Kita telah diajarkan oleh Buddha bahwa membunuh hewan itu mendatangkan karma buruk........jgn diam..gerak2 lah dikit....
tetapi ada yang dinamakan "kebijaksanaan dalam membunuh"
yaitu,jika ada hewan yang tidak berguna dan mengganggu dan bahkan dapat membahayakan nyawa kita,maka hewan tersebut boleh dibunuh
sebagai contoh.Nyamuk,apakah jika anda dikerubuti nyamuk,apakah anda hanya berdiam,sementara menunggu nyamuk menghisap darah anda?Wah,itu sangat bahaya,jika saja salah satu dari nyamuk tsb adalah nyamuk aedes aegepty,yang membawa virus dengue,maka anda bisa terserang demam berdarah.Tetapi,tentunya dengan membunuh hewan tsb,tetap ada karma buruknya,tetapi hanya berbuah sedikit,bahkan kadang tidak berbuah
..........
suvatthi hotu
;D ;D ;D ;D ;D
_/\_
wuih teori dr mn tuh... klo bunuh nyamuk gtu cara nya, nama nya sih bukan bijaksana dalam membunuh, tp pinter dalam membunuh...ya,tapi ni teori bukan autenthic punya gw loh,gw dengar dari ceramah,udah lupa siapa yg ceramah dan di mana,yg hanya keinget ceramahne..... ;D ;D ;D
klo pinter dalam membunuh, seseorang akan melihat situasi, klo situasi tepat, piakkk... nyamuknya gepeng, alasan nya : nyamuk berbahaya, nyamuk bs nyebabkan demam berdarah, darah di isap nyamuk (mang berapa liter yg di isep ?) dan lainnya... tetep aja ada niat membunuh...
klo berbicara kamma, jgn deh main nebak2... membunuh pake alasan, ah kamma nya berbuah kecil saja... kata sapa ? coba ente marah besar, dendam abis ma nyamuk, ketemu nyamuk, niatin tuk bunuh tu nyamuk, piakkkk... bunuh dengan keinginan yg besar n kondisi berapi-api (marah maksudnya) nyamuk gepeng, tetep perbuatan buruk tuh (kita ga usa bicara berat ato ringan nya deh)... ato baca sabbe satta bhavantu sukkhitatta... piakkk... gepeng nyamuknya... tetep jg bukan tindakan bijak...
klo seseorang dengan kebijaksanaan... ketika ada nyamuk menyerang... ada beberapa opsi :
1. pindah tempat/meninggalkan tempat itu, jgn berada ditempat itu...
2. jika emang kita harus ada ditmpat itu, pake lah lotion anti nyamuk/kelambu (biasa yg suka meditasi pake ini)
3. pake pakaian yg tertutup, misal baju lengan panjang, celana panjang, pake kaos kaki...
4. jika ada nyamuk yg lg isep darah, ya di tiup aja/di kipas aja... ntar pergi sendiri...
5. klo suka berbuat bajik, anggap lah itu donor darah, emang brp liter sih yg bs diisep nyamuk ?
ya jd, pinter n bijak adalah 2 hal yg beda... pinter blom tentu bijak, bijak uda pasti pinter... ;D
kesimpulannya 'jadi boleh membunuh asal dengan cara bijaksana' ???
ada referensi sutta atau hanya cuap2 ? :o
ya,tapi ni teori bukan autenthic punya gw loh,gw dengar dari ceramah,udah lupa siapa yg ceramah dan di mana,yg hanya keinget ceramahne..... ;D ;D ;D
klo denger sesuatu, trus analisa lah hal itu, jika baik, maka terima lah, jika itu tidak baik, maka tidak perlu di terima... semua tergantung kita menilai secara bijak... bukan berarti apa pun yg kita denger, karena pembicara nya tersohot, maka ga perlu di filter, trima aja mentah2... bs ciloko ntar...ok,nice advice aa tono'
;D
hidup adalah pilihan..
**topik abu-abu ni..
**jadi keingat kasus membunuh tikus(yg ada di perangkap tikus) ;D
^ intinya pembunuhan dalam bentuk apapun tidak dianjurkan buddhism?
^ intinya pembunuhan dalam bentuk apapun tidak dianjurkan buddhism?
4.8. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini,” dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.” Ini adalah kriteria pertama.’
ini ajaran yg berbahaya, setelah nyamuk, kemudian binatang buas spt macan, singa, dll juga berbahaya oleh karena itu harus dibunuh, penganut ajaran ini menganggap membunuh binatang buas adalah pembunuhan yg bijaksana. selanjutnya meningkat lagi, para perampok, pencopet, maling, dll juga berbahaya, oleh karena itu harus dibunuh, penganut ajaran ini menganggap membunuh orang jahat adalah pembunuhan yg bijaksana. sekanjutnya meningkat lagi, teman2ku, sanak saudaraku, orang tuaku, dst ... dst, adalah orang yg berbahaya (silakan cari definisi bahaya yg bisa membenarkan perbuatan), maka membunuh mereka adalah pembunuhan yg bijaksana.
dalam pancasila, sila 1 berbunyi, "saya melatih diri untuk menghindari pembunuhan" tidak ada klausul tambahan "kecuali membunuh makhluk berbahaya"
^ intinya pembunuhan dalam bentuk apapun tidak dianjurkan buddhism?
saya terkadang bunuh nyamuk karena saya tahu kalo misalnya ituh nyamuk gak saya bunuh
ntr pasti dibunuh ama ortu (terutama bokap).
Dari mana saya tahu kalau nyamuk2 tsb pasti bakal dibunuh bokap? Karna tiap x bokap ke toilet, pasti bawa raket nyamuk buat perang ma tuh nyamuk.
jadi saya mikirnya, "daripada bokap saya yg dpt kamma buruk gara" bunuh nyamuk, mending saya aja". gak tega soalnya liat bokap dapet kamma buruk.
Kira2 tindakan saya ini membunuh dgn bijaksana kah? [-o< [-o<
saya terkadang bunuh nyamuk karena saya tahu kalo misalnya ituh nyamuk gak saya bunuh
ntr pasti dibunuh ama ortu (terutama bokap).
Dari mana saya tahu kalau nyamuk2 tsb pasti bakal dibunuh bokap? Karna tiap x bokap ke toilet, pasti bawa raket nyamuk buat perang ma tuh nyamuk.
jadi saya mikirnya, "daripada bokap saya yg dpt kamma buruk gara" bunuh nyamuk, mending saya aja". gak tega soalnya liat bokap dapet kamma buruk.
