//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme  (Read 234929 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #555 on: 30 May 2012, 02:45:47 PM »

bpk. Kainyn_Kutho, terima kasih sudah di-ingatkan tentang "ego"

saya merasa risih aja, melihat teman2 nasrani yang ingin memperlihatkan aroganisme-nya dan saya kira disini bukanlah tempatnya untuk menunjukan aroganisme tsb. Masih banyak forum nasrani yang lebih membutuhkan bimbingan daripada terlibat duel kata2 / debat kusir.

saya amat menghargai forum ini bisa menerima siapa saja dan dari kalangan manapun
tapi teman2 nasrani alangkah baiknya bisa memberikan penjelasan berkenaan dengan perbedaan pandangan antara buddhism & Xr.

kalaupun ada pihak member disini yang menanggapi secara arogan, saya kira itu bukan alasan untuk melakukan debat berkepanjangan tentang ajaran masing2. Ini lebih disebabkan karena DC adalah rumah bagi kalangan buddhis, sebagai tuan rumah memiliki rasa "homey" daripada pendatang dari pandangan berbeda (maksudnya: lebih mempertahankan pandangan tuan rumah)

Intinya tuan rumah tetap harus dihormati dan tamu yang datang harus siap menerima apapun konsekwensinya (tetap menerima adanya perbedaan) dan berusaha memberikan penjelasan sebaik mungkin.




salam _/|\_,


nb: saya memiliki latar belakang pendidikan Xr dr TK s/d Univ.
mohon maaf jika ada salah kata  ...
Terima kasih kembali.
Memang benar bahwa di forum Buddhis, tentu saja yang diutamakan adalah pembahasan Buddhisme. Namun sesekali memang muncul orang-orang yang merasa lebih baik daripada orang lain, apakah dari kalangan Buddhis sendiri, atau juga dari kalangan umat lain. Jika belum meresahkan, tidak mengancam, menggunakan kata-kata kasar, biasanya belum ditindak. Dari sudut pandang lain, justru bisa dijadikan hiburan dan pelajaran.

Misalnya dalam kasus di sini, ada orang yang memberikan argumen yang menyalahi argumennya sendiri.
Dia berpendapat:
- tulisan dirinya bermuatan dhamma, sedangkan tulisan orang lain tidak.
- objek adalah netral.
-> Berdasarkan kedua statement ini, kita bisa lihat kebodohannya yang menyatakan dirinya sendiri gagal melihat tulisan2 itu sebagai netral dan terjerumus pada penilaian yang tendensius.

Dalam komunitas yang dewasa, seseorang dinilai dari seberapa bermanfaat tulisannya, bukan dari seberapa sering dia berkoar-koar atau seberapa tinggi dia menilai dirinya sendiri. Jadi jangan khawatir, lanjutkan saja.

BTW, simbol 'serapan' "Χρ" dari abjad Yunani ke abjad Romawi yang biasa saya temui adalah "Xp", bukan "Xr".

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #556 on: 30 May 2012, 03:08:53 PM »

BTW, simbol 'serapan' "Χρ" dari abjad Yunani ke abjad Romawi yang biasa saya temui adalah "Xp", bukan "Xr".

Chi-rho = Xp ?
mungkin karena ada kemiripan antara rho yang disimbolkan dengan p , sehingga diambillah karakter pertama dari rho yaitu r
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #557 on: 30 May 2012, 04:16:16 PM »
Chi-rho = Xp ?
mungkin karena ada kemiripan antara rho yang disimbolkan dengan p , sehingga diambillah karakter pertama dari rho yaitu r

Iya, Chi-Rho, dari "Christos", diambil 2 huruf depannya. Karena yang umum adalah penggunaan abjad Romawi, jadi biasa dipakai Xp yang mirip. Kalau Xr, maka jika dilihat dari abjad Romawi, jadi "Eks-Er", atau kalau dari abjad Yunani mirip "Chi-Gamma" (ΧΓ).

