//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?  (Read 28652 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #45 on: 09 February 2009, 02:54:39 PM »
===sambungan=====
MUNGKINKAH TERDAPAT TUJUH MATAHARI YANG AKAN MEMBAKAR BUMI ?

Penjelasan Kiamat menurut Sang Buddha tersebut diatas tentunya akan mengerutkan alis mata anda, khususnya yang belum mengenal Buddha-Dhamma. Anda yang tidak mengenal Buddha-Dhamma akan bertanya-tanya, “ Mana mungkin ada matahari lebih dari satu ? Mana mungkin terdapat tata-surya lebih dari satu ? Mana mungkin ada galaksi selain galaksi ini ? Mana mungkin ada “Alam-Kembar” seperti alam yang kita huni ini ? “

Sekedar mengingatkan kembali, Sang Buddha menyebutkan adanya tiga sistem dunia :

1. Sahassi Culanika Lokadhatu , yaitu Seribu ( 1.000 ) tata-surya kecil. Didalam Sahassi Culanika Lokadhatu terdapat seribut ( 1.000 ) matahari, seribu ( 1.000 ) bulan, seribu ( 1.000 ) Sineru, seribu ( 1.000 ) Jambudipa, dll.

2. Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu, yaitu seribu kali Sahassi Culanika Lokadhatu. Dalam Dvisahassi Majjhimanika Lokadhatu terdapat 1.000 x 1.000 tata surya kecil = 1.000.000 tata surya kecil. Terdapat 1.000 x 1.000 matahari = 1.000.000 matahari, terdapat pula 1.000 x 1.000 bulan = 1.000.000 bulan, dan seterusnya.

3. Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu terdapat 1.000.000 X 1.000 = 1.000.000.000 tata surya. Terdapat 1.000.000 x 1.000 matahari = 1.000.000.000 matahari, dan seterusnya.

Sesungguhnya, maksud dari Sabda Sang Buddha tersebut, jumlah tata-surya melampaui dari sekedar satu-milyar ( 1.000.000.000 ) tata-surya saja. Namun karena Sang Buddha mengajarkannya dengan menggunakan bahasa manusia ( saat Beliau hidup kala itu ), maka menggunakan kisaran angka ribuan, jutaan, milyaran. Ingat , seperti Sang Buddha sendiri pernah mengisyaratkan, bahwa bahasa manusia tidak mampu melukiskan sesuatu yang Transenden , “bagaikan jari menunjuk bulan, bukan bulan itu sendiri”.

Dalam kenyataannya, Sabda Sang Buddha mengenai Alam-Semesta, Awal Mula Terjadinya, hingga kelak “Kiamat”, mendapat dukungan dan mengundang decak-kagum fisikawan tersohor didunia, yaitu Dr.Albert Einstein, hingga dia mengeluarkan pernyataan ( seperti yang tertulis di awal artikel ini ) , bahwa “… Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan Ilmu Pengetahuan Modern, maka itu adalah Ajaran BUDDHA.”

Dalam salah satu penggalan surat yang dilayangkan ke salah seorang rekannya di tahun 1944, Albert Einstein, sang penggagas Teori Relativitas berkata, “Apa yang kulihat di alam ini adalah sebuah struktur yang maha besar, namun yang dapat kita pahami baru sebagian kecil saja. Begitu pun sudah cukup membuat pusing.”

Mengenai jumlah galaksi yang lebih dari satu, juga telah dibenarkan oleh para ilmuwan. Setidaknya ada dua-ratus milyar galaksi yang sudah dikenali oleh para ilmuwan, diantaranya ( selain Bima-Sakti ), adalah : Galaksi Major Dwarf, Virgo Stellar Stream, Sagitarius Elips Kerdil, Awan Magellanik Besar, dan lain-lainnya.

