//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye  (Read 63240 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #270 on: 13 January 2012, 05:03:23 PM »
kita harus "se-kaliber" Sariputra untuk bisa seperti itu.... xixixixixixi

;D Tentu saja begitu. Dari 80 Mahasavaka dan 13 Mahasavika, semuanya juga 'seram-seram', dan kita tidak tepat pakai pola mereka untuk diterapkan ke kita. Tapi setidaknya bisa dibuat pembelajaran, ibarat Juara se-RT mencontoh Juara Internasional.


Bahiya lebih mantap lagi... begitu Buddha selesai ber-khotbah, langsung merealisasikan Kesucian ARAHAT...

Culapanthaka gosok-gosok kain, mendapat dhamma-cakkhu (mata dhamma)
Atau sekalian Channa dan Godhika yang gorok leher dan menembus Arahatta.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #271 on: 13 January 2012, 05:10:39 PM »
OK, berarti senada dengan bro dilbert bahwa meditasi (satipatthana) adalah menyangkut kesadaran yang mengamati apa adanya, tidak hanya dilakukan dalam 'kegiatan' meditasi, namun sewaktu-waktu pun bisa dilakukan jika kondisinya mendukung. Bisa dibilang begitu?
dalam istilah saya, bukan kegiatan formal meditasi duduk memejamkan mata.

semua contoh2 yg tercatat hanya "aha!" trus mencapai kesucian, saya merasa kejadian sebenarnya lebih panjang dari itu, ada proses meditasinya... secepat atau selama apa? gak tau dan hanya ada spekulasi...

kalo culapanthaka itu jelas sekali proses meditasinya...
« Last Edit: 13 January 2012, 05:12:19 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #272 on: 13 January 2012, 05:26:24 PM »
24. “Dan apakah, Teman-teman, pandangan benar itu? Pengetahuan tentang penderitaan, pengetahuan tentang asal-mula penderitaan, pengetahuan tentang lenyapnya penderitaan, pengetahuan tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan – ini disebut pandangan benar.

============
bukannya sebatas pengetahuan kalau menurut sutta itu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #273 on: 13 January 2012, 05:34:26 PM »
dalam istilah saya, bukan kegiatan formal meditasi duduk memejamkan mata.

semua contoh2 yg tercatat hanya "aha!" trus mencapai kesucian, saya merasa kejadian sebenarnya lebih panjang dari itu, ada proses meditasinya... secepat atau selama apa? gak tau dan hanya ada spekulasi...

kalo culapanthaka itu jelas sekali proses meditasinya...
Iya, kira-kira pendapat saya juga demikian. Dan penembusan yang mudah seperti itu tidak akan terjadi tanpa sebelumnya (apakah di hidup itu atau di kehidupan lampau) dilatih dengan tekun.

Kalau Culapanthaka memang sebetulnya tidak instant, gosok2 kain sampai kotor, lalu ada perenungan di sana, mendapat sesuatu, lalu dinasihati lagi, baru terakhir direalisasi. Tapi memang menurut ceritanya, hanya dalam waktu singkat, jadi kesannya 'instant'. 

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #274 on: 13 January 2012, 05:36:14 PM »
24. “Dan apakah, Teman-teman, pandangan benar itu? Pengetahuan tentang penderitaan, pengetahuan tentang asal-mula penderitaan, pengetahuan tentang lenyapnya penderitaan, pengetahuan tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan – ini disebut pandangan benar.

============
bukannya sebatas pengetahuan kalau menurut sutta itu?
Ya, sebatas pengetahuan, tapi itu pun belum tentu kita ketahui. Karena tidak mengetahui, maka kita masih mencari kesenangan, memperpanjang penderitaan ini.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #275 on: 13 January 2012, 05:44:21 PM »
24. “Dan apakah, Teman-teman, pandangan benar itu? Pengetahuan tentang penderitaan, pengetahuan tentang asal-mula penderitaan, pengetahuan tentang lenyapnya penderitaan, pengetahuan tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan – ini disebut pandangan benar.