Offline Lynx

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 15
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semua Hal Di Dunia Ini Adalah Netral,.......
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #558 on: 30 May 2012, 05:43:27 PM »
Uit... Ikutan nimbrung yach...
Untuk perdebatan kali ini, mungkin saya ingin sedikit mengomentari bahwa SANG BUDDHA pernah berkata :

"DHAMMA Yang saya ajaran khan ini hanya SEKEPAL TANGAN, dan dilluar sana masih bnyak ajaran2 lain yang MUNGKIN BISA MENYELAMATKAN juga"
"Tetapi WALAU hanya sekepal tangan tetapi DHAMMA ini sudah bisa menuntun kita untuk lepas dari penderitaan <menyelamatkan tetapi karena dalam buddhist tidak ada kata penyelamatan>"

PS : Sorry klo agak kurang tepat, saya hanya ingat Intinya saja,... saya lupa secara persis Text nya / apalagi bhsa pali nya hahahah  ^:)^  :))

jadi semua ini balik ke diri kita masing2, mau mempelajari dan menjalankan ajaran DHAMMA yang sudah tentu bisa menuntun kita untuk lepas dari SAMSARA atau belajar AJARAN lain di luar sana,.... is up to you guys,.....

Tetapi janganlan selalu membuat rusuh dan menjelek"kan agama / ajaran orang lain, karena ketika anda menjelek"an agama / ajaran lain disanalah terlihat seberapa nilai ajaran anda dalam diri anda.

 _/\_ Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta  _/\_
 _/\_ Sabbe Sankara Anicca  _/\_
 _/\_ Saddhu.........(3x)  _/\_
Semua Hal Di Dunia Ini Adalah Netral,....... Tergantung Diri Kita Sendiri Yang Memaknainya.
Semua Hal Di Dunia Ini Adalah Tidak Kekal Adanya.......

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #559 on: 31 May 2012, 05:50:47 AM »
apakah prilaku saya dalam setiap gambaran tulisan (lihat pada seluruh tulisan saya ) terlihat mencerminkan tujuan/motivasi/niat, kesungguhan dan kondisi batin yang bertolak belakang seperti yang anda pertanyakan?
terlihat jahat, lepas kendali, ngawur, serampangan menulis, menghina atau perendahan atau pelecehan atau menyesatkan untuk kepentingan atta diri atau meninggikan diri, atau sebatas pelampiasan emosi tiada nilai-nilai kebenaran, tiada penjelasan sebatas kata-kata untuk kemenangan atau kalah?
silahkan anda yang menilai..... menurut ukuran (cermin) anda sendiri juga loh. itupun klo mau bersikap sabar, jujur  dan menyelidiki sendiri. jadilah apa yang menurut ukuranmu, padamu bukan padaku.

 _/\_abgf


mosok tujuan anda singgah di alam DC berkoar-koar n berpropaganda ada dengan niat baik ? yang benar ah ! ^-^

model anda udah sering dan banyak ! kalau ada waktu boleh cari topik lainnya, 
Bisa dilihat dan baca, bagaimana sepak terjang pendahulu2 anda mana tahu bisa jadi referensi utk berkoar2 serta menambah 'ilmu'   :))
« Last Edit: 31 May 2012, 05:57:50 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #560 on: 31 May 2012, 11:21:59 AM »
dan forum DC ini, HALAL untuk sampai  berdarah-darah...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Che Yong

  • Teman
  • **
  • Posts: 95
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #561 on: 31 May 2012, 09:16:34 PM »
mosok tujuan anda singgah di alam DC berkoar-koar n berpropaganda ada dengan niat baik ? yang benar ah ! ^-^

model anda udah sering dan banyak ! kalau ada waktu boleh cari topik lainnya, 
Bisa dilihat dan baca, bagaimana sepak terjang pendahulu2 anda mana tahu bisa jadi referensi utk berkoar2 serta menambah 'ilmu'   :))

gapapalah orang berkoar2 kk adi. kan watak orang berbeda2.  :)
kalau misalnya ada guru memberikan soal 10+10 = ? a menjawab  15, b menjawab 20.
a bilang si b salah besar. b ya ketawa2 aja sama si a.
a ga terima dan menyatakan si b itu terlalu tinggi atta(atau apalah sukanya) si b dan a tetap ga mau mengakui jawaban tersebut.
A lalu mengadakan debat dengan si b masalah a masalah b dll.
padahal yang ditanya 10+10=? Ia puter2 debat pokoknya si b ini salah dan 10+10 = 15.
hmmm perlukah si b terus meladeni si a? ataukah si b kerjain pr atau belajar buat pelajaran lain besok hari?


Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #562 on: 02 June 2012, 09:37:03 AM »
contoh perbandingan tulisan....

bandingkan tulisan kandungan DHAMMA, sebagi contoh hanya sebatas sedikit urutan kecil dari tulisan ini, belum lagi banyak yang lain :
Quote from: abgf on 24 May 2012, 02:11:15 PM

Itivuttaka 03 – Tika Nipata (Kelompok Tiga)
18. Orang Tolol dan Orang Bijaksana
Para bhikkhu, orang tolol ditandai oleh perilakunya, orang bijaksana ditandai oleh perilakunya. Kebijaksanaan memancar terang di dalam perilaku.
Lewat tiga hal orang tolol dapat dikenali :lewat perilaku tubuh, ucapan, dan pikiran yang buruk.
Lewat tiga hal orang bijaksana dapat dikenali :lewat perilaku tubuh, ucapan, dan pikiran yang baik.


kualitas/mentalitas (seperti) apakah itu?

22. Tiga Jenis Mentalitas
Para bhikkhu, ada tiga jenis manusia yang terdapat di dunia ini. Apakah yang tiga itu?
Ada manusia dengan pikiran seperti luka menganga;

manusia dengan pikiran seperti kilat;
manusia dengan pikiran seperti berlian.

Para bhikkhu, seperti apakah manusia yang memiliki pikiran seperti luka menganga?
Dia adalah orang yang cepat naik darah dan mudah jengkel.
Jika dikritik sedikit saja, dia sudah kehilangan kesabaran, lalu menjadi marah dan jengkel; dia keras kepala dan menunjukkan kemarahan, kebencian, dan kejengkelan.

Persis seperti, misalnya, luka bernanah yang jika dipukul dengan tongkat atau pecahan tanah liat akan mengeluarkan lebih banyak nanah, demikian juga orang yang cepat naik darah …. dan menunjukkan kemarahan, kebencian, dan kejengkelan.

Orang seperti ini dikatakan memiliki pikiran seperti luka menganga.


bila kita saling memiliki motivasi atau tujuan yang baik, saya menjawab dengan maksud baik sehubungan dengan penilaian kondisi/kualitas masing-masing seperti itu.
klo tidak. untuk apa dijawab. seperti perumpamaan kisah zen guru zen menuang air kedalam gelas yang sudah penuh terisi. itu hanya kesia-siaan.

adakah yang salah pada yang saya tulis pada kutipan sutta diatas?

 

dengan kualitas komentar-komentar dibawah ini :

Quote from: william_phang on 23 May 2012, 04:58:44 PM
Orang Buta tidak mampu bercermin.......

Quote from: will_i_am on 23 May 2012, 09:32:49 PM
bercermin...   

Quote from: adi lim on 24 May 2012, 05:38:01 AM
atau 'kapasitas nya' terbatas !

Quote from: Che Yong on 24 May 2012, 05:58:26 AM
ada 2 jenis perkataan yg dikatakan Sang buddha. yaitu perkataan yg benar dan membawa kita pada kebahagiaan.
walaupun ngomong sana ngomong sini tapi toh batinnya dipenuhi gengsi, menimbulkan perpecahan dll buat apa ?
lebih baik bila dipikir pengganggu, menimbulkan pertentangan (sengaja2 provokatif) lebih baik ga perlu liat komennya.
boleh saja utarakan kamma jahat disini. boleh saja mikir ini kan dunia maya, apa yg ditakutkan dsb.
anyway the wind blows. dunia tetap berjalan. mau dimanipulasikan bagaimana pun tetep saja kamma akan berbicara.

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 May 2012, 11:05:33 AM
Kembali lagi dalam dhamma, kita belajar dhamma untuk menilai diri sendiri, untuk mawas diri. Jangan seperti contoh oknum di forum ini yang baca sutta, bukannya diaplikasikan ke diri sendiri, malah digunakan untuk menghakimi orang lain.

Seperti orang berkhotbah "JANGAN MEROKOK!" sambil merokok. Ironis.

Quote from: will_i_am on 24 May 2012, 02:49:45 PM
paling berkilah lagi dengan berkomentar pnjang lebar

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 May 2012, 03:34:00 PM
[at]  Sari Dewi

Saya rasa anda dan yang lainnya juga sudah tahu motivasinya. Tujuannya memang bukan untuk kebaikan orang lain, tapi pemuasan egonya. Kalau anda ladeni terus, maka itu memberi bahan bakar bagi egonya untuk terus berkembang. Jadi saran saya, diabaikan saja.

