Saya pernah dipuji oleh rekan dekat saya yang muslim, beliau dengan tulus mengakui bahwa agama yang ia anut tidak lepas dari konflik dan pertumpahan darah. Dia berkata bahwa agama Buddha adalah agama yang damai dalam arti sesungguhnya, tidak mencampuri urusan politik, jauh dari keterkaitan duniawi (mengatur segala hal yang bersifat non-spiritual seperti cara berpakaian, cara berdagang/berinvestasi, cara berpolitik, cara memilih pasangan, dlsb), serta toleran kepada penganut kepercayaan lain (karena slogan cinta kasih universal tersebut).
Tapi kini, mungkin slogan-slogan cinta kasih bahkan terhadap penganut
beda aliran... mungkin sudah agak berbeda dengan
sabbe satta bhavantu sukhitatta, bahkan sudah untung kalau tidak dibenci dan dijauhi, sebab dianggap beda haluan.
Kalau seperti ini cara menyikapi perbedaan faham/keyakinan, maka tidak lama lagi agama Buddha pun akan terpecah-pecah... yang bahkan sekarang juga sudah sedang/mulai terjadi.
Menjaga kesucian dan keotentikan ajaran boleh-boleh saja... sejauh tidak sampai arogan (merasa paling benar) dan juga radikal (menggunakan cara-cara kurang baik untuk mencapai tujuan yang diyakini baik).
Oke, mohon koreksi dan petunjuknya. Salam cinta kasih dalam persaudaraan antar-makhluk.