Amitofo,
Ya menurut saya itu juga ide bagus, jadi ada board tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan kebenaran isinya, sehingga bagi umat yang tidak mengerti tidak akan salah penafsiran. Beruntung jika umat itu kenal dekat dengan seorang Bhante, maka ia bisa menanyakannya langsung tapi kalau tidak? Bagaimana akibatnya? Dan bagaimana dari sumber yang salah itu member bersangkutan menyebarkannya lagi ke orang sekitarnya? Bagaimana jadinya nanti ? ^^"
Ya K, ada disalah satu board aku baca mengenai persembahan Jubah, ada member yang bilang kalau yang bisa menjadi seorang sangha yang pada kehidupan dulunya pernah mempersembahkan jubah pada seorang Bhante. Terus aku tanya deh sama salah seorang Bhante yang aku kenal, dan ia tidak memberikan jawaban yang sama seperti yang diucapkan oleh member tersebut.
Yah seperti itulah kira2 kejadian nya kk ^^
Sdr Ingz yang baik, memang setahu saya hal tersebut pernah dikatakan dalam kitab komentar. Bahiya tidak bisa memperoleh jubah dan mangkuk karena di kehidupan sebelumnya tidak pernah memberikan dana jubah dan makanan terhadap Sangha.
[at] Ingz: coba baca kembali thread tersebut. Setau saya, di bagian terakhirnya sudah diralat.
[at] Kwaci: ada link/penjelasan lebih detil utk kitab komentar tsb? Bahiya bukannya memang gak jadi bhikkhu ya? dia meninggal gak lama setelah mencapai pencerahan.. (http://dhammacitta.org/tipitaka/kn/ud/ud.1.10.than.html)
Bro Gacha yg baik,
sy sudah menunggu2 tanggapan anda utk yg bertanda bold biru, tp rupanya blm juga ditanggapi, jadi sy posting disini. krn sy juga tertarik dg hal ini, mohon anda dpt men-quotekan referenci atthakatha tsb. yg nunggu udah 3 org lho, sis mayvise, saya dan tentunya sdr.ingz yg menanyakan ke bhante nya. smw masih menanti anda.
sy ingin menambahkan dr info yg sy miliki, tp maaf sy tdk megang referensinya, hanya pengetahuan ini sy dptkan di diskusi wkt dosen memberikan materi kuliah ttg arahat yg tdk segera berjubah maka akan meninggal dlm wkt 7 hari, Raja Sudhoddhana dan Bahiyadaruciriya, jadi Bahiya ini dlm jangka wkt 7 hr itu beliau mencari jubah dan mangkuk blm dpt, sehingga sapi yg memiliki ikatan kamma masa lampau dg beliau berhasil membunuhnya (sapi ini dlu adl seorang wanita yg dijerumuskan menjadi prostitute oleh beliau, pd wkt itu beliau adl boss prostitute, wanita ini menjadi hancur hidupnya dan bersumpah akan membalas dendam membunuhnya), jika beliau mampu segera mendptkan jubah dan mangkuk maka dia akan selamat, itu diskusi dari dosen sy di kelas, sedang sy mengomentari bhw hal ini juga menunjukan bhw arahatpun tdk bisa lari akusala vipaka, buktinya Ven.Maha Moggallana pun meninggal akibat dibunuh perampok krn ikatan kamma masa lampau.
jadi banyak hal yg menyebabkan Bahiyadaruciriya meninggal, selain akibat tdk berjubah juga karena seorang arahatpun tidak bisa lari dari akusalavipakanya, termasuk Ven.Maha Moggallana.
bagaimana bro Gacha...ditunggu referensi nya ya....sy jg butuh utk melengkapi pengetahuan sy....thanks...
may all beings be happy
mettacittena,
sdr.Ingz yg baik,
saya telah mendapatkan jawaban melalui PM oleh bro Sunkmanitu Tanka Ob'waci bhw beliau mendptkan data tsb dari seorang bhikkhu yg amat fasih bahasa pali, data berasal dari kitab komentar. sehingga sy melacak ke kitab komentar dan dari data tsb sy menanyakan ke dosen sy di campus, kebetulan beliau juga berasal dari indonesia, masa berjubah beliau sdh 10 thn, saya rasa cukup mewakili keinginan sdr.Ingz agar ada bhikkhu ato setidaknya seseorang yg anggota sangha (ntar klo bhikkhu berarti yg kayak saya ga bisa donk, krn sy bukan bhikkhu) utk bertanggung jwb atas kebenaran informasi agar tidak menyesatkan pembaca.
ini sbg info sdr.Ingz, bro Sunkmanitu Tanka Ob'waci ****edited**** juga mendalami Tipitaka, bahkan wkt tahun2 pertama sy kuliah beliau banyak bantu sy mengerjakan tugas homework, sehingga dari situ saya tahu kualitas beliau amat menguasai Tipitaka.
terlampir saya quotekan dari atthakatha ttg hal tsb :
so kira kassapadasabalassa sāsane vīsavassasahassāni samaṇadhammaṃ karonto ‘‘bhikkhunā nāma attanā paccaye labhitvā yathādānaṃ karontena attanāva paribhuñjituṃ vaṭṭatī’’ti ekassa bhikkhussapi pattena vā cīvarena vā saṅgahaṃ nākāsi, tenassa ehibhikkhuupasampadāya upanissayo nāhosi. Keci panāhu – ‘‘so kira buddhasuññe loke coro hutvā dhanukalāpaṃ sannayhitvā araññe corikaṃ karonto ekaṃ paccekabuddhaṃ disvā pattacīvaralobhena taṃ usