//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha  (Read 50481 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #45 on: 01 January 2010, 01:35:15 PM »
bagus sekali bro gandalf....artikel yg oke... sekaligus mematahkan bahwa memang visudhimagga atau kitab komentar susah untuk dipercaya...

kalau alasan bahwa "buddhagosa adalah arahat dan arahat tidak maha tahu"
saya rasa alasan ini tidak kuat..
karena seorang arahat tentu mengatakan yg benar-benar di ketahui nya sebagai di ketahui.
kalau salah ukur namanya arahat palsu saya rasa

dalam beberapa bahasan juga seorang yg menguasai 6 ahinna mampu menyentuh matahari dengan telapak tangan nya sendiri..
apakah orng yg mampu menyentuh matahari tidak bisa melihat ukuran matahari?

dan mengenai fakta-nya mungkin memang buddhagosa seperti nya "asal ber teori tanpa pernah mencapai apa yg di tulisnya"
tapi lebih baik kembali pada diri sendiri, kalau sudah sakti nanti dengan dibbacakku bisa tahu dimana buddhagosa dilahirkan.....kalau ga dapat berarti dah nibbana... :)) :))

wadow,klo gini jdinya bs bkurang sradha ai sama dharma sang Buddha ni,kok besar matahari bulan tak sesuai ya sama sains,help me,jangan smpai aku jdi kurang sradha sama buddha,dhamma dan sangha,pliz.
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....

Quote
Bhante Migettuwatte Gunananda yang memenangkan perdebatan Panadura juga percaya bahwa bumi itu datar.
Para peneliti Buddhis juga dengan tegas mengatakan bahwa bumi menurut Buddhis adalah datar.
berarti bhante-nya cacat ilmu pengetahuan...
« Last Edit: 01 January 2010, 01:39:39 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #46 on: 01 January 2010, 02:17:21 PM »
Konon katanya Buddhagosa belum mencapai arahat...
« Last Edit: 01 January 2010, 02:33:55 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #47 on: 01 January 2010, 02:53:47 PM »
wadow,klo gini jdinya bs bkurang sradha ai sama dharma sang Buddha ni,kok besar matahari bulan tak sesuai ya sama sains,help me,jangan smpai aku jdi kurang sradha sama buddha,dhamma dan sangha,pliz.

Bro Alpukat, jangankan keyakinan berkurang !.
ente mau tidak yakin 100% juga ndak apa-apa, tidak ada larangan, tidak ada ancaman, tidak ada yang maksa untuk harus yakin. ^:)^

siapa takut ! :))

 _/\_
« Last Edit: 01 January 2010, 02:56:53 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #48 on: 01 January 2010, 03:00:17 PM »
Konon katanya Buddhagosa belum mencapai arahat...

Andaikata Buddhagosa adalah Arahat, belum tentu punya pengetahuan tentang alam dan tatasurya.

 _/\_


Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #49 on: 01 January 2010, 05:00:15 PM »
baca tentang arya maha kassapa apakah dia boleh memiliki kemampuan tersebut dalam dhammapada atthakata ( story and verses)apa khusus pada sesuatu.

ini kisah nya
http://www.tipitaka.net/tipitaka/dhp/verseload.php?verse=028

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #50 on: 01 January 2010, 05:10:09 PM »
Quote
hmm.. bukannya yg berbentuk roda itu yg dimaksud adalah.. galaxi bima sakti?

Yap. Saya menunggu adanya interpretasi semacam ini.

Chakravala bisa diinterpretasikan sebagai Galaksi Bimasakti atau Solar Sistem kita yg merupakan sebagian dari Galaksi Bimasakti. Dua-duanya berbentuk lempengan / ring / disk / roda lingkaran.

Galaksi Bimasakti


YA Dalai Lama pernah mengatakan bahwa gunung Sumeru kemungkinan adalah pusat dari Galaksi Bimasakti (Milky Way).