Quote from: will_i_am on 24 May 2012, 03:46:16 PM
kenapa bro abgf mesti balik ke DC lagi??
apa karena merasa gatal karena ingin mengomentari tulisan kita2 disini??
itu bisa disebut ego bukan??


BTW, kapan mau pergi lagi??   

Quote from: Wolvie on 24 May 2012, 07:49:12 PM

namanya juga orang ndableg, n ga tau malu..

urat malunya udah putus kali ye, wkwkwkwk

udah salah masih ngotot, dikasih tau tambah kalap, wkwkwk

Quote from: Sari Dewi on 28 May 2012, 06:11:48 PM

bpk. Kainyn_Kutho, terima kasih sudah di-ingatkan tentang "ego"

saya merasa risih aja, melihat teman2 nasrani yang ingin memperlihatkan aroganisme-nya dan saya kira disini bukanlah tempatnya untuk menunjukan aroganisme tsb. Masih banyak forum nasrani yang lebih membutuhkan bimbingan daripada terlibat duel kata2 / debat kusir.

saya amat menghargai forum ini bisa menerima siapa saja dan dari kalangan manapun
tapi teman2 nasrani alangkah baiknya bisa memberikan penjelasan berkenaan dengan perbedaan pandangan antara buddhism & Xr.

kalaupun ada pihak member disini yang menanggapi secara arogan, saya kira itu bukan alasan untuk melakukan debat berkepanjangan tentang ajaran masing2. Ini lebih disebabkan karena DC adalah rumah bagi kalangan buddhis, sebagai tuan rumah memiliki rasa "homey" daripada pendatang dari pandangan berbeda (maksudnya: lebih mempertahankan pandangan tuan rumah)

Intinya tuan rumah tetap harus dihormati dan tamu yang datang harus siap menerima apapun konsekwensinya (tetap menerima adanya perbedaan) dan berusaha memberikan penjelasan sebaik mungkin.




salam _/|\_,


nb: saya memiliki latar belakang pendidikan Xr dr TK s/d Univ.
mohon maaf jika ada salah kata  ...

tidak nyadarkah anda??? 

Quote from: abgf on 24 May 2012, 02:50:35 PM
apakah prilaku saya dalam setiap gambaran tulisan (lihat pada seluruh tulisan saya ) terlihat mencerminkan tujuan/motivasi/niat, kesungguhan dan kondisi batin yang bertolak belakang seperti yang anda pertanyakan?
terlihat jahat, lepas kendali, ngawur, serampangan menulis, menghina atau perendahan atau pelecehan atau menyesatkan untuk kepentingan atta diri atau meninggikan diri, atau sebatas pelampiasan emosi tiada nilai-nilai kebenaran, tiada penjelasan sebatas kata-kata untuk kemenangan atau kalah?
silahkan anda yang menilai..... menurut ukuran (cermin) anda sendiri juga loh. itupun klo mau bersikap sabar, jujur  dan menyelidiki sendiri.
jadilah apa yang menurut ukuranmu, padamu bukan padaku.

 _/\_abgf

jadilah apa yang menurut ukuranmu, padamu bukan padaku.
lihat.... tidak perlu dijawabpun juga oleh abgf, sebenarnya sudah dijelaskan...... (lihat kalimat huruf-huruf besar di kutipan atas.)

 _/\_abgf
[/color]


Terima kasih kembali.
Memang benar bahwa di forum Buddhis, tentu saja yang diutamakan adalah pembahasan Buddhisme. Namun sesekali memang muncul orang-orang yang merasa lebih baik daripada orang lain, apakah dari kalangan Buddhis sendiri, atau juga dari kalangan umat lain. Jika belum meresahkan, tidak mengancam, menggunakan kata-kata kasar, biasanya belum ditindak. Dari sudut pandang lain, justru bisa dijadikan hiburan dan pelajaran.

benar loh apa yang ditulis bro kainyn dengan kenyataan yang ditunjukannya.....


Misalnya dalam kasus di sini, ada orang yang memberikan argumen yang menyalahi argumennya sendiri.
Dia berpendapat:
- tulisan dirinya bermuatan dhamma, sedangkan tulisan orang lain tidak.
- objek adalah netral.
-> Berdasarkan kedua statement ini, kita bisa lihat kebodohannya yang menyatakan dirinya sendiri gagal melihat tulisan2 itu sebagai netral dan terjerumus pada penilaian yang tendensius.

