nama menjadi no 3 pada Abhidhamma
Berarti no 9 pada Sutta dan no 8 dan 9 pada Abhidhamma berbeda ya...
hmmm
« Last Edit: 22 February 2008, 12:27:52 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #2 on: 22 February 2008, 01:44:45 PM »
Sori...koreksi dikit... ;D

Di dalam Kamus Umum Buddha Dhamma (Penyusun : Panjika = Pandit Jinaratana Kaharuddin ) sbb :

sakkāya-ditthi = Kepercayaan tentang adanya diri yang kekal

vyāpāda = Itikat Jahat

Bhava = Kehidupan
rāga = Hawa nafsu
Jadi Bhava-rāga = Kehidupan Hawa nafsu

Patigha = Kebencian, kemarahan

Mana = membandingkan diri dengan orang lain / sombong

Ditthi = Pandangan
Miccha = Salah/sesat
Miccha Ditthi = Pandangan Salah/sesat

Macchariya = Kekikiran

Avijjā = Ketidaktauan, kegelapan batin

 _/\_ :lotus:
« Last Edit: 22 February 2008, 01:58:38 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #3 on: 23 February 2008, 01:01:09 AM »
bisakah hamba mengatakan bahwa..sebenarnya keduanya adalah belenggu(samyojana)?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #4 on: 28 February 2008, 04:32:22 PM »
Ini dari wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Fetter_(Buddhism)

Quote
The Pali canon identifies ten fetters:

   1. belief in an individual self (Pali: sakkāya-diṭṭhi)
   2. doubt or uncertainty, especially about the teachings (vicikicchā)
   3. attachment to rites and rituals (sīlabbata-parāmāso)
   4. sensual desire (kāmacchando)
   5. ill will (vyāpādo or byāpādo)
   6. lust for material existence, lust for material rebirth (rūparāgo)
   7. lust for immaterial existence (arūparāgo)
   8. pride in self, conceit, arrogance (māno)
   9. restlessness, distraction (uddhaccaŋ)
  10. ignorance (avijjā)

yang berasal dari Samyutta Nikaya SN 45.179 dan 45.180

Dari Sutta, Majjhima Nikaya 54, disebutkan ada 8 kekotoran batin
   
Quote
   1. destroying life (pāṇātipāto)
   2. stealing (adinnādānaṃ)
   3. false speech (musāvādo)
   4. slandering (pisunā)
   5. coveting and greed (giddhilobho)
   6. aversion (nindāroso)
   7. anger and malice (kodhūpāyāso)
   8. conceit (atimāno).

Dari Abhidhamma Pitaka Dhamma Sangani 1113-34 dan Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya Culla Niddesa (Nd2 656, 1463), dan kitab-kitab komentar disebutkan 10 kekotoran Batin :
   
Quote
1. sensual lust (Pali: kāma-rāga) - similar to kāmacchando
   2. anger (paṭigha) - perhaps similar to vyāpādo
   3. pride in self (māna)
   4. views (diṭṭhi) - presumably similar to sakkāya-diṭṭhi
   5. doubt (vicikicchā)
   6. rites and rituals (sīlabbataparāmāsa)
   7. lust for existence (bhavarāga) - perhaps including both rūparāgo and arūparāgo
   8. jealousy (issā)
   9. greed (macchariya)
  10. ignorance (avijjā).

Dari Abhidhamma Pitaka, Dhamma Sangani (Dhs. 1002-1006) menyebutkan 3 kekotoran batin yang sama dengan Sutta :
Quote
   1. belief in an individual self (sakkāya-diṭṭhi)
   2. doubt (vicikicchā)
   3. attachment to rites and rituals (sīlabbata-parāmāso)

Ini dari Buku karangan Bhikkhu Bodhi, A comprehensive manual of Abhidhamma

Quote
v. 10 Fetters(Suttanta method)
Ten fetters, according to the Suttanta method: the fetter of (1) sensual lust, (2) attachment to fine-material existence, (3) attachment to immaterial existence, (4) aversion, (5) conceit, (6) wrong view, (7) adherence to rites and ceremonies, (8) doubt, (9) restlessness, (10) ignorance.

v. 11 Fetters(Abhidhamma method)
Another ten fetters, according to the Abhidhamma method: the fetters of (1) sensual lust, (2) attachment to existence, (3) aversion, (4) conceit, (5) wrong views, (6) adherence to rites and ceremonies, (7) doubt, (8) envy, (9) avarice, (10) ignorance.
-- Acariya Anuruddha, Samuccayasangaha, Abhidhammatthasangaha

Quote
    Guide to v. 10-11

    The fetters are unwholesome mental factors which bind beings to the round of existence. The first set of ten fetters is mentioned both in the Sutta Pitaka and in the Abhidhamma Pitaka, the second set only in the Abhidhamma Pitaka. In the first set (1)-(3) are aspects of greed and (6)-(7) aspects of wrong view; the rest are distinct cetasikas. In the second set (1)-(2) are aspects of greed, (5)-(6) aspects of wrong view, and the rest distinct cetasikas.