============
bukannya sebatas pengetahuan kalau menurut sutta itu?
bukan pengetahuan intelektual.

apakah hanya dengan membaca "sebab penderitaan adalah tanha" trus manggut2 mengerti lalu dapet stempel "pandangan benar"?
kagak.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #276 on: 13 January 2012, 05:50:32 PM »
bukan pengetahuan intelektual.

apakah hanya dengan membaca "sebab penderitaan adalah tanha" trus manggut2 mengerti lalu dapet stempel "pandangan benar"?
kagak.

setidaknya itu mungkin sudah langkah pertama masuk pandangan benar dahulu, mengetahui apa itu Pengetahuan tentang penderitaan, pengetahuan tentang asal-mula penderitaan, pengetahuan tentang lenyapnya penderitaan, pengetahuan tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan.

kalau diurut dari awal :

8. “Di Benares, Teman-teman, di Taman Rusa di Isipatana Sang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna, memutar Roda Dhamma yang tiada bandingnya …  dan memperlihatkan Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini?

3. ”Mengumumkan … dan memperlihatkan kebenaran mulia penderitaan ... kebenaran mulia asal-mula penderitaan … kebenaran mulia lenyapnya penderitaan … kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

10. “Dan apakah, Teman-teman, kebenaran mulia penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan; penuaan adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan keputus-asaan adalah penderitaan; tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan; singkatnya, kelima kelompok unsur kehidupan yang terpengaruh oleh kemelekatan adalah penderitaan.

11. “Dan apakah, Teman-teman, kelahiran itu?  Kelahiran makhluk-makhluk adalah berbagai urutan penjelmaan, akan terlahir, berdiam [dalam rahim], pembentukan, perwujudan kelompok-kelompok unsur kehidupan, memperoleh landasan-landasan kontak – ini disebut kelahiarn.

12. “Dan apakah, Teman-teman, penuaan itu? Penuaan makhluk-makhluk dalam berbagai urutan penjelmaan, usia tua, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, kehidupan menurun, indria-indria melemah – ini disebut penuaan.

13. “Dan apakah, Teman-teman, kematian itu? Berlalunya makhluk-makhluk dalam berbagai urutan makhluk-makhluk, kematiannya, terputusnya, lenyapnya, sekarat, selesainya waktu, hancurnya kelompok-kelompok unsur kehidupan, terbaringnya tubuh – ini disebut kematian.

14. “Dan apakah, Teman-teman, dukacita itu? Dukacita, menyedihkan, kesedihan, dukacita batin, kesedihan batin, dari seseorang yang mengalami kemalangan atau diakibatkan oleh kondisi-kondisi menyakitkan – ini disebut dukacita.

15. “Dan apakah, Teman-teman, ratapan itu? mengeluh dan meratap, mengeluhkan dan meratapi, [250] keluhan dan ratapan, dari seseorang yang mengalami kemalangan atau diakibatkan oleh kondisi-kondisi menyakitkan – ini disebut ratapan.

16. “Dan apakah, Teman-teman, kesakitkan itu? Kesakitan jamani, ketidak-nyamanan jasmani, sakit, perasaan tidak menyenangkan yang muncul dari kontak jasmani – ini disebut kesakitan.

17. “Dan apakah, Teman-teman, kesedihan itu? kesedihan batin, ketidak-nyemanan batin, perasaan tidak menyenangkan yang muncul dari kontak batin – ini disebut kesedihan.

18. “Dan apakah, Teman-teman, keputus-asaan itu? Kesulitan dan keputus-asaan, kesulitan besar dan kehilangan harapan, dari seseorang yang mengalami kemalangan atau diakibatkan oleh kondisi-kondisi menyakitkan – ini disebut keputus-asaan.

19. “Dan apakah, Teman-teman, ‘tidak memperolah apa yang diinginkan adalah penderitaan adalah penderitaan’? Bagi makhluk-makhluk yang tunduk pada kelahiran muncul keinginan: ‘Oh, semoga kami tidak tunduk pada kelahiran! Semoga kelahiran tidak terjadi pada kami!’ Tetapi hal ini tidak diperoleh dengan cara menginginkan, dan tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan. Bagi makhluk-makhluk yang tunduk pada penuaan … tunduk pada penyakit … tunduk pada kematian … tunduk pada dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan keputus-asaan, muncul keinginan: ‘Oh, semoga kami tidak tunduk pada dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan keputus-asaan! Semoga dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan keputus-asaan tidak terjadi pada kami!’ Tetapi hal ini tidak diperoleh dengan cara menginginkan, dan tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan.

