//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)  (Read 12354 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« on: 16 February 2009, 10:25:10 AM »
Proses Kesadaran menjelang kematian ( Maranasanna Vithi)

Makhluk yang mendekati kematian, sebelum kesadaran kematian (cuti citta) timbul, jika ada bentuk, suara, bau, rasa dan sentuhan sebagai obyek, maka proses kesadaran menjelang kematian (maranasanna vithi) nya melalui Pintu Panca Indera (Pancadvara). Bila orang tersebut memikirkan sesuatu sebagai obyek, maka proses kesadaran menjelang ajalnya melalui Pintu Pikiran (manodvara).
~ Proses Kesadaran menjelang ajal melalui Pintu Panca Indera, aliran cittanya yaitu :
 AB BC BP PD PV SC SR VP JA JA JA JA JA TR TR CU PS 

~Proses Kesadaran menjelang ajal melalui Pintu Pikiran, aliran cittanya yaitu:
 AB BC BP MA JA JA JA JA JA TR TR CU PS 
Aliran citta ini bisa di liat pada gambar di bawah ini...


Keterangan :
AB = Atita Bhavanga (Bhavanga yang lalu/lama, yg menyentuh obyek baru)
BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang menggetar, sebab ada obyek baru datang menyentuh)
BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap, yaitu menangkap obyek baru)
PD = Pancadvarajjana (Lima pintu dari kesadaran, untuk menyelidiki lima obyek baru yang datang menyentuh)
PV = Panca Vinnana (Lima kesadaran)
SC = Sampaticchana (kesadaran menerima, yaitu menerima Pancarammana/lima obyek)
SR = Santirana (kesadaran memeriksa/menyelidiki, yaitu menyelidiki utnuk mengetahui obyek yang baik dan jahat)
VP = Votthapana (kesadaran memutuskan, yaitu memutuskan obyek sebagai kusala, akusala, kiriya)
JA = Javana (Dorongan, yaitu dorongan terhadap obyek yang telah menjadi kusala, akusala, kiriya)
TR = Tadarammana (kesadaran mencatat/menerima, yaitu menerima obyek dari javana)
CU = Cuti (Kesadaran kematian)
PS = Patisandhi (Kesadaran tumimbal lahir)
MA = Manodvaravajjana (kesadaran yang menyelidiki obyek dari landasan kesadaran)
Bhavanga  = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar proses kehidupan.

Dalam proses kesadaran menjelang kematian ada kamma (perbuatan), kamma nimitta (simbol perbuatan), gati nimitta (symbol alam2 / tempat yg akan di tuju) sebagai obyek yg pasti.
Kamma Arammana (Obyek berupa perbuatan cth berdana dll), kamma nimitta Arammana (obyek berupa simbol perbuatan cth pisau dll), gati nimitta arammana (obyek berupa symbol alam2/tempat yg akan di tuju cth melihat api dll) yang salah satunya akan timbul dalam proses kesadaran menjelang kematian dan merupakan symbol untuk memberitahukan akan tumimbal lahir di alam kehidupan yang mana. Obyek-obyek itu timbul dengan 4 macam kekuatan kamma, yaitu :
1. Garuka kamma (kamma yg berat)
2. Asanna kamma (perbuatan baik & jahat yang dilakukan oleh seseorang sebelum saat ajalnya. Jika tidak ada garuka kamma, Asanna kamma ini memberikan hasil
3. Acinna Kamma (kamma kebiasaan yang baik dan jahat. Jika tidak ada Garuka kamma dan asanna kamma, acinna kamma yg memberikan hasil.
4. Katatta kamma (kamma yang tidak begitu berat di rasakan akibatnya dari perbuatan-perbuatan yang lampau. Jika tidak ada ke tiga macam kamma di atas, katatta kamma akan memberikan hasil).

cmiiw...

