//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya ? Jawab untuk Pemula  (Read 627076 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1485 on: 31 August 2012, 10:16:59 PM »
Mo nanya jg nih,...gue sering denger nih.kalo perbuatan(karma )pasti akan kita tuai....ceritanya kalo karma itu kita terima setelah kehidupan mendatang,kyknya gimana ya.kita lahir aja kita lupa kehidupan kita yg lalu.kalau kehidupan selalu berulang dan kita jg lupa.bukannya seperti orang lain yg terima karma kita.jadi bingung sendiri he....
kamma itu gak mesti tnggu kehidupan mendatang baru berbuah, bisa saja di kehidupan ini juga, atau di beberapa kehidupan mendatang...
sewaktu kecil saya pernah mengalami luka bakar, hingga sekarang berbekas di tangan saya, namun saya sendiri sudah tidak ingat kapan luka ini saya dapat...
apakah luka ini seperti orang lain yang terima kamma kita?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1486 on: 01 September 2012, 09:11:42 AM »
Mo nanya jg nih,...gue sering denger nih.kalo perbuatan(karma )pasti akan kita tuai....ceritanya kalo karma itu kita terima setelah kehidupan mendatang,kyknya gimana ya.kita lahir aja kita lupa kehidupan kita yg lalu.kalau kehidupan selalu berulang dan kita jg lupa.bukannya seperti orang lain yg terima karma kita.jadi bingung sendiri he....
Memang demikian. Yang biasa kita sebut sebagai 'diri sendiri' adalah sebatas persepsi dan ingatan kita. Persepsi maksudnya adalah kesan yang ditangkap oleh indera kita. Jadi misalnya seorang atlet lompat tinggi sudah pensiun, tua, renta, bahkan berjalan pun sulit, maka bagi dia, 'atlet lompat tinggi' itu sudah seperti orang lain, karena dia sudah tidak lagi mempersepsi dirinya demikian.

Kalau ingatan rasanya sudah jelas. Contoh gampang seperti kalau orang mabuk tidak sadar, berbuat yang tidak lazim, lalu direkam kamera. Ketika sadar, dia melihat dirinya sendiri yang mabuk itu juga seperti orang lain, karena dia tidak ingat.

Di dalam Buddhisme memang tidak dikenal suatu hal yang disebut sebagai 'diri', semua hanyalah fenomena yang berproses dan bergantung pada kondisinya.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1487 on: 01 September 2012, 11:11:21 AM »
Tanya nih.. Menjual daging kalengan,seperti sarden ikan,Maling babi,korned sapi, apakah termasuk pelanggaran Penghidupan Benar..? ^:)^ _/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1488 on: 02 September 2012, 06:48:55 AM »
Mo nanya jg nih,...gue sering denger nih.kalo perbuatan(karma )pasti akan kita tuai....ceritanya kalo karma itu kita terima setelah kehidupan mendatang,kyknya gimana ya.kita lahir aja kita lupa kehidupan kita yg lalu.kalau kehidupan selalu berulang dan kita jg lupa.bukannya seperti orang lain yg terima karma kita.jadi bingung sendiri he....

supaya tidak bingung, jangan pikirkan proses kerja kamma, karena kamma tidak bisa di pikirkan, tetapi kita harus yakin adanya hukum kamma.

jika anda umat Buddhis wajib latih praktek lima sila, lebih bagus lagi praktek atthasila pada hari2 uposatha, sering baca dan bahas buku2 Dhamma supaya mendapat pengetahuan yang lebih baik.
 _/\_
« Last Edit: 02 September 2012, 06:51:04 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1489 on: 02 September 2012, 06:49:47 AM »
Tanya nih.. Menjual daging kalengan,seperti sarden ikan,Maling babi,korned sapi, apakah termasuk pelanggaran Penghidupan Benar..? ^:)^ _/\_

tidak melanggar, karna anda menjual makanan, bukan daging.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1490 on: 02 September 2012, 03:03:34 PM »
tidak melanggar, karna anda menjual makanan, bukan daging.
_/\_.. bagaimana dengan menjual racun cair /padat yang dapat menbunuh makhluk hidup..?

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1491 on: 02 September 2012, 03:40:59 PM »
_/\_.. bagaimana dengan menjual racun cair /padat yang dapat menbunuh makhluk hidup..?
itu ya termasuk penghidupan salah...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1492 on: 02 September 2012, 04:28:29 PM »
itu termasuk penghidupan salah
...

