//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PENYEMBAH BERHALA  (Read 8794 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
PENYEMBAH BERHALA
« on: 09 August 2007, 11:46:58 AM »
APAKAH TOLOK UKURNYA?

by : Mr. Selamat Rodjali

Ketika saya bertemu dengan doktor pribadi saya, beliau bertanya tentangkegiatan religius saya. Dan ketika beliau telah mengetahui merek religius saya, ia menanggapi bahwa saya adalah pemuja batu dan saya disarankan untuk memiliki pegangan hidup agar di hari kiamat yang telah dekat, saya dapat tertolong sehingga dapat terlahir di surga abadi. Lalu saya bertanya mengapa saya disebut pemuja batu? Jawabnya, saya menyembah patung, pemuja berhala. Ketika saya bertanya balik, apakah benar saya menyembah patung, beliau mengatakan ya, karena menurutnya, saya menghormat dan memohon-mohon rejeki, keselamatan, nama baik, keberhasilan dan sebagainya kepada patung yang terbuat dari batu dan tak ada bedanya dengan animisme, penyembah batu, religius berhala.

Kemudian saya berkata: "Pernyataan dokter seolah-olah menunjukkan bahwa perihal pikiran saya, sepertinya dokter lebih tahu dari pikiran saya sendiri, darimanakah dokter mengetahui bahwa saya menghormat dan memohon-mohon kepada patung, apakah dokter dapat membaca pikiran saya, tolong dokter memberikan petunjuk bagi saya." Maka iapun menjawab bahwa kebanyakan, orang yang bertingkah laku di depan patung adalah demikian, sehingga diambil kesimpulan bahwa itu menyembah dan memohon kepada patung.

Kemudian saya mengutarakan kenyataan yang umum terjadi di masyarakat:
"Ketika rakyat suatu negara mengangkat tangan di atas kening sambil menghadap tegap ke arah Bendera Nasional Negara itu pada kesempatan suatu upacara, apakah makna tingkah laku orang-orang itu, apakah mereka menyembah atau meminta-minta sesuatu kepada bendera itu?" Dokter saya menjawab, bahwa
menghadapi Bendera Nasional, mereka tidak menyembah atau meminta-minta sesuatu namun saat itu mereka mengenang perbuatan / kualitas jasa para pahlawan sehingga secara alamiah mereka tergugah batinnya untuk mencontoh perbuatan patriot para pahlawannya."

Kemudian saya lanjutkan: "mungkinkah penganut religius yang dokter sebut sebagai penyembah patung/berhala tadi, ketika berlutut di bawah atau di hadapan patung itu, pikirannya diliputi oleh sifat-sifat baik yang mencontoh orang yang dilambangkan dengan patung tadi, atau mengenang kualitas-kualitas batin yang baik dari orang yang dilambangkan dalam bentuk patung tersebut, seperti halnya rakyat yang sedang
mengenang jasa para pahlawannya?" Beliau menjawab bahwa hal itu sangat mungkin.

Lantas saya kembali bertanya:"Apabila sangat mungkin, maka orang-orang yang melakukan dengan pikiran baik tersebut apakah masih layak disebut sebagai penyembah patung/berhala, dan jika saya melakukan seperti itu, apakah tepat pernyataan dokter pertama tadi bahwa saya adalah penyembah berhala?" Tentu saja tidak, jawab dokter itu. Saya melanjutkan:"mengapa tidak?" Karena penyembah berhala artinya menyembah dan meminta-minta sesuatu (rejeki, keselamatan, dan sebagainya) kepada sesuatu yang tidak
diketahuinya, demikian jawab dokter tersebut.

Mendapat jawaban seperti itu, saya berkata dan bertanya kepada beliau: "Maaf dokter, saya gembira sekali
karena dokter berbicara sangat terbuka, oleh karena itu ijinkanlah saya bertanya secara terbuka dan jangan terlalu dipikirkan apabila pertanyaan saya ini tidak tepat; bagaimanakah dengan dokter, apakah dokter dalam
mempraktikkan kepercayaan religius yang dokter anut, acap kali meminta atau memohon sesuatu (keselamatan, rejeki dsb) kepada sesuatu yang sesungguhnya dokter tidak/belum pahami/ketahui (tanpa atau dengan media tertentu seperti patung atau hal lainnya)?"

