//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - adiyanshah

Pages: [1]
1
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 22 December 2017, 04:34:26 PM »
 :) dan tepat itu yang para jainis ingin lakukan ..mogok/ berhenti konsumsi scr massal sehingga tak ada demand..tak ada demand, maka tak ada pasar...


2
Theravada / Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« on: 22 December 2017, 03:35:20 PM »
Yang mencapai Arahat, ia pasti akan tahu dengan sendirinya, yang mencapai anagami juga demikian, ia akan melihat apakah masih ada nafsu indria dan permusuhan atau tidak. 2 pencapaian yang rendah, ini bisa dicapai dengan hanya kesimpulan dari kebijakksanaan, mereka juga bisa sadar akan pencapaian mereka.
Umumnya saat pertama kali memasuki arus, ia tidak mengetahuinya, namun ketika ia melanggar salah satu dari lima sila, kepalanya akan panas, ia mulai menyadari ada yang berbeda dengannya (sotapanna masih mungkin melanggar 5 sila, mungkin inilah sotapanna pemula = sotapanna magga). Ketika ia berbohong, ia mulai merasakan ada yang janggal, "Mengapa sulit bagiku berbohong?" Seperti ada sebuah tekanan padanya. Inilah sotapanna pemula, karena telah lama ia hidup sebagai kaum biasa, maka kebiasaan melanggar sila, terasa jika tidak dihukum maka tidak perlu risau, oleh karena kebiasaan ini sepanjang samsara, maka sotapanna pemula dapat melanggar lima sila, seiring berjalannya waktu ia akan mulai mantap dalam 5 sila. Kemudian ia menyelami 4 faktor memasuki arus, dan 4 syarat memasuki arus, jika terpenuhi maka dapat disimpulkan ia adalah pemasuk-arus. Tentu saja, ada banyak hal yang harus ia simpulkan lebih jauh (terutama 3 belenggu). Karena seseorang mungkin menilai dirinya terlalu tinggi.

Seseorang menyatakan pencapaiannya melalui 5 cara:
1. ia memang mencapainya
2. menilai dirinya terlalu tinggi
3. Demi sesuatu (demi terkenal atau demi materi)
4. Bodoh dan dungu
5. Gila
Adalah mungkin seseorang berpikir melalui jhana 1 seseorang dapat memasuki arus, atau 8 pencapaian atau 1.000 jhana (seribu kesaktian). Ini belum tentu, seseorang yang tidak berada di jalan kepastian (Dhamma Sejati), tidak mungkin dapat memasuki-arus. Memasuki -arus dan Sakadagami dicapai dengan kesimpulan dengan mengandalkan kebijaksanaan atas Empat Kesunyatan Mulia. Jarang sekali dikatakan bhikkhu memasuki-arus dengan bantuan jhana (sepertinya tidak ada kisah seperti ini). Anagami atau Arahat dicapai dengan bantuan jhana, itu yang sering didengar. Sebelum mencapai kesucian apa pun, ia harus memasuki-arus terlebih dahulu.

 _/\_ mantap..peta rute jalan sepertinya sudah ditangan..ayo perlahan terus melangkah untuk mencapai tujuan akhir..

3
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 22 December 2017, 03:20:28 PM »
apakah saya mendukung vegetarianism..YA !.. menurut saya its a good and noble thing to do .. jika itu dilakukan karena bathin yang scr spontan memancarkan metta yg besar sehingga kemudian berupaya untuk mengurangi pembunuhan , itu satu hal baik

tapi kemudian menjadikan itu sbg standard kepada org lain yg memiliki kondisi bathin berbeda, dan dengan argumen jainisme untuk meyakinkan bahwa itu yang diajarkan Buddha..ini cuma lepas dr satu jeratan, masuk ke jeratan lain...

siapapun yg membaca tulisan ini, jika anda vegetarian, ITS VERY GOOD , and I Support you for it..tp jangan berhenti di sana, maju terus...bathin anda sudah condong pada moralitas yg mengarah pada konsentrasi...lanjut ke sana, jgn cm berehenti pada jd vegetarian.


4
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 22 December 2017, 03:11:58 PM »
jadi ketika kita bicara tentang karma, kita perlu paham bahwa sejak jaman dahulu kala India Kuno sudah mengenal konsep ini - hanya masing2 memaknai scr berbeda.

Brahmanisme punya konsep karma sendiri, jainisme juga punya konsep karma , dan Buddhisme memiliki pandangannya sendiri

dan amat menarik sekali bahwa kemudian di jaman kini, argumen / konsep jainisme ini kemudian di angka dan dipakai untuk "menerjemahkan" konsep karma buddhist  :)

not all glitters is gold...meleset sedikit, udah beda lagi spektrumnya itu


5
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 22 December 2017, 03:07:35 PM »
Sudah banyak studi membuktikan pemakan daging melibatkan pembunuhan jauh lebih besar drpd pemakan sayur, karna hewan2 ternak itu juga makan sayur yg juga melibatkan pembunuhan, namun saya tidak mau membahas ke sana.

Mungkin pertanyaan saya yang kurang jelas.
Yang saya maksudkan disini bukan kematian hama2 dan serangga kecil namun kematian hewan2 ternak yang khusus diambil dagingnya.

Saya copy lagi pertanyaan saya:
Jadi pendek kata, ia yang serakah makan daging hanya bertanggung jawab atas keserakahannya sendiri? Ia tidak bertanggung jawab atas kenaikan jumlah pembunuhan hewan ternak yang disebabkan oleh keserakahannya, begitu?

Tergantung bertanya kepada siapa ,pak...

menurut Jainisme ( aliran samana yg sejaman dgn Buddhisme dan masih exist di India hingga kini)..pemakan daging bertanggung jawab atas kenaikan pembunuhan itu, karena menurut Jainisme - jika tak ada org yg makan daging , maka tak ada pasar daging...tak ada pasar daging , maka tak ada ternak di bunuh

 Tirukkuṛaḷ : "If the world did not purchase and consume meat, no one would slaughter and offer meat for sale"

tapi Buddhisme memiliki pendapat berbeda soal ini..setidaknya yg bisa kita telusuri kedalam Tipitaka, tak pernah ada kewajiban atau aturan larangan makan daging..kecuali mungkin bapak bisa berikan disini referensi sutta nya yg tegas melarang makan daging

ketika Buddhisme masuk ke China, mereka beradaptasi dengan kebudayaan dan kepercayaan setempat..praktik vegetarian menjadi dominan pada kantong-kantong buddhisme yg berasal dari china ini, spt di jepang -korea-vietnam dsb


6
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 21 December 2017, 05:13:45 PM »
 :)  jika anda memiliki metta yg besar..good..prinsipnya tetap anda makan semata hanya agar tubuh bisa menunjang latihan

ketika mengunyah makanan, sadari bahwa di tiap sendok nasi yg anda makan ada mahluk yg terkorbankan di sana hanya agar anda bisa makan, spt di sampaikan dgn baik oleh teman2 disini, air putih aja mengorbankan banyak nyawa..jadi jangan sia siakan pengorbanan itu..anda harus nya lebih mindful saat makan, kl bathin buyar ke sana kemari saat makan , kan seolah tak hargai mereka yg terkorbankan itu...tapi perlu jg sadari kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari adanya korban, mau 100% takkan bisa..inilah realitas kehidupan..inilah dukkha..tak ada yg sempurna..tak bisa perfect memuaskan

jika persentuhan dgn daging menimbulkan reaksi bathin spt mual, tak tega dsb..good..tinggal stop saja..tapi anda stop sbg respons dr reaksi bathin anda..jika org lain tak memiliki respons bathin spt anda, let it be..tiap org memiliki kondisi berbeda..hanya jaga saja jgn sampai muncul kemudian menghakimi org lain, kok dia makan daging ya..atau " saya better dr dia"..ini jd percuma jg

apapun pilihan kita , daging or less meat..jadikan itu sbg pintu latihan

7
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 21 December 2017, 04:56:42 PM »
 :)sepakat...

attitude bathin nya yg lbh penting..melatih diri mudah merasa puas, makan hanya sbg sarana agar tubuh dapat menunjang praktik latihan ...

ketika makan, sadari "dimana" bathin berada - apakah sdg berkelana ke masa lalu , kemasa depan? atau memang sedang hadir scr utuh di sini

ketika makanan menyentuh lidah dan terasa enak ( mau daging atau sayuran), bagaimana reaksi bathin kita? adakah keterttarikan di sana, ada perasaan ingin terus nikmat? lalu bagaimana merespons itu...

jika terasa tak enak..bagimana reaksi bathin kita? bagimana kita merespons reaksi bathin tersebut?

dgn demikian kita mengkondisikan bathin untuk bs merespons fenomena scr lbh baik..

dimulai dari yg sederhana spt mengunyah makanan  _/\_

8
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 21 December 2017, 01:48:48 PM »
sila lainnya emangnya apa?
apakah tidak terkandung dlm 5 sila itu?

bukankah pemahaman akan suatu moralitas itu adalah sesuai dg kebijaksanaan yg dimiliki?
perbedaan kebijaksanaan akan menghasilkan perbedaan pemahaman dr (bahkan) 5 sutta, dan tentu saja akan menghasilkan lebih jauh berupa perbedaan aplikasi di keseharian

jadi, tidak pada tempatnya memandang 5 latihan sila sbg hal yg menekan  keberadaan sila lain
krn pemahaman moralitas yg tinggi, dihasilkan dari aplikasi sila yg basic, ditambah dg pembelajaran (pengetahuan)

betul ..pancasila buddhist sbg basic, titik tolak awal...nanti secara alami akan berkembang kepada aspek moralitas lain..terutama indriya samvara sila..ini latihan sila yg akan mengarah pada konsentrasi / samadhi