 _/\_ :lotus:
« Last Edit: 16 February 2009, 10:29:26 AM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

cunda

  • Guest
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #1 on: 16 February 2009, 12:22:02 PM »
namaste suvatthi hotu

mengapa ya javana pada saat ajal cuma muncul dalam lima saat?
knp gak tiga aja ya?


Thuti

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #2 on: 16 February 2009, 12:28:49 PM »
walah Ro-nda... :))

Jadi ingin nambahin nih...

Kenapa kalo pada makhluk yg belum mau mati, javananya bergetar 7 kali gak 12, 100, 1000, atau 1 kali... :))

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #3 on: 16 February 2009, 12:30:15 PM »
Tambahan :

Pengaruh kematian pada jasmani...

Manusia terdiri dari kombinasi antara jasmani/rupa dan batin/nama.

Hubungan antara jasmani dan batin sangat erat bagaikan bunga dengan  baunya. Jasmani sebagai bunga dan batin sebagai bau, Sedangkan kematian hanya merupakan pemisahan antara dua faktor ini. Bila orang
berada pada saat-saat menjelang kematian, maka jasmani dan batinnya  menjadi lemah.

Mungkin seseorang merasa selalu kuat, tetapi pada saat  menjelang kematian, ia menjadi lemah. Hal ini terjadi karena pada waktu getaran dari kesadaran yang bergetar sampai 17 belas kali itu akan selesai, tidak ada fungsi baru dari jasmani yg terjadi. Hal ini dapat di ibaratkan sebagai kipas angin listrik yg arus listriknya di putuskan sehingga tidak ada tenaga lagi.

Jika kombinasi jasmani dan batin terpisah, jasmani dan batin tidak lenyap. Jasmani akan mulai berproses menjadi lapuk. Jasmani atau materi tidak dapat lenyap, tetapi terurai menjadi zat padat, cair dan gas. Elemen ini tak akan  lenyap, tetapi bentuk elemen-elemen itu saja yg berubah.

Apakah yang terjadi pada batin setelah manusia itu meninggal dunia?

Batin tidak berbeda dengan jasmani yang tetap berproses. Proses perubahan batin dari satu keadaan ke keadaan yang lain berlangsung terus dengan cepat, sehingga bagi orang yang tak mengerti akan
menganggap bahwa batin itu tetap kekal. Namun, kematian itu sesungguhnya tidak menghentikan proses batin. Proses Pikiran tidak berhenti pada saat kematian.

Pada saat terakhir sebelum saat kematian yg di sebut maranasanna Javana citta, walaupun lemah dan tidak dapat membuat buah pikiran baru, tetapi memiliki suatu potensi besar untuk mengetahui atau melihat salah satu objek pikiran yang masuk dalam pikiran dari orang yang segera akan meninggal. Objek pikiran yang muncul ini tidak dapat di tolak.

Munculnya salah satu dari tiga objek pikiran inilah yang menyebabkan sebuah pikiran baru muncul. Permunculan salah satu dari tiga objek sebagai tanda kematian ini bukan di hasilkan oleh kekuatan
dari luar, tetapi hal ini terjadi berdasarkan pada perbuatan-perbuatan atau kamma orang tersebut selama hidupnya. Kamma yang bekerja pada saat seperti ini di sebut Janaka Kamma (Kamma yang berfungsi menghasilkan, menyebabkan suatu kelahiran). Kematian ini merupakan refleksi dari perbuatannya sendiri.

Sumber : Pokok-Pokok Dasar Abhidhamma (Mettadewi)


Quote
Definisi mati menurut buddhisme adalah :
~ Tidak berfungsinya Jivitarupa (materi unsur kehidupan) dan
Hadayavatthu (landasan kesadaran)

Ini ada contoh kisah tentang seseorang pada saat menjelang kematian, sbb :
(maaf...saya ga bisa terjemahkan, mungkin ada yg mau bantu terjemahkan?)

