//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma  (Read 96928 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #90 on: 24 February 2010, 08:35:06 PM »
saya setuju dengan Guru Bond............... sejauh itu tdk melanggar vinaya, maka hal yg mengundang tawa sich boleh boleh aja, lagian ketawanya kan wajar, nga dari awal sa ^:)^mpai akhir. kemudian jg, itu ada hubungan dengan topic yg mereka sampaikan, cuma mereka mengunakan kasus atao contoh selingan yg mungkin bagi sebagian org bisa memberika kegembiraan yg diungkapkan dengan tawa.
Dan saya yakin kedua Bhikkhu tersebut mengetahui sampai mana batas cara penyampain Dhamma...
saya pernah dengar ceramah Bhante Uttomo sekali, dan saya mengetahui bahwa hal yg disampaikan adalah Dhamma dengan contoh yg kadang membuat org tertawa tp masih dalam batasan berhubungan dengan Dhamma yg disampaikan beliau..............

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #91 on: 24 February 2010, 09:06:09 PM »
Mungkin bagi yang sudah dewasa dan telah mengerti pemahaman Buddha Dhamma, sudah maju dalam pengembangan batin dan mengikuti cara2 yang diajarkan dalam Sigalovada Sutta serta terlatih dalam meditasi.. boleh saja tidak memerlukan nyanyian.. namun bagi umat Buddha yang pengetahuan Dhammanya masih baru .. saya rasa masih butuh ajaran Dhamma dalam bentuk lain.. yakni lagu2 Buddhis.. agar lebih mudah pemahamannya.. hal ini pribadi pernah saya rasakan sewaktu mengisi sekolah minggu anak2 Buddhis.. agak sulit mencari variasi acara agar anak2 tertarik mengikuti kelas Dhamma..
Jika ada orang yang bukan Buddhis, terbiasa dalam keheningan, cenderung pada pelepasan nafsu, baik dalam moralitas, melihat suatu pembabaran Buddha-dhamma disertai dengan hal-hal yang memanjakan indera, kira-kira orang itu menjadi tertarik tidak dengan Ajaran Buddha?


Mereka tentunya akan tertarik dalam kelas meditasi, retreat vipasana, karena saya tadi sudah menjelaskan bahwa umat Buddha itu tidak semua batinnya selalu harus bagus dan mantap seperti para bijaksana.. sehingga masih perlu pemrosesan ke arah yang lebih baik dan dimulai dari level rendah dahulu..
Kalau anak sekolah minggu sudah harus di strike seperti layaknya level para pertapa, rasanya belum tentu bisa diterapkan dengan hasil yang memuaskan.. untuk itu butuh variasi...
Apakah ada yang salah dengan nyanyian ?

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #92 on: 24 February 2010, 09:11:41 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #93 on: 24 February 2010, 09:18:11 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #94 on: 24 February 2010, 09:32:28 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.

Maksud saya menanyakan hal tersebut adalah kalau memang lagu Buddhis itu salah, tunjukkan dimana salahnya ? Agar dapat dimengerti.. bukannya diminta untuk pindah agama...
Kalo demikian kan.. berarti anda sudah menyinggung secara pribadi ...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #95 on: 24 February 2010, 09:40:26 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.

Maksud saya menanyakan hal tersebut adalah kalau memang lagu Buddhis itu salah, tunjukkan dimana salahnya ? Agar dapat dimengerti.. bukannya diminta untuk pindah agama...
Kalo demikian kan.. berarti anda sudah menyinggung secara pribadi ...

ketika Buddha mencari penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha menemukan penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha membabarkan cara melenyapkan Dukkha memakai lagu2an?

Fungsi lagu2 itu untuk apa? apakah bisa untuk melepaskan nafsu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #96 on: 24 February 2010, 09:46:38 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.

Maksud saya menanyakan hal tersebut adalah kalau memang lagu Buddhis itu salah, tunjukkan dimana salahnya ? Agar dapat dimengerti.. bukannya diminta untuk pindah agama...
Kalo demikian kan.. berarti anda sudah menyinggung secara pribadi ...

ketika Buddha mencari penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha menemukan penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha membabarkan cara melenyapkan Dukkha memakai lagu2an?