Kira2 tindakan saya ini membunuh dgn bijaksana kah? [-o< [-o<
mo nanya nih....membunuh nyamuk dianggap pembunuhan yg besar ?
bahkan ada lho suttanya (tp lupa, tolong siapa yg bisa kasih suttanya, tentu sy kasih door prize), kalo sang Buddha tidak pernah menjalani kehidupan sebagai binatang yang berukuran kecil, yang terkecil adalah ketika beliau menjadi burung puyuh (ada parittanya, sory ga bisa quotekan, buku paritta sy udah sy kemas dlm dos rapi dibungkus, siap2 mo pulang sih). begitu pula dlm vinaya yg dianggap pelanggaran parajika ketika dia mencuri lebih dari 5 masaka, ini satuan mata uang yg berlaku ketika itu, mungkin kalo kita ya rupiah. jadi kalo dibawah itu bukan pelanggaran parajika (walau mencuri dilarang, termasuk membunuh juga dilarang).
sekali lagi maaf ya, bukan sy bermaksud menyetujui pembunuhan, BUKAN, tapi agar kita juga JANGAN terlalu GARIS KERAS, sang Buddha aja melarang kita ekstrim kok, jadi kalo kita membunuh nyamuk itu bukan pembunuhan besar menurut saya tapi sebaiknya dihindari dg memasang obat nyamuk elektrik (yg aman) atau kipas angin.
apakah anda punya referensi sutta/ajaran dalam buddhist yg menyataken pembunuhan boleh dilakukan dengan suatu alasan ? ato ada cerita buddhist yg menyatakan bahwa pembunuhan yg bersifat khusus/mendesak bole dilakukan dengan cara bijak ?
mo nanya nih....membunuh nyamuk dianggap pembunuhan yg besar ?
bahkan ada lho suttanya (tp lupa, tolong siapa yg bisa kasih suttanya, tentu sy kasih door prize), kalo sang Buddha tidak pernah menjalani kehidupan sebagai binatang yang berukuran kecil, yang terkecil adalah ketika beliau menjadi burung puyuh (ada parittanya, sory ga bisa quotekan, buku paritta sy udah sy kemas dlm dos rapi dibungkus, siap2 mo pulang sih). begitu pula dlm vinaya yg dianggap pelanggaran parajika ketika dia mencuri lebih dari 5 masaka, ini satuan mata uang yg berlaku ketika itu, mungkin kalo kita ya rupiah. jadi kalo dibawah itu bukan pelanggaran parajika (walau mencuri dilarang, termasuk membunuh juga dilarang).
sekali lagi maaf ya, bukan sy bermaksud menyetujui pembunuhan, BUKAN, tapi agar kita juga JANGAN terlalu GARIS KERAS, sang Buddha aja melarang kita ekstrim kok, jadi kalo kita membunuh nyamuk itu bukan pembunuhan besar menurut saya tapi sebaiknya dihindari dg memasang obat nyamuk elektrik (yg aman) atau kipas angin. dan sekali lagi JANGAN ada yang salah paham. pembunuhan apapun adalah dilarang, maka sebaiknya kita hindari. kalo bisa menghindari membunuh nyamuk tentu lebih baik khan. apalagi membunuhi itu nyamuk dg penuh kepuasan ...nahhh...bener2 KAMMA BURUK....sekecil apapun kalo dilakukan dg penuh kepuasan maka akan menghasilkan kamma yg besar. begitu pula persembahan yg paling kecilpun kalo dilakukan dg sepunuh hati maka akan membuahkan kebajikan yg besar pula.
Saya pribadi tidak menyetujui pembunuhan sebagai hal yang terpuji. Sebab menurut saya, semua makhluk hidup --- seburuk apapun fisiknya, sekecil apapun ukuran tubuhnya, sejahat apapun sifatnya; tetap punya hak asasi untuk hidup. ;D Namun dalam keadaan tertentu, saya tidak mencela bila memang ada makhluk hidup yang perlu dibunuh. Itu pun dengan catatan memang sudah sangat terpaksa.
di jataka Mahayana ada kan, bodhisatta membunuh perampok di kapal (CMIIW)... pembunuhan oleh bodhisatva dikatakan sebagai UPAYA KAUSALYA...aye juga masih sampai sekarang meragukan upaya kausalya,bahkan jataka tersebut saya juga ragu akan keberadaannya........
tapi itu MAHAYANA dan
gw kan Theravada...
aye juga masih sampai sekarang meragukan upaya kausalya,bahkan jataka tersebut saya juga ragu akan keberadaannya........
iya,katane bodhisatta membunuh perampok tsb yang akan membunuh 100 orang lainnya,dan 100 orang tersebut akan membunuh lagi 100 orang saat kapal itu telah berlabuh (cmiiw),akibat bodhisatta membunuh perampok tsb,maka jatuhlah korban yang lebih banyak lagi...karena 100 orang itu tidak dibunuh....
sangat terpaksa ? misalnya ketika akan dibunuh... balik membunuh... wkwkwkwkwk
jadi yang membunuh nyamuk, kalian aman dari kemungkinan membunuh bodhisatta (calon sammasambuddha) karena bodhisatta mahasatta tidak akan terlahirkan menjadi binatang yang lebih kecil dari ukuran burung puyuh. wkwkwkwkwkwk
Misalnya wabah aides aegypti. Terlalu munafik jika kita bilang "kita harus menyemprot aides aegypti dengan pikiran cinta kasih, bukan dengan obat pembasmi nyamuk". ;D
bagaimana jika kasusnya seperti ini:
#ada seseorang yg tahu bahwa badannya penuh dengan kuman, kemudian ia mandi dan membunuh kuman tersebut (dia tidak memiliki niat membunuh kuman namun dia mengetahui bahwa ada kuman tak kasat mata di tubuhnnya, tubuhnnya gatalgatal)
#ada seseorang yg merebus air untuk memasak, dia tahu di air tersebut ada mikroorganisme, dan dia jg tidak memiliki niat membunuh (hny ingin rebus air), disini intinnya mengetahui ada makhluk hidup tak kasat mata, namun tak ada niat untuk membunhuh, hny sekedar tahu
mohon koreksi and pencerahannya brobro :D
jadi yang membunuh nyamuk, kalian aman dari kemungkinan membunuh bodhisatta (calon sammasambuddha) karena bodhisatta mahasatta tidak akan terlahirkan menjadi binatang yang lebih kecil dari ukuran burung puyuh. wkwkwkwkwkwk
"pinjam pisau orang membunuh" aja bro (petugas dinas kesehatan) wkwkwkwkwk... Hidup di tempat yang sesuai adalah BERKAH UTAMA (JAYA MANGGALA)
"pinjam pisau orang membunuh" aja bro (petugas dinas kesehatan) wkwkwkwkwk... Hidup di tempat yang sesuai adalah BERKAH UTAMA (JAYA MANGGALA)
Mau cerita yang lebih provokatif?
[/spoiler]
tapi bro, kisah ayah yg menjadi anjingnya itu ada lho di sutta, kalo ga salah Toddeyya namanya, setelah dia mengetahui ayahnya menjadi anjingnya lantas dia tinggalkan semua hartanya dan menjadi bhikkhu dan mencapai arahat. kalo kisah ini memang ada di sutta bro.
saya pengin kasih tanggapan tapi ga jadi, karena sy bukan termasuk..... :P
Saya tidak menyanggah kemungkinan bahwa keluarga di masa lampau kita justru menjadi makhluk yang kita "siksa" di kehidupan sekarang. ;D Saya hanya ingin menyentil orang lain bahwa: "bisa saja musuh kita di masa lampau yang justru menjadi makhluk yang kita siksa di kehidupan sekarang".
sis jg bole kasi tanggapan kok :)) ^:)^
itulah sebabnya sis M14ka amat mencintai chow2 nya sapa tahu dulu itu suami dia....hihihi... ^-^
memang tidak tertutup kemungkinan suami/istri kita dulu adalah musuh/orang yg kita sakiti, saya pernah posting ttg Therigatha yg mengisahkan kisah hidup bhikkhuni Issidasi. beliau harus mengalami 3 kali menikah dan semuanya gagal karena mereka semua adalah orang2 yg dulu dia sakiti dlm kehidupan lampaunya (dulu dia pria play boy).
sis jg bole kasi tanggapan kok :)) ^:)^
boleh ya? ya deh....thanks.
kalo ga mau melakukan pelanggaran itu semua, hiduplah dalam ruang kedap udara, gunakan baju astronot, tanamlah sayuran/buah2an diruang kedap udara agar tidak kena kuman, jagalah kontak selalu bebas dari kuman, setiap orang musti dicuci hama ketika masuk dalam rumah kedap udara anda dan disiapkan pula baju2 mrk yg sejenis dg anda, selamat hidup dalam bayang2 ketakutan bro.
