//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama  (Read 31621 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #90 on: 24 July 2012, 09:24:32 AM »
Dalam tradisi aliran Buddhism apapun ada cara latihan Dhutanga nya. Sekedar contoh saja. Kalau ada yang pernah pergi ke Gunung JIU HUA SAN,gunung sucinya bagi KSITIGHARBA BODHISATVA,maka akan tahu betapa para bhiksu disana hidup dalam kesederhanaan yang prihatin di cuaca yang sangat dingin,makanan sehari-hari boleh dikatakan cuma bubur dan sayur asin lobak. Bhiksu-bhiksunya pada kurus tapi anehnya raut muka mereka cerah-cerah. Setiap kepala viharanya pasti pernah menjalani dhutanga selama beberapa tahun di gua-gua yang ada disekitar pengunungan itu dan semua kepala viharanya meninggalkan relic setelah meninggalkan jasmaninya.Kalau kebetulan beruntung diperkenankan masuk ke ruang  para leluhur maka kita bisa melihat peninggalan relic para bhiksu. Bhiksu-bhiksu yang hidup disini tak mau dan tidak suka keramaian,hanya menjalani kegiatan sehari-hari dan berlatih meditasi.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #91 on: 24 July 2012, 09:29:46 AM »
Dalam tradisi aliran Buddhism apapun ada cara latihan Dhutanga nya. Sekedar contoh saja. Kalau ada yang pernah pergi ke Gunung JIU HUA SAN,gunung sucinya bagi KSITIGHARBA BODHISATVA,maka akan tahu betapa para bhiksu disana hidup dalam kesederhanaan yang prihatin di cuaca yang sangat dingin,makanan sehari-hari boleh dikatakan cuma bubur dan sayur asin lobak. Bhiksu-bhiksunya pada kurus tapi anehnya raut muka mereka cerah-cerah. Setiap kepala viharanya pasti pernah menjalani dhutanga selama beberapa tahun di gua-gua yang ada disekitar pengunungan itu dan semua kepala viharanya meninggalkan relic setelah meninggalkan jasmaninya.Kalau kebetulan beruntung diperkenankan masuk ke ruang  para leluhur maka kita bisa melihat peninggalan relic para bhiksu. Bhiksu-bhiksu yang hidup disini tak mau dan tidak suka keramaian,hanya menjalani kegiatan sehari-hari dan berlatih meditasi.
Wah wah....  ::)   apakah dengan demikian mereka kembali ke jalan sravakayana?   :-? :whistle: ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #92 on: 24 July 2012, 09:56:28 AM »
Dalam tradisi aliran Buddhism apapun ada cara latihan Dhutanga nya. Sekedar contoh saja. Kalau ada yang pernah pergi ke Gunung JIU HUA SAN,gunung sucinya bagi KSITIGHARBA BODHISATVA,maka akan tahu betapa para bhiksu disana hidup dalam kesederhanaan yang prihatin di cuaca yang sangat dingin,makanan sehari-hari boleh dikatakan cuma bubur dan sayur asin lobak. Bhiksu-bhiksunya pada kurus tapi anehnya raut muka mereka cerah-cerah. Setiap kepala viharanya pasti pernah menjalani dhutanga selama beberapa tahun di gua-gua yang ada disekitar pengunungan itu dan semua kepala viharanya meninggalkan relic setelah meninggalkan jasmaninya.Kalau kebetulan beruntung diperkenankan masuk ke ruang  para leluhur maka kita bisa melihat peninggalan relic para bhiksu. Bhiksu-bhiksu yang hidup disini tak mau dan tidak suka keramaian,hanya menjalani kegiatan sehari-hari dan berlatih meditasi.

ada 13 praktik Dhutanga yaitu
Quote
Group One: Dhutanga Connected with Robes: (1) Refuse-Rag-Wearer’s Practice, and (2) Triple-Robe Wearer’s Practice,

Group Two: Dhutanga Connected with Alms-food: (3) Alms-Food-Eater’s Practice, (4) House-to-House-Seeker’s Practice, (5) One-Sessioner’s Practice, (6) Bowl-Food-Eater’s Practice, (7) Later-Food-Refuser’s Practice,

Group Three: Dhutanga Connected with the Resting Place: (8) Forest-Dweller’s Practice, (9) Tree-Root-Dweller’s Practice, (10) Open-Air-Dweller’s Practice, (11) Charnel-Ground-Dweller’s Practice, (12) Any-Bed-User’s Practice, and

Group Four: Dhutanga Connected with Energy: (13) Sitter’s Practice.