Beliau terdiam sejenak, kemudian menanggapi:"Selama ini saya telah salah pandangan tentang kepercayaan
religius yang kamu pahami, maafkan saya! Sesungguhnya selama ini, saya lebih berhala dibandingkan kamu, karena saya sering kali meminta atau memohon sesuatu (rejeki, kesehatan, keselamatan dan sebagainya) kepada sesuatu yang memang saya belum/tidak pahami/ketahui. Maafkan saya, selama ini saya telah
salah menilai kepercayaan religius yang kamu pahami hanya dari penampakan luar. Ternyata sisi batin si pelaku sangat menentukan kualitas perbuatannya. Terus terang, saya merasa syukur atas keteranganmu karena untuk selanjutnya saya tidak akan salah menilai seperti itu lagi.

Demikianlah dialog antara dokter pribadi saya dan saya, yang terjadi secara spontan dan terbuka. Memang, saya dan teman-teman memiliki ruang yang terdapat patung seorang guru besar yang bernama Gotama. Memuja patung bukanlah ajaran religius kami, namun, memang kebanyakan para penganut religius kami, tidak mengerti dengan benar ajaran religiusnya (tidak mau tahu atau karena ajaran tersebut memerlukan kemampuan logika pada taraf tertentu), sehingga mereka terjebak ke dalam praktik keliru sebagai pemuja
berhala. Bagi kami, patung guru besar kami yang bernama Gotama hanya sebagai alat bantu bagi para pemula (bagi yang telah pandai sama sekali tidak memerlukan alat bantu seperti itu) untuk membangkitkan sikap batinnya seperti yang dimiliki oleh guru besar Gotama, yaitu:
1. murah-hati (dermawan)
2. bermoral (tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berdusta, tidak memakan atau meminum makanan atau minuman yang melemahkan kewaspadaan)
3. tidak terikat/tidak melekat
4. bijaksana dalam bertindak, berbicara dan berpikir
5. bersemangat
6. sabar
7. selalu berpikir, berbicara dan bertindak jujur dan benar
8. memiliki tekad yang kuat
9. memiliki cinta kasih terhadap semua mahluk (tidak pandang bangsa, ras, agama, golongan, sekte, mahluk, dsb)
10. sikap seimbang menghadapi suka dan duka (tidak larut dalam suka maupun duka)

Patung bukanlah kriteria ajaran kami. Ada atau tidak ada patung tidak menjadi masalah. Guru besar kami sama sekali tidak mengajarkan pemujaan patung guna menuju kebahagiaan sejati. Tindakan melalui pikiran, ucapan dan jasmani yang senantiasa terkendali serta jauh dari keserakahan, kebencian dan kebodohan batin merupakan syarat mutlak untuk merealisasi kebahagiaan sejati. Setiap mahluk mengharapkan kebahagiaan, namun kebahagiaan tidak dapat muncul karena berdoa, meminta-minta.

Kebahagiaan merupakan akibat, dan akibat akan muncul apabila ada sebab tepat yang mendahuluinya. Sebab yang baik pasti akan menimbulkan akibat yang baik; sebaliknya sebab yang buruk akan menimbulkan akibat yang buruk pula. Proses sebab akibat ini akan berlangsung selama kondisi-kondisi penunjangnya terpenuhi; mereka berproses secara alamiah.

Pengertian yang benar mengenai proses inilah yang menyebabkan saya secara sukarela berusaha melakukan kebaikan tanpa tergiur oleh janji/iming-iming surga dan secara sukarela pula berusaha tidak melakukan kejahatan, tanpa diliputi rasa takut akan ancaman neraka. Semoga uraian kenyataan di atas dapat meredakan kesalahpahaman antar penganut religius.

----00000----

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #1 on: 12 August 2007, 12:59:48 AM »
"penyembah patung" koq teriak "penyembah patung" ???