Sang Buddha tidak pernah mengajarkan hal EKSTRIM demikian. yang penting adalah CARA BERPIKIR kita...agar kita meningkatkan kebijaksanaan bukan melakukan pekerjaan ekstrim yg menyeret kita ke hal2 tidak berguna spt ini, malah menghambat perkembangan spirituil kita. apakah lantas anda menjadi ARAHAT ketika anda hidup dlm baju astronot dan ruang kedap udara?
Bro zeo, coba buka spoiler berikut ini...
[/spoiler]
duhhh....bikin malu aja opa upa ini...kabur aja dahhh....
boleh ya? ya deh....thanks.
kalo ga mau melakukan pelanggaran itu semua, hiduplah dalam ruang kedap udara, gunakan baju astronot, tanamlah sayuran/buah2an diruang kedap udara agar tidak kena kuman, jagalah kontak selalu bebas dari kuman, setiap orang musti dicuci hama ketika masuk dalam rumah kedap udara anda dan disiapkan pula baju2 mrk yg sejenis dg anda, selamat hidup dalam bayang2 ketakutan bro.
Sang Buddha tidak pernah mengajarkan hal EKSTRIM demikian. yang penting adalah CARA BERPIKIR kita...agar kita meningkatkan kebijaksanaan bukan melakukan pekerjaan ekstrim yg menyeret kita ke hal2 tidak berguna spt ini, malah menghambat perkembangan spirituil kita. apakah lantas anda menjadi ARAHAT ketika anda hidup dlm baju astronot dan ruang kedap udara?
amfun kaka ^:)^
OK Teurimong Gaseh beh cute sis :P
Lagipula, bukankah kuman (mikroorganisme) secara implisit dianggap bukan termasuk makhluk hidup dalam pandangan Buddhisme?! :D
;D Jujur saja, saya tidak terlalu memercayai konsep "ini akibat kamma di kehidupan lampau" pada banyak kasus. Saya sampai saat ini melihat bahwa masalah yang muncul di hidup ini adalah masalah yang muncul karena kesalahan di hidup ini. Kecuali pada kasus kelahiran di keluarga mana dan kondisi fisik saat lahir; itu yang mungkin bisa merujuk pada konsep "kamma kehidupan lampau".
Lagipula, bukankah kuman (mikroorganisme) secara implisit dianggap bukan termasuk makhluk hidup dalam pandangan Buddhisme?! :D
amfun kaka ^:)^=)) =)) =))
OK Teurimong Gaseh beh cute sis :P
Bro zeo, coba buka spoiler berikut ini...
[/spoiler]
amfun kaka ^:)^AstagaTM. Walahuallam!
OK Teurimong Gaseh beh cute sis :P
=)) =)) =))
:hammer:
:whistle: :whistle: :whistle:
hushh....hehehe,maaf Samaneri.... :) :) :)
kalo tumbuhan/tanaman termasuk makhluk hidup/benda hidup om upa? :D
SEPAHAM deh kita kalo gitu :jempol:
saya udah buktiin sendiri kok bro...dan saya udah pernah posting di thread "siapa penjaga neraka". disana sy posting bhw saya percaya neraka itu tidak menunggu kita mati dulu, bahkan dalam kehidupan kita sekarang ini kita hidup dalam penderitaan yg besar sekali bak layaknya hidup dlm neraka. saya dah alami dan buktikan. saya percaya dan saya telah buktiin.
iya bro, Sang Buddha membagi mahluk hidup menjadi 3 menurut Vasettha sutta. (Manusia. Binatang, Tumbuhan). dulu pernah posting dan bahas ttg kriteria mahluk hidup di thread lama (musti nyari dulu) ;D
kalo tumbuhan/tanaman termasuk makhluk hidup/benda hidup om upa? :D
om upaa.....? :Dtumbuhan ato tanaman itu termasuk makhluk hidup,tetapi tidak termasuk dalam 31 alam kehidupan,karena tumbuhan tidak mempunyai pikiran,sehingga tidak dapat terlahir kembali,dan tumbuhan tidak bisa menjadi kelahiran kembali dari makhluk2 lainnya...cmiiw ;D
Dalam sains dan cabang Ilmu Biologi: Yes, tumbuhan dan mikroorganisme termasuk makhluk hidup (organism). Dalam pandangan Buddhisme, mereka bukanlah makhluk hidup (satta).
oc om upa sakalangkongkok om upa itu sakalangkong...hahahaha :hammer: =)) =))
ahn nyung hee ke se yo :D
;D Jujur saja, saya tidak terlalu memercayai konsep "ini akibat kamma di kehidupan lampau" pada banyak kasus. Saya sampai saat ini melihat bahwa masalah yang muncul di hidup ini adalah masalah yang muncul karena kesalahan di hidup ini. Kecuali pada kasus kelahiran di keluarga mana dan kondisi fisik saat lahir; itu yang mungkin bisa merujuk pada konsep "kamma kehidupan lampau".
Apakah mikroorganisme itu termasuk makhluk hidup (satta) menurut buddhisme ?mikrooorganisme termasuk makhluk hidup,tetapi tidak termasuk dalam 31 alam kehidupan karena tidak mempunyai pikiran.....dan tidak bisa terkondisi untuk lahir dan dilahirkan kembali (bukan berarti arahat loh) cmiiw
Menurut kitab Pathana, ada kemungkinan 24 penyebab (paccaya) atas suatu fenomena / peristiwa, dimana kamma hanya merupakan salah satu dari 24 penyebab (paccaya) itu. masih ada 23 paccaya yang tidak mungkin tidak berkaitan dengan kamma.
Nah, saya lebih setuju dengan referensi yang ini. Saya tidak selalu menumpahkan segala sesuatu ke "kamma masa lampau". Sebab apa bedanya dengan orang lain yang suka melemparkan semua ketidak-tahuan dengan konsep "ini rencana Tuhan, ini cobaan dari Tuhan, ini misteri ilahi", dsb.? ;)
Dalam Milinda Panha BAB VIII bagian 8, ada kutipan sebagai berikut : "Tanpa pandangan terang dari seorang Buddha (sammasambuddha), tidak ada yang dapat menentukan jauhnya jangkauan kamma."
tapi bro, kisah ayah yg menjadi anjingnya itu ada lho di sutta, kalo ga salah Toddeyya namanya, setelah dia mengetahui ayahnya menjadi anjingnya lantas dia tinggalkan semua hartanya dan menjadi bhikkhu dan mencapai arahat. kalo kisah ini memang ada di sutta bro.Saya pernah baca di sutta kisah sejenis di mana orang sedang duduk memangku bayinya, lalu istrinya sedang memasak ikan. Saat itu ada anjing mendekat dan dia usir dengan menendangnya. Kalau tidak salah, Sariputta yang melihat kejadian itu, dan dikatakan ikan itu adalah ayahnya, anjing yang diusir itu ibunya, sementara bayinya yang dipangku adalah musuhnya. Isi yang disampaikan bukan perihal makan-memakan kerabat masa lalu (entahlah kalau di-aji-mumpung-bengkok-tafsir oleh vegetarian fundamentalis) tapi tentang kelahiran di samsara yang sangat tidak menentu itu adalah sangat menyedihkan (dukkha).