Dhutanga yg mana yg anda maksudkan?

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #93 on: 24 July 2012, 10:21:18 AM »
Anda harus tanyakan pada masing-masing bhiksu tersebut kalau mau tahu. Adalah terserah mereka mau praktekkan yang mana,bukan urusanku dan urusanmu.Lagian tidak diumumkan mereka mau praktekkan yang mana? Lagian apakah masalah buatmu kalau mereka tidak kasih tahu yang mana?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #94 on: 24 July 2012, 10:28:31 AM »
Anda harus tanyakan pada masing-masing bhiksu tersebut kalau mau tahu. Adalah terserah mereka mau praktekkan yang mana,bukan urusanku dan urusanmu.Lagian tidak diumumkan mereka mau praktekkan yang mana? Lagian apakah masalah buatmu kalau mereka tidak kasih tahu yang mana?

Oh... anda yg membuat pernyataan bahwa para bhiksu dari aliran lain itu juga mempraktikkan Dhutanga, saya pikir anda tahu, yah tidak apa2 jika ternyata anda cuma sekedar asal cuap2 saja.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #95 on: 24 July 2012, 01:11:36 PM »
Anda harus tanyakan pada masing-masing bhiksu tersebut kalau mau tahu. Adalah terserah mereka mau praktekkan yang mana,bukan urusanku dan urusanmu.Lagian tidak diumumkan mereka mau praktekkan yang mana? Lagian apakah masalah buatmu kalau mereka tidak kasih tahu yang mana?

kok sensi ya ! :o
test case  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline vajra.chedika

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #96 on: 23 August 2012, 11:27:36 PM »
Yg dimaksud dlm topik diskusi ini mengacu pd warna semangat altruistik, jd bukan dlm artian harfiahnya. Sebetulnya ada 3 macam:
1. Saya dulu mencapai kebebasan baru yg lain saya tolong
2. Barengan mencapai kebebasan
3. Saya terakhir

Jgn dibayangkan sbg implementasinya di lapangan. Ini murni cuma tendensi/preferensi masing2 individu dlm menumbuhkan semangatnya.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #97 on: 24 August 2012, 12:13:46 AM »
Yg dimaksud dlm topik diskusi ini mengacu pd warna semangat altruistik, jd bukan dlm artian harfiahnya. Sebetulnya ada 3 macam:
1. Saya dulu mencapai kebebasan baru yg lain saya tolong
2. Barengan mencapai kebebasan
3. Saya terakhir

Jgn dibayangkan sbg implementasinya di lapangan. Ini murni cuma tendensi/preferensi masing2 individu dlm menumbuhkan semangatnya.

sedari awal saya sudah berusaha menyampaikannya,
tapi memang sulit kalau kita terpaku pada satu perspektif saja

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #98 on: 21 November 2012, 04:05:04 PM »
Mari kita lihat mana yang lebih ego. 1. Mereka yang hidup di kota ramai,segala fasilitas boleh dikatakan sudah ada, mau makan disediakan dengan segala menu ditambah cia pou,mau mandi dan buang air besar sudah ada tempat,mau tidur tinggal nyalakan AC dan ranjang sudah empuklah. Bosan,tinggal main gadget daripada membaca buku dharma,kemana-mana ada yang antarin dan mobil tersedia,baju cukup dan mungkin pembantu yang cuci dll............ lalu apakah mereka ini MUDAH mencapai pencerahan atau tambah susah dirawat? 2.Mereka yang hidup menyendiri,apalagi yang di hutan dan gunung. Makan,jalan kaki keluar cari sendiri,itu kalau dapat dan makan apa adanya. Mandi tidak ada sabun,mau buang air besar dan kecil harus hati-hati,takut ada makhluk kecil yang tertimpa air bah dan longsoran tinja.Tidur,kasur seempuk tanah dan batu,musiknya dinyanyikan para penghuni hutan. Baju cuci sendiri apa adanya dll............... apakah orang-orang ini merepotkan orang lain? Apa yang didapat? Paling tidak mereka tidak merepotkan orang lain dan merusak lingkungan,batin mereka lebih terkendali dan matang tenang.