Beth Willman, dari Center for Cosmology and Particle Physics, Universitas New York, baru-baru ini juga menemukan “Galaksi-Kerdil” didekat Bima-Sakti, yang ia sebut “Globular-Cluster”. Willman berkata, “Yang kami dapatkan kemudian adalah objek yang 200 kali lebih tidak bercahaya bila dibandingkan dengan galaksi-galaksi lain yang terlihat sebelumnya. “

Berbagai penemuan baru juga terus bermunculan dalam penyelidikan planet di luar Tata Surya, atau yang lebih dikenal sebagai eksoplanet. Salah satu planet ini - Gliese 581 - disebut sebagai Bumi Super (ukuran besar), disebut Bumi karena berbagai parameternya memperlihatkan planet ini layak huni, dan disebut Super karena ukurannya lebih besar melampaui bumi tempat kita hidup ini.

Matahari Lebih dari Satu

Dalam tulisannya di Kompas (8 Desember 2006) alumnus astronomi Taufiq menyinggung tata surya dengan matahari lebih dari satu. Salah satu contohnya adalah tata-surya dengan tiga matahari seperti yang ada pada matahari “HD188753” yang berada di Rasi Angsa (Cygnus). Pada sistem yang berjarak 149 tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9.500 miliar km), matahari utama dikitari oleh dua matahari lain berukuran lebih kecil. Di luar itu masih ada sebuah planet gas berukuran lebih besar dari Yupiter mengorbit lebih dekat ke bintang induk dengan periode orbit 3,5 hari.

Pada sistem yang lain, ada pula planet yang ditemukan pada matahari ganda. Misalnya saja matahari ganda Gamma Cephei. Matahari utamanya yang bermassa 1,6 massa Matahari punya sebuah planet dengan massa 1,76 kali Yupiter yang mengorbit sejauh jarak Matahari-Mars (1,5 AU (Astronomical Unit) 1 AU = 150 juta km), dan punya matahari partner yang berukuran lebih kecil pada jarak sejauh Matahari-Uranus (19,2 AU).

Belum lama ini wahana teleskop antariksa Spitzer menemukan sistem yang memiliki “Empat Matahari Induk”. Spitzer dengan peralatan inframerahnya telah diarahkan untuk meneliti piringan debu yang mengelilingi sistem empat bintang HD 98800.

HD 98800 diperkirakan berumur 10 juta tahun, dan berada di Rasi TW Hydrae yang berjarak 150 tahun cahaya. Sebelum diteliti oleh Spitzer, astronom telah memiliki sejumlah informasi mengenai matahari ini dari pengamatan teleskop darat. Mereka sudah mengetahui, bahwa sistem ini punya empat matahari, dan keempat matahari yang ada berpasang-pasangan dalam sistem dua bintang (double, atau binary).

Matahari-matahari dalam sistem matahari ganda mengorbit satu terhadap yang lain, demikian pula dua pasang matahari ganda tersebut juga saling mengitari satu terhadap yang lain sebagaimana pasangan-pasangan penari balet. Salah satu pasangan matahari - yang disebut HD 98800B - memiliki piringan debu di sekelilingnnya, sementara pasangan satunya tidak.

Seperti dilaporkan oleh NASA, keempat matahari saling terikat oleh gravitasi dan jarak antara kedua pasang bintang tersebut adalah sekitar 50 AU, atau sedikit lebih jauh dibandingkan jarak Matahari -  Pluto yang sekitar 40 AU.

Dan temuan para ilmuwan tersebut diatas, baik mengenai matahari yang lebih dari satu, mengenai galaksi yang telah dikenali hingga 200 milyar banyaknya, serta “Parallel Universe” ( Alam-Kembar, yakni teori adanya alam-semesta lain selain tempat kita tinggal, akan kita bahas dalam topik selanjutnya ), merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap ajaran Sang Buddha, yang menyatakan bahwa “Alam-Semesta” ini tidak hanya terdiri dari satu tata-surya saja, tidak hanya terdiri dari satu galaksi saja, bahkan jumlahnya sesungguhnya hingga milyaran tata-surya. Dan dengan demikian, pernyataan Sang Buddha mengenai terjadinya kiamat setelah berkumpulnya tujuh matahari menyinari bumi secara bersama-sama, sangatlah masuk akal, karena ternyata alam-semesta ini sungguh sangat luas tak terkira, dan terdiri dari ratusan milyar galaksi, serta juga milyaran matahari.

