Kalo saya malah bertolak belakang memandangnya, kalimat yang dibold biru diatas malah membuat keraguan apakah JK benar2 "melihat" ajaran Buddha. Saya berpegang pada kata2 yg notabene terdapat di dalam Tipitaka, bahwa orang yang melihat Dhamma juga melihat Buddha. Jadi tidak perlu menunggu bentuk fisik seorang Buddha, karena Buddha sama dengan Dhamma.
Kesimpulan saya dari kalimat tersebut adalah yang dipraktekkan oleh beliau bukanlah ajaran Buddha karena JK secara tidak langsung mengaku bukan murid Buddha karena tidak ada Buddha secara fisik lahir pada saat ini.
Apakah dikarenakan tidak ada Buddha yang lahir menjadikan dirinya tidak menjadi murid Buddha? Lalu ajaran manakah yang dia praktekkan?
Kemungkinan besar tanggapan saya memiliki bias karena saya tidak mempelajari tulisan2 JK, Namun itulah yang saya tangkap dari kalimat yang ada.
Anda dengan opini Anda, saya dengan opini saya, kalau bertolak belakang gak perlu diperdebatkan.
hudoyo
Salam kenal sebelumnya kepada Pak Hudoyo,
Maaf Pak Hudoyo, saya memang tidak ingin berdebat, saya hanya menyatakan respon terhadap suatu pernyataan tanpa bermaksud bertindak lanjut dengan perdebatan. Apabila anda memperhatikan tanggal post yang ada, anda akan melihat bahwa tanggapan saya hanya berhenti sampai disitu, yaitu, sekedar pernyataan pemikiran yang bertolak belakang terhadap pernyataan sebelumnya.
Lagipula, apabila cermat, pernyataan tersebut bukan untuk anda, melainkan respon terhadapat post saudara/i xuvie.
Saya belum pernah secara langsung menanggapi opini anda, yang saya tanggapi adalah pernyataan tentang J. Krisnamurti dari saudara/i xuvie. Mungkin dikarenakan berkaitan dengan J. Krisnamurti, maka anda "merasa" bahwa pernyataan saya tersebut mengarah kepada anda. Tidak berbeda dengan sebagian penganut agama yang merasa "dirinya" disentuh pada saat "agama-nya" mendapatkan respon yang bertolakbelakang. Ini merupakan suatu bentuk ke-aku-an juga, suatu kepemilikan.
Tapi sebetulnya akan lebih baik utk tdk membandingkan yg 1 dgn yg lain. Krn hasil dr pembandingan hanya akan berbuah opini persetujuan atau ketidaksetujuan yg tidak akan membawa hasil apapun bagi kemajuan kita.
Maaf bila ada salah kata. Cmiiw
mettacitena
Benar, Kebenaran sejati tidak punya merek, entah Buddhis, entah Krishnamurti, entah MMD.
Yang masih membanding-bandingkan merek masih berpegang pada aku.
hudoyo
Saya setuju, namun "merk" tersebut "terpaksa' harus saya gunakan di dalam bahasa komunikasi, dan kebetulan saya masih dalam proses belajar, dimana saya tertarik kepada satu merk diantara merk lainnya melalui perbandingan (dalam lingkup intelektual) yang masih berpegang pada aku dengan harapan pada merk tersebut terdapat petunjuk yang pas buat saya untuk mengantar pada kebenaran sejati, yaitu tanpa aku.