Sutta lain yg senada adalah Ditthisamyutta
24. Ditthisamyutta
Khotbah tentang Pandangan-pandangan
I. MEMASUKI-ARUS1 (1) AnginDi Sàvatthi. “Para bhikkhu, ketika ada apakah, dengan melekat pada apakah, dengan terikat pada apakah, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup, sungai tidak mengalir, perempuan hamil tidak melahirkan, bulan dan matahari tidak terbit dan terbenam melainkan diam bagaikan pilar.’?”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavà, dituntun oleh Sang Bhagavà….”
“Ketika ada bentuk, para bhikkhu, dengan melekat pada bentuk, dengan terikat pada bentuk, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan kokoh bagaikan pilar.’
Ketika ada perasaan … persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran, dengan melekat pada kesadaran, dengan terikat pada kesadaran, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’
“Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, apakah bentuk adalah kekal atau tidak kekal?… [203] … apakah kesadaran adalah kekal atau tidak kekal?”
“Tidak kekal, Yang Mulia.” …
“Tetapi tanpa melekat pada apa yang tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan, dapatkah suatu pandangan seperti itu muncul?”
“Tidak, Yang Mulia.”
“Apa yang dilihat, didengar, dicerap, dikenali, dicapai, dicari, dan dijelajahi oleh pikiran:
apakah kekal atau tidak kekal?”
“Tidak kekal, Yang Mulia.”
“Apakah yang tidak kekal itu adalah penderitaan atau kebahagiaan?”
“Penderitaan, Yang Mulia.”
“Tetapi tanpa melekat pada apa yang tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan, dapatkah suatu pandangan seperti itu muncul?”
“Tidak, Yang Mulia.”
“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia telah melepaskan kebimbangan dalam enam kasus ini, dan ketika, lebih jauh lagi, ia telah melepaskan kebimbangan terhadap penderitaan, asal-
mula penderitaan, lenyapnya penderitaan, maka
ia disebut siswa mulia yang adalah seorang Pemasuk-arus, tidak akan lagi terlahir di alam rendah, pasti mencapai tujuan, dengan Penerangan sebagai tujuannya.”
2 (2) Ini MilikkuDi Sàvatthi. “Para bhikkhu, ketika ada apakah, dengan melekat pada apakah, dengan terikat pada apakah, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘ini milikku, ini aku, ini diriku’?”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavà, dituntun oleh Sang Bhagavà….” [204]
“Ketika ada bentuk, para bhikkhu, dengan melekat pada bentuk, dengan terikat pada bentuk, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘ini milikku, ini aku, ini diriku.’ Ketika ada perasaan …
persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran, dengan melekat pada kesadaran, dengan terikat pada kesadaran, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘ini milikku, ini aku, ini diriku.’ …
“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia telah melepaskan kebimbangan dalam enam kasus ini … maka ia disebut
siswa mulia yang adalah seorang Pemasuk-arus … dengan Penerangan sebagai tujuannya.”
3 (3) DiriDi Sàvatthi. “Para bhikkhu, ketika ada apakah, dengan melekat pada apakah, dengan terikat pada apakah, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Apa yang menjadi diri adalah dunia; setelah meninggal dunia, aku akan menjadi – kekal, stabil, abadi, tidak mengalami perubahan’?”
[205]
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavà, dituntun oleh Sang Bhagavà….”
“Ketika ada bentuk, para bhikkhu, dengan melekat pada bentuk, dengan terikat pada bentuk, suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Apa yang menjadi diri adalah dunia; setelah meninggal dunia, aku akan menjadi – kekal, stabil, abadi, tidak mengalami perubahan.’ Ketika ada perasaan … persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran, dengan melekat pada kesadaran, dengan terikat pada kesadaran, suatu pandangan seperti berikut ini
muncul: ‘Apa yang menjadi diri adalah dunia; setelah meninggal dunia, aku akan menjadi – kekal, stabil, abadi, tidak mengalami perubahan.’ …
“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia telah melepaskan kebimbangan dalam enam kasus ini … maka
ia disebut siswa mulia yang adalah seorang Pemasuk-arus … dengan Penerangan sebagai tujuannya