Dikatakan dalam kosmologi Buddhis dalam Visuddhimagga, Abhidharmakosa dan Kalachakra bahwa matahari dan bulan mengorbit mengelilingi Gunung Meru. Nah matahari memang berevolusi mengorbiat mengelilingi pusat Mily Way, demikian juga bulan juga mengikuti.

Lapisan angin [wind disk] yang dimaksud bisa saja adalah pita kabut yg ada di Milky Way

Lengan-lengan spiral pada Galaksi Bimasakti mungkin bisa disepadankan dengan pegunungan yang mengitari Sumeru.

Sistem Solar

Apabila menggunakan interpretasi solar sistem kita, maka interpretasi Ven. Taixu di atas adalah yang paling bisa diterima oleh sains modern, yang mana Sumeru berada di tengah matahari dan inner planet sebagai empat benua alam manusia.

Lapisan angin [wind disk] yang dimaksud bisa saja adalah solar wind, heliosphere, atau Oort Cloud [spherical cloud], yang mana planet mengorbit di dalam solar wind.

Lapisan air bisa disepadankan dengan sabuk asteroid pada inner planet, di amna asteroid ini tampak seperti tetesan-tetesan air:



Apalagi merujuk pada Kalachakra Tantra yang mengatakan bahwa Jambudvipa itu tidak hanya India, sehingga dengan kata lain mengatakan bahwa bumi kita ini seluruhnya = Jambudvipa.

Bila dilihat, berbagai benua di bumi ini membentuk pola buah Jambu, maka tentu cocok apabila dikatakan Jambudvipa.

Pola-pola benua Uttarakuru, Purvavideha dan Aparagodaniya dapat disepadankan dengan pola-pola yang terlihat di planet Merkuri, Venus dan Mars.

Bahkan dalam Mandala kosmologis di bawah ini mungkin bisa diinterpretasikan:


Jambudvipa = warna biru = bumi.

Yg lain merah (warna planet Mars), warna kuning (Venus) dan warna putih (Merkuri).

Untuk pergi ke Uttarakuru dsb dikatakan harus menggunakan abhijna, maka wajar saja kalau dengan aksat mata di planet2 tersebut tidak terlihat keberadaan manusia. Harus punya divyacakshu baru bisa melihat.

Gola

Gola ini bisa berarti globe, spherical, hollow, cembung atau cekung.

Secara unik, Kalachakra Tantra mendekripsikan lapisan bumi, air dan udara sebagai gola [spherical / globe]. Dengan mendasarkan atas Kalachakra Tantra, YA Sakyasribhadra mengajukan thesis bahwa bumi itu bulat [globe] dan berotasi pada sumbunya.


Kosmologi Kalachakra

Buston Rinchen Drup juga menggunakan kata gola untuk lingkaran angin, air dan tanah [bumi], bukan chakra.

Interpretasi lebih lanjut teman2...

Quote
Pertanyaanya jaman Aryabhatta dan Varahamihira tahunya tahun berapa?

Aryabhatta (476 - 550 M)
Varahamihira (505 - 587 M)

_/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 01 January 2010, 05:15:51 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #51 on: 01 January 2010, 07:56:45 PM »
Quote
by Adi lim
Andaikata Buddhagosa adalah Arahat, belum tentu punya pengetahuan tentang alam dan tatasurya.

Bisa jadi demikian. _/\_

Quote
Quote

hmm.. bukannya yg berbentuk roda itu yg dimaksud adalah.. galaxi bima sakti?

Yap. Saya menunggu adanya interpretasi semacam ini.

Chakravala bisa diinterpretasikan sebagai Galaksi Bimasakti atau Solar Sistem kita yg merupakan sebagian dari Galaksi Bimasakti. Dua-duanya berbentuk lempengan / ring / disk / roda lingkaran.

Galaksi Bimasakti

YA Dalai Lama pernah mengatakan bahwa gunung Sumeru kemungkinan adalah pusat dari Galaksi Bimasakti (Milky Way).