Saya pernah baca di sutta kisah sejenis di mana orang sedang duduk memangku bayinya, lalu istrinya sedang memasak ikan. Saat itu ada anjing mendekat dan dia usir dengan menendangnya. Kalau tidak salah, Sariputta yang melihat kejadian itu, dan dikatakan ikan itu adalah ayahnya, anjing yang diusir itu ibunya, sementara bayinya yang dipangku adalah musuhnya. Isi yang disampaikan bukan perihal makan-memakan kerabat masa lalu (entahlah kalau di-aji-mumpung-bengkok-tafsir oleh vegetarian fundamentalis) tapi tentang kelahiran di samsara yang sangat tidak menentu itu adalah sangat menyedihkan (dukkha).
;D Jujur saja, saya tidak terlalu memercayai konsep "ini akibat kamma di kehidupan lampau" pada banyak kasus. Saya sampai saat ini melihat bahwa masalah yang muncul di hidup ini adalah masalah yang muncul karena kesalahan di hidup ini. Kecuali pada kasus kelahiran di keluarga mana dan kondisi fisik saat lahir; itu yang mungkin bisa merujuk pada konsep "kamma kehidupan lampau".
Jika kamma kehidupan memengaruhi kondisi fisik saat lahir, apakah itu termasuk kecerdasan seseorang?
Kecerdasan ada banyak macam. Salah tiganya adalah IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient). Ketiganya bisa dikembangkan.Kenapa kromosom yang terbentuk dalam tiap janin bisa berbeda? Dan apakah pengaruh kromosom pada tingkat kecerdasan yang ada pada seorang bayi?
Namun apakah kondisi kecerdasan saat lahir dipengaruhi kamma atau tidak, maka jawabannya mungkin "ya" mungkin "tidak".
Lima keadaan dibawah ini diperlukan untuk terjadinya kejahatan membunuh :
1. Makhluk hidup,
2. Pengetahuan bahwa ia makhluk hidup,
3. Kehendak untuk membunuh,
4. Usaha untuk membunuh,
5. Adanya kematian.
Ciri dari makhluk hidup yang dimaksudkan disini adalah :
1. Memiliki pikiran dan atau kesadaran.
2. Memerlukan makanan.
3. Dapat bergerak.
4. Dapat melakukan suatu kegiatan atau perbuatan.
5. Terlihat oleh mata.
Secara luas, makna dari Sila I Pancasila Buddhis “Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami” ini mencakup tekad diri sendiri untuk menghindari penyiksaan dan atau penganiyayaan terhadap makhluk hidup seperti misalnya :
1. Membiarkan manusia dan binatang kelaparan
2. Mencambuk/memukul / menyakiti bagian tubuh manusia dan binatang
3. Menganggu/mengusik manusia dan binatang yg tidak bersalah
4. Mengadu manusia dan binatang untuk kesenangan
5. Menjadikan binatang sebagai umpan untuk menangkap binatang lainnya
Bobot kejahatan tergantung pada kebaikan dan besarnya makhluk yang bersangkutan. Pembunuhan terhadap seorang saleh atau seekor hewan besar ( gajah, lembu, kerbau, dll. ) dipandang lebih kejam daripada pembunuhan terhadap seorang yang keji, bengis, jahat ataupun seekor hewan kecil ( nyamuk, semut, kecoa, ulat, dll. ). Hal itu dianggap demikian karena usaha lebih besar diperlukan untuk melakukan kejahatan itu dan kehilangan yang ditimbulkan dipandang lebih besar.
Ada beberapa kasus yang tidak dianggap melanggar Sila I Pancasila Buddhis.
1. Kasus Perebusan Air untuk diminum
Dalam kasus perebusan air untuk diminum, hal ini bagi ummat awam dianggap tidak melanggar Sila I Pancasila Buddhis. Sebab, bakteri yang terdapat dalam air tersebut tidak terlihat oleh mata manusia awam yang membutuhkan air untuk diminum tersebut ( ingat ciri-ciri makhluk hidup tersebut diatas, salah satunya “terlihat-oleh-mata” ). Namun, meskipun demikian, dianjurkan ( dan dipraktekkan bagi para Bhikkhu ), bahwa sebelum meminum air, maka air tersebut haruslah disaring terlebih dahulu dan dipastikan tidak ada makhluk hidup apapun juga yang terlihat oleh mata di dalam air tersebut sebelum meminum / merebusnya. Sehingga, bila ternyata setelah diteliti melalui uji laboratorium dan mikroskopik terdapat bakteri-bakteri disana, maka tetaplah tidak ada karma buruk yang akan berbuah. Ingat, bahwa faktor utama sesuatu tindakan dapat disebut sebagai “Kamma” adalah adanya niat/kehendak ( Cetana ) ; Sang Buddha pernah bersabda, “O, para Bhikkhu, Cetana itulah yang Aku sebut Kamma.”
2. Penggunaan obat-obatan untuk menyembuhkan orang sakit
Tidak terhindarkan, semua manusia pasti mengalami sakit-penyakit. Dalam hal ini, maka kita diperbolehkan menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan derita sakit jasmani yang kita alami, baik berupa obat luar, maupun berupa obat dalam. Sang Buddha sendiri, pernah suatu ketika mengalami sakit jasmani, kemudian mengijinkan tabib-Nya yang bernama Jivakakomarabhaca untuk menggunakan obat luar dan obat dalam dalam rangka membantu kesembuhan Sang Buddha.
Secara alamiah , banyak bakteri dan virus yang masuk kedalam tubuh manusia, dan tubuh manusia akan secara defensif membuat antibodi untuk melawannya. Sehingga, dalam hal ini, usaha-usaha yang dilakukan untuk mengobati tubuh manusia yang menderita akibat serangan bakteri/virus dianggap sama dengan reaksi alami tubuh manusia ketika membuat antibodi untuk melawannya. Lagipula, upaya mengkonsumsi obat untuk kesembuhan diri dilandasi niat untuk pemulihan dan kesehatan, bukan niat untuk melakukan “pembunuhan-massal”.
Kasus Bunuh Diri : Contoh Lain dari Pembunuhan Makhluk Hidup
Tindakan bunuh diri didasari oleh adanya kebodohan-batin (Moha). Seseorang yang melakukan tindakan bunuh-diri tidak mengerti, bahwa tindakannya itu tidak mengakhiri masalah / penderitaan yang dialaminya, karena setelah tubuh fisiknya mati, ia akan melanjutkan kehidupannya (tumimbal-lahir) dalam bentuk dan alam yang lainnya lagi sesuai kamma-kamma-nya sendiri.
Berbeda dengan kasus pembunuhan yang dilakukan tanpa sengaja ( seperti misalnya ketika merebus air, berjalan menginjak semut atau binatang2 kecil lainnya, dan lain-lain ), maka kasus bunuh-diri ini jelas melanggar Sila I Pancasila Buddhis.
Penganiayaan dan Pembunuhan terhadap Hewan
Banyak orang beranggapan, bahwa melakukan penganiyayaan dan pembunuhan terhadap binatang tidaklah merupakan suatu bentuk kekejaman. Bahkan bagi orang-orang tertentu dengan suatu kepercayaan tertentu, melakukan pembunuhan massal terhadap beberapa jenis binatang sebagai bagian dari perangkat kepercayaannya. Bagi orang-orang ini, binatang “diciptakan” untuk dikuasai oleh manusia, dan diperlakukan sesuai kehendak manusia.
Namun dalam ajaran Buddha, manusia hendaknya tidak melakukan kekerasan, penganiyayaan dan atau pembunuhan terhadap makhluk-hidup apapun juga, termasuk binatang. Binatang, entah bagaimanapun manusia umumnya memandang, sesungguhnya memiliki “perasaan” sebagaimana manusia memilikinya. Binatangpun bisa berpikir hingga batas-batas tertentu. Binatang pun memiliki kesadaran sebagaimana manusia memilikinya. Binatang juga tidak rela jika hak hidupnya dirampas. Hewan-hewan yang akan disembelih, seringkali meneteskan air mata dengan menghiba. Karena memiliki pikiran, perasaan, pencerapan, dan kesadaran, maka binatang dalam Buddhisme dikelompokkan sebagai makhluk-hidup, dan penganiayayan serta pembunuhan terhadap binatang, akan mengakibatkan buah-kamma ( vipaka ) buruk di kemudian hari.