20. “Dan apakah, Teman-teman, kelima kelompok unsur kehidupan yang terpengaruh oleh kemelekatan, secara singkat, adalah penderitaan? Yaitu: kelompok unsur bentuk materi yang terpengaruh oleh kemelekatan, kelompok unsur perasaan yang terpengaruh oleh kemelekatan, kelompok unsur persepsi yang terpengaruh oleh kemelekatan, kelompok unsur bentukan-bentukan yang terpengaruh oleh kemelekatan, dan kelompok unsur kesadaran yang terpengaruh oleh kemelekatan. Ini adalah kelima kelompok unsur kehidupan yang terpengaruh oleh kemelekatan, secara singkat, adalah penderitaan. Ini disebut kebenaran mulia penderitaan.

21. “Dan apakah, Teman-teman, kebenaran mulia asal-mula penderitaan? Adalah keinginan, yang membawa penjelmaan baru, yang disertai dengan kesenangan dan nafsu, dan kesenangan dalam ini dan itu; yaitu, keinginan akan kenikmatan indria, keinginan untuk menjelma, [251] keinginan untuk tidak menjelma. Ini disebut kebenaran mulia asal-mula penderitaan.

22. “Dan apakah, Teman-teman, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan? Adalah peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya, berhentinya, lepasnya, membiarkan, dan menolak keinginan yang sama ini. Ini disebut kebenaran mulia lenyapnya penderitaan.

23. “Dan apakah, Teman-teman, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan? Adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

24. “Dan apakah, Teman-teman, pandangan benar itu? Pengetahuan tentang penderitaan, pengetahuan tentang asal-mula penderitaan, pengetahuan tentang lenyapnya penderitaan, pengetahuan tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan – ini disebut pandangan benar.

25. “Dan apakah, Teman-teman, kehendak benar itu? Kehendak meninggalkan keduniawian, kehendak tanpa niat buruk, dan kehendak tanpa kekejaman – ini disebut kehendak benar.

26. “Dan apakah, Teman-teman, ucapan benar itu? Menghindari kebohongan, menghindari ucapan jahat, menghindari ucapan kasar, dan menghindari obrolan tanpa tujuan – ini disebut ucapan benar.

27. “Dan apakah, Teman-teman, perbuatan benar itu? Menghindari membunuh makhluk-makhluk hidup, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, dan menghindari perilaku salah dalam kenikmatan indria – ini disebut perbuatan benar.

28. “Dan apakah, Teman-teman, penghidupan benar itu? Di sini seorang siswa mulia, setelah meninggalkan penghidupan salah, mencari penghidupannya melalui penghidupan benar – ini disebut penghidupan benar.

29. “Dan apakah, Teman-teman, usaha benar itu? Di sini seorang bhikkhu membangkitkan semangat untuk tidak memunculkan kondisi-kondisi jahat yang tidak bermanfaat yang belum muncul, dan ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengerahkan pikirannya, dan berupaya. Ia membangkitkan semangat untuk meninggalkan kondisi-kondisi jahat yang tidak bermanfaat yang telah muncul … Ia membangkitkan semangat untuk memunculkan kondisi-kondisi yang bermanfaat yang belum muncul, [252] dan ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengerahkan pikirannya, dan berupaya. Ia membangkitkan semangat untuk mempertahankan kelangsungan, ketidak-lenyapan, memperkuat, meningkatkan, dan memenuhi dengan pengembangan atas kondisi-kondisi yang bermanfaat yang telah muncul, dan ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengerahkan pikirannya, dan berupaya.

30. “Dan apakah, Teman-teman, perhatian benar? Di sini seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan jasmani sebagai jasmani, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan kesedihan terhadap dunia. Ia berdiam dengan merenungkan perasaan sebagai perasaan, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan kesedihan terhadap dunia. Ia berdiam dengan merenungkan pikiran sebagai pikiran, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan kesedihan terhadap dunia. … Ia berdiam dengan merenungkjan obyek-obyek pikiran sebagai obyek-obyek pikiran, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan kesedihan terhadap dunia. Ini disebut perhatian benar.

31. “Dan apakah, Teman-teman, konsentrasi benar itu? Di sini, dengan cukup terasing dari kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama yang disertai dengan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan kegembiraan dan kenikmatan yang muncul dari keterasingan. Dengan menenangkan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang memiliki keyakinan-diri dan keterpusatan pikiran tanpa awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan kegembiraan dan kenikmatan yang muncul dari konsentrasi. Dengan meluruhnya kegembiraan, ia berdiam dalam keseimbangan, dan penuh perhatian dan penuh kewaspadaan, masih merasakan kenikmatan pada jasmani, ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke tiga, yang dikatakan oleh para mulia: ‘Ia memiliki kediaman yang menyenangkan yang memiliki keseimbangan dan penuh perhatian.’ Dengan meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan pelenyapan sebelumnya kegembiraan dan kesedihan, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna ke empat, yang memiliki bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan dan kemurnian perhatian karena keseimbangan. Ini disebut konsentrasi benar.

“Ini disebut kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.msg305187#msg305187

=======================

kalau tanpa ada pengetahuan 4KM, trus pandangan benar dulu sepertinya sulit untuk mengetahui kelanjutannya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #277 on: 13 January 2012, 06:45:37 PM »
kalau ngomong masuk pandangan benar, nanti ranahnya masuk ke sotapanna, nah kan ada magga dan phala. apakah mau dicucokan kesana? pengetahuan vs realisasi?
There is no place like 127.0.0.1

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #278 on: 13 January 2012, 09:58:26 PM »
Kalau bicara konteks kesucian, maka pandangan benar-nya itu adalah yang lokuttara, adi-duniawi, yang sudah di luar 62 pandangan dalam Brahmajalasutta. Dalam konteks ini, semua puthujjana termasuk Pangeran Siddhatta juga tidak berpandangan benar. Untuk menembus pandangan benar ini, tidak ada jalan lain kecuali penegakkan perhatian (satipatthana).

Nah, kalau transformasi bathin yang saya bicarakan ini, tentu masih dalam tahap duniawi (lokiya). Nah, semisalnya non-Buddhis, tidak tahu teori apapun, tapi dia menjalankan petapaan, kehidupan suci sampai mencapai jhana. Walaupun dia tidak merumuskan pelanggaran sila ke 3, misalnya, namun ia secara otomatis telah mengetahui bahaya dari kenikmatan indera dan menghindarinya. Tanpa perlu belajar Agama Buddha dan pancasila, dia telah punya pengertian benar tentang sila. Ini contoh yang saya maksud dengan dipicu dari Samadhi yang benar, membawa pada pandangan benar.

menurut saya, dia belum memiliki pengertian yang benar dan benar-benar yang lainnya, yang ada hanyalah parami saja ;D. sehingga panna, sila dan samadhi yang dilakukannya sebelum mengetahui pandangan benar adalah tidak lengkap, oleh karena itu belum bisa disebut samadhi benar, hanya parami saja ;D. nah.. tabungan parami ini lah yang nantinya akan membawa dia pada pandangan benar yang sesungguhnya, baik diberi tahu maupun direalisasikan sendiri ;D.

*maksud saya dengan brahmajala sutta itu adalah untuk memperlihatkan perbedaan menjalankan sila antara sila pertapa lain (sila parami) dan sila sang buddha dan murid-muridnya (sila yang benar). begitu pula dengan samadhi yang benar dengan nekkhama parami dan juga panna yang benar dan panna parami ;D. kira-kira parami itu, menurut saya adalah unsur-unsur dari jmb8 yang bisa dijalankan 1 bagian atau beberapa bagian saja tidak seperti menjalankan jmb8 yang pasti menjalankan semuanya ;D.

Offline icykalimu

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 121
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • from zero to hero
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #279 on: 15 January 2012, 04:45:39 PM »
tdk ada org yg bisa menyucikan org lain.
"ini adalah pandangan benar. kalau org mengetahui ini pandangannya akan jadi benar."
tentunya tdk bisa seperti itu. hrs dibuktikan / direalisasikan sendiri.
tapi membaca sutta tetap penting. karena kita akan tahu apa yg akan kita selidiki. supaya tercapai "sutta maya panna"
...

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« Reply #280 on: 16 January 2012, 12:32:21 PM »
MN 43.13-14

Dua kondisi bagi munculnya pandangan benar: 1. suara orang lain; 2. perhatian yang bijaksana.

5 Faktor pandangan benar: 1. kesusilaan, 2. belajar, 3. diskusi, 4. ketenangan, 5. kebijaksanaan.

MN 44. 11.
Ucapan benar, tindakan benar, penghidupan benar masuk dalam kelompok Moralitas (Vinaya)
Usaha bena, kewaspadaan benar, konsentrasi benar masuk dalam kelompok Konsentrasi (Samadhi).
Pandangan benar dan niat benar, masuk dalam kelompok Kebijaksanaan (Panna)

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

 

anything