KESIMPULAN

Jadi, merujuk pada Sabda Sang Buddha, Sang Lokavidu - Pengenal Segenap Alam Semesta - , maka, kiamat dialam Bumi kita ini belum akan terjadi dalam waktu dekat ini, tidak dalam hitungan 1, 2, 3, 4, 5, 10, 100, 1.000, 10.000, 100.000 , 1.000.000, 10.000.000 tahun ini, karena :

1. Kita sekarang berada pada masa Kappa ke-9 ( sembilan ), fase turun dari masa / fase “Kediaman” / “Statis”, yaitu menuju turunnya jarak hidup / usia manusia, dimana nantinya manusia hanya akan berusia maksimal sepuluh ( 10 ) tahun. Untuk menyelesaikan masa/fase Kediaman / Statis, masih dibutuhkan 11 kappa lagi, baru kemudian bumi ini masuk pada fase “Kerusakan” / Kiamat. Padahal, Kiamat baru akan terjadi pada masa Kappa ke-20 ( dua-puluh ) kappa terakhir dari fase “Kerusakan” / “Kiamat”, yang merupakan fase naik dan jangka kehidupan manusia akan mencapai delapan puluh ribu ( 80.000 ) tahun. Sehingga, dari saat sekarang, masih dibutuhkan 11 + 20 Kappa = 31 Kappa lagi untuk mencapai masa “Kehancuran” / “kiamat”. Setelah kappa ke-20 dari fase Kehancuran itulah, kiamat baru mulai datang dalam bentuk penghancuran bumi melalui salah satu dari tiga unsur alam-semesta : api, air, dan angin. ( akhir dari sebuah siklus “Mahakappa” ). Dan kita ingat, 1 Kappa itu dilalui dalam waktu yang sangat panjang, lebih dari milyaran tahun. Sehingga, dari kappa ke-9 fase turun ini, untuk menuju kappa ke-20 fase naik dari fase “Kehancuran”, masih dibutuhkan waktu sangat panjang, melebihi trilyunan tahun lagi.

2. Kelima tanda akhir zaman belum muncul. Yang ada sekarang adalah bencana alam yang sangat wajar ( wajar, karena, bumi tidak akan pernah berlalu tanpa adanya bencana alam ) bila dibandingkan dengan apa yang dimaksudkan dengan tanda-tanda akhir zaman tersebut. Juga peperangan yang disebabkan egoisme SARA semata.

3. Kita belum mengalami dimana “ratusan ribu tahun” tidak ada hujan. Kita masih bisa menikmati musim dengan baik ( meskipun terjadi sedikit pergeseran musim, yang lebih disebabkan karena karma-karma buruk kita sendiri ( baca artikel Bencana Alam dalam Perspektif Buddha-Dhamma di weblog ini ) ).

4. Kita belum mengalami masa dimana matahari kedua munul dan menyinari bumi ini secara kontinyu. Kemudian belum mengalami kemunculan matahari ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh muncul secara bersamaan. Dan kemunculan matahari-matahari tersebut, sangatlah membutuhkan waktu yang lama sekali, masih jutaan tahun lagi, bahkan lebih ( ingat sekali lagi, bahasa manusia yang delusiv dan relatif tak bisa dengan tepat menggambarkan sesuatu yang “Transenden” ).

5. Dan karena matahari-matahari itu belum muncul, air masih bisa kita nikmati, sungai kita masih tetap ada, lautan tetap ada, belum ada gunung yang mulai hancur , dan lain-lain tanda seperti yang disabdakan oleh Sang Buddha.