Fungsi lagu2 itu untuk apa? apakah bisa untuk melepaskan nafsu?

Saya kurang mengerti apakah memang benar ada cerita beliau tersadar ketika mendengar nyanyian jika senar dawai kau petik terlalu kencang, maka senarnya kan putus, demikian pula kalau terlalu kendur tidak akan dapat di petik.. 

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #97 on: 24 February 2010, 09:51:39 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.

Maksud saya menanyakan hal tersebut adalah kalau memang lagu Buddhis itu salah, tunjukkan dimana salahnya ? Agar dapat dimengerti.. bukannya diminta untuk pindah agama...
Kalo demikian kan.. berarti anda sudah menyinggung secara pribadi ...

ketika Buddha mencari penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha menemukan penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha membabarkan cara melenyapkan Dukkha memakai lagu2an?

Fungsi lagu2 itu untuk apa? apakah bisa untuk melepaskan nafsu?

Saya kurang mengerti apakah memang benar ada cerita beliau tersadar ketika mendengar nyanyian jika senar dawai kau petik terlalu kencang, maka senarnya kan putus, demikian pula kalau terlalu kendur tidak akan dapat di petik.. 
kalau ada cerita itu di sutta silahkan beri linknya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #98 on: 24 February 2010, 10:00:47 PM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.

Maksud saya menanyakan hal tersebut adalah kalau memang lagu Buddhis itu salah, tunjukkan dimana salahnya ? Agar dapat dimengerti.. bukannya diminta untuk pindah agama...
Kalo demikian kan.. berarti anda sudah menyinggung secara pribadi ...

ketika Buddha mencari penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha menemukan penyebab Dukkha apakah pakai lagu2an? ketika Buddha membabarkan cara melenyapkan Dukkha memakai lagu2an?

Fungsi lagu2 itu untuk apa? apakah bisa untuk melepaskan nafsu?

Saya kurang mengerti apakah memang benar ada cerita beliau tersadar ketika mendengar nyanyian jika senar dawai kau petik terlalu kencang, maka senarnya kan putus, demikian pula kalau terlalu kendur tidak akan dapat di petik.. 
kalau ada cerita itu di sutta silahkan beri linknya.

Kalau mengenai sutta, saya tidak fasih.. namun cerita ini banyak berkembang.. salah satunya adalah di link ini...
http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_3
« Last Edit: 24 February 2010, 10:04:31 PM by Lokkhitacaro »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #99 on: 24 February 2010, 10:08:02 PM »
Kalau mengenai sutta, saya tidak fasih.. namun cerita ini banyak berkembang.. salah satunya adalah di link ini...
http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_3

salah satu sumber yg diambil oleh bhagavant.com adalah buku KRONOLOGI HIDUP BUDDHA yang disusun oleh Bhikkhu Kusaladhamma, namun pada buku yg sama, bagian Point of Controversy, Bhante Kusala sendiri mengatakan bahwa bagian kisah ini tidak ia temukan dalam Tipitaka

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #100 on: 25 February 2010, 09:00:57 AM »
1. Kalau bukan bhikkhu dan tidak ada bhikkhu. Silakan saja ngebor2an....tapi bagi saya kurang layak pembabaran Dhamma kek gitu. Karena yg pasti pembabaran Dhamma sambil ngebor, ngak bakalan nyangkut ke telinga pendengar. Yg ngak ngebor aja masih bisa ngak nyangkut apalagi yg ngebor kan.... tetapi kalau untuk menarik umat, silakan saja tapi jangan bawa2 bhikkhu, karena misinya Buddhanisasi bukan penghayatan Dhamma melalui ceramah Dhamma. ;D
Nah, apakah perilaku Buddhanisasi ini sesuai atau kurang sesuai dengan Ajaran Buddha?


Quote
2. Tentunya nilai kepantasan sebagai  seorang bhikkhu yg mengikuti vinaya yang ada
Saya kurang tahu tentang vinaya, tetapi secara general yang dihindari adalah yang tidak mendukung pada kehidupan seorang petapa. Kira-kira begitu?