Offline Effendy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #2 on: 12 August 2007, 02:50:02 AM »
Wa hebat sekali jawabannya, kalau biasanya religius aku dibilang epnyembah patung, umumnya aku langsung menanyakan ke mereka, Tahukah kamu kenapa si Yxxus kamu, sewaktu di saxxbkan tangannya dipaku???
dan sebelum dia sempat menjawab, langsung aku memberikan Jurus pemungkas, Karena sewaktu dia hidup, tangannya gatal, suka meraba-raba, jadi sewaktu mati, tangannya harus dipaku.. untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan...
Sadhu, sadhu sadhu... semoga Tuhan memaafkan saya....
 _/\_
Hidup ini adalah Belajar, maka belajarlah dari kehidupan

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #3 on: 12 August 2007, 03:12:26 PM »
waduh, kok counternya kaya gitu? seorang Buddhis seharusnya ga menjawab kaya gitu... emank pernah liat yesus ngeraba"? wong pacar aja kaga punya... meski katanya ditemukan kuburan beliau dengan maria dan anaknya, but kan KATANYA...

harusnya dibenerin pandangannya, kalo balik nyerang kaya gitu seolah emank penyembah berhala... kalo mank bukan penyembah berhala, peduli setan dituduh penyembah berhala juga...

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #4 on: 14 August 2007, 02:38:13 AM »
Wa hebat sekali jawabannya, kalau biasanya religius aku dibilang epnyembah patung, umumnya aku langsung menanyakan ke mereka, Tahukah kamu kenapa si Yxxus kamu, sewaktu di saxxbkan tangannya dipaku???
dan sebelum dia sempat menjawab, langsung aku memberikan Jurus pemungkas, Karena sewaktu dia hidup, tangannya gatal, suka meraba-raba, jadi sewaktu mati, tangannya harus dipaku.. untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan...
Sadhu, sadhu sadhu... semoga Tuhan memaafkan saya....
 _/\_

*speechless ...... tobat bung..............!

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #5 on: 14 August 2007, 01:14:44 PM »
Wa hebat sekali jawabannya, kalau biasanya religius aku dibilang epnyembah patung, umumnya aku langsung menanyakan ke mereka, Tahukah kamu kenapa si Yxxus kamu, sewaktu di saxxbkan tangannya dipaku??? dan sebelum dia sempat menjawab, langsung aku memberikan Jurus pemungkas, Karena sewaktu dia hidup, tangannya gatal, suka meraba-raba, jadi sewaktu mati, tangannya harus dipaku.. untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan...
Sadhu, sadhu sadhu... semoga Tuhan memaafkan saya.... _/\_

Wah.... :o Harusnya jangan jawab begitu. Jawaban seperti itu tidak mencerminkan seorang Buddhis  _/\_
your life simple or complex is depend on yourself

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #6 on: 14 August 2007, 01:20:44 PM »
Setuju dengan Metti
There is no place like 127.0.0.1

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #7 on: 14 August 2007, 11:06:12 PM »
menurut aa neh ya, cukup jelaskan ke mereka, patung bukan menyatakan tuhan yg disembah, lepaskan pandangan akan agama" yg menyembah objek" tertentu sebagai mahluk adikuasa terhadap Buddhism.

patung Buddha cuma melambang sifat dan jasa beliau, kita menghargai dan menghormati beliau, bukan menyembah beliau apalagi sampai memohon" pada nya [wong kita kenal dan tau Hukum Kamma/Karma]

ibarat seorang guru yg telah berjasa mengajar murid" nya sehingga lulus ujian, sebagai muridnya, kita menghormati dan menghargai jasa guru, bukan berarti kita menuhankan/menyembah beliau...

ibarat bendera yg kita hormat, bukan berarti kita menyembah/menuhankan bendera, tapi kita menghargai dan menghormati jasa bendera yg telah menyemangati para pahlawan ketika berjuang mempertahankan tanah air...



konsep berhala itu muncul ketika adanya konsep ketuhanan yg berbeda dari agama dia, ketika ketuhanan yg dipuja berbeda dengan ketuhanan miliknya, ia akan berjuang mati"an untuk membela keberadaan ketuhanan-nya dengan menjatuhkan/menjelekkan keberadaan ketuhanan kepercayaan/agama lain...

konsep ini pun cukup menggelikan, bagaimana ia bisa memvonis salah terhadap ketuhanan diagama lain, ketika ia sendiri tidak mengetahui secara pasti ketuhanan dia sendiri ? belum pernah bertemu dengan sosok yg diagungkan-nya [ketuhanan personal]. apa yg ia ketahui hanya sebatas apa yg ia baca di kitab suci dan sebatas apa yg ia dengar dari kelompok agama ia sendiri dalam kegiatan keagamaan.




