beberapa waktu yang lalu, cek darah.
sudah lama ndak ditusuk jarum tubuh ini, mungkin ini sudah lebih dari 15 tahun,
apalagi ini cek darah berarti ini mengambil darah dilengan tangan, jarum bisa dilihat mata, barely eyed.
masuk ruang checkup, sambil nanya2 bayar berapa bayar dimana, hasilnya kapan jadi, kanan atau kiri, diambil berapa banyak (50 ml !!!)
.
Maksudnya sih buat ngulur waktu itu jarum masuk ke tubuhku
sebenernya bukan perasaan takut yang menghinggap ketika jarum itu masuk ke tubuh melainkan ujung jarum runcing itu yang bikin miris dan darah mengalir keluar ketabung-nya.
sempat dingin badan ini, "
yah sudahlah, ini tidak akan lama dan segera berlalu", gumamku.
sambil melepas jaket dan melipatnya, sambil tanya lagi (untuk mengulur waktu): duduk dimana suster ? disini ?
setelah duduk dan lengan kami sandarkan pada sandaran tangan yang kurang landai.
Kami merasa sandaran terlalu tinggi dan sambil mencari posisi terbaik agar tangan tidak tertekuk, si suster sudah pamer ujung jarum yang runcing itu, hi.... miris.
setelah lengan bagian atas di-ikat, mulailah tragedi berdarah dimulai.
kupejamkan mata ini (ke-2-2-nya), rileks kan badan dari atas sampai bawah ~ scanning, rileks sampai benar2 rileks seperti orang sedang tidur.
setelah itu, hal yang dicari pertama kali adalah nafas, nafas, nafas. Anapana.
setelah menemukan nafas terletak disitu, inilah saatnya melihat nafas disitu, disitu, disitu. Karena benar2 rileks hanya sedikit rasa dari jarum itu masuk ke tubuh setelah itu tak terasa lagi dan kondisi yang mendominasi kondisi saat itu adalah nafas disitu, disitu, disitu.
Kondisi ini terjadi sampai selesai, saat perekat kapas direkatkan pada bekas luka ujung jarum.
setelah merasa ada suatu perekat direkatkan dan ikat lengan dilepas dalam kodisi mata masih tertutup, sebuah pertanyaan keluar: "sudah selesai yah sus ?"
dalam pikiranku: "koQ nggak kerasa yah ?"
"emang mau lagi ?"