Dalam komunitas yang dewasa, seseorang dinilai dari seberapa bermanfaat tulisannya, bukan dari seberapa sering dia berkoar-koar atau seberapa tinggi dia menilai dirinya sendiri. Jadi jangan khawatir, lanjutkan saja.

dimanakah kesadaran itu? bagaimanakah pencerapan pengetahuan ( 8 ) jalan itu? dimanakah prakteknya? bagaimanakah kualitasnya?

benar loh bro kainyn....
padahal sering menulis kata-kata 'obyek itu netral...'. dan menjelaskan praktek kesadaran pikiran.

tetapi mengapa menimbulkan pandangan/pendapat yang mendualisme, yaitu munculnya pendapat bertentangan ' tulisan dirinya bermuatan dhamma, sedangkan tulisan orang lain tidak.'. padahal nyata-nyata yang ditulis dengan contoh-contohnya adalah kenyataan, sehingga dapat melihat keadaan kenyataan yang sebenarnya sedang terjadi dan yang selalu terjadi.

sehingga menjadi terlihat jelas, 'kita bisa lihat kebodohannya yang menyatakan dirinya sendiri gagal melihat tulisan2 itu sebagai netral dan terjerumus pada penilaian yang tendensius terhadap dirinya sendiri masing-masing', berdasarkan statement ini terhadap tulisan pengungkapan kenyataan pada contoh kutipan abgf diatas.


Dalam komunitas yang dewasa, seseorang dinilai dari seberapa bermanfaat tulisannya, bukan dari seberapa sering dia berkoar-koar atau seberapa tinggi dia menilai dirinya sendiri. Jadi jangan khawatir, lanjutkan saja.

berdasarkan pengungkapan kebenaran. seseorang pembelajar yang baik dapat melihat dan mendapat manfaat. dan bagi yang sebaliknya hanyalah ekspresi keangkuhan kebanggaan keakuan (tanha, atta lobha dosa moha.)
benar bro kainyn, seseorang dinilai dari seberapa bermanfaat tulisannya, bukan dari seberapa sering dia berkoar-koar atau bahkan menulis kata-kata serampangan yang tidak bermanfaat pembelaan diri sebatas ekpresi emosi lobha dosa bahkan mengungkapkan moha kebodohan sendiri.

seberapa tinggi dia menilai dirinya sendiri. Jadi jangan khawatir, lanjutkan saja. hal itu akan diketahui hasilnya oleh para pembaca, apakah tulisan mereka membawa manfaat menimbulkan diskusi atau perenungan diri  yang mendalam atau hanya tulisan-tulisan selingan yang tidak mempunyai makna apa-apa atau dangkal (moha) hanya sebatas membangkitkan perasaan emosi (lobha dan dosa), melalui pengungkapan-pengungkapan atau penjelasan-penjelasan dalam tulisan penulis.

 _/\_abgf
« Last Edit: 02 June 2012, 09:45:56 AM by abgf »

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #563 on: 02 June 2012, 09:52:49 AM »
mosok tujuan anda singgah di alam DC berkoar-koar n berpropaganda ada dengan niat baik ? yang benar ah ! ^-^

model anda udah sering dan banyak ! kalau ada waktu boleh cari topik lainnya, 
Bisa dilihat dan baca, bagaimana sepak terjang pendahulu2 anda mana tahu bisa jadi referensi utk berkoar2 serta menambah 'ilmu'   :))

dimanakah koar-koar? siapakah yang berpraktek koar-koar (seperti ayam jago berbunyi)?
lihatlah, bacalah baik-baik tulisan saya... secara mendalam...
(tulisan) 'kenyataan' beda dengan koar-koar...
kan... beberapa teman umat bilang (mereka) sudah dibantai?!!!
mudah-mudahan klo aku sich tidak terbantai dech oleh teman-teman.....
jangan dibantai yech sampai berdarah-darah katanye...

 _/\_abgf

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #564 on: 02 June 2012, 09:56:56 AM »
dan forum DC ini, HALAL untuk sampai  berdarah-darah...

tuch kan... katanya halal sampai berdareh-dareh....

kasihan yang mau membuat berdareh-dareh....
saat diungkapkan kenyataannye malah jadi naik dareh....
 _/\_abgf

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #565 on: 02 June 2012, 10:01:34 AM »
tuch kan... katanya halal sampai berdareh-dareh....

kasihan yang mau membuat berdareh-dareh....
saat diungkapkan kenyataannye malah jadi naik dareh....
 _/\_abgf

masih kangen sama DC bro?

