THERAGATHA
Mahagavaccha
12. Dengan memiliki kekuatan karena kebijaksanaan, memiliki tekad dan perilaku yang bajik, memiliki konsentrasi, senang di dalam meditasi, memiliki perhatian murni, makan makanan apa saja yang layak, ia hanya akan menunggu waktunya tiba di sini, dengan tiada lagi nafsu keinginan.
Harita
29. Dengan membuat diri sendiri tegak, dengan membuat batinmu lurus seperti pembuat panah meluruskan anak panah, hancur leburkan kebodohan, Harita !
Uttiya
30. Ketika sakit terjadi pada diriku, kesadaran muncul dalam diri; sakit telah muncul dalam diriku, inilah saatnya bagiku untuk berwaspada.
Hattharohaputta
77. Dulunya pikiran ini mengembara kemana ia ingin, kemana ia suka, sesukanya; sekarang saya akan mengendalikannya dengan benar, seperti seorang pemegang kait mengendalikan gajah di dalam jalurnya.
Eraka
93. Menyakitkan, kesenangan nafsu indera itu, Eraka; tidak membahagiakan, kesenangan nafsu indera itu, Eraka; ia yang mencintai kesenangan nafsu indera, mencintai kesakitan, Eraka; ia yang tidak mencintai kesenangan nafsu indera, tidak mencintai kesakitan, Eraka.
Cakkhupala
95. Saya buta, dengan kedua mataku rusak; saya telah memasuki jal*n h*tan belantara ini. Meskipun saya lemah tak berdaya, saya akan terus berjalan, namun tidak dengan teman yang jahat
Uttara
121. Tiada kehidupan yang tetap, begitu pula tiada unsur-unsur pokok yang kekal; unsur-unsur kehidupan muncul dan lenyap secara terus-menerus
122. Mengetahui resiko ini, saya tidak tertarik dengan kehidupan, dan melepaskan semua kesenangan nafsu indera. Saya telah memperoleh penghancuran Asava.
Nanda
157. Dikarenakan oleh pemikiran yang tak masuk akal, saya keranjingan perhiasan, saya congkak, sombong, dan dirundung oleh keinginan akan kesenangan nafsu indera.
158. Dengan (bantuan) Guru Buddha, yang terampil dalam berbagai cara, sanak dari Matahari, saya, dengan berlatih secara tepat, mencampakkan pikiran-pikiran (yang bernafsu) terhadap kehidupan.
Isidinna
187. Saya telah melihat umat-umat awam, yang ahli di dalam doktrin, mengatakan "kesenangan-kesenangan nafsu indera tidaklah kekal"; tetapi mereka dengan bernafsunya menggemari perhiasan anting-anting, karena perhatiannya pada anak dan istri.
188. Sesungguhnya mereka tidak tahu doktrin tersebut dengan sebenarnya, meskipun mereka mengatakan "kesenangan nafsu indera tidaklah kekal". Mereka tidak punya kekuatan untuk memotong nafsu-nafsu mereka, oleh karena itu mereka melekat pada anak, istri, dan kekayaan.
193. Malam hari dengan berhiaskan bulan purnama, tidaklah untuk tidur saja; malam ini adalah untuk berjaga/tetap sadar bagi seseorang yang mengetahui (bijaksana).
194. Jika seekor gajah harus menginjak-injak tubuhku karena saya terjatuh dari punggung gajah dalam peperangan, maka kematian akan lebih baik bagi saya daripada saya terus hidup, tetapi terkalahkan.