konsep Kamma-Vipaka, memang gampang2 susah..
Gampangnya:
karena simple sekali, yaitu:
kamma adalah perbuatan yg dilandasi niat
vipaka adalah hasil kamma
Susahnya:
~ dalam perenungan praktiknya, kita sering kesulitan menentukan mana yg kamma dan mana yg vipaka.
Contoh: apakah menangis adalah kamma ataukah vipaka? apakah kesedihan adalah kamma ataukah vipaka? apakah kegembiraan adalah kamma ataukah vipaka? apakah bersenang2 dalam kemewahan adalah kamma ataukah vipaka? ... hal2 begini cukup sulit ditentukan.
~ kedua, kita seringkali tergoda untuk membuat koneksi antara kamma dan vipaka 'ala kita'. Contoh paling jelas adalah kasus 'kabel' ini.
Niat untuk membantu menyambungkan kabel adalah niat baik, artinya jelas: kamma baik. Sedangkan kondisi orang tersengat listrik adalah: vipaka buruk orang tsb. hal ini saja sudah jelas tidak konek.
Tapi Bro..., akibatnya kita akan dituntut. Ok, "dituntut" adalah vipaka jelek kita. Disini perlu diperhatikan baik2: "dituntut krn orang tersengat kabel" penyebab (kamma) terdekatnya bukanlah karena kita berniat membantu orang lain tetapi karena kita ceroboh/tidak piawai dalam menyambung kabel. Kecerobohan adalah penyebab terdekat kita mendapatkan buah buruk akibat perbuatan kita.
Jika mau dilanjutkan lagi, apa penyebab sehingga kita ceroboh? Mungkin karena kebiasan2 jelek yg kita pupuk setiap hari: kebiasaan tidak memeriksa ulang hasil pekerjaan, kebiasaan terburu2, kebiasaan menduga2 tanpa memastikan, dstnya... Kesemua kebiasaan jelek ini suatu waktu, jika kondisinya pas, pasti akan menimbulkan hasil yg jelek pula.... Jadi kesemua kebiasaan jelek ini, yg kita pupuk sendiri, ditambah kamma lampau kita dengan si yg tersengat, atau mungkin juga kondisi2 lainnya yg tidak kita ketahui.. kesemuanya ini mengakibatkan kita dituntut. Jadi penyebab kita dituntut krn kecerobohan kita, sangat banyak dan tidak mungkin ditelusuri secara komplit. Yg dapat kita renungkan saat ini hanyalah penyebab terdekat, yakni: kecerobohan kita yg diakibatkan akumulasi perbuatan kita sendiri.
Bagaimana dengan niat baik kita ingin menolong orang (dgn menyambungkan kabel tsb)? Niat baik ini, tentu suatu saat akan berkontribusi menghasilkan vipaka baik juga... tidak tau pasti apa hasilnya... yah mungkin saja tuntutan dibatalkan keluarga si korban, krn dia mempertimbangkan niat baik kita... nggak bisa dipastikan.
Jadi, akibat kamma dan penyebab vipaka tidak mungkin untuk diketahui secara pasti, namun untuk perenungan kita, kita dapat melihat korelasi terdekat. Sehingga kita tidak akan kebingungan sendiri berasumsi bahwa niat baik bisa menghasilkan buruk, atau kamma terbagi atas lalai dan tidak-sengaja, dan kesimpulan lain yg aneh2 seperti diatas..
::