Demikian, sehingga kiamat bagi planet Bumi dan tata-surya kita ini sesungguhnya masih teramat sangat jauh. Usia bumi kita sekarang ini menurut beberapa ilmuwan baru lima ( 5 ) milyar tahun ( ini yang masih bisa diteliti, sesungguhnya, usia bumi sudah jauh lebih tua dari sekedar 5 milyar tahun ) , dan itu termasuk usia yang sangat muda bagi sebuah tata-surya di alam semesta. Karena itu, tidak ada alasan bagi timbulnya ketakutan akan terjadinya kiamat dalam waktu dekat ini, apalagi jika hanya dalam hitungan 1 hingga 10 tahun kedepan, bahkan 1 trilyun tahun kedepan saja belum akan kiamat, mengapa merisaukan akan terjadi tahun-tahun dekat ini ?

Demikian pembahasan kita mengenai Kiamat menurut yang diajarkan oleh Sang Bhagava, Sang Buddha, Sang-Lokavidu ; pengenal-segenap-alam-semesta.

Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

Semoga Semua Makhluk Berbahagia dan Terbebas… !

– RATANA KUMARO / RATYA MARDIKA –

Semarang Barat, Rabu, 08 Oktober 2008.

=================

Offline risceria

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 44
  • Reputasi: 1
  • Gender: Female
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #46 on: 09 February 2009, 03:19:13 PM »
To DCers:
Jadi yg saya tanyakan di sini adalah ada/tidak penjelasannya di agama buddha? Apakah di agama buddha pernah membahas ini? Misalnya ternyata itu merupakan bagian dari tanda2 moral manusia yg menurun,tanda kemelekatan,dll.

Saya gak hobi ke vihara makanya pengetahuan agama buddha saya minim(cmn dpt dr buku,guru,tmn,bhante[ini jg bs diitung pake jari]),nah makanya saya berpikir mungkin ada penjelasannya tp saya nya yg gak tau.Maka saya buatlah thread ini.Judul threadnya sesuai dgn kebingungan & yg ingin saya TANYAKAN.

Oleh sebab itu,reply selanjutnya mohon langsung dikatakan ada/tdk.
Jd langsung ketik:
"Ada Pembahasan mengenai hal ini" jika ada & "Tidak ada pembahasan mengenai hal ini" jika tidak ada.Dan kalau ada pembahasan mengenai hal tsb,baru dibawahnya diuraikan apa saja pembahasannya.
Jadi yg saya butuh ada/gak pembahasannya di agama buddha(sesuai judul),bukan pendapat pribadi(mohon maaf ya,mungkin nanti utk pembahasan yg lain saya baru butuh pendapat pribadi).

Sekian & xie xie ;D

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #47 on: 09 February 2009, 03:23:44 PM »
sis RI ceria,

Itu kan udah dijelasin diatas..hehe.... mau jenis penjelasan yang seperti apa yang dibutuhkan?.. kalo soal tanda2 kiamat sudah dijelaskan diatas....hehehe....

kalo persepsi cepatnya waktu ya itu relatif tergantung pikiran pada saat tersebut....

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #48 on: 09 February 2009, 03:25:34 PM »
Konsep Buddhis tentang Relativitas Waktu

Perkembangan fisika modern telah mengalami kemajuan pesat sejak Newton membabarkan konsep nya mengenai waktu yang absolut dan universal hingga Einstein yang mengeluarkan teori nya mengenai relativitas waktu, yaitu dimana waktu dapat berjalan melambat atau bertambah cepat tergantung dari kecepatan sang pengamat serta kekuatan gravitasi. Dengan teori tersebut maka waktu jadi kehilangan sifat universal nya. Apa yang bagi seorang pengamat merupakan masa lalu, dapat pula merupakan masa mendatang bagi pengamat lain nya.