Penganiyayaan dan pembunuhan terhadap binatang, akan memiliki dampak psikologis bagi si pelaku penganiyayaan / pembunuhan. Dan, negara pun mempunyai hukum-hukum yang jelas berkaitan dengan penganiyayaan dan pembunuhan binatang tersebut.
Rekan saya pernah bercerita. Di negeri Belanda, bahkan mengangkut ayam menggunakan kendaraan pun harus dilakukan dengan penuh welas-asih : tidak boleh seenaknya, tidak boleh kepalanya terbalik / tergantung. Ayam yang diangkut dengan kendaraan harus didudukkan dengan benar, atau menggunakan kandang. Jika seseorang tertangkap mata membawa ayam dengan posisi seenaknya, ia akah dikenakan hukuman. Kata salah seorang teman saya dari negeri Belanda, hal ini didasari alasan bahwa ayam itu sudah menderita sebab hendak disembelih, sehingga seyogyanya ketika mengangkutnya dari peternakan ke tempat penyembelihan tidaklah dilakukan dengan kasar dan seenaknya, untuk menghargai arti sebuah kehidupan bagi ayam tersebut.
Kenapa kromosom yang terbentuk dalam tiap janin bisa berbeda? Dan apakah pengaruh kromosom pada tingkat kecerdasan yang ada pada seorang bayi?
Kenapa bayi bisa berbeda dalam perilaku sehari-hari? Bukankah ketika bayi mereka masih belum bisa di ajari , ada bayi yang tertawa saat diperlihatkan sesuatu, ada bayi yang hanya diam dan ada yang menangis walaupun yang diperlihatkan barang yang sama.
Kita telah diajarkan oleh Buddha bahwa membunuh hewan itu mendatangkan karma buruk........tetepharus dihindari ;D berusaha sebaik mungkin menghindari pembunuhan makhluk hidup, alasan kebijaksanaan apapun tetap akan membuahkan karma jika ada kehendak. nyamuk juga punya emak punya bapak,.coba kl km yang jadi nyamuk,.trus ditepok dg alasan kebijaksanan dalam membunuh,..mati dah kamu ;D.
tetapi ada yang dinamakan "kebijaksanaan dalam membunuh"
yaitu,jika ada hewan yang tidak berguna dan mengganggu dan bahkan dapat membahayakan nyawa kita,maka hewan tersebut boleh dibunuh
sebagai contoh.Nyamuk,apakah jika anda dikerubuti nyamuk,apakah anda hanya berdiam,sementara menunggu nyamuk menghisap darah anda?Wah,itu sangat bahaya,jika saja salah satu dari nyamuk tsb adalah nyamuk aedes aegepty,yang membawa virus dengue,maka anda bisa terserang demam berdarah.Tetapi,tentunya dengan membunuh hewan tsb,tetap ada karma buruknya,tetapi hanya berbuah sedikit,bahkan kadang tidak berbuah
..........
suvatthi hotu
;D ;D ;D ;D ;D
_/\_
Kromosom ataupun kualitas sel kelamin adalah persoalan dari orangtua. Kalau kedua orangtuanya kurang gizi, maka perkembangan janin pun kurang baik dan itu adalah akibat kesalahan orangtua. Persoalannya adalah: kenapa ada makhluk yang bisa menjadi anak mereka. Itu yang saya spekulasikan erat dengan konsep kamma kehidupan lampau.Kalau kualitas kromosom ditentukan oleh orang tua, kenapa sih ada orang tua yang mapan ekonominya sehingga bisa memberikan perawatan yang lengkap selama kehamilan tapi malah melahirkan anak yang autis? Atau terkena rpenyakit lain-nya.
Bayi bisa memiliki sifat yang berbeda-beda, sebab pemikiran setiap makhluk itu berbeda. Kenapa pemikiran setiap makhluk bisa berbeda? Karena pengalaman dan sugesti di psikis setiap makhluk itu berbeda, sehingga membuat pola pemikiran yang berbeda.Apa pengalaman dan sugesti yang diketahui bayi berumur 4-6 bln?
Kalau kualitas kromosom ditentukan oleh orang tua, kenapa sih ada orang tua yang mapan ekonominya sehingga bisa memberikan perawatan yang lengkap selama kehamilan tapi malah melahirkan anak yang autis? Atau terkena rpenyakit lain-nya.
mapan ekonomi-nya belum tentu makanannya sehat dan seimbang...Mapan ekonomi-nya sudah pasti konsultasi ke dokter. Dan makanan lebih bergizi dari pada orang yang tidak mapan.
Mapan ekonomi-nya sudah pasti konsultasi ke dokter. Dan makanan lebih bergizi dari pada orang yang tidak mapan.
Menurut kitab Pathana, ada kemungkinan 24 penyebab (paccaya) atas suatu fenomena / peristiwa, dimana kamma hanya merupakan salah satu dari 24 penyebab (paccaya) itu. masih ada 23 paccaya yangtidakmungkin tidak berkaitan dengan kamma.
tapi ketaatan setiap sorang atas suatu saran kan berbeda-beda juga ;D.Jika hanya itu yang mempengaruhi, kenapa ada orang yang tidak peduli dengan kandungan-nya bahkan sudah meminum berbagai macam untuk menggugurkan kandungan-nya tapi anak-nya sehat-sehat saja ketika sudah lahir?
misalnya dikasih obat minum 3 kali sehari, tapi karena terlalu sibuk jadi cuma makan 1 kali sehari atau bisa juga makannya 3 kali tapi waktunya berdekatan ;D.
atau disarankan biar minum banyak air (orang hamil disarankan untuk mencukupi kebutuhan airnya, agar tidak menggangu otak janin) tapi lupa, malah kebanyakan makanan berminyak ;D.
Jika hanya itu yang mempengaruhi, kenapa ada orang yang tidak peduli dengan kandungan-nya bahkan sudah meminum berbagai macam untuk menggugurkan kandungan-nya tapi anak-nya sehat-sehat saja ketika sudah lahir?
Atau orang yang tidak mapan ekonomi-nya, makan apa-adanya dan tidak bisa pergi ke dokter untuk konsultasi bahkan melahirkan-pun hanya menggunakan jasa dukun kampung tapi anak-nya juga baik-baik saja?
Kalau kualitas kromosom ditentukan oleh orang tua, kenapa sih ada orang tua yang mapan ekonominya sehingga bisa memberikan perawatan yang lengkap selama kehamilan tapi malah melahirkan anak yang autis? Atau terkena rpenyakit lain-nya.
Apa pengalaman dan sugesti yang diketahui bayi berumur 4-6 bln?
Kromosom ataupun kualitas sel kelamin adalah persoalan dari orangtua. Kalau kedua orangtuanya kurang gizi, maka perkembangan janin pun kurang baik dan itu adalah akibat kesalahan orangtua. Persoalannya adalah: kenapa ada makhluk yang bisa menjadi anak mereka. Itu yang saya spekulasikan erat dengan konsep kamma kehidupan lampau.Kromosom bukan hanya sel kelamin, manusia mempunyai 46 kromosom. Dan hanya 2 yang termasuk kromosom kelamin.
Kromosom bukan hanya sel kelamin, manusia mempunyai 46 kromosom. Dan hanya 2 yang termasuk kromosom kelamin.
