//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - btj

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 [9] 10 11 12 13
121
Keluarga & Teman / Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« on: 21 February 2014, 11:06:50 AM »
Judul dari topik ini "Apakah Anda akan Marah dan Malu Jika...?"
Dan ternyata berkorelasi dengan kebahagiaan.

Jadi kira-kira begini bukan judul lengkapnya, "Apakah Anda akan Marah dan Malu Jika mendengar jawaban dari pasangan hidup anda yang sangat REALITIS dan LOGIS di depan umum?

Kemudian sub judulnya : "DARIMANA KEBAHAGIAAN ITU SEBENARNYA?"

Dan ternyata yang dibahas lebih fokus pada sub judulnya yaitu tentang topik kebahagiaan.

Dan sebenarnya kedua topik masih berkaitan yaitu berkaitan dengan perasaan.perasaan marah, malu dan bahagia.

Ketika timbul perasaan marah dan malu, maka perasaan bahagia cenderung tidak timbul.

Dan jika dibahas dari artikelnya.
Kebahagiaan biasanya identik dengan tercapainya apa yang diinginkan dan terbebasnya apa yang tidak disukai.

Namun ada juga yang berpendapat bahwa "tanpa/berhentinya keinginan" adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.

122
Diskusi Umum / Re: apakah pelet tersebut begitu ampuh?
« on: 17 February 2014, 01:14:31 PM »
*ralat* daun katu ga enak oma

Mungkin Oma suka sama daun katu makanya anti pelet kan.
 :P

123
Diskusi Umum / Re: apakah pelet tersebut begitu ampuh?
« on: 16 February 2014, 01:45:40 PM »
Coba bawa sini santet-nya, saya bisa hilang-in...

Ini santetnya Pak  :))

124
Diskusi Umum / Re: Hasil Persembahan
« on: 16 February 2014, 01:23:10 PM »
Sebenarnya saya masih ragu (antara percaya dan tidak), karena tidak bisa melihat/membuktikan langsung proses "menikmati" oleh makhluk yang diberikan persembahan.

Dan yang menjadi pertanyaan (jika makanan tersebut benar-benar dikonsumsi oleh makhluk yang dipersembahkan tersebut) adalah apa yang membedakan makanan persembahan dengan makanan biasa (bukan untuk persembahan), dalam hal bisa tidaknya dinikmati oleh makhluk tersebut?

Maksudnya, apa persyaratannya agar makhluk tersebut dapat menikmati suatu makanan?
Apakah mereka dapat menikmatinya jika kita menggelar acara ritual, menyatakan niat, memasang dupa, dst, barulah mereka dapat menjangkau makanan tersebut?

Jika suatu makanan tidak kita persembahkan, kita masak dan taruh di meja makan seperti biasa, apakah mereka (makhluk tertentu) dapat juga menikmatinya atau tidak?

Tapi jika hal tersebut (makhluk tersebut tidak benar menikmati makanan yang kita persembahkan) adalah hanya mitos dan ritual belaka, maka pertanyaan saya adalah sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

125
Diskusi Umum / Re: Hasil Persembahan
« on: 15 February 2014, 02:58:39 PM »
Baiklah kalau begitu Om. Terima kasih sudah membagi dan mengikis keraguan saya.

Salam.

126
Diskusi Umum / Re: Hasil Persembahan
« on: 15 February 2014, 02:12:16 PM »
Terima kasih pencerahannya Om.
Justru landasannya lebih kepada perhitungan agar makanan tidak dibuang sia2.
Tapi menurut pengalaman sepertinya makanan bekas persembahan kok terasa cepat basi gitu? Apa cuma perasaan doank yah?

Jika makanan tersebut tetap seperti sedia kala (sebelum dipersembahkan) berarti persembahan tersebut hanya bersifat formalitas (lambang) saja donk? Bukan benar-benar dinikmati oleh yang dituju?

Kalau persembahan kepada patung Buddha di altar kan jelas hanya berfungsi sebagai lambang penghormatan saja.

Jadi kedua hal tersebut berarti sama donk?

127
Diskusi Umum / Hasil Persembahan
« on: 15 February 2014, 12:15:56 PM »
Bagaimana pandangan Buddhisme terhadap makanan hasil atau bekas persembahan terutama kepada leluhur?
Apakah kita boleh memakannya lagi atau tidak?

*menurut info yang pernah saya dapat, sebenarnya yang memakan makanan persembahan tersebut adalah makhluk peta dengan mengisap sari makanannya (mengunyah dan memuntahkannya kembali), sehingga dikatakan bahwa makanan tersebut menjadi lebih cepat basi.
Apa benar demikian?

Mohon pendapatnya teman-teman.
 _/\_

128
Andaikan kita mengetahui ada Bhikkhu yang terjebak pada ketenarannya, apa yang harus kita lakukan?

129
Buddhisme untuk Pemula / Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« on: 09 February 2014, 07:55:40 PM »
Pandangan bahwa hidup adalah penderitaan

Pasti, ini adalah interpretasi terburu-buru dari Kebenaran Mulia Pertama, yaitu Kebenaran Mulia tentang Penderitaan*.

Kata "hidup" dalam ungkapan itu adalah biang keroknya. Kata itu begitu luas sehingga bisa diterjemahkan secara salah bahwa Buddhisme tidak mengakui adanya perasaan menyenangkan dan kebahagiaan (duniawi dan adi-duniawi).

Akhirnya, orang yang tidak setuju - mungkin juga karena tidak mau jadi orang pesimis - mengatakan bahwa hidup adalah kebahagiaan. Ini juga tidak tepat. Definisi bahwa hidup=kebahagiaan, artinya dia mengabaikan penderitaan yg sbenarnya memang ada dan merupakan konsekuensi dari hidup maupun konsekuensi dari kekotoran batin.

