yup....gua sering dapt pertanyaan serupa tuh dari penganut agama lain....dan terus terang....gua mati kutu.....
Kalau mau bicara 'bukti', jangan membahas hal-hal yang jauh dari kenyataan. Kalau ditanya demikian, saya biasa menjawab tentang keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin yang menghasilkan ketidakpuasan. Ini adalah hal nyata & bisa dibuktikan. Demikian juga hasil dari menjauhi keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin yang menghasilkan kebahagiaan, adalah hal nyata dan bisa dibuktikan. Jadi kalau diminta bukti, jangan merujuk ke orang (karena kita tidak punya 'happy-meter' untuk mengukur kebahagiaan seseorang) atau ke buku (sebab tertulis di buku belum tentu berarti fakta). Jika diminta bukti, suruhlah buktikan sendiri. Juga jangan memberikan statement yang 'lemah' seperti misalnya statement "sudah terbukti jutaan mahluk yang bebas dari kelahiran" di atas, karena jelas tidak bisa diselidiki ataupun dibuktikan. (No offense, bro Adi.)
BTT, yang diajarkan oleh Buddha adalah dukkha & lenyapnya dukkha, kesaktian dan lainnya hanyalah 'extra-kurikuler' saja. Jadi kalau seseorang mengatakan "Buddha seperti dukun karena bhikkhunya sekarang ini tidak ada yang sakti" seperti mengatakan "Profesor geografi itu sepertinya tukang tipu karena mahasiswanya tidak ada yang bisa
slam-dunk."