ini contoh Dhamma...
"segala jenis bentuk apa pun, apakah
di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau
eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala
bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar
sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”
segala jenis perasaan apa pun, apakah
di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau
eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala
bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar
sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”
segala jenis persepsi apa pun, apakah
di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau
eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala
bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar
sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”
segala jenis bentukan kehendak apa pun, apakah
di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau
eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala
bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar
sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”
segala jenis kesadaran apa pun, apakah
di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau
eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala
bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar
sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”
kira2...hukumnya gimana? undang-undangnya gimana?