9
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 21 December 2017, 01:45:56 PM »
 _/\_ sadhu...

sepakat pak...yg penting kembali apakah itu membuat kekotoran bathin berkurang dan menambah kebaikan..

jika less meat membawa kebaikan dalam kemajuan perkembangan bathin , then go ahead...

jika dirasa makan daging tidak menghambat , maka mau makan pun tak masalah..toh ketika kemudian di masa mendatang dirasa jd hambatan maka anda bisa berenti kapan saja

yang penting adalah fokus pada efeknya kepada kemajuan bathin..perlu kejujuran dalam menilai ini..

masalahnya, mengkritisi praktik org lain mudah..tp jujur terhadap bathin kita sendiri sulit...

10
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 21 December 2017, 01:28:42 PM »
 _/\_agree..tp minimal itu dulu jalankan ..nanti seiring perkembangan bathin secara natural akan tertarik untuk mengembangkan moralitas ke arah lbh baik dan lebih halus lagi..

bagi banyak org 5 itu saja sudah sulit luar biasa..dan bayangkan betapa dunia akan jadi tempat yg jauuuh lbh baik bila semua manusia bisa jalankan 5 sila itu saja.

setiap org punya kondisi start dan tingkat kekotoran bathin masing-masing...beberapa mungkin hanya punya sedikit debu di mata..yg lain punya tantangan lbh besar..

bagi mereka yg kedua ini, minimal bisa jaga 5 sila saja sudah luar biasa..

11
Theravada / Re: Makan daging dan sila pertama
« on: 21 December 2017, 01:10:50 PM »
tisarana + 5 sila dalam AN 8.39 di katakan sbg "delapan arus jasa"  makanan kebahagiaan—surgawi, matang dalam kebahagiaan, mengarah menuju surga—yang mengarah pada apa yang diinginkan, disukai, dan menyenangkan, pada kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang.

5 sila juga digambarkan disana sbg dana pemberian yg berharga dan tak bisa dibantah oleh mereka yg bijaksana.

saya bisa sepakat bahwa mungkin bentuk pelafalan janji komitmen oleh umat awam ini mungkin belum umum dilakukan pada masa itu..namun point2 di dalamnya merupakan hal yg terpuji dan diajarkan oleh Buddha sendiri bukan merupakan tambahan kemudian. sesuatu yg oleh mereka yg bijaksana takkan perlu untuk dicela
kenapa pula harus kita hentikan



 

12
Theravada / Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« on: 21 December 2017, 12:05:57 PM »
 _/\_ tidak perlu terlalu jauh mungkin bro..mari kita coba untuk semakin hari semakin jauh dr kekotoran bathin, memperbanyak kebaikan dan coba menjaga bathin kita untuk dalam kondisi baik.

soal kesucian bisa tercapai atau tidak biarlah itu urusan nanti...yg penting kita berupaya menjadi lebih baik dari hari ke hari. bukan karena kita takut neraka atau ingin masuk surga, tetapi karena kita tau bahwa itu sesuatu yg berharga untuk dilakukan dalam kehidupan kita di alam manusia yang singkat ini

13
Meditasi / Re: Jhana dan tingkat kesucian
« on: 21 December 2017, 11:49:05 AM »
terkadang mungkin kita terlalu fokus pada end-goal nya ( pencapaian jhana) sehingga kita sering kali kemudian mempertanyakan " jhana itu bisa dicapai gak ya?" , " bisa gak seh saya raih jhana?"

jhana cuma merupakan kondisi bathin, yakni suatu kondisi bathin yg cukup terasing dari sensasi indera dan terbebas dari faktor yg tidak bermanfaat ( vivicceva kāmehi, vivicca akusalehi dhammehi) ...kondisi ini jauh lebih baik ketimbang kondisi bathin kita saat ini yg amat bergantung pada sensasi indera. karena itu kondisi ini dipuji oleh mereka yg bijaksana. tapi seperti segala sesuatu yg terkondisi, maka jhana pun tidak kekal - tidak akan memuaskan seutuhnya - dan tak layak di genggam sbg aku, milikku, diriku

karena jhana merupakan kondisi bathin, maka pencapaian nya akan bergantung seberapa besar effort dan usaha yang anda investasikan ke arah sana.semakin besar dan serius, tentu peluang anda semakin baik.

effort dalam hal apa? effort untuk menghilangkan / minimal meminimalisir hal-hal yg membuat bathin anda sibuk dgn sensasi indera dan penuh dengan faktor-faktor yang tak bermanfaat...scr umum biasa dikenal sbg panca nivarana

kunci nya adalah pengkondisian bathin dan effort 


Pages: [1]
anything