Quote
3. Walah kalau ekpresi tukul dan Mr. Bean sih kacau deh.....itu sih masuk kategori ngelawak....kalau selingan joke itu kan harus ada makna dhammanya, makanya ekspresi juga harus menunjukan kewibawaan Dhamma Dan bhikkhu. Kalau kek tukul sama Mr. Bean itu adalah hiburan murni. Dan tidak bermakna apa2.
Bisa saja berekspresi seperti itu tapi tetap membawakan dhamma. Tetapi memang itu tidak pantas dan tidak sesuai dengan vinaya.


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #101 on: 25 February 2010, 09:11:41 AM »
Quote
Bukankah kebenaran Dhamma itu bisa berada dimana saja ? Yang penting orang tersebut dapat mengerti dan memahaminya ? Memang masih ditemui pelafalan Paritta dan lagu Buddhis yang tidak sesuai dengan ajaran.. dan itu tentunya butuh peranan Dhamma Duta yang handal untuk membetulkan itu semua..
Setau saya lagu2 Buddhis tidak berisikan Kotbah2 Buddha, namun ada juga yang bertemakan perenungan ke dalam diri.. bahkan seorang Bhikkhu almarhum terkenal sangat handal mencipta lagu2 rohani Buddhis yang masih banyak dikenal karya2nya hingga saat ini.. kembali kepada selera masing2, jika dirasa tidak cocok.. yah itu adalah hak pribadi masing2 individu...
Hanya saya rasa anak2 perlu ketertarikan belajar Dhamma dengan pelan2.. daripada ia tertarik dengan ajaran tetangga, alhasil generasi muda Buddhis kita kedepannya akan semakin surut... akan lebih sayang lagi kan ?

betul..kebenaran ada dimana-mana..tetapi kebenaran yang ada dimana-mana itu "ditutupi" oleh kebodohan yang sangat tebal diperparah oleh kondisi yang membodohkan.. :)
mana yang lebih bagus ya kira2...tertarik dengan agama tetangga,atau generasi Buddhis kita menggangap apa yang bukan Ajaran Buddha sebagai Ajaran Buddha dan menjadi fanatik didalamnya?yang lebih parah mana ya??[contoh kasusnya silakan lirik Maitreya]


Anumodana _/\_

Maksud anda ? Menyanyikan Lagu Buddhis adalah tidak sesuai dengan ajaran Buddha ?
Ini memang semakin meyakinkan saya pribadi bahwa memang Lagu Buddhis masih menjadi pro dan kontra hingga saat ini..
Saya kadang berpikir.. setiap hari raya agama lain, di mall2 gencar sekali diputar lagu2 rohani agama lain.. sedangkan Buddhis tidak ada sama sekali.. bukankah itu juga salah satu mengenalkan Ajaran Buddha via lagu ?
Jadi maksudnya agama lain ada lagu rohani maka di ajaran Buddha juga harus ada lagu rohani?
Kalau di agama lain ada penebusan dosa maka di ajaran Buddha juga harus ada penebusan dosa?

Kalau anda mencari agama yang ada lagu2 rohani silahkan pindah agama, kalau anda mau menghentikan dukkha silahkan pilih ajaran Buddha.

Maksud saya menanyakan hal tersebut adalah kalau memang lagu Buddhis itu salah, tunjukkan dimana salahnya ? Agar dapat dimengerti.. bukannya diminta untuk pindah agama...
Kalo demikian kan.. berarti anda sudah menyinggung secara pribadi ...


Mengenai lagu harus dilihat nadanya seperti apa, liriknya isinya seperti apa dan tujuan dibuat lagu itu sendiri. Almarhum YM. Bhikkhu Girirakhito Mahathera menciptakan lagu2 dengan tujuan mulia. Walau demikian dan memang Bhikkhu sendiri tidak boleh menyanyi. Jadi lagu bagi kehidupan umat awam dan hidup beragama bukan hal yang tabu. Dan memang lagu tidak bisa melenyapkan dukkha. Tetapi bila lirik dan nadanya menyentuh, orang bisa tertarik dengan Dhamma yg berkelanjutan penghentian pemuasan nafsu. Tetapi tidak semuanya berangkat dari sana.