Dikatakan dalam kosmologi Buddhis dalam Visuddhimagga, Abhidharmakosa dan Kalachakra bahwa matahari dan bulan mengorbit mengelilingi Gunung Meru. Nah matahari memang berevolusi mengorbiat mengelilingi pusat Mily Way, demikian juga bulan juga mengikuti.................

Nah akhirnya mulai keluarkan ilmu analisa terpendam om Gandalf  ;D

« Last Edit: 01 January 2010, 08:00:53 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #52 on: 01 January 2010, 08:29:29 PM »
...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...

OOT bentar, numpang tanya bro, kasus ajahn mun yg mana?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #53 on: 01 January 2010, 10:27:56 PM »
Buston Rinchen Drup juga menggunakan kata gola untuk lingkaran angin, air dan tanah [bumi], bukan chakra.

Emangnya waktu jaman Sang Buddha sudah ada kata gola?

Emangnya dengan mata dewa seseorang bisa mengukur jarak antara satu objek dengan yang lainnya?
« Last Edit: 01 January 2010, 10:30:30 PM by Xan To »

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #54 on: 01 January 2010, 11:42:18 PM »
...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...

OOT bentar, numpang tanya bro, kasus ajahn mun yg mana?

Threadnya di mana sih?

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #55 on: 02 January 2010, 09:13:45 AM »
...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...

OOT bentar, numpang tanya bro, kasus ajahn mun yg mana?

Threadnya di mana sih?

Yang dimaksud om mercy mungkin di link yang ini

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5087.0.html

Sumbernya buku legenda spritual Ajahn Mun
« Last Edit: 02 January 2010, 09:15:18 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #56 on: 02 January 2010, 09:42:34 AM »
Tambahan, dalam sistem Buddhis, kata Ven. Hsuan Hua, memang ada tiga tipe yojana:

1. Yojana kecil, besarnya 40 li = 156 km
2. Yojana medium, besarnya 60 li = 234 km
3. Yojana besar, besarnya 80 li = 312 km

Dalam Buddhis, 1 Li = 3,9273 km

Sumber perhit. Li:
The Pacific world: journal of the Institute of Buddhist Studies
Women in Korean politics‎
http://www.csse.monash.edu.au
Faith in Wŏnhyo’s Commentary on the Sutra of the Buddha of Immeasurable Life

Sumber lain mengatakan 1 Li <= 0,5 km, maka:
1. Yojana kecil, besarnya 40 li =  20 km
2. Yojana medium, besarnya 60 li = 30 km
3. Yojana besar, besarnya 80 li = 40 km

Di India, memang dikenal dua tipe yojana, yaitu yojana "besar" atau "secular yojana", dan yojana "kecil" atau "sacred yojana", seperti yang dikenali oleh Yijing dan Xuanzang.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 02 January 2010, 09:51:55 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #57 on: 02 January 2010, 09:47:44 AM »
Quote
Emangnya waktu jaman Sang Buddha sudah ada kata gola?

Ada. Sejak zaman Veda. Walaupun mungkin jarang dipakai.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #58 on: 02 January 2010, 10:35:27 AM »
menurut salah satu sumber, 1 yojana adalah jarak yg ditempuh oleh prajurit infanteri dalam satu hari dengan melakukan perjalanan dengan kecepatan normal (bukan berlari).

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #59 on: 02 January 2010, 08:07:19 PM »
menurut salah satu sumber, 1 yojana adalah jarak yg ditempuh oleh prajurit infanteri dalam satu hari dengan melakukan perjalanan dengan kecepatan normal (bukan berlari).

manusia biasa kecepatan 1 jam rata2 = 5 km
jika 1 hari 12 jam x 5 km = 60 km

seorang prajurit bisa jalan 1 jam berapa km ? => 6 km !
jika 1 hari 12 jam x 6 km = 72 km

ayo !, mana yang benar ?

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

 

anything