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1493 on: 03 September 2012, 12:51:04 PM »
_/\_.. bagaimana dengan menjual racun cair /padat yang dapat menbunuh makhluk hidup..?

sudah dijawab bro Wil
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline linda.eng

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1494 on: 06 September 2012, 11:49:23 AM »
Memang demikian. Yang biasa kita sebut sebagai 'diri sendiri' adalah sebatas persepsi dan ingatan kita. Persepsi maksudnya adalah kesan yang ditangkap oleh indera kita. Jadi misalnya seorang atlet lompat tinggi sudah pensiun, tua, renta, bahkan berjalan pun sulit, maka bagi dia, 'atlet lompat tinggi' itu sudah seperti orang lain, karena dia sudah tidak lagi mempersepsi dirinya demikian.
Kalau ingatan rasanya sudah jelas. Contoh gampang seperti kalau orang mabuk tidak sadar, berbuat yang tidak lazim, lalu direkam kamera. Ketika sadar, dia melihat dirinya sendiri yang mabuk itu juga seperti orang lain, karena dia tidak ingat.
Di dalam Buddhisme memang tidak dikenal suatu hal yang disebut sebagai 'diri', semua hanyalah fenomena yang berproses dan bergantung pada
kondisinya.

  kalau contoh diatas dapat di megerti,walau ngk sepenuhnya.maklum pemula.tp thanks...nanya lagi...dlm agama budha ktnya tidak mengajarkan konteks ttg tuhan...dan budha pun tidak bisa menolong. umat (karma yg berlaku)...manusia ada saat ngebleng dong...kalau denger budha ngk. Bs tolong .kalo saya berdoa dr kecil tuh gini 'budha berkati keluaga ku....bla...bla...) saya pernah denger bhante yg ngm gitu.jadi agama budha kalau berdoa gimana?

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1495 on: 06 September 2012, 01:36:27 PM »
  kalau contoh diatas dapat di megerti,walau ngk sepenuhnya.maklum pemula.tp thanks...nanya lagi...dlm agama budha ktnya tidak mengajarkan konteks ttg tuhan...dan budha pun tidak bisa menolong. umat (karma yg berlaku)...manusia ada saat ngebleng dong...kalau denger budha ngk. Bs tolong .kalo saya berdoa dr kecil tuh gini 'budha berkati keluaga ku....bla...bla...) saya pernah denger bhante yg ngm gitu.jadi agama budha kalau berdoa gimana?
http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan

hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1496 on: 07 September 2012, 10:05:33 AM »
 [at] linda.eng: ini saya bantu copas dari link yang diberikan will_i_am ya..


Apakah Buddhis percaya akan tuhan?

Tidak. Ada beberapa alasannya. Seperti sosiologis dan psikologis moderen, Sang Buddha melihat bahwa banyak pandangan agama dan khususnya pandangan-tentang-tuhan itu berasal dari kegelisahan dan ketakutan. Sang Buddha berkata:

    "Karena diselubungi ketakuan orang-orang pergi ke gunung-gunung keramat, hutan-hutan keramat, pohon-pohon keramat dan kuil-kuil." Dp. 188

Manusia primitif hidup di alam yang berbahaya dan tidak bersahabat, rasa takut pada binatang buas, takut tidak mendapatkan makanan yang cukup, terluka atau penyakit, dan fenomena alam seperti guntur, petir dan gunung berapi selalu bersama mereka. Tidak menemukan rasa aman, mereka menciptakan konsep tuhan untuk memberikan rasa nyaman pada saat-saat baik, keberanian pada saat-saat berbahagia dan kekuatan pada saat-saat tidak baik. Sampai hari ini anda akan melihat bahwa orang-orang sering menjadi lebih religius disaat-saat krisis, anda akan mendengar mereka berkata bahwa keyakinan pada tuhan atau dewa-dewa memberikan mereka kekuatan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan. Sering kali mereka menjelaskan bahwa mereka percaya pada tuhan tertentu karena mereka berdoa pada saat membutuhkan dan doanya terjawab. Semua ini sepertinya mendukung ajaran Sang Buddha bahwa pandangan-tentang-tuhan itu merupakan respon dari rasa takut dan frustasi. Sang Buddha mengajarkan kita untuk mengerti rasa takut kita, mengurangi keinginan kita dan dengan tenang dan berani menerima hal-hal yang tidak dapat kita rubah. Beliau menggantikan rasa takut dengan pemahaman rasional tidak dengan keyakinan tidak berdasar.


Kalau mau baca lanjutannya, klik di sini:

http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan

Offline joeraygaul

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 15
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1497 on: 14 September 2012, 11:13:06 AM »
Namaste all  _/\_

Salam hormat buat Suhu dan semua senior di sini, ijin bertanya bagaimana pandangan Buddhisme mengenai evolusi dan big bang theory?


Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1498 on: 14 September 2012, 12:51:46 PM »
Namaste all  _/\_

Salam hormat buat Suhu dan semua senior di sini, ijin bertanya bagaimana pandangan Buddhisme mengenai evolusi dan big bang theory?
coba buka Aggañña sutta

Quote
Spoiler: ShowHide

10. ‘Akan tiba waktunya, Vāseṭṭha, cepat atau lambat setelah rentang waktu yang panjang, ketika dunia ini menyusut.[16] Pada saat penyusutan, makhluk-makhluk sebagian besar terlahir di alam Brahmā Ābhassara. Dan di sana mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama. Cepat atau lambat setelah rentang waktu yang panjang, ketika dunia ini mulai mengembang lagi. Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmā Ābhassara, [85] setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung[17] – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’

11. ‘Pada masa itu, Vāseṭṭha, hanya ada air, dan diselimuti kegelapan, kegelapan yang membutakan, tidak ada bulan dan tidak ada matahari yang muncul, tidak ada bintang, siang dan malam tidak dapat dibedakan, tidak juga bulan dan minggu, tidak juga tahun atau musim, dan tidak ada laki-laki dan perempuan, makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk.[18] Dan cepat atau lambat, setelah waktu yang sangat lama, tanah yang lezat[19] muncul dengan sendirinya di atas permukaan air di mana makhluk-makhluk itu berada. Terlihat seperti lapisan yang terbentuk sendiri di atas susu panas ketika mendingin. Tanah ini memiliki warna, bau dan rasa. Seperti warna ghee atau mentega kualitas terbaik, dan sangat manis bagaikan madu murni.’

12. ‘Kemudian beberapa makhluk yang bersifat serakah berkata: “Aku mengatakan, apakah ini?” dan mengecap tanah lezat itu dengan jarinya. Karena melakukan hal itu, ia menjadi menyukai rasa itu, dan keserakahan muncul dalam dirinya.[20] Kemudian makhluk-makhluk lain, mengambil contoh dari makhluk pertama itu, juga mengecap benda itu dengan jari mereka. Mereka juga menyukai rasa itu, dan keserakahan muncul dalam diri mereka. Maka mereka mulai dengan tangan mereka, memecahkan potongan-potongan benda itu untuk dapat memakannya. Dan [86] akibat dari perbuatan ini adalah cahaya tubuh mereka lenyap. Dan sebagai akibat dari lenyapnya cahaya tubuh mereka, bulan dan matahari muncul, malam dan siang dapat dibedakan, bulan dan minggu muncul, dan tahun dan musim. Sampai sejauh itu, dunia berevolusi.’

13. ‘Dan makhluk-makhluk itu terus berpesta tanah lezat dalam waktu yang lama, memakan tanah dan mendapatkan nutrisi dari tanah. Dan karena melakukan hal itu, jasmani mereka menjadi lebih kasar,[21] dan perbedaan penampilan mulai berkembang di antara mereka. Beberapa makhluk terlihat lebih rupawan, sedangkan yang lain terlihat buruk-rupa. Dan yang rupawan merendahkan yang lainnya, berkata: “Kami lebih rupawan daripada mereka.” Dan karena mereka menjadi sombong dan angkuh akan penampilan mereka, tanah yang lezat itu lenyap. Mengetahui hal ini, mereka berkumpul dan meratap: “Oh, rasa itu! Oh, rasa itu!” Dan masa kini, ketika orang mengucapkan: “Oh, rasa itu!” ketika mereka mendapatkan sesuatu yang menarik, mereka mengulangi kalimat masa lampau tanpa menyadarinya.’

14. ‘Dan kemudian, ketika tanah yang lezat lenyap, [87] jamur[22] tumbuh, berjenis cendawan. Jamur ini memiliki warna, bau dan rasa. Seperti warna ghee atau mentega kualitas terbaik, dan sangat manis bagaikan madu murni. Dan makhluk-makhluk itu mulai memakan jamur itu. Dan hal ini berlangsung selama waktu yang sangat lama. Dan karena mereka terus-menerus memakan jamur, maka tubuh mereka menjadi lebih kasar lagi, dan perbedaan dalam penampilan mereka lebih meningkat lagi. Dan mereka yang rupawan merendahkan yang buruk rupa .... Dan karena mereka menjadi sombong dan angkuh akan penampilan mereka, jamur manis itu lenyap. Berikutnya, tanaman merambat muncul, menjulur bagaikan bambu ..., dan tanaman itu juga sangat manis, bagaikan madu murni.’

15. ‘Dan makhluk-makhluk itu mulai memakan tanaman rambat itu. Dan karena mereka terus-menerus memakan tanaman rambat itu, maka tubuh mereka menjadi lebih kasar lagi, dan perbedaan dalam penampilan mereka lebih meningkat lagi ... [88] Dan mereka menjadi semakin sombong, dan karena itu, tanaman rambat itu lenyap. Mengetahui hal ini, mereka berkumpul dan meratap: “Aduh, tanaman rambat kita lenyap! Apakah yang telah kita hilangkan!” Dan masa kini, ketika orang-orang ditanya mengapa mereka bersedih, mereka mengucapkan: “Oh, apakah yang telah kita hilangkan!” mereka mengulangi kalimat masa lampau tanpa menyadarinya.’

16. ‘Dan kemudian, setelah tanaman merambat lenyap, beras muncul di ruang terbuka,[23] bebas dari dedak dan sekam, harum dan berbutiran bersih.[24] Dan apa yang mereka ambil untuk makan malam akan tumbuh lagi dan masak di pagi harinya, dan apa yang mereka ambil untuk sarapan pagi akan masak lagi di malam hari, tidak ada tanda-tanda telah dipanen. Dan makhluk-makhluk ini mulai memakan beras ini, dan hal ini berlangsung selama waktu yang sangat lama. Dan karena mereka melakukan hal itu, maka tubuh mereka menjadi lebih kasar lagi, dan perbedaan dalam penampilan mereka lebih meningkat lagi. Dan yang perempuan menumbuhkan alat kelamin perempuan,[25] dan yang laki-laki menumbuhkan alat kelamin laki-laki. Dan yang perempuan menjadi tertarik dengan laki-laki, dan yang laki-laki tertarik dengan perempuan, nafsu tumbuh, dan tubuh mereka terbakar oleh nafsu. Dan kemudian, karena terbakar oleh nafsu, mereka terlibat dalam aktivitas seksual.[26] Tetapi mereka yang melihat perbuatan itu melemparkan debu, abu, atau [89] kotoran sapi kepada mereka, meneriakkan: “Matilah, engkau binatang kotor! Bagaimana mungkin seseorang melakukan hal demikian terhadap orang lain!” seperti di masa kini, ketika seorang menantu perempuan di bawa keluar, beberapa orang melemparkan kotoran padanya, beberapa melemparkan abu, dan beberapa melemparkan kotoran-sapi, tanpa menyadari bahwa mereka mengulangi perilaku masa lampau. Apa yang dianggap bentuk yang buruk di masa itu, sekarang dianggap bentuk yang baik.[27]’

17. ‘Dan makhluk-makhluk yang pada masa itu melakukan hubungan seksual tidak diperbolehkan memasuki desa atau kota selama satu atau dua bulan. Oleh sebab itu, mereka yang melakukan perbuatan itu selama waktu yang lama mulai membangun rumah agar perbuatan mereka tidak terlihat.[28]’

‘Kemudian pikiran ini muncul dalam salah satu dari makhluk itu yang cenderung malas: “Mengapa aku harus bersusah payah mengumpulkan beras di malam hari untuk makan malam dan di pagi hari untuk makan pagi. Mengapa aku tidak mengumpulkan sekaligus untuk dua kali makan?” Dan ia melakukan hal itu. Kemudian makhluk lain mendatanginya dan berkata: “Ayo, mari kita mengumpulkan beras.” “Tidak perlu, temanku, aku telah mengumpulkan cukup untuk dua kali makan.” Kemudian makhluk lain, mengikuti teladannya, mengumpulkan cukup beras untuk dua hari sekaligus, berkata: “Ini cukup.” Kemudian makhluk lain mendatangi makhluk ke dua dan berkata: [90] “Ayo, mari kita mengumpulkan beras.” “Tidak perlu, temanku, aku telah mengumpulkan cukup untuk dua hari.” (hal yang sama untuk 4, kemudian 8 hari). Akan tetapi, ketika makhluk-makhluk itu membuat lumbung beras dan hidup dari lumbung itu, dedak dan sekam mulai membungkus beras itu, dan ketika dipanen, tidak tumbuh lagi, dan tempat panen mulai terlihat, dan beras tumbuh dalam lahan-lahan yang berbeda.’