Ajaran Buddha memang untuk menghilangkan dukkha. Tetapi apakah semua orang jika ingin berkreatifitas dalam kehidupan beragama khususnya umat awam tidak boleh dilakukan? yg tanpa lagu saja masih susah melenyapkan dukkha..Dan masalah lagu ini adalah hak umat untuk berkreatifitas dalam rambu2 kebuddhisan. Misal kalau tradisi theravada ya lagunya sesuai koridor umat theravada.

Jika memang hal itu tabu, maka konser sekelas Dhammagosa, lalu di Bali vihara Buddha Sakyamuni biasanya ada lagu terima kasih pada sangha oleh paduan suara ibu2 buddhist, dan lagu2 bhante Girirakhito yg bagus2 isinya tentunya di banned aja oleh sangha atau oleh agama Buddha Theravada, nyatanya kan tidak. Jadi tempat kan hal itu secara proposional dalam konteks yg sesuai. Kalau memang tabu sebuah lagu, atau joke yg masih dalam koridor dhamma dan vinaya bhikkhu sah2 saja. Mengenai ini itu tidak boleh siapa yg menilai? kita? apakah pancasila kita saja sudah sempurna? lalu kalau belum tetapi menginginkan hal2 yg ideal ini itu ngak boleh padahal masih umat awam dan silanya saja masih blepotan...maka saya cuma bisa bilang....mimpi kali yee....(gaya si poltak ruhut) ^-^ Kembali ke diri masing2 sajalah...kalau ngak mau denger lagu buddhis ya tutup kuping sajalah...Saya pribadi ngak suka lagu2. Seumur2 cuma satu aja dan itu menjadi sumber inspirasi untuk maju tatkala semangat lagi drop tetapi lagu itu bukan kemelekatan hanya alat disuatu saat saja dan tatkala diperlukan saja. Lagu itu adalah jinapanjara gatha...

Hidup sebagai umat Buddha wajar2 sajalah...kan uda ada rambu2nya...See things as they are. Jangan buat rambu2 yg ada dibuat2 sendiri dengan interpertasi sendiri menjadi kacamata kuda. Boleh atau tidaknya kembali ke batin masing2...Ada hal2 yg mengikuti tradisi Ajaran Sang Tathagata dan ada hal2 yg harus mengikuti perkembangan jaman. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #102 on: 25 February 2010, 09:15:46 AM »
1. Kalau bukan bhikkhu dan tidak ada bhikkhu. Silakan saja ngebor2an....tapi bagi saya kurang layak pembabaran Dhamma kek gitu. Karena yg pasti pembabaran Dhamma sambil ngebor, ngak bakalan nyangkut ke telinga pendengar. Yg ngak ngebor aja masih bisa ngak nyangkut apalagi yg ngebor kan.... tetapi kalau untuk menarik umat, silakan saja tapi jangan bawa2 bhikkhu, karena misinya Buddhanisasi bukan penghayatan Dhamma melalui ceramah Dhamma. ;D
Nah, apakah perilaku Buddhanisasi ini sesuai atau kurang sesuai dengan Ajaran Buddha?

Untuk hal ini relatif. Karena pendekatan dan tujuan Buddhanisasi itu sendiri akan mempengaruhi apakah sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Buddha itu sendiri. Jadi dalam hal ini kita tidak bisa langsung menyimpulkan sebelum ada indikasi2nya.
Quote
2. Tentunya nilai kepantasan sebagai  seorang bhikkhu yg mengikuti vinaya yang ada
Saya kurang tahu tentang vinaya, tetapi secara general yang dihindari adalah yang tidak mendukung pada kehidupan seorang petapa. Kira-kira begitu?
 
Ya jika ia seorang bhikhhu seharusnya demikian

Quote
3. Walah kalau ekpresi tukul dan Mr. Bean sih kacau deh.....itu sih masuk kategori ngelawak....kalau selingan joke itu kan harus ada makna dhammanya, makanya ekspresi juga harus menunjukan kewibawaan Dhamma Dan bhikkhu. Kalau kek tukul sama Mr. Bean itu adalah hiburan murni. Dan tidak bermakna apa2.
Bisa saja berekspresi seperti itu tapi tetap membawakan dhamma. Tetapi memang itu tidak pantas dan tidak sesuai dengan vinaya.


