Bagian menengah tentang Moralitas
1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]
1.12. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung menikmati barang-barang simpanan seperti makanan, minuman, pakaian, alat transportasi, tempat tidur, pengharum, daging, Petapa Gotama menjauhi kenikmatan demikian.”’
1.13. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana ... masih menikmati pertunjukan seperti
tarian, nyanyian, musik, penampilan, pembacaan, musik-tangan, simbal dan tambur, pertunjukan sihir,16 akrobatik dan sulap,17 pertandingan gajah, kerbau, sapi, kambing, domba, ayam, burung puyuh, perkelahian dengan tongkat, tinju, gulat, perkelahian pura-pura, parade, pertunjukan manuver dan militer,
Petapa Gotama menjauhi menikmati penampilan demikian.”’1.14. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menikmati permainan-permainan dan kegiatan sia-sia seperti catur delapan atau sepuluh baris,18 ‘catur di udara’,19 permainan jingkat, permainan biji-bijian, permainan dadu, melempar tongkat, ‘lukisan-tangan’, permainan bola, meniup melalui pipa mainan, permainan dengan bajak mainan, jungkir balik, permainan dengan kincir, pengukuran, kereta [7] dan busur mainan, menebak huruf,20 menebak pikiran,21 meniru penampilan cacat, Petapa Gotama menjauhi kegiatan sia-sia demikian.”’
1.15. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai tempat tidur yang tinggi dan lebar dan tempat duduk yang tinggi, alas duduk berhiaskan kulit binatang,22 dilapisi wol atau dengan berbagai macam penutup, penutup dengan bulu di kedua sisi atau di satu sisi, penutup sutra, berhiaskan dengan atau tanpa permata, permadani-kereta, -gajah, -kuda, berbagai selimut dari kulit-kijang, bantal bertenda, atau dengan bantal merah di kedua sisi, Petapa Gotama menjauhi tempat tidur tinggi dan lebar demikian.”’
1.16. ‘”Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai bentuk-bentuk hiasan-diri dan perhiasan seperti melumuri tubuh dengan pengharum, memijat, mandi dengan air harum, menggunakan pencuci rambut, menggunakan cermin, salep, karangan bunga, wangi-wangian, bedak, kosmetik, kalung, ikat kepala, tongkat hiasan, botol, pedang, penghalang sinar matahari, sandal berhias, serban, permata, kipas ekor-yak, jubah berumbai, Petapa Gotama menjauhi hiasan-diri demikian.”’
1.17. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai pembicaraan yang tidak bermanfaat23 seperti tentang raja-raja, perampok-perampok, menteri-menteri, bala tentara, bahaya-bahaya, perang, makanan, minuman, pakaian, tempat tidur, karangan bunga, pengharum, sanak saudara, kereta, desa-desa, pasar-pasar dan kota-kota, negara-negara, perempuan-perempuan, [8] pahlawan-pahlawan, gosip-sumur dan –jalanan, pembicaraan tentang mereka yang meninggal dunia, pembicaraan yang tidak menentu, spekulasi tentang daratan dan lautan,24 pembicaraan tentang ke-ada-an dan ke-tiada-an,25 Petapa Gotama menjauhi pembicaraan demikian.”’
1.18. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai perdebatan seperti: ‘Engkau tidak memahami ajaran dan disiplin ini – Aku memahami!’, ‘Bagaimana engkau dapat memahami ajaran dan disiplin ini?’, ‘Jalanmu semuanya salah – jalanku yang benar’, ‘Aku konsisten – engkau tidak!’, ‘Engkau mengatakannya terakhir apa yang seharusnya engkau katakan pertama kali!’, ‘Apa yang lama engkau pikirkan telah terbantah!’, ‘Argumentasimu telah dipatahkan, engkau kalah!’, ‘Pergi, selamatkan ajaranmu – keluarlah dari sana jika engkau mampu!’, Petapa Gotama menjauhi perdebatan demikian.”’26
1.19. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai hal-hal seperti menjadi kurir dan penyampai pesan, seperti untuk raja, menteri, para mulia, Brahmana, perumah tangga, dan anak muda yang mengatakan: ‘Pergilah ke sini – pergilah ke sana! Bawalah ini ke sana – bawalah itu dari sana!’ Petapa Gotama menjauhi menjadi kurir demikian.”’
1.20. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai kebohongan, ucapan sia-sia, nasihat tersirat, meremehkan, dan selalu berusaha memperoleh keuntungan, Petapa Gotama menjauhi kebohongan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’27
baca lengkapnya di
http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.01.wlsh.html