50 (10) Sineru (2)
“Para bhikkhu, misalkan Sineru, raja pegunungan, dihancurkan dan
dilenyapkan kecuali tujuh butir kerikil seukuran kacang hijau.411 Bagaimana
menurut kalian, para bhikkhu, manakah yang lebih banyak:
bagian dari Sineru, raja pegunungan, yang telah dihancurkan dan dilenyapkan
atau ketujuh butir kerikil seukuran kacang hijau yang tersisa?”
“Yang Mulia, bagian dari Sineru, raja pegunungan, yang telah dihancurkan
dan dilenyapkan adalah lebih banyak. Ketujuh butir kerikil
seukuran kacang hijau itu adalah tidak berarti. Dibandingkan dengan
Sineru, raja pegunungan, ketujuh butir kerikil seukuran kacang hijau
itu tidak perlu dihitung, tidak dapat dijadikan perbandingan, tidak sebanding
bahkan dengan sebagian kecilnya.”
“Demikian pula, para bhikkhu, bagi seorang siswa mulia, seorang
yang sempurna dalam pandangan yang telah menembus, [459] penderitaan
yang telah dihancurkan dan dilenyapkan adalah lebih banyak,
sementara yang masih tersisa adalah sangat sedikit. Dibandingkan
dengan kumpulan penderitaan yang telah dihancurkan dan dilenyap
kan, yang tersisa adalah tidak perlu dihitung, tidak dapat dijadikan
perbandingan, tidak sebanding bahkan dengan sebagian kecilnya. Karena
hanya ada maksimum tujuh kali kehidupan lagi. Ia adalah seorang
yang memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah penderitaan’ … ‘Ini
adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’
“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk
memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ … Suatu usaha harus dikerahkan
untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”