A good example is Venerable Sona’s father in Ceylon. The
father made a living by hunting. When he was too old to go
hunting, he became a monk in his son’s monastery. Soon he fell
ill and had a vision that hell hounds were coming up the hill to
bite him. He was frightened, and so he asked his son to drive
away the hounds.
His son, who was an arahat, knew that his father was having
a gati-nimitta to be cast away in niraya. He asked his disciples to
gather flowers quickly and spread them all over the pagoda in
the monastery. Then they carried his father together with his
bed to the pagoda. Venerable Sona reminded his father to pay
homage to the pagoda and to rejoice in the offering of flowers
on his behalf.

The old monk calmed down, paid respect to the pagoda
and was delighted in seeing the flowers being offered to the
pagoda on his behalf. At that moment, his gati-nimitta changed.
He told his son, “Your beautiful step-mothers from celestial
abode come to take me along�. The son was satisfied with the
result of his efforts.
This is a very good way of repaying the gratitude we owe
to our parents.
To be sure to get a good asanna-kamma, however, we should
develop an à cinna-kamma while we are alive. The best à cinnakamma
is tranquillity-meditation or insight-meditation which
can be performed all the time. When it becomes habitual, it will
be remembered and practised near the time of death.
----------
King Dunnhà gamani of Ceylon was in the habit of giving
alms to monks before he took his meals. Once his brother rose
against him and drove him into the forest. While hiding in the
forest, he asked his attendant whether they had anything to eat.
His attendant replied that he had brought a bowl of royal meal.
The king divided the meal into four portions – one portion
is for him, one for the attendant, one for the horse and one for
offering. He then asked the attendant to invite monks or recluses
to come and collect his offering.
Of course they could see no one around. But on the king’s
insistence, the attendant invited aloud. Lo! A reverend monk came
moving in the air. The monk was an arahat with the knowledge of
abhinna. The king was so delighted that he offered not only the
fourth portion of the meal but also his portion. The attendant
followed suit and offered his share. On looking at the horse, it
nodded indicating that it wanted to offer its share as well.

The king was in ecstasy for some time and then felt hungry
again. Knowing that the arahat could hear him with his divine
ear (dibba-sota), he made a wish to send him any remnant of the
meal. The arahat sent him the begging-bowl which came flying
in the air. The king took the bowl and found it full of food. The
food can be multiplied by iddhi-vidha-abhinnà (supernormal
power). The king, the attendant and the horse could eat to their
full.
Later the king regained power and donated a tremendous
amount of his wealth to Buddha-sà sanà (Buddhist religion) for
building the great thåpa called Mahà -cetiya, many monasteries
and other religious buildings. He had all his good deeds
recorded. When he was on his death-bed, he listened to the
records, which were read to him. On coming to the item of
offering a meal to the arahat in the forest, he asked the reader
to stop the reading. He was in great joy and, remembering
that deed, he died. This good kamma gave him rebirth in TusitÃ
realm.
--------------
Cunda, a butcher, made a living by slaughtering pigs cruelly
for more than fifty years. When the time was up, the fire from
niraya came up and burnt him making him squeal like a pig for
seven days. He was in niraya as soon as he died. Thus à cinnakamma
becomes asanna-kamma and produces its result.

Sumber : Buddha Abhidhamma~Ultimate Science (Dr. Mehm Tin Mon)

Semoga bermanfaat.. .

_/\_ :lotus:
« Last Edit: 18 February 2009, 12:35:39 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

cunda

  • Guest
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #4 on: 16 February 2009, 02:24:28 PM »
walah Ro-nda... :))

Jadi ingin nambahin nih...

Kenapa kalo pada makhluk yg belum mau mati, javananya bergetar 7 kali gak 12, 100, 1000, atau 1 kali... :))



namaste suvatthi hotu

banyak2 capek juga ya, cukup tujuh aja ya, tapi kenapa harus tujuh ya

ada yng bisa bantu


Thuti

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #5 on: 16 February 2009, 02:30:09 PM »
Oh iya bila proses kematian seperti itu, saya mau tanyakan hal yang real
1. kenapa orang meninggal akan melihat banyak penampakan adanya sanak keluarga yagn sudah meninggal datang memanggil
2. bila proses punabhava setelah tubuh mati,kenapa ada sanak yang bisa melihat selama 7 atau 49 hari.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #6 on: 16 February 2009, 02:55:03 PM »
Quote
1. kenapa orang meninggal akan melihat banyak penampakan adanya sanak keluarga yagn sudah meninggal datang memanggil

proses nimitta... :)

