Login with username, password and session length
0 Members and 2 Guests are viewing this topic.
Saya ada pertanyaan. Apakah sunnata/sunyata sama atau tidak sama dengan nihilisme? Jika sama, kesamaannya apa? Jika beda, perbedaannya apa? Mohon pencerahannya. Terima kasih.
Salam sejahtera semua teman-teman... Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.Semoga semua berbahagia.
mao nanya nih, apa yg dimaksud dgn angkara Buddha....dan contohnyathx3
Mau tanya ad yg tau ajaran tentang jalan tengah ada di sutta apa ya? Thanks...
http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_56.11:_Dhammacakkapavattana_Sutta
Jalan tengah dengan Jalan Mulia Berunsur 8 sama ya? Kenapa disebut jalan tengah ya?
karena ada jalan yg di kiri dan ada di kanan
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Bārāṇasī di Taman Rusa di Isipatana. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada Kelompok Lima Bhikkhu sebagai berikut:[1]“Para bhikkhu, kedua ekstrim ini tidak boleh diikuti oleh seorang yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Apakah dua ini? Mengejar kebahagiaan indria dalam kenikmatan indria, yang rendah, kasar, cara-cara kaum duniawi, tidak mulia, tidak bermanfaat; dan praktek penyiksaan diri, yang menyakitkan, tidak mulia, tidak bermanfaat. Tanpa berbelok ke arah salah satu dari ekstrim-ekstrim ini, Sang Tathāgata telah membangkitkan jalan tengah, yang memunculkan penglihatan, yang memunculkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.“Dan apakah, para bhikkhu, jalan tengah yang dibangkitkan oleh Sang Tathāgata, yang memunculkan penglihatan ... yang menuntun menuju Nibbāna? Adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar. Ini, para bhikkhu, adalah jalan tengah yang dibangkitkan oleh Sang Tathāgata, yang memunculkan penglihatan, yang memunculkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.
Kirain selama ini jalan tengah tu ga bole terlalu fanatik/ekstrim spt dawai gitar hehe...
AN 6.55Sona Sutta: About Sonatranslated from the Pali byThanissaro BhikkhuI have heard that on one occasion the Blessed One was staying near Rajagaha, on Vulture Peak Mountain. And on that occasion Ven. Sona was staying near Rajagaha in the Cool Wood. Then, as Ven. Sona was meditating in seclusion [after doing walking meditation until the skin of his soles was split & bleeding], this train of thought arose in his awareness: "Of the Blessed One's disciples who have aroused their persistence, I am one, but my mind is not released from the fermentations through lack of clinging/sustenance. Now, my family has enough wealth that it would be possible to enjoy wealth & make merit. What if I were to disavow the training, return to the lower life, enjoy wealth, & make merit?"Then the Blessed One, as soon as he perceived with his awareness the train of thought in Ven. Sona's awareness — as a strong man might stretch out his bent arm or bend his outstretched arm — disappeared from Vulture Peak Mountain, appeared in the Cool Wood right in front of Ven. Sona, and sat down on a prepared seat. Ven. Sona, after bowing down to the Blessed One, sat to one side. As he was sitting there, the Blessed One said to him, "Just now, as you were meditating in seclusion, didn't this train of thought appear to your awareness: 'Of the Blessed One's disciples who have aroused their persistence, I am one, but my mind is not released from the fermentations... What if I were to disavow the training, return to the lower life, enjoy wealth, & make merit?'""Yes, lord.""Now what do you think, Sona. Before, when you were a house-dweller, were you skilled at playing the vina?""Yes, lord.""And what do you think: when the strings of your vina were too taut, was your vina in tune & playable?""No, lord.""And what do you think: when the strings of your vina were too loose, was your vina in tune & playable?""No, lord.""And what do you think: when the strings of your vina were neither too taut nor too loose, but tuned[1] to be right on pitch, was your vina in tune & playable?""Yes, lord.""In the same way, Sona, over-aroused persistence leads to restlessness, overly slack persistence leads to laziness. Thus you should determine the right pitch for your persistence, attune[2]the pitch of the [five] faculties [to that], and there pick up your theme.""Yes, lord," Ven. Sona answered the Blessed One. Then, having given this exhortation to Ven. Sona, the Blessed One — as a strong man might stretch out his bent arm or bend his outstretched arm — disappeared from the Cool Wood and appeared on Vulture Peak Mountain.So after that, Ven. Sona determined the right pitch for his persistence, attuned the pitch of the [five] faculties [to that], and there picked up his theme. Dwelling alone, secluded, heedful, ardent, & resolute, he in no long time reached & remained in the supreme goal of the holy life for which clansmen rightly go forth from home into homelessness, knowing & realizing it for himself in the here & now. He knew: "Birth is ended, the holy life fulfilled, the task done. There is nothing further for the sake of this world." And thus Ven. Sona became another one of the arahants.Selengkapnya ada di http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an06/an06.055.than.html