    -- Bhikkhu Bodhi, Compendium of the Categories, A Comprehensive Manual of the Abhidhamma, BPS

Jadi sepertinya perbedaan-perbedaan tersebut minor, bukan hal besar.
« Last Edit: 28 February 2008, 04:34:35 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #5 on: 28 February 2008, 04:49:38 PM »
bro karuna sekalian dari sumber2x tsb ada tidak dibahas tentang apa yang dipatahkan pada tiap tingkat kesucian ? jadi bisa kita compare lebih detail lagi.

thanks
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #6 on: 28 February 2008, 09:37:08 PM »
Kalau dari wikipedia, mematahkan 3 kekotoran batin seperti yang dimaksud dalam Abhidhamma Pitaka, Dhamma Sangani (Dhs. 1002-1006), dan Samyutta Nikaya SN 45.179 dan 45.180

   1. belief in an individual self (sakkāya-diṭṭhi)
   2. doubt (vicikicchā)
   3. attachment to rites and rituals (sīlabbata-parāmāso)

akan mengakibatkan jalan yang tidak bisa dibalikkan kepada kesucian, yaitu Sottapana

Lebih lanjut disebutkan mematahkan
    * tiga kekotoran batin pertama (Pali: tīṇi saŋyojanāni) akan mengakibatkan tercapainya tingkat kesucian "stream enterer" (sotapanna);
    * tiga kekotoran batin pertama, dan melemahkan 2 kekotoran batin berikutnya akan mengakibatkan tercapainya tingkat kesucian "once returner" (sakadagami);
    * 5 kekotoran batin (orambhāgiyāni samyojanāni) mengakibatkan tercapainya tingkat kesucian "non-returner" (anagami);
    * 10 kekotoran batin tersebut adalah arahat.

Kalau dari http://palikanon.com/english/pali_names/ay/arahat.htm disebutkan :

Quote
In the Mahālī Sutta (D.6) a clearer and more precise description of the four attainments is given. According to it one becomes a stream-entrant by overcoming three fetters (samyojana), namely, belief in an enduring entity (sakkāyaditthi), doubt regarding the Buddha; the Dhamma and the Sangha, (vicikicchā) and belief in the efficacy of mere rule and ritual (silabbataparamasa). One becomes a once-returner by diminishing lust, hatred and illusion (raga-dosa-moha) in addition to overcoming the three earlier fetters, and such a being returns to this world once only and puts an end to the process of birth and death (samsāra). One becomes a non-returner by overcoming the first five of the ten fetters which belong to the sphere of the senses (pañca orambhāgiyāni samyojanāni), i.e., sensuous desire (kāmacchanda) and ill-will (vyapada) in addition to the three fetters mentioned in connection with the stream-entrant and the once-returner. One becomes an arahant by completely doing away with all mental intoxicants (āsavānam khayā) having attained the emancipation of heart (cetovimutti) and emancipation through wisdom (paññāvimutti).

Kalau yang berdasarkan Abhidhamma, saya kesulitan mencari karena bahasa Pali, dan saya kesulitan mencari di Tipitaka, ternyata Dhamma Sangani itu panjang sekali......................................................

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #7 on: 29 February 2008, 10:16:11 AM »
kalau yg versi sutta sih sudah umum. yang versi abhidhamma pengen cari juga. soalnya kalau memang dari belenggu tersebut ada berbeda, apakah belenggu yg dipatahkan itu comparable atau tidak, just want to know :)