Quote
2. bila proses punabhava setelah tubuh mati,kenapa ada sanak yang bisa melihat selama 7 atau 49 hari.

gak semua kan? Mungkin aja:
1. Yang diliat itu makhluk lain yang diliat menyerupai...
2. Yang meninggal emang bener-bener telah punabhava kealam itu...
« Last Edit: 16 February 2009, 03:05:40 PM by g.citra »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #7 on: 16 February 2009, 03:06:04 PM »
Quote
1. kenapa orang meninggal akan melihat banyak penampakan adanya sanak keluarga yagn sudah meninggal datang memanggil

proses nimitta... :)

Quote
2. bila proses punabhava setelah tubuh mati,kenapa ada sanak yang bisa melihat selama 7 atau 49 hari.

gak semua kan? Mungkin aja:
1. Yang diliat itu makhluk lain yang diliat menyerupai...
2. Yang meninggal emang bener-bener telah punabhava kealam itu...


apakah segampang itu?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #8 on: 16 February 2009, 03:07:48 PM »
Quote
1. kenapa orang meninggal akan melihat banyak penampakan adanya sanak keluarga yagn sudah meninggal datang memanggil

proses nimitta... :)

Quote
2. bila proses punabhava setelah tubuh mati,kenapa ada sanak yang bisa melihat selama 7 atau 49 hari.

gak semua kan? Mungkin aja:
1. Yang diliat itu makhluk lain yang diliat menyerupai...
2. Yang meninggal emang bener-bener telah punabhava kealam itu...


apakah segampang itu?

Paling nggak, itu yang saya tau dan saya cukup puas untuk mengetahuinya... :)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #9 on: 18 February 2009, 09:14:54 AM »
walah Ro-nda... :))

Jadi ingin nambahin nih...

Kenapa kalo pada makhluk yg belum mau mati, javananya bergetar 7 kali gak 12, 100, 1000, atau 1 kali... :))



namaste suvatthi hotu

banyak2 capek juga ya, cukup tujuh aja ya, tapi kenapa harus tujuh ya

ada yng bisa bantu


Thuti


dear romo & g.citra

pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak hanya pada proses citta sebelum kematian saja, proses citta yang 17 proses saja sebenarnya bisa saja dipertanyakan.... kenapa harus 17? kenapa javana juga 7, bukan cukup 1 saja karena actionnya hanya 1?
dan berbagai kenapa lain karena kita semua belum mengalaminya

kalau dari sisi saya sebagai putthujhana, cuma bisa bilang bhw demikianlah yang dijelaskan dalam buddhism.... 

metta _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #10 on: 18 February 2009, 09:22:42 AM »
1. kenapa orang meninggal akan melihat banyak penampakan adanya sanak keluarga yagn sudah meninggal datang memanggil

proses nimitta... :)

Bisa menjadi simbol dari alam yang akan dituju, bisa juga org yg akan meninggal itu teringat akan perbuatan2 masa lampaunya[/quote]

Quote
2. bila proses punabhava setelah tubuh mati,kenapa ada sanak yang bisa melihat selama 7 atau 49 hari.

gak semua kan? Mungkin aja:
1. Yang diliat itu makhluk lain yang diliat menyerupai...
2. Yang meninggal emang bener-bener telah punabhava kealam itu...

apakah segampang itu?

mgkn bro nyana ada alternatif lain? karena citra sebenarnya sudah memberikan kemungkinan yg jelas

1. Bisa org yg benar2 meninggal, lahir dengan rupa yang mirip dengan rupa terdahulunya (tentunya yg lahir secara opapatika yoni karena sudah langsung besar)

