Tesla,
Ini 'kan tadinya untuk menjawab pertanyaan anda "kenapa mendompleng Buddhisme?". Karena kalo 'mendompleng' Kr-n, sudah pasti ga nyambung, 'kan ajarannya adalah 'menerima keselamatan', ga pernah ngomong2 'mencapai pencerahan', walaupun sebenernya bisa2 aja mereka mencapai pencerahan. Lalu Kr-n tidak percaya kamma dan Is-m percaya takdir. Terlebih lagi, Maitreya itu 'kan adanya di kitab agama Buddha (untuk Pali, di Cakkavati Sihanada Sutta), di ajaran lainnya rasanya tidak ada
Memang dalam tubuh umat mereka sendiri, tidak semuanya bersifat 'fanatik' kok. Sebagian mereka juga tahu di mana saja letak kesalahan kitab2nya. Mereka hanya menjalani spiritualitas sewajarnya.
Kalo untuk studi kitab suci sih, memang saya rasa Buddhist paling 'hebat'. Setelah saya keliling banyak agama, baru melihat ada komunitas agama di mana umatnya sendiri sebagian besar tidak tahu kitabnya (apalagi isinya).
Abhidhamma memang lebih mengarah pada teori teknis, dan sebetulnya dalam kenyataan sehari2 kalau tidak punya abhinna tertentu, rasanya tidak mungkin untuk membuktikannya. Saya rasa tidak ada salahnya dipelajari bagi yang berminat atau ingin menambah pengetahuan, tetapi tidak perlu dijadikan acuan pokok karena sesungguhnya memang kita tidak bisa membuktikannya secara langsung. Dan dari yang saya pernah baca di Sutta, tidak ada kasus orang belajar Abhidhamma kemudian mencapai kesucian. Biasanya orang mencapai kesucian dulu (dan memiliki kekuatan bathin), baru mengerti Abhidhamma dengan sendirinya (karena sudah mampu menyelidiki sendiri & membuktikannya).