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #566 on: 02 June 2012, 10:05:03 AM »
gapapalah orang berkoar2 kk adi. kan watak orang berbeda2.  :)
kalau misalnya ada guru memberikan soal 10+10 = ? a menjawab  15, b menjawab 20.
a bilang si b salah besar. b ya ketawa2 aja sama si a.
a ga terima dan menyatakan si b itu terlalu tinggi atta(atau apalah sukanya) si b dan a tetap ga mau mengakui jawaban tersebut.
A lalu mengadakan debat dengan si b masalah a masalah b dll.
padahal yang ditanya 10+10=? Ia puter2 debat pokoknya si b ini salah dan 10+10 = 15.
hmmm perlukah si b terus meladeni si a? ataukah si b kerjain pr atau belajar buat pelajaran lain besok hari?

siapa yang  merasa sudah benar (ia yang sudah memiliki pengetahuan benar)?
yang jadi masalahnya siapa yang merasa dirinya sebagai si A itu atau si B itu?
klo sotapannapun aku sebut dech ia layak sebagai si B.
lah... klo sotapannapun tidak..., siapa si A yang merasa si B?
bukankah ini salah satu contoh terbolak-balik atas salah satu contoh yang tidak disadari terhadap diri sendiri, pengungkapan kenyataan yang sebenarnya pada kutipan dibawah ini :
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 May 2012, 02:45:47 PM
    Misalnya dalam kasus di sini, ada orang yang memberikan argumen yang menyalahi argumennya sendiri.
    Dia berpendapat:
    - tulisan dirinya bermuatan dhamma, sedangkan tulisan orang lain tidak.
    - objek adalah netral.
    -> Berdasarkan kedua statement ini, kita bisa lihat kebodohannya yang menyatakan dirinya sendiri gagal melihat tulisan2 itu sebagai netral dan terjerumus pada penilaian yang tendensius.

    Dalam komunitas yang dewasa, seseorang dinilai dari seberapa bermanfaat tulisannya, bukan dari seberapa sering dia berkoar-koar atau seberapa tinggi dia menilai dirinya sendiri. Jadi jangan khawatir, lanjutkan saja.

jadilah apa yang menurut ukuranmu, padamu bukan padaku.

 _/\_abgf
« Last Edit: 02 June 2012, 10:27:40 AM by abgf »

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #567 on: 02 June 2012, 10:10:20 AM »
masih kangen sama DC bro?

gatel nich..., kenyataan gak diungkapkan....  :)

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #568 on: 02 June 2012, 10:21:12 AM »
gatel nich..., kenyataan gak diungkapkan....  :)

sip, silahkan dilanjutkan. semoga anda nyaman disini.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme
« Reply #569 on: 02 June 2012, 10:25:03 AM »

memang anda sudah menyadari diri Anda sendiri ?

siapa yang  merasa sudah benar (ia yang sudah memiliki pengetahuan benar)?
yang jadi masalahnya siapa yang merasa dirinya sebagai si A itu atau si B itu?
klo sotapannapun aku sebut dech ia layak sebagai si B.
lah... klo sotapannapun tidak..., siapa si A yang merasa si B?
bukankah ini salah satu contoh terbolak-balik atas salah satu contoh yang tidak disadari terhadap diri sendiri, pengungkapan kenyataan yang sebenarnya pada kutipan dibawah ini :
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 May 2012, 02:45:47 PM
    Misalnya dalam kasus di sini, ada orang yang memberikan argumen yang menyalahi argumennya sendiri.
    Dia berpendapat:
    - tulisan dirinya bermuatan dhamma, sedangkan tulisan orang lain tidak.
    - objek adalah netral.
    -> Berdasarkan kedua statement ini, kita bisa lihat kebodohannya yang menyatakan dirinya sendiri gagal melihat tulisan2 itu sebagai netral dan terjerumus pada penilaian yang tendensius.

    Dalam komunitas yang dewasa, seseorang dinilai dari seberapa bermanfaat tulisannya, bukan dari seberapa sering dia berkoar-koar atau seberapa tinggi dia menilai dirinya sendiri. Jadi jangan khawatir, lanjutkan saja.


 _/\_abgf
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha