Kalo kasi nota kosong aja juga termasuk adinnadana ya?
Nota kosong ada dua tujuan, dari pengalaman saya.
1. Untuk manipulasi (jumlah/kuantitas, tipe/merek maupun harga).
2. Untuk keperluan akumulasi swadaya (biasanya terjadi ketika nota di toko sebelumnya tercecer/hilang, atau memang tidak ada).
Untuk kedua tujuan tersebut, dua-duanya termasuk upaya manipulatif/rekayasa. Keduanya tidak menguntungkan toko yang dimintai nota kosong tersebut, dari sisi dharma maupun keuntungan duniawi.
Dari sisi karma, sebenarnya ada perbedaan antara tidak tahu dan tidak sengaja.
Dan memberi nota kosong lebih pada
tidak tahu daripada tidak sengaja.
Tidak tahu; misalnya tidak tahu menyembelih ayam menimbulkan karma negatif.
Tidak sengaja; misalnya saat mengemudi tidak sengaja menyenggol pejalan kaki.
Yang pertama jelas menghasilkan karma vipaka, dan yang kedua relatif tidak berbuah (kalau pun berbuah, tidak signifikan dampaknya).
Dari contoh di atas, semoga bisa disimpulkan mana yang terbaik untuk dilakukan.
Salam bahagia selalu.