Praktik tidak mencari merupakan praktik lanjutan karena ia merupakan praktik tanpa-diri. Sementara adalah wajar bagi orang yang mulai mempelajari dan mempraktikkan Buddhisme demi keuntungan mereka sendiri, akhirnya, melalui praktik, keegoisan mereka berguguran. Mereka mendapati diri mereka sibuk karena orang lain memerlukan bantuan mereka, dan mereka menyediakan apa yang dibutuhkan. Orang seperti itu bahkan tidak lagi berpikir tentang mencapai pencerahan.

Bila kamu telah berhenti khawatir soal pencapaianmu sendiri, maka kamu telah tercerahkan. Jika tidak demikian, akan selalu ada pikiran berkelana yang halus dan keterikatan pada keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Jika kamu ingin membebaskan diri dari segala kekotoran batin dan penderitaan duniawi dan jika kamu menginginkan pembebasan, kamu masih melekat pada dirimu. Hanya ketika kamu tidak memiliki kekhawatiran soal pencerahanmu sendiri, maka kamu benar-benar dapat tercerahkan. Praktik tidak mencari merupakan praktik keadaan tercerahkan.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #99 on: 21 November 2012, 04:35:43 PM »

Praktik tidak mencari merupakan praktik lanjutan karena ia merupakan praktik tanpa-diri. Sementara adalah wajar bagi orang yang mulai mempelajari dan mempraktikkan Buddhisme demi keuntungan mereka sendiri, akhirnya, melalui praktik, keegoisan mereka berguguran. Mereka mendapati diri mereka sibuk karena orang lain memerlukan bantuan mereka, dan mereka menyediakan apa yang dibutuhkan. Orang seperti itu bahkan tidak lagi berpikir tentang mencapai pencerahan.

Bila kamu telah berhenti khawatir soal pencapaianmu sendiri, maka kamu telah tercerahkan. Jika tidak demikian, akan selalu ada pikiran berkelana yang halus dan keterikatan pada keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Jika kamu ingin membebaskan diri dari segala kekotoran batin dan penderitaan duniawi dan jika kamu menginginkan pembebasan, kamu masih melekat pada dirimu. Hanya ketika kamu tidak memiliki kekhawatiran soal pencerahanmu sendiri, maka kamu benar-benar dapat tercerahkan. Praktik tidak mencari merupakan praktik keadaan tercerahkan.
Saya punya banyak teman beragama lain yang tidak pernah tahu apalagi khawatir masalah 'pencapaian', berarti mereka telah tercerahkan donk yah?

Yang bold biru, mungkin seperti orang sakit ingin sembuh, berusaha untuk sembuh, makan obat untuk sembuh, berarti orang itu sakit. Kalau sudah pasrah nunggu ko'it, tidak lagi berusaha, maka ia telah sembuh. ;D

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #100 on: 22 November 2012, 08:50:55 AM »
Saya punya banyak teman beragama lain yang tidak pernah tahu apalagi khawatir masalah 'pencapaian', berarti mereka telah tercerahkan donk yah?

Yang bold biru, mungkin seperti orang sakit ingin sembuh, berusaha untuk sembuh, makan obat untuk sembuh, berarti orang itu sakit. Kalau sudah pasrah nunggu ko'it, tidak lagi berusaha, maka ia telah sembuh. ;D

 :)) :)) :))
 :'( :'( :'(

 

anything