Teori Einstein yang mengguncangkan tersebut di lahirkan pada tahun 1905 yang kita kenal dengan Teori Relativitas Khusus. Pada saat itu dia memulai dengan mempertanyakan gagasan waktu yang absolut dan universal dari Newton. Menurut Einstein, waktu tidak lagi tergantung/terpisah dari alam sekitarnya, melainkan tergantung pada kecepatan gerak sang pengamat. Makin cepat sang pengamat bergerak , makin lambat waktu berjalan.
Sebagai contoh, kalau seseorang mengendarai pesawat ruang angkasa yang mempunya kecepatan 87% kecepatan cahaya, maka waktu akan melambat menjadi setengah nya, Artinya, pertambahan umur seseorang setelah melakukan perjalanan tersebut akan menjadii 1/2 kali lebih lambat di bandingkan dengan orang-orang yang ada dibumi. Dengan demikian, orang-orang yang ada di bumi akan menjadi lebih cepat tua dan keriput. Sir James Jeans, dalam buku nya The Mysterious Universe menyatakan " Diyakini sekarang bahwa setiap rangkaian peristiwa memiliki orde waktunya sendiri dan adalah sulit untuk membandingkan atau menghubungkan satu sama lain nya disebab kan tidak ada nya "waktu" standar bersama "

Agama Buddha mendefinisikan waktu sebagai "sebuah" pengukuran terhadap perubahan. Kita dapat mengukur perubahan, baik perubahan fisik yang terlihat maupun perubahan yang di proyeksikan oleh mental kita.
"Waktu" tidak boleh di katakan tidak eksis meskipun ia merupakan suatu proyeksi mental, oleh karena itu ia dapat mempengaruhi kita dengan cara yang berbeda.
Misal nya, saat kita sedang bersenang-senang, "waktu" terasa berlalu begitu cepat. Tetapi ketika saat kita sedang gelisah menunggu sesuatu atau sedang mengalami siksaan batin, waktu sehari terasa sangat panjang

Lalu, apakah prinsip relativitas waktu ini telah di kenal dalam Buddhisme ? Agama Buddha membagi alam kehidupan ini menjadi 31 kategori.
Pada salah satu alam tersebut, yaitu Alam Surga Caturmaharajika, satu hari sama dengan 50 tahun manusia. Pada alam surga yang di sebut Tiga-Puluh-Tiga-Dewa (Tavatimsa) , satu hari sama dengan 100 tahun manusia. Pada alam Surga Yama, satu hari sama dengan 200 tahun manusia. Sementara itu, di Surga Brahma, kehidupan mereka jauh lebih lama lagi karena dimensi waktu yang memanjang secara geometrik.

Agama Buddha juga tidak menerima konsep ada nya waktu yang bersifat universal & absolut. Menurut nya, dimensi waktu masih merupakan bagian dari kebenaran relatif fenomena dunia. Dengan kata lain, dimensi waktu hanya bisa merupakan makna di dalam alam relatif karena ia merupakan suatu proyeksimental dari kesadaran pikiran yang bersifat diskriminatif, dimensi waktu adalah suatu ilusi yang diciptakan oleh pikiran
Dalam kitab Atthasalini dari Abhidhamma di nyatakan " Dengan dimensi waktu Suciwan melukiskan pikiran/ dan dengan pikiran melukiskan waktu

Agama Buddha juga tidak menyetujui pandangan bahwa waktu mempunyai awal dan akhir. Bangsa-bangsa pada jaman kuno tidak dapat atau sulit memahami hal ini sehingga mereka mengarang suatu mitos mengenai penciptaan oleh seorang dewa untuk menandai bermulanya waktu.

Demikianpula para ilmuwan modern memandang bahwa waktu tidak mempunyai suatu keberadaan yang dapat dicerai-beraikan karena eksistensi nya tidak hanya ada pada saat sekarang saja. Menurut mereka, adalah mustahil untuk menandai awal, sedang berlangsungnya, atau akhirdari suatu periode. Jika kita membagi suatu periode menjadi bagian awal, tengah dan akhir, maka akan menjadi jelas bahwa sesuatu yang merupakan "keseluruhan" tidak terdapat pada salah satu dari ketiga bagian ini.