thanks yah bro utk postingan diatas
There is no place like 127.0.0.1

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Perbedaan penjelasan 10 belenggu/samyojana dalam sutta dan abhidhamma
« Reply #9 on: 02 November 2017, 03:18:30 PM »
Magga (jalan)
sakkāya-ditthi   = pandangan identitas (60 pandangan)
vicikicchā   = kebimbangan (bimbang dengan kondisi kelahiran muncul dari mana)
sīlabbata-parāmāsa; s. upādāna   = sumpah (berpikir ditahbiskan sudah suci) dan ritual (berpikir ketika salah maka bisa dibersihkan dengan ritual teretntu, misalnya mandi air suci atau minum air suci)
kāma-rāga = nafsu indera (lima utas kenikmatan)
vyāpāda   = itikad jahat (lihat di paling bawah)
rūpa-rāga   = kemelekatan (ingin) terlahir di alam rupa
arūpa-rāga   = kemelekatan (ingin) terlahir di alam arupa
māna   = membandingkan diri dengan orang lain (kadang berpikir "aku lebih pintar atau aku lebih rendah.")
uddhacca   =   kegelisahan (batin tidak seimbang, ketika batin tidak mampu diseimbangkan, Nibbana jauh darinya)
avijjā   = delusi (keseimbangan batin = Nibbana = delusi lenyap)

Sottapana telah melenyapkan belenggu no 1, 2, dan 3.
Sakadagami telah melenyapkan belenggu no 1, 2, 3, dan melemahkan belenggu no 4, dan 5
Anagami telah melenyapkan belenggu no 1 sampai 5
Arahat telah melenyapkan 10 belenggu




Menurut Abhidhamma (phala 'buah'):
Kāma-rāga   = (ditekan) nafsu indera
Bhava-rāga   = (menekan keinginan)   kemelekatan terlahir di alam rupa dan arupa (termasuk alam surgawi, maunya terlahir menjadi manusia)
Patigha (bukan itikad jahat) =   (menekan) dendam/dengki
(sotapanna phala) di atas

Māna   = (sakadagami: menekan kuat) membandingkan diri dengan orang lain (anagami: mengembangkan untuk melenyapkan)
Ditthi   =   (sakadagami: menekan kuat keangkuhan "aku") pandangan identitas (anagami: mengembangkan untuk melenyapkan keangkuhan akan "aku")
(sakadagami phala) di atas + sotapanna phala.

Sīlabbata-parāmāsa   = terikat pada ritual (tidak melekat pada kebiasaan misalnya menyembah Rupang Buddha karena ini tuga umat awam, bukan tugas "utama" seorang bhikkhu)
Vicikicchā   = kebimbangan (akar kebimbagan telah putus, yaitu keangkuhan "aku")
Issa   = cemburu/sirik (tidak lagi mengindhakan pujian maupun "mencoba menyindir"/ Anagami masih bisa menyindir dengan halus)
Macchariya   = keserakahan (ketika sakit tidak lagi peduli hidup atau mati, mati = Nibbana, "bahkan nekat bunuh diri demi Nibbana)
Avijjā   = delusi (keseimbangan batin dikembangkan menjadi Nibbana. Nibbana = lenyapnya delusi)
(Arahat phala) = hancur kesepuluhnya


Abidhamma berhubungan dengan praktek, lebih ke praktek daripada teori semata. Seperti pelajaran IPA, ada pelajaran praktek dan teori. Teori kadang susah dimengerti maka muncullah abidhamma.

Yang di abidhamma adalah phala 'buah'
sedangkan si sutta adalah magga 'jalan'.

Inilah kenapa Nakulapita dan Nakulamata ingin hidup selibat karena "kamaraga 'nafsu indria'" berada di posisi pertama. Orang selibat tidak menikmati kamaraga. Tujuan dari hidup selibat adalah untuk mendapatkan "Buah". Oleh karena itu, jika seorang bhikkhu mencapai sotapanna magga maka sudah pasti bhikkhu tersebut akan mencapai sotapanna phala karena para bhikkhu hidup selibat. Ketika memasuki arus, seorang bhikkhu lebih jago lagi indrianya, tidak mungkin lagi kembali di kehidupan rendah.



Perbedaan Itikad jahat, niat jahat, keinginan jahat.
Ada perempuan lewat kemudian seorang laki-laki ingin mendapatkan perhatian cewek tersebut kemudian ia bekerja sama dengan cowok lain, pura pura mengganggu si cewek kemudian si cowok pertama pun menghajar cowok pengganggu tersebut. Kemudian si cewek berpikir ia cowok yang hebat.

Itikad jahat = ingin dikenal jago (padahal tidak),
niat jahat = jalan cerita
keinginan jahat = memainkan dramanya
sasaran = cewek

hasil dari = menjalankan itikad
hasil akhir = itikad sukses (atau mungkin gagal di niat)
« Last Edit: 02 November 2017, 03:27:24 PM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.