Quote
meski katanya ditemukan kuburan beliau dengan maria dan anaknya, but kan KATANYA...

sebenarnya pengen bahas ini [pernah debat seru atas topik ini] tapi ya berhubung ini porum Buddhism, jd saya rasa tidak pantas di bahas disini... offline aja ato japri aja kali ye  ;D

Offline sefung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 189
  • Reputasi: 4
  • ajaran ini sangat sederhana tp sulit dipahami
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #8 on: 14 August 2007, 11:09:30 PM »
pikiran...pikiran....pikiran....pikiran....

memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #9 on: 14 August 2007, 11:14:51 PM »
pikiran...pikiran....pikiran....pikiran....

ada apa dengan pikiran fung ? pikiran jgn dipikir... disitu ada jawabannya...  ;D [gile bahasa Zen/Chan banget ^-^]

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #10 on: 15 August 2007, 12:31:57 AM »
masing" agama punya tuhan, masing" mengklaim tuhannya lah yang paling benar... yang ga bertuhan ga usah ikut"an dah... ga da urusan... ;D

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #11 on: 15 August 2007, 08:57:35 AM »
apakah Buddhism bertuhan ? apakah Buddhism tidak memiliki konsep ketuhanan ?

apakah Malaysia ga ada kepala negara ? apakah cuma negara yg memiliki Presiden yg mempunyai kepala negara ? Malaysia jg memiliki kepala negara dalam bentuk lain, bukan seorang Presiden tapi Perdana Mentri, beda bukan berarti tidak ada !

di Buddhism tidak mengenal tuhan dalam bentuk personal, tidak mengenal tuhan yg memiliki sifat" layaknya manusia seperti diagama Samawi... tapi di masyarakat umum Indon telah mengenal sosok tuhan dalam bentuk personal, ketika bentuk itu tidak sama, maka bisa diklaim bahwa agama itu tidak memiliki konsep ketuhanan...

so Buddhism pun berhak untuk berbicara konsep ketuhanan.



Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #12 on: 15 August 2007, 10:52:59 AM »
Buddhist ga berhak berbicara tentang tuhan, karena ga punya...
Tapi kalo berbicara tentang ketuhanan, boleh lah... cuz kita ga bertuhan but cuma berketuhanan...  ;D

kalo buddhis berbicara tentang tuhan, ujung"nya bisa ditebak arahnya kemana, cuz beda konsep... so better dont touch their area...  :)

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #13 on: 15 August 2007, 11:06:49 AM »
Konsep ketuhanan juga cuma di indo deh. CMIIW
There is no place like 127.0.0.1

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: PENYEMBAH BERHALA
« Reply #14 on: 15 August 2007, 11:11:25 AM »
Buddhist ga berhak berbicara tentang tuhan, karena ga punya...
Tapi kalo berbicara tentang ketuhanan, boleh lah... cuz kita ga bertuhan but cuma berketuhanan...  ;D

kalo buddhis berbicara tentang tuhan, ujung"nya bisa ditebak arahnya kemana, cuz beda konsep... so better dont touch their area...  :)

ujung"nya bisa ditebak arahnya ? ga jg, karena berbeda konsep aja, seperti halnya negara yg memiliki kepala negara Presiden yg ga bisa menerima sebutan lain untuk kepala negara selain Presiden.

cuma berbeda konsep, satu berbentuk personal, satu tidak berbentuk personal makanya disebutkan ketuhanan, bukan tuhan karena pengertian tuhan pun sudah menjurus ke arah adanya personal yg disebut sebagai mahluk adi kuasa penguasa alam semesta.