Pemberian kepada SanghaPemberian kepada seorang Buddha dan para bhikkhu anggota Sangha dinamakan
Sanghika dana. Dalam hal ini terdapat tujuh macam
Sanghika dana:
i. Pemberian berupa makanan dan kebutuhan lain menurut aturan dan disiplin dari umat kepada Sang Buddha dan para muridnya (kumpulan para bhikkhu dan bhikkhuni) akan mendatangkan buah jasa tertinggi.
ii. Berikutnya adalah jenis pemberian yang diberikan kepada Sangha, kumpulan para bhikkhu dan bhikkhuni setelah Sang Buddha parinibbana. Sangha disini berarti semua bhikkhu dan bhikkhuni yang datang ke tempat pemberian baik yang diundang maupun tidak.
iii. Kemudian pemberian yang diberikan kepada kelompok bhikkhu saja. Pada saat itu adalah umum bagi seorang pendana untuk mengundang semua bhikkhu pria yang tinggal di suatu vihara untuk menerima persembahan dana.
iv. Pemberian yang diberikan kepada kelompok bhikkhuni. Pemberian jenis ini tak mungkin lagi dilakukan karena Sangha bhikkhuni sudah tak ada lagi.
v. Selanjutnya adalah pemberian dari umat yang memberikan undangan bhikkhu dan bhikkhuni tertentu yang dihormati oleh Sangha. Jenis pemberian semacam ini saat ini sudah tidak mungkin dilakukan karena salah satu komponen, para bhikkhuni, sudah tak ada lagi.
vi. Selain itu ada pemberian yang berupa undangan kepada beberapa bhikkhu saja. Saat ini prakteknya demikian, si calon pendana memberitahu kepada kepala vihara yang akan mengutus beberapa bhikkhu untuk mengunjungi rumah si pengundang. Sehingga si pendana dapat secara langsung memberikan penghormatan kepada Sangha melalui anggota Sangha yang hadir ke rumahnya pada saat itu. Pada jenis dana semacam ini si pemberi tak memiliki tujuan perseorangan kepada bhikkhu atau bhikkuni tertentu tapi undangan ditujukan kepada seluruh anggota Sangha. Ketua Sangha akan mengirim bhikkhu atau bhikkhuni berdasarkan senioritasnya atau sejumlah bhikkhu yang diundang tersebut. Diantara kelompok ini mungkin ada anggota Sangha yang tak ingin dirujuk oleh si pengundang. Meski demikian, si pendana harus meneruskan undangannya kepada mereka semua sebagai perwakilan dari Sangha.
Saat seseorang mempersembahkan bunga dan lilin kepada Buddha rupang, si patung hanya melayani kebutuhan seseorang yang menujukan perhatiannya kepada Sang Buddha. Sebenarnya pikiran seseorang bukan kepada patung itu tapi kepada Sang Buddha. Patung hanyalah suatu obyek yang meneruskan pikiran seseorang kepada Sang Buddha. Dengan cara yang sama para bhikkhu yang mengunjungi rumah seorang pemberi dana hanya bersifat perwakilan. Dan, mereka menggambarkan pikirannya sebagai pengikut Sang Buddha bagi si pemberi dana. Para bhikkhu yang hadir pada saat itu hanya dimaksudkan agar ia menjadi sadar bahwa seseorang telah memberikan dana kepada Sangha sebagai pengikut Buddha. Itulah mengapa berdana kepada Sangha memiliki buah tertinggi.
Jenis pemberian semacam ini hanya dapat dilakukan kepada bhikkhu-bhikkhu yang dekat secara fisik, sebagaimana telah diatur dalam vinaya. Ketika seorang donatur mempersembahkan makanan kepada bhikkkhu yang sedang ber-pindapatta dengan mengatakan kalimat, “Sanghassa dhemi – aku memberikan ini kepada Sangha”. Maka dana ini dinamakan Sanghika dana, karena pemberian itu dimaksudkan untuk Sangha. Tapi, jika bhikkhu bersangkutan menerima dana dengan mengucapkan kalimat, “mayham papunati – itu datang melalui tanganku”, maka makanan itu menjadi miliknya. Ia pun dapat menggunakan untuk dirinya sendiri.
Namun, terdapat suatu pengucapan dengan rasa hormat untuk tindakan istimewa berikut. Apabila kalian mempersembahkan sesuatu untuk Buddha rupang, persembahan itu untuk Sang Buddha yang pernah hidup di masa lalu. Cahaya dari perbuatan bermanfaat itu terpancar ke sekeliling. Tetapi, cahaya lilin yang didanakan kepada rupang (patung) itu hanya bisa bertahan selama lilinnya masih ada.
Kembali ke pokok pembahasan sebelumnya. Jika bhikkhu yang dimaksud di atas membawa seluruh makanan yang diperolehnya selama pindapatta ke vihara, maka semua bhikkhu yang tinggal di vihara tersebut bisa mendapat bagian dari makanan itu, sebagaimana tersurat dalam vinaya bahwa persembahan itu berarti Sanghika. Dalam kasus ini akan baik akibatnya bagi si penerima maupun si pendana. Yang perlu diketahui, merupakan hal penting mengetahui cara berdana yang tepat.
Hadiah yang diberikan oleh si pendana dengan mengundang beberapa bhikkhuni tertentu. Biasanya ketua Sangha bhikkhuni yang akan mengatur siapa-siapa yang perlu datang. Jenis pemberian semacam ini sekarang tak mungkin dilakukan lagi karena sangha bhikkhuni sudah lenyap.
Dalam berdana kepada Sangha, Sang Buddha mengatakan demikian, “O Ananda, tidak akan pernah saya katakan bahwa berdana kepada perseorangan adalah lebih menguntungkan bagi si pendana dibanding berdana kepada Sangha”.
Tertulis pada kitab komentar bahwa berdana kepada bhikkhu biasa yang mewakili sekelompok bhikkhu (Sangha) secara langsung seperti yang disebutkan dalam vinaya (aturan kebhikhuan), akan membuahkan lebih banyak jasa baik dibanding berdana kepada satu orang suci, arahat misalnya. Ini mengajarkan bahwa dana yang dipersembahkan kepada Sangha merupakan yang tertinggi.
Sang Buddha membabarkan kemurnian dan kesucian dana kepada Sangha seperti yang beliau ajarkan dalam pannatta desana, merujuk kepada yang menerima dana dalam nama perseorangan.
Sejauh ini telah dijelaskan mengenai empat macam pemberian murni, empat belas macam pemberian kepada perseorangan dan tujuh macam pemberian kepada Sangha. Merujuk kepada macam-macam pemberian tersebut, pengajaran dengan metode paramatta desana tidak digunakan. Oleh karena itu khandha-khandha atau ayatana-ayatana tidak disebutkan. Penamaan hanya kepada individu-individu. Inilah catatan penting untuk pemberi maupun penerima dana.
Sumber :
http://wirajhana-eka.blogspot.com/search/label/Religi%20Buddha