2. atau ada mahluk yang menyamakan diri dengan kondisi pikiran si org yg melihatnya. Teman saya pernah ketemu dengan mahluk seperti ini

semoga bisa bermanfaat

metta
« Last Edit: 18 February 2009, 09:25:01 AM by markosprawira »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #11 on: 18 February 2009, 09:41:29 AM »
mgkn bro nyana ada alternatif lain? karena citra sebenarnya sudah memberikan kemungkinan yg jelas

1. Bisa org yg benar2 meninggal, lahir dengan rupa yang mirip dengan rupa terdahulunya (tentunya yg lahir secara opapatika yoni karena sudah langsung besar)

2. atau ada mahluk yang menyamakan diri dengan kondisi pikiran si org yg melihatnya. Teman saya pernah ketemu dengan mahluk seperti ini

semoga bisa bermanfaat

metta


yang saya pertanyakan,kenapa selalu pada sanak keluarga yang meninggal,sanaknya yang selalu melihat wujud hantu anggota keluarganya,apakah
1. makhluk yang sengaja berwujud anggota keluarga itu selalu kurang kerjaan sama orang yang ditinggal?
2. apakah sanak yang meninggal selallu terlahir menjadi ghost?
3. apakah ada alam antara seperti diceritakan di sekte buddhist lain?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Equator

  • Sebelumnya: Herdiboy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.271
  • Reputasi: 41
  • Gender: Male
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #12 on: 18 February 2009, 11:42:28 AM »
Quote
1. kenapa orang meninggal akan melihat banyak penampakan adanya sanak keluarga yagn sudah meninggal datang memanggil

proses nimitta... :)

Quote
2. bila proses punabhava setelah tubuh mati,kenapa ada sanak yang bisa melihat selama 7 atau 49 hari.

gak semua kan? Mungkin aja:
1. Yang diliat itu makhluk lain yang diliat menyerupai...
2. Yang meninggal emang bener-bener telah punabhava kealam itu...


apakah segampang itu?

Iya.. segampang orang mengganti channel tivi/radio, ketika sinyalnya cocok, secepat itulah kesadaran berpindah ke alam kelahiran yang baru
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #13 on: 18 February 2009, 12:03:57 PM »
seperti juga sati (yang benar yang diajarkan), ritual keimanan penyembahan atau pengikatan diri pada kekuatan yang lain untuk tujuan keuntungan duniawi, manusia (awam) pergi mengikuti kemelekatan atau ketercekatannya, ikatan penyembahan (kelompok-kelompok kepercayaan) atau dalam (perebutan) kuasa makhluk-makhluk jahat yang lain (seperti yang disebut mara dalam kehidupan). tapi biasanya secara umum dalam (barak-barak) kuasa-kuasa dewa bumi.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Proses Kesadaran menjelang kematian (Maranasanna Vithi)
« Reply #14 on: 18 February 2009, 12:26:52 PM »
walah Ro-nda... :))

Jadi ingin nambahin nih...

Kenapa kalo pada makhluk yg belum mau mati, javananya bergetar 7 kali gak 12, 100, 1000, atau 1 kali... :))



namaste suvatthi hotu

banyak2 capek juga ya, cukup tujuh aja ya, tapi kenapa harus tujuh ya

ada yng bisa bantu


Thuti


dear romo & g.citra

pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak hanya pada proses citta sebelum kematian saja, proses citta yang 17 proses saja sebenarnya bisa saja dipertanyakan.... kenapa harus 17? kenapa javana juga 7, bukan cukup 1 saja karena actionnya hanya 1?
dan berbagai kenapa lain karena kita semua belum mengalaminya

kalau dari sisi saya sebagai putthujhana, cuma bisa bilang bhw demikianlah yang dijelaskan dalam buddhism.... 

metta _/\_

Proses Citta Vithi bisa dilihat lewat Meditasi Vipassana.

Momo dan G.Citra...

Saya tunggu ehipassikonya...;D Nanti kasih testimoninya yaah? ;D

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are