Intinya, hidup tidak identik dengan penderitaan, juga tidak identik dengan kebahagiaan. Dan ungkapan bahwa hidup = penderitaan, adalah interpretasi yang kurang tepat untuk Kebenaran Mulia Pertama dalam Buddhisme.

Sebenarnya pernyataan bahwa hidup adalah penderitaan berasal dari Kitab suci Tipitaka atau bukan?

Bukankah yang tertulis adalah dalam Empat Kebenaran Arya no.1 adalah Kebenaran tentang adanya dukkha dan hukum Tilakkhana salah satunya sabbe sankhara dukkha (segala yang berkondisi adalah dukkha).

Kenapa bisa muncul kalimat ini bahwa hidup adalah penderitaan?
 :o

130
Mahayana / Re: Tinjauan tentang makan daging dalam Mahayana
« on: 13 January 2014, 08:43:16 PM »
Tenang.
Jika memang berbeda maka tidak dapat disamakan.
Jika dasarnya adalah sama, maka tidak dapat dibedakan.
Tak perlu risaukan itu.

131
Diskusi Umum / Re: Berdana utk penyebaran ajaran non-Buddhis?
« on: 23 December 2013, 06:34:11 AM »
Jadi kalau mau sumbang sumbang saja, kalau tidak mau sumbang pun tidak perlu memberikan komentar, tolak secara halus saja. Toh saya juga tidak sedang mengumpulkan dana untuk pembangunan vihara juga kalau tidak mengumpulkan dana untuk panti asuhan manapun.

Yang penting sesuai niat dan hati kita saja.
Karena susah juga jika menerapkan prinsip tidak membedakan, praktek di lapangan tak semudah yang kita prinsipkan secara Buddhis.
Bagaimana jika seorang pemuda yang masih utuh dan sehat fisknya sering meminta uang makan kepada kita?
Tentu itu membutuhkan pendekatan yang berbeda lagi.

Saya pribadi sih setuju dengan kasus topik ini, membantu mengumpulkan dana untuk panti asuhan tersebut. Jalankan saja. Ini malah menunjukkan kebesaran pemikiran Buddhis, sikap toleransi beragama. Saya lihat ini adalah contoh yang baik.

132
Diskusi Umum / Re: Berdana utk penyebaran ajaran non-Buddhis?
« on: 22 December 2013, 07:53:27 AM »
??
cara pandang yg aneh, kalau ada biku kawin juga berarti ngikut ajaran lain ga apa2 ya.

mantap.
Biku kok kawin??

133
Diskusi Umum / Re: Berdana utk penyebaran ajaran non-Buddhis?
« on: 22 December 2013, 07:47:02 AM »
Kalau di organisasi Tzu Chi setahu saya mereka biasanya melakukan survey kasus dulu sebelum memberikan bantuan kepada seseorang.

Dalam kasus berdana kepada panti asuhan nonbuddhis ini, kalau patokan/alasannya tidak boleh dilakukan karena merupakan yayasan nonbuddhis (yang kemungkinan bergerak dalam penyebaran ajaran yang menurut pandangan tertentu adalah termasuk 62 PS), maka walaupun hanya berdana kepada pantinya saja, tapi bukankah kita bisa memprediksi kira-kira anak-anak tersebut bakal menyebarkan ajaran apa nantinya ketika sudah dewasa.

Bukankah ini sama saja kita ikut memupuk calon penyebar 62 PS?

Karena kelompok yang tidak setuju dalam topik ini mengatakan bahwa menyumbang kepada panti asuhannya adalah tidak apa-apa, tapi tidak baik menyumbang kepada panitia yang bergerak dibidang agamanya.

134
Diskusi Umum / Re: Berdana utk penyebaran ajaran non-Buddhis?
« on: 19 December 2013, 05:18:13 PM »
Ketika kita melihat acara ritual aliran agama Buddha tertentu seperti api homa dari Buddhis Tibetan, yang prosesinya dengan cara membakar makanan instan kemasan dalam jumlah tertentu, maka segera timbul rasa protes, mengapa kok makanan dibuang-buang secara mubazir.
Tapi ketika melihat sejumlah restoran yang setiap hari membuang sisa makanan jauh lebih banyak tapi kita bisa memakluminya secara wajar.

135
Diskusi Umum / Re: Berdana utk penyebaran ajaran non-Buddhis?
« on: 19 December 2013, 10:20:35 AM »
1. Kok kasusnya seperti seolah-olah tidak ada pilihan lain lagi selain panti asuhan tersebut yang membutuhkan dana sumbangan?

2. Jika metta adalah cinta kasih universal yang berarti tidak boleh membeda-bedakan termasuk dalam berdana, lalu apakah kita harus memberikan bantuan dana juga kepada orang yang dananya digunakan untuk memenuhi kesenangan inderanya, misalnya seorang pengemis yang sebagian hasilnya untuk membeli rokok ataupun bir?
 
3. Bagaimana jika dibalik, umat atau lembaga nonbuddhis yang memberikan sumbangan untuk pembangunan vihara?

4. Jika kita memberikan dana kepada orang lain, bukankah ini adalah memupuk ikatan karma (jodoh) sehingga jika suatu saat kita telah berhasil dalam mendalami Dhamma (ceritanya kita adalah murid yang serius belajar Dhamma), orang tersebut dapat lebih mudah kita bimbing juga ke arah Dhamma?

Sementara ini dulu pertanyaannya.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 [9] 10 11 12 13
anything