Terlalu banyak faktor x yang bisa dikaji dari ilmu kedokteran.Jika kita memang ingin tahu, apa salah-nya kita cari tahu? Sedangkan kedokteran juga belum bisa menemukan semua jawaban. Masih banyak yang tidak terjawab.
Pengalaman pertama kali keluar dari liang rahim ibu pun termasuk salah satu pengalaman paling penting bagi bayi yang baru lahir. ;D Bagaimana cara dokter, perawat, orangtua dan orang sekitar memperlakukan sang bayi; itu semua akan menjadi pengalaman yang dibawa sebagai pengetahuan awal sang bayi dalam mengenal dunia.Dan melihat otak bayi yang baru lahir masih dalam pengembangan, apakah mungkin bayi itu sudah mampu berpikir dan memilah bahwa yang ini lucu dan yang ini tidak? Sehingga bayi yang satu tidak tertawa karena tidak menyukai dan bayi yang lain tertawa karena menyukai? Dan bayi yang lain diam karena tidak mengerti?
Jika kita memang ingin tahu, apa salah-nya kita cari tahu? Sedangkan kedokteran juga belum bisa menemukan semua jawaban. Masih banyak yang tidak terjawab.
Dan melihat otak bayi yang baru lahir masih dalam pengembangan, apakah mungkin bayi itu sudah mampu berpikir dan memilah bahwa yang ini lucu dan yang ini tidak? Sehingga bayi yang satu tidak tertawa karena tidak menyukai dan bayi yang lain tertawa karena menyukai? Dan bayi yang lain diam karena tidak mengerti?
Ilmu kedokteran memang belum bisa menjawab semua pertanyaan. Tapi, jawaban yang sudah didapatkan oleh ilmu kedokteran saja menunjukkan bahwa terlalu banyak faktor eksternal yang tidak terduga.Bukan berarti semua yang kita alami sekarang karena kesalahan pada kehidupan sekarang bukan?
Saat masih bayi, aktivitas otak manusia hampir tidak bersifat analisis dan logis. Bayi hanya mengumpulkan semua informasi dari indrianya, kemudian memori disimpan di SM. Semua informasi dan memori di SM akan membentuk kepribadian dan pola pikir kelak. Manusia baru akan mempelajari etika, moral, logika, dsb. ketika otaknya sudah berkembang lebih maju; yakni pada usia balita dan kanak-kanak. Oleh karena itu, memori semasa bayi bisa seolah hilang dari ingatan kita.Menurut saya juga begitu. Tapi yang saya ingin tahu saat bayi dimana otak-nya belum terlalu berkembang.
Reaksi bayi berbeda-beda, karena kesan yang ditangkap setiap bayi berbeda.Dan bukankah pemandangan yang menarik untuk dilihat kenapa dari kecil saja kita sudah melihat mereka menangkap dengan cara berbeda? Ada yang riang gembira, ada yang pendiam dari kecil-nya.
Bukan berarti semua yang kita alami sekarang karena kesalahan pada kehidupan sekarang bukan?Saya sulit mengakuinya, tapi saya memang berpendapat ada sebagian kecil dalam hidup kita sekarang ini yang merupakan efek dari kehidupan lampau.
Menurut saya juga begitu. Tapi yang saya ingin tahu saat bayi dimana otak-nya belum terlalu berkembang.Saat otak bayi belum berkembang, bayi tidak sensitif. Misalnya ketika bayi mulai membuka mata dan mengenal dunia, dia sudah melihat hantu berwajah seram sebagai bagian dari dunia ini. Pengalaman itu akan tertanam di SM dan dia tidak terlalu takut jika dikagetkan dengan hal-hal seram. Contoh lainnya, bila sang bayi memiliki seorang ayah yang selalu membuat lelucon dengan wajah konyol; bayi tetap tidak peka dalam bereaksi. Perlahan, ketika sang ayah terus mengulang hal ini bersama ibunya dan sambil tertawa; maka hal itu akan menjadi sebuah sugesti yang tertanam pada otak bayi. Bayi pun mulai bereaksi secara alamiah dan terprogram:
Dan bukankah pemandangan yang menarik untuk dilihat kenapa dari kecil saja kita sudah melihat mereka menangkap dengan cara berbeda? Ada yang riang gembira, ada yang pendiam dari kecil-nya.Sebenarnya ada sifat dasar manusia yang dibawa sejak embrio terbentuk. Menurut penjelasan ilmu kedokteran, sifat ini diturunkan oleh orangtuanya. Di antara serangkaian set sifat yang dibawa gen orangtua, tentunya ada macam-macam kombinasi sifat yang bisa muncul. Saya beri contoh sangat sederhana:
Mereka menangkap sesuatu dan bereaksi dengan cara mereka sendiri pada awal-nya, dan itu berbeda pada tiap bayi, yang kemudian baru kita masukkan cara baru di memori mereka dengan cara kita mengajarkan setiap hari.
Saya sulit mengakuinya, tapi saya memang berpendapat ada sebagian kecil dalam hidup kita sekarang ini yang merupakan efek dari kehidupan lampau.Dan kita tidak tahu apakah sebagian kecil mempunyai pengaruh yang besar dalam hidup.
Saat otak bayi belum berkembang, bayi tidak sensitif. Misalnya ketika bayi mulai membuka mata dan mengenal dunia, dia sudah melihat hantu berwajah seram sebagai bagian dari dunia ini. Pengalaman itu akan tertanam di SM dan dia tidak terlalu takut jika dikagetkan dengan hal-hal seram.Berarti dia sudah bisa menganalisa donk bro?
Contoh lainnya, bila sang bayi memiliki seorang ayah yang selalu membuat lelucon dengan wajah konyol; bayi tetap tidak peka dalam bereaksi. Perlahan, ketika sang ayah terus mengulang hal ini bersama ibunya dan sambil tertawa; maka hal itu akan menjadi sebuah sugesti yang tertanam pada otak bayi. Bayi pun mulai bereaksi secara alamiah dan terprogram:Yang lebih lucu dilihat jika si bayi itu, tidak diapa-apain malah ketawa sendiri.
muka konyol ayah + mata saya melihat = tertawa
Sebenarnya ada sifat dasar manusia yang dibawa sejak embrio terbentuk. Menurut penjelasan ilmu kedokteran, sifat ini diturunkan oleh orangtuanya. Di antara serangkaian set sifat yang dibawa gen orangtua, tentunya ada macam-macam kombinasi sifat yang bisa muncul.Apakah sifat/kepribadian itu sebenarnya? Ini kita sudah pernah bahas di ranah hormon. Bisa bro bantu ulangi lagi arti-nya?
Saya beri contoh sangat sederhana:Dan belum akurat juga kan? Belum lagi nanti gen kakek dari kakeknya bisa muncul lagi ikut serta.
- Misalnya ayah menurunkan gen pendiam, tinggi, kurus, kulit putih
- Misalnya ibu menurunkan gen cerewet, pendek, gemuk, kulit gelap
- Kombinasi gen yang terjadi bisa saja campuran (mixed) dan itu tidak bisa dirumuskan dengan jelas oleh ilmu kedokteran.
Jika hanya itu yang mempengaruhi, kenapa ada orang yang tidak peduli dengan kandungan-nya bahkan sudah meminum berbagai macam untuk menggugurkan kandungan-nya tapi anak-nya sehat-sehat saja ketika sudah lahir?