Menurut agama Buddha, waktu terawal/primordial tidak ada, dimensi waktu merupakan suatu bentukan pikiran belaka. Karena merupakan suatu bentukan pikiran, maka kita mampu mempersepsikan waktu yang lebih awal lagi, suatu "waktu" yang di anggap terawal masi bisa di proyeksikan oleh kesadaran mental ke waktu yang lebih awal lagi dan seterusnya.

Menurut sistem Yogacara dari Buddhisme Mahayana, selama kita berada dalam alam relatif yang dualis, maka konsep "waktu terawal" tidak ada karena selama pemikiran dan konsep kita terkungkung dalam alam relatif, maka selalu bisa membayangkan waktu yang lebih awal dari yang terawal. Sebagaimana hal nya dalam garis bilangan yang selalu bisa ditemukan bilangan yang lebih besar ataupun lebih kecil, demikian juga dengan pemikiran dualis kita yang dapat "mundur" ataupun "maju" tanpa batas. Oleh sebab itu, dalam semua sutra Buddha, selalu digunakan istilah "sejak masa tanpa awal", karena pada dasar nya "waktu" merupakan proyeksi mental yang bersifat diskriminatif, seperti hal nya dalam mimpi kita, selalu bisa kita bayangkan waktu yang lebih awal.

Buddha bersabda " Masa lalu, sekarang, masa depan.....tak lebih dari nama-nama, bentuk bentuk pikiran, kata-kata yang di gunakan sehari hari, ia hanyalah realitas yang superfisial. Masa lalu tak dapat di raih karena sudah lewat, masa depan tak dapat diraih karena belum tiba, masa sekarang tak dapat di raih karena seketika kita memikirkan "sekarang", ia sudah pergi jauh ..."

http://www..org/archive/index.php/t-24432.html

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #49 on: 09 February 2009, 03:45:42 PM »

Buddha bersabda " Masa lalu, sekarang, masa depan.....tak lebih dari nama-nama, bentuk bentuk pikiran, kata-kata yang di gunakan sehari hari, ia hanyalah realitas yang superfisial. Masa lalu tak dapat di raih karena sudah lewat, masa depan tak dapat diraih karena belum tiba, masa sekarang tak dapat di raih karena seketika kita memikirkan "sekarang", ia sudah pergi jauh ..."

http://www..org/archive/index.php/t-24432.html

masa sekarang tak dapat diraih ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #50 on: 09 February 2009, 03:50:06 PM »
kalau cuma dipikirkan dan tidak dikerjakan ^-^

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #51 on: 09 February 2009, 03:54:06 PM »
kalau cuma dipikirkan dan tidak dikerjakan ^-^

berarti kalau dikerjakan = bisa diraih ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #52 on: 09 February 2009, 04:14:29 PM »
kalau tidak diketik apa keluar tulisan ini :))
maksudnya kalau cuma dipikirakan dan tidak dilakukan sekarang juga sama saja tidak melakukan apa2

ini cuma pemikiran saya saja bikkhu dilbert ^:)^

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #53 on: 09 February 2009, 04:22:10 PM »

Buddha bersabda " Masa lalu, sekarang, masa depan.....tak lebih dari nama-nama, bentuk bentuk pikiran, kata-kata yang di gunakan sehari hari, ia hanyalah realitas yang superfisial. Masa lalu tak dapat di raih karena sudah lewat, masa depan tak dapat diraih karena belum tiba, masa sekarang tak dapat di raih karena seketika kita memikirkan "sekarang", ia sudah pergi jauh ..."

http://www..org/archive/index.php/t-24432.html

masa sekarang tak dapat diraih ?

dear bro dilbert,

yg dimaksud adalah jika membicarakan "sekarang", sementara pada wkt mau bicara ttg "sekarang" saja, "sekarang" yg tadi sudah lewat/padam

yg bisa dipegang, adalah "sekarang" yg timbul, dan akan padam

kira2 seperti itu, maaf jika tidak terlalu jelas

metta

Offline Equator

  • Sebelumnya: Herdiboy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.271
  • Reputasi: 41
  • Gender: Male
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #54 on: 09 February 2009, 04:49:33 PM »

