Posted by: "Wi Tjong" witjong [at] gmail.com tarunajaya_06
Sun Mar 22, 2009 8:34 pm (PDT)
Kritikan Atas Kebiasaan Mengkritik
Mengkritik seperti sudah menjadi budaya sebagian besar orang dalam
masyarakat kita. Bahkan kemampuan mengkritik terkadang dijadikan ukuran
tingkat kecerdasan seseorang. Semakin mampu seseorang mengkritik, semakin
cerdas pula orang tersebut dianggap.
Kalau dipikir-pikir sepertinya kita memang dibesarkan dan dididik untuk
menjadi manusia-manusia kritikus. Dari kecil kita sering terlibat dalam
mencari letak kesalahan daripada mencari solusi, lebih sering mencari siapa
yg harus bertanggungjawab daripada bekerjasama menyelesaikannya
bersama-sama. Lebih sering membicarakan kekurangan daripada memuji kelebihan
pihak lain. Kebiasaan-kebiasaan seperti itulah yg sedikit banyak berperan
menciptakan manusia terbiasa fokus pada sisi yg buruk saja.
Apabila orang lain mengemukakan suatu ide, pendapat atau konsep yang
kelemahannya terlihat oleh kita, langsung kita "gatal" kalau tidak
mengkritik. Bukan memberi ide yang lebih baik atau ide untuk melengkapi dan
menyempurnakan, tetapi sebaliknya kita selalu
memikirkan dan mengangkat sisi negatifnya. Mengapa demikian ? karena sadar
atau yidak, kritis sudah menjadi bagian dari diri kita.
Saya bukan anti terhadap "tukang kritik". Karena kritik mengkritik
sebenarnya bukanlah hal yang buruk, malah sebaliknya bisa menjadi vitamin
dan motivator bagi pihak yg dikritik. Kritik yang disampaikan dengan baik,
tepat waktu dan tepat sasaran adalah kritik yang sangat bermanfaat.
Istilahnya orang-orang "kritik membangun".
Tapi kalau kita dipikir-pikir lebih jauh lagi, menyempurnakan ide yang
kurang sempurna atau yang tidak sesuai dengan pola pikir kita, tidak selalu
harus menggunakan kritik, apalagi kritik menjatuhkan. Bisa dengan cara
sebaliknya yaitu memberi ide lain yg benar-benar baru / orisinil yang lebih
baik. Atau bisa juga hanya dengan membantu memberi ide yang bersifat
memperbaiki bagian yang menurut kita kurang baik. Ironisnya, lebih banyak
"orang cerdas" yang hanya pandai mengkritik tetapi tak mampu memberikan ide
yang lebih baik daripada ide yang sedang ia kritik. Entah orang-orang jenis
ini sebenarnya hanya pandai melihat sisi negatif orang lain atau memang
benar-benar pintar, hanya saja kreatifitas dia sering tertutup oleh
kebiasaan kritik mengkritik, sehingga bukan mustahil dirinya juga menjadi
kurang percaya diri untuk mengemukakan ide. Takut berbuat salah, malu kalau
ternyata idenya tidak diterima, keliru dan lantas dikritik habis-habisan.
Jadi hanya melontarkan kritik tanpa dasar, tanpa penjelasan, tidak ada
uraian dan masukan apapun yang bisa dia angkat.
Budaya dan lingkungan seperti ini cenderung membuat kemampuan kreatifitas
seseorang dan lingkungannya sulit berkembang, bahkan mematikan. Tidak heran
kita lebih gampang mendapat orang-orang "pintar" -yang memperoleh predikat
pintar karena kemampuan mengkritiknya- , tapi tidak kreatif dalam solusi
apalagi inovatif.
Dalam berkomunikasi, baik di dunia nyata maupun maya, semuanya perlu belajar
untuk melihat semua hal dari sisi positif. Perlu belajar berkontribusi
memberi ide positif yang mencerahkan daripada menebar kritikan semata-mata
yang semakin membuat kita menjadi manusia-manusia yang terbiasa melihat dari
sisi negatif dan memenuhi pikiran dengan muatan negatif.
Meskipun tidak dapat dikatakan kebiasaan dan karakter yang terbentuk dari
kebiasaan ini sepenuhnya jelek, tetapi berhati-hatilah dengannya. Kalau
tidak, kebiasaan seperti ini bisa menjadi sumber penderitaan,
ketidakbahagiaan hidup. Karena kemana dan dimanapun dia berada, sisi negatif
setiap hal selalu dicari, terlihat lebih jelas dan lebih penting baginya,
bahkan menutupi sisi positif yang sesungguhnya lebih besar. Kemampuan
menghargai dan bersyukur atas kelebihan yang dimiliki pun semakin lemah dan
cenderung pesimistis.
Sekali lagi, bukan bermaksud anti terhadap kritikan dan tulisan ini pun
adalah bukti saya juga sedang melakukan kritik. Tetapi sekedar ingin
mengingatkan diri sendiri sekaligus mengajak teman-teman (yg barangkali
merasa seperti saya yang pintar kritik) untuk membiasakan diri berpikir dan
menggunakan kalimat positif.
Diakhir kritikan ini saya akan mulai dari sendiri menawarkan solusi yang
dengannya mudah-mudahan kita bisa mengemukan kritikan sekaligus memberi ide.
Misalnya dengan membiasakan pertanyaan : "Mengapa tidak menggunakan cara ...
, sebab setahuku.. ?" atau "Mengapa tidak lewat .... karena berdasarkan
pengalamanku ... " atau "Apakah tidak sebaiknya .. ?", "Apakah tidak lebih
baik lebih baik.,menurutku bla bla .... ?" dst.
Dan sebagai latihan awal, cobalah cari sisi positif / baik dari tulisan ini
daripada mencari kelemahannya. Oleh karena itu, jangan ada yang mengkritik
tulisan ini. Hahaha... relaks.jangan terlalu serius.
Wi Tjong