Atau orang yang tidak mapan ekonomi-nya, makan apa-adanya dan tidak bisa pergi ke dokter untuk konsultasi bahkan melahirkan-pun hanya menggunakan jasa dukun kampung tapi anak-nya juga baik-baik saja?
mau jawab bingung, "kebijaksanaan dalam membunuh" ada ya kebijaksanaan dalam membunuh ;D
bagaimana caranya membunuh secara bijak sana?
apakah harus tidak menimbulkan sakit?
darah tidak menetes?
tidak menimbulkan jeritan kesakitan?
kalau pertanyaannya "kebijaksanaan dalam dhamma" mungkin masih bisa di terima sama otak saya yang bodoh ini :))
Kita telah diajarkan oleh Buddha bahwa membunuh hewan itu mendatangkan karma buruk........
tetapi ada yang dinamakan "kebijaksanaan dalam membunuh"
yaitu,jika ada hewan yang tidak berguna dan mengganggu dan bahkan dapat membahayakan nyawa kita,maka hewan tersebut boleh dibunuh
sebagai contoh.Nyamuk,apakah jika anda dikerubuti nyamuk,apakah anda hanya berdiam,sementara menunggu nyamuk menghisap darah anda?Wah,itu sangat bahaya,jika saja salah satu dari nyamuk tsb adalah nyamuk aedes aegepty,yang membawa virus dengue,maka anda bisa terserang demam berdarah.Tetapi,tentunya dengan membunuh hewan tsb,tetap ada karma buruknya,tetapi hanya berbuah sedikit,bahkan kadang tidak berbuah
..........
suvatthi hotu
;D ;D ;D ;D ;D
_/\_
SEPAHAM deh kita kalo gitu :jempol:
saya udah buktiin sendiri kok bro...dan saya udah pernah posting di thread "siapa penjaga neraka". disana sy posting bhw saya percaya neraka itu tidak menunggu kita mati dulu, bahkan dalam kehidupan kita sekarang ini kita hidup dalam penderitaan yg besar sekali bak layaknya hidup dlm neraka. saya dah alami dan buktikan. saya percaya dan saya telah buktiin.
iya bro, Sang Buddha membagi mahluk hidup menjadi 3 menurut Vasettha sutta. (Manusia. Binatang, Tumbuhan). dulu pernah posting dan bahas ttg kriteria mahluk hidup di thread lama (musti nyari dulu) ;D
Bagaimana dengan pandangan euthanasia? sepertinya masih kontroversial....hehe....
mengenai kemungkinan 24 penyebab atas suatu fenomena. ada yg bisa bantu share?..
terima kasih sebelumnya..
Untuk mempelajari ttg 24 paccaya bisa baca buku karangan Nina Van Gorkom - The Conditionally of Life. Buku ini dapat di download di zolag.co.uk secara gratis ato kalo mau hardcopy bisa beli di amazon.
semoga membantu..
ini tergantung, kalo dia udah merupakan mahkluk Ariya, AMAN dahh...kagak bakalan menderita terjatuh ke alam rendah dan menderita.... ;D
tapi jika belum menjadi Ariya, ya RESIKO tanggung sendiri. misal saya, karena udah bertahun2 sakit berat sekali, seluruh tubuh saya kulit terkelupas mengeluarkan nanah dan berdarah2 tanpa henti, sehingga tubuh sy tidak bisa ditutupi dg selembar kainpun, tulang2 saya semua mengalami kerapuhan sehingga patah2 sendiri wlu hanya dikarenakan aktivitas yg paling terkecilpun, jantung sudah dibantu mesin, makan sudah dibantu infus, tidak ada tanda2 kehidupan spt gerakan mata atau jari, ginjal rusak, lever rusak, kemungkinan sembuh TIDAK ADA, keluarga udah kehabisan ongkos...tidak sanggup membiayai lagi...rumah udah habis terjual semua dan masih dililit hutang segunung akibat tagihan RS....nahhh....hayooo...gimana sis M14ka? apabila alat tsb dilepas maka saya SEGERA berpindah alam....terbebas dari penderitaan.... ;D
Dan kita tidak tahu apakah sebagian kecil mempunyai pengaruh yang besar dalam hidup.Eit, jangan salah. Kamu mungkin tidak tahu, tapi saya tahu. ;D
Berarti dia sudah bisa menganalisa donk bro?Tidak menganalisa. Atau lebih tepat jika saya katakan "punya kemampuan analisa yang amat sangat benar-benar sungguh rendah sekali, sehingga hampir tidak pernah menganalisa".
Yang lebih lucu dilihat jika si bayi itu, tidak diapa-apain malah ketawa sendiri.Tidak
Apakah sifat/kepribadian itu sebenarnya? Ini kita sudah pernah bahas di ranah hormon. Bisa bro bantu ulangi lagi arti-nya?Kepribadian (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20516.msg355436#msg355436) adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.
Sifat/kepribadian terjadi karena proses didalam seseorang menangkap suatu kesan kemudian mengolah/menganalisa-nya. Dan keluarlah kesimpulan akhir yang dilekati-nya. Dan kemampuan seseorang untuk melakukan semua proses itu tergantung pada fasilitas yang tersedia didalam otak-nya termasuk cairan hormon,oksigen dll.
Dan belum akurat juga kan? Belum lagi nanti gen kakek dari kakeknya bisa muncul lagi ikut serta.Tentu saja! Setiap gen yang diturunkan oleh kedua orangtua memiliki dua jenis sifat. Sifat yang pertama adalah dominan, sedangkan sifat yang kedua adalah resesif. Gen orangtua dengan sifat resesif ini bisa dihasilkan dari kombinasi gen yang diturunkan oleh kakek-nenek.
Bagaimana dengan pandangan euthanasia? sepertinya masih kontroversial....hehe....
Eit, jangan salah. Kamu mungkin tidak tahu, tapi saya tahu. ;DJika begitu berarti, semua bayi berumur 1bln jika dikumpulkan pada 1 tempat, bertemu orang yang sama dan mendapat pelajaran/informasi yang sama. Maka akan punya pola pikir dan kepribadian yang sama.
Tidak menganalisa. Atau lebih tepat jika saya katakan "punya kemampuan analisa yang amat sangat benar-benar sungguh rendah sekali, sehingga hampir tidak pernah menganalisa".
Tidakanehlucu kok. Manusia memiliki 6 emosi dasar (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20516.msg358492#msg358492). Bayi bisa tertawa sendiri itu wajar, sebab tertawa merupakan ekspresi dari emosi senang (bahagia). Persoalannya adalah: "Kapan bayi belajar tertawa pertama kali?". Jawabannya adalah "bayi belajar mengekspresikan emosi senang dengan cara tertawa bersama dengan orang-orang sekitar; khusunya orangtua".
Kepribadian (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20516.msg355436#msg355436) adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.
Dalam perkembangan kepribadian ini, sugesti dan informasi yang ditangkaplah yang paling menentukan akan seperti apa kepribadian dari seseorang itu. Setiap sugesti dan informasi yang ditangkap akan mengatur reaksi terhadap sugesti dan informasi baru yang ditangkap selanjutnya.
Tentu saja! Setiap gen yang diturunkan oleh kedua orangtua memiliki dua jenis sifat. Sifat yang pertama adalah dominan, sedangkan sifat yang kedua adalah resesif. Gen orangtua dengan sifat resesif ini bisa dihasilkan dari kombinasi gen yang diturunkan oleh kakek-nenek.
Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.
Dalam perkembangan kepribadian ini, sugesti dan informasi yang ditangkaplah yang paling menentukan akan seperti apa kepribadian dari seseorang itu. Setiap sugesti dan informasi yang ditangkap akan mengatur reaksi terhadap sugesti dan informasi baru yang ditangkap selanjutnya.