Buddha bersabda " Masa lalu, sekarang, masa depan.....tak lebih dari nama-nama, bentuk bentuk pikiran, kata-kata yang di gunakan sehari hari, ia hanyalah realitas yang superfisial. Masa lalu tak dapat di raih karena sudah lewat, masa depan tak dapat diraih karena belum tiba, masa sekarang tak dapat di raih karena seketika kita memikirkan "sekarang", ia sudah pergi jauh ..."

http://www..org/archive/index.php/t-24432.html

masa sekarang tak dapat diraih ?

dear bro dilbert,

yg dimaksud adalah jika membicarakan "sekarang", sementara pada wkt mau bicara ttg "sekarang" saja, "sekarang" yg tadi sudah lewat/padam

yg bisa dipegang, adalah "sekarang" yg timbul, dan akan padam

kira2 seperti itu, maaf jika tidak terlalu jelas

metta

Wahh.. yang ini dalam untuk dimengerti, mudah2an tidak membuat Sis Risca bingung  ;D
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #55 on: 09 February 2009, 05:00:27 PM »
Hidup hanya sepanjang nafas.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #56 on: 09 February 2009, 05:17:42 PM »
ya kalo udah ga napas lagi, berarti udah kaga idup yah bro dilbert?  :))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #57 on: 09 February 2009, 05:21:49 PM »

Buddha bersabda " Masa lalu, sekarang, masa depan.....tak lebih dari nama-nama, bentuk bentuk pikiran, kata-kata yang di gunakan sehari hari, ia hanyalah realitas yang superfisial. Masa lalu tak dapat di raih karena sudah lewat, masa depan tak dapat diraih karena belum tiba, masa sekarang tak dapat di raih karena seketika kita memikirkan "sekarang", ia sudah pergi jauh ..."

http://www..org/archive/index.php/t-24432.html

masa sekarang tak dapat diraih ?

dear bro dilbert,

yg dimaksud adalah jika membicarakan "sekarang", sementara pada wkt mau bicara ttg "sekarang" saja, "sekarang" yg tadi sudah lewat/padam

yg bisa dipegang, adalah "sekarang" yg timbul, dan akan padam

kira2 seperti itu, maaf jika tidak terlalu jelas

metta

Wahh.. yang ini dalam untuk dimengerti, mudah2an tidak membuat Sis Risca bingung  ;D

ilustrasi serupa sebenarnya sama seperti yg digunakan dengan contoh air sungai, yg sering dipakai dalam menjelaskan mengenai konsep Kamma atau Anatta

jadi sebenarnya sudah sering ada dalam ulasan rekan2 lainnya juga kok.......

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #58 on: 09 February 2009, 05:35:07 PM »
ya kalo udah ga napas lagi, berarti udah kaga idup yah bro dilbert?  :))

david blaine bisa gak bernafas 3 menit-an... kalau saya 3 menit-an... gak bisa mikir lagi...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Adakah Penjelasannya di Agama Buddha?
« Reply #59 on: 09 February 2009, 05:53:04 PM »
Kalau yg saya rasakan sekarang ini kok waktu cepat bgt ya berlalu? Tau2 udh ganti hari,tanggal,bulan.

Setau saya di agama tertentu cepatnya waktu berputar merupakan salah satu tanda kiamat.

Nah,kalo di agama buddha sendiri ada gak penjelasan mengenai cepatnya wkt berputar? Apakah merupakan suatu tanda tertentu?

Memangnya ada ukurannya waktu sekarang lebih cepat berlalu? Apakah 1 detik sekarang sudah tidak pakai ukuran transisi Cesium lagi ataukah sekarang 1 hari = 23 jam? Hitungan waktu tidaklah berubah, yang berubah hanyalah sikap pikiran terhadap waktu. 10 menit bagi orang yang sedang nunggu bus "lebih lama" daripada bagi orang pacaran. Lalu apakah kiamat hanya melanda orang pacaran? ;D


 

anything