18. ‘Dan kemudian makhluk-makhluk itu berkumpul dan meratap: “Cara-cara jahat meliputi kita: pada mulanya kita adalah ciptaan-pikiran, makan dari kegembiraan ... (semua kejadian diulangi hingga yang terakhir, setiap perubahan dikatakan disebabkan oleh; ‘cara jahat dan tidak bermanfaat’) ... [91] [92] dan beras tumbuh di lahan-lahan berbeda. Mari kita membagi beras ini menjadi lahan-lahan dengan perbatasan.” Dan mereka melakukan hal itu.’

19. ‘Kemudian, Vāseṭṭha, satu makhluk yang memiliki sifat serakah, sewaktu melihat lahannya sendiri, mengambil lahan lain yang tidak diberikan kepadanya, dan menikmati buahnya juga. Maka mereka menangkapnya dan berkata: “Engkau telah melakukan kejahatan, mengambil lahan makhluk lain seperti itu! Jangan pernah melakukan hal itu lagi!” “Aku tidak akan melakukan hal itu lagi,” ia berkata, tetapi ia melakukan hal yang sama untuk ke dua kali dan ke tiga kalinya. Sekali lagi mereka menangkapnya dan memarahinya, dan beberapa memukulnya dengan tinju mereka, beberapa menggunakan batu, dan beberapa menggunakan tongkat. Dan demikianlah, Vāseṭṭha, mengambil apa yang tidak diberikan, dan mencela, dan berbohong, dan hukuman berasal-mula.’

20. ‘Dan kemudian makhluk-makhluk itu berkumpul dan meratapi munculnya hal-hal jahat di tengah-tengah mereka: mengambil apa yang tidak diberikan, dan mencela, dan berbohong, dan hukuman. Dan mereka berpikir: “Bagaimana jika kita menunjuk satu makhluk tertentu, yang menunjukkan kemarahan ketika kemarahan diperlukan, mencela mereka yang patut dicela, dan mengusir mereka yang patut diusir! Dan sebagai imbalannya, kita akan menyerahkan sebagian dari beras kita.” [93] Maka mereka mendatangi salah satu di antara mereka yang paling tampan, paling menarik, paling menyenangkan dan mampu, dan memintanya untuk melakukan hal itu untuk mereka dan sebagai imbalannya, mereka akan memberikan kepadanya sebagian beras mereka, dan ia menyetujuinya.’

hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Andre lung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Me n my wife
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1499 on: 14 September 2012, 02:04:40 PM »
[at] linda.eng: ini saya bantu copas dari link yang diberikan will_i_am ya..


Apakah Buddhis percaya akan tuhan?

Tidak. Ada beberapa alasannya. Seperti sosiologis dan psikologis moderen, Sang Buddha melihat bahwa banyak pandangan agama dan khususnya pandangan-tentang-tuhan itu berasal dari kegelisahan dan ketakutan. Sang Buddha berkata:

    "Karena diselubungi ketakuan orang-orang pergi ke gunung-gunung keramat, hutan-hutan keramat, pohon-pohon keramat dan kuil-kuil." Dp. 188

Manusia primitif hidup di alam yang berbahaya dan tidak bersahabat, rasa takut pada binatang buas, takut tidak mendapatkan makanan yang cukup, terluka atau penyakit, dan fenomena alam seperti guntur, petir dan gunung berapi selalu bersama mereka. Tidak menemukan rasa aman, mereka menciptakan konsep tuhan untuk memberikan rasa nyaman pada saat-saat baik, keberanian pada saat-saat berbahagia dan kekuatan pada saat-saat tidak baik. Sampai hari ini anda akan melihat bahwa orang-orang sering menjadi lebih religius disaat-saat krisis, anda akan mendengar mereka berkata bahwa keyakinan pada tuhan atau dewa-dewa memberikan mereka kekuatan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan. Sering kali mereka menjelaskan bahwa mereka percaya pada tuhan tertentu karena mereka berdoa pada saat membutuhkan dan doanya terjawab. Semua ini sepertinya mendukung ajaran Sang Buddha bahwa pandangan-tentang-tuhan itu merupakan respon dari rasa takut dan frustasi. Sang Buddha mengajarkan kita untuk mengerti rasa takut kita, mengurangi keinginan kita dan dengan tenang dan berani menerima hal-hal yang tidak dapat kita rubah. Beliau menggantikan rasa takut dengan pemahaman rasional tidak dengan keyakinan tidak berdasar.


Kalau mau baca lanjutannya, klik di sini:

http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan

kalain yg tidak percaya pada Tuhan tidak akan pernah menikmati kebahagiaan surga pada waktunnya.........gue saranin utk kalian umat budhist segera bertobat dan menjadikan Tuhan Yesusu sebagai juru selamat kalian
Je5u5 almighty, we praise on you