Tentu saja! Setiap gen yang diturunkan oleh kedua orangtua memiliki dua jenis sifat. Sifat yang pertama adalah dominan, sedangkan sifat yang kedua adalah resesif. Gen orangtua dengan sifat resesif ini bisa dihasilkan dari kombinasi gen yang diturunkan oleh kakek-nenek.
Jika begitu berarti, semua bayi berumur 1bln jika dikumpulkan pada 1 tempat, bertemu orang yang sama dan mendapat pelajaran/informasi yang sama. Maka akan punya pola pikir dan kepribadian yang sama.
Karena apa yang diterima sekarang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan sekarang.
ada pertanyaan dari member dc, apakah kepribadian diturunkan secara genetik, terus terang saya belum pernah membacanya..
namun tidak tertutup kemungkinan member dc tahu dibanding saya..
mungkin bro upasaka bisa kasih link reference mengenai : kepribadian terbentuk dari kombinasi gen orang tua..
Kepribadian adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.
curiga... jangan-jangan profesi upa itu seorang psikolog ? hehehe
Jika seorang anak terlihat menjadi pemarah karena orang tuanya juga seorang pemarah, hal ini cukup memungkinkan. Di mana secara karakter ada potensi yang diturunkan, sedangkan ekspresi marah itu biasanya merupakan bentuk imitasi yang anak lihat dari apa yang dicontohkan orang tuanya. Imitasi merupakan bentuk peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain secara disengaja. Bagi anak-anak yang sedang berkembang, akan lebih berpengaruh apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Hal ini sebenarnya menjadi penting yang seharusnya orang tua sadari. Dalam melakukan peniruan, umumnya anak akan meniru apa yang dilakukan orang tua, bukan apa yang dikatakannya.
marah adalah sifat dasar manusia , tapi cara mengeluarkan amarah itu berbeda2 dalam hal ini cenderung ke emosi , menurut saya seorang anak menjadi pemarah bukan karena orang tuannya pemarah juga bro, karena semua sifat itu memang sudah ada pada diri kita, dan cara pengungkapannya pun tidak sama dengan orang tuanya .
misal orang tua marah dengan mengeluarkan ucapan , tetapi belum tentu si anak akan mengikuti cara tersebut.kadan mereka menunjukannya dengan diam, menangis dll.
1 contoh lagi , jika orang tua suka memukul, itu pun belum tentu hal tersebut di ikuti oleh sang anak. karena hal ini saya alami sendiri.
papah saya jika marah suka memukul baik saya, kakak saya ataupun mamah saya, lantas apa saya bertindak seperti itu juga terhadap anak dan istri saya? tidak bro. kadang hal tersebut membuat trauma diri si anak, seperti halnya saya pun trauma melihat hal seperti itu, sehingga enggan untuk berbuat seperti itu juga.
mohon di koreksi jika salah bro _/\_
Semua orang punya kapabilitas untuk memilih model pikiran, ucapan dan perbuatannya sendiri. Tentu saja seorang anak dari penjahat pun punya kemampuan untuk tidak ikut menjadi penjahat seperti ayahnya. Begitu maksudnya, Bro! ;)
kalau di sebut memilih model pikiran agak kurang menangkap maksudnya , yang intinya menurut saya , seseorang mempunyai sifat menilai, mempertimbangkan, memikirkan kekurangan dan kelebihan suatu perbuatan yang akan dilakukan.
dan memang setuju jika di katakan, walau anak penjahat sekalipun belum tentu dia akan bertindak dan berfikir seperti ayahnya juga yang seorang penjahat.
to be continued (again) ;D ;D ;D
ok,lanjut lagi....
kalau anda terkena demam berdarah berarti karma buruk anda berbuah. jangan salahkan nyamuknya.
bahkan ini bisa digunakan sbg latihan meditasi.
coba meditasi di tempat yg banyak nyamuk. jangan bergerak sedikitpun. hitung2 anda berdana kepada nyamuk. :))
ini ajaran yg berbahaya, setelah nyamuk, kemudian binatang buas spt macan, singa, dll juga berbahaya oleh karena itu harus dibunuh, penganut ajaran ini menganggap membunuh binatang buas adalah pembunuhan yg bijaksana. selanjutnya meningkat lagi, para perampok, pencopet, maling, dll juga berbahaya, oleh karena itu harus dibunuh, penganut ajaran ini menganggap membunuh orang jahat adalah pembunuhan yg bijaksana. sekanjutnya meningkat lagi, teman2ku, sanak saudaraku, orang tuaku, dst ... dst, adalah orang yg berbahaya (silakan cari definisi bahaya yg bisa membenarkan perbuatan), maka membunuh mereka adalah pembunuhan yg bijaksana.
dalam pancasila, sila 1 berbunyi, "saya melatih diri untuk menghindari pembunuhan" tidak ada klausul tambahan "kecuali membunuh makhluk berbahaya"
Dari Sila pertama itu, adakah sutta2 yang mendukung bahwasannya dlm pembunuhan Binatang itu TIDAK ada Kata Pengecualian. Mungkin ada penjabaran atau penafsiran2 yg Tepat. Bukan atas dasar persepsi atau pikiran kita sendiri.. :-?
_/\_
sebaliknya saya belum pernah membaca sutta2 yg mencantumkan ADAnya pengecualian dalam hal membunuh. mungkin anda sudi berbaik hati memberi petunjuk.
Mungkin Maksudnya Situasi & Kondisi. Jika sudah pada tahap membahayakan, mengkhawatirkan orang banyak atau diri sendiri. Manakala ini terjadi jika sudah tidak ada pilihan lain dan terpojok pembunuhan bisa saja terjadi atau diLakukan, Jadi Hal Tersebut dilakukan bukan atas dasar dendam, kebencian ataupun merasa gembira klo membunuh mahluk hidup binatang disini. Karna kita juga berfikir dan mempertimbangan akibat dari yg akan terjadi. Dalam artian bukan tidak adanya karma buruk yang timbul, tetapi setidaknya akan menentukan kualitas dari akibat karma buruk tersebut. Seperti Singa, Macan memang Binatang Buas, Bukan Berarti Sekonyong-konyong main Bunuh saja. tetapi dimna situasi dan Kondisi yg menjadikan pembunuhan itu terjadi.
Dari Sila pertama itu, adakah sutta2 yang mendukung bahwasannya dlm pembunuhan Binatang itu TIDAK ada Kata Pengecualian. Mungkin ada penjabaran atau penafsiran2 yg Tepat. Bukan atas dasar persepsi atau pikiran kita sendiri.. :-?
_/\_
sebaliknya saya belum pernah membaca sutta2 yg mencantumkan ADAnya pengecualian dalam hal membunuh. mungkin anda sudi berbaik hati memberi petunjuk.
Chetvā Sutta (SN 11.21)
Setelah Membunuh
Di Sāvatthī, di Hutan Jeta. Kemudian Sakka, raja para deva, mendekati Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, dan berdiri di satu sisi. Sambil berdiri di satu sisi, Sakka, raja para deva, berkata kepada Sang Bhagavā dalam syair:
“Setelah membunuh apakah seseorang tidur dengan lelap?
Setelah membunuh apakah seseorang tidak bersedih?
Apakah satu hal ini, O, Gotama,
Pembunuhan yang Engkau setujui?”
[Sang Bhagavā:]
“Setelah membunuh kemarahan, seseorang tidur dengan lelap;
Setelah membunuh kemarahan, seseorang tidak bersedih;
Pembunuhan kemarahan, O, Vāsava,
Dengan akarnya yang beracun dan pucuknya yang bermadu:
Adalah pembunuhan yang dipuji oleh para mulia,
Karena setelah membunuhnya, seseorang tidak bersedih.”