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #103 on: 25 February 2010, 09:16:25 AM »
Jika ada orang yang bukan Buddhis, terbiasa dalam keheningan, cenderung pada pelepasan nafsu, baik dalam moralitas, melihat suatu pembabaran Buddha-dhamma disertai dengan hal-hal yang memanjakan indera, kira-kira orang itu menjadi tertarik tidak dengan Ajaran Buddha?


Mereka tentunya akan tertarik dalam kelas meditasi, retreat vipasana, [...]
Jika kesan pertama tentang Ajaran Buddha adalah "kesenangan indrawi" apakah kira-kira orang tersebut mau cari tahu lebih jauh tentang Agama Buddha, Meditasi, Vipassana dan sebagainya?


Quote
karena saya tadi sudah menjelaskan bahwa umat Buddha itu tidak semua batinnya selalu harus bagus dan mantap seperti para bijaksana.. sehingga masih perlu pemrosesan ke arah yang lebih baik dan dimulai dari level rendah dahulu..
Setahu saya, yang bijaksana (tapi belum melenyapkan nafsu sepenuhnya) saja menghindari kenikmatan inderawi karena menyadari bahayanya, dan bisa terjatuh. Bagaimana caranya kemudian kenikmatan inderawi bisa memberikan kemajuan bathin bagi yang bahkan belum bijaksana, yang belum maju dalam latihan?


Quote
Kalau anak sekolah minggu sudah harus di strike seperti layaknya level para pertapa, rasanya belum tentu bisa diterapkan dengan hasil yang memuaskan.. untuk itu butuh variasi...
Apakah ada yang salah dengan nyanyian ?
Kalau membahas Sekolah Minggu, saya pikir kadang tujuannya bukan pengenalan dhamma, tapi semacam bimbingan non-formal atau bagi yang parah adalah "tempat penitipan anak".

Dalam kisah-kisah dhamma, ada beberapa kisah Arahat berumur 7 tahun (sekitar 6 tahun lebih dalam hitungan kita) seperti Sopaka. Mengapa mengatakan anak kecil tidak bisa mencapai level pertapa? Saya setuju pembabaran dhamma kepada anak kecil adalah dengan cara yang berbeda, tetapi rasanya kalau mengatakan levelnya pasti lebih bawah, saya kurang setuju.


Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #104 on: 25 February 2010, 09:23:16 AM »
yg dicari adalah "Yang sesuai" atau "Yang pantas"

jadi bagi saya, bagaimana kedok pengajaran/penyebaran suatu ajaran adalah pantas/sesuai jika tidak bertentangan dengan apa yg diajarkan.

mengenai ngebor/hip hop yah tinggal dilihat lagi apakah bertentangan dengan ajaran Agama Buddha?

karena di board Theravada yah dilihat dari kacamata Theravada ;D
Ya memang itulah yang sedang kita coba bahas di sini. Apa sajakah batasannya yang disebut pantas dari sudut pandang Tradisi Theravada, dan mengapa demikian. Jika ngebor/hip hop tidak boleh, dijelaskan kenapa tidak boleh, sementara tidak ada larangannya.


bukankah yg ditanyakan "Yang sesuai/ Yang pantas" bukannya "Yang boleh" atau "Yang Tidak Boleh" ?

menurut saya dalam tradisi theravada gaya Hip Hop atau Ngebor itu gak sesuai dengan tradisi Theravada, tapi bukan berarti Tidak boleh.

karena Gaya Hip Hop dan Ngebor tidak mengkondisikan batin seseorang terhada sesuatu yg bermanfaat (kesucian).

. Mo bahas juga, mengenai  cerita Zen tentang seorang guru yg membelah kucing untuk mengajari murid2nya

nah itu juga termasuk yg tidak sesuai tradisi theravada, menurut hemat saya ;D tapi entah dalam Zen, sepertinya itu sesuai... :P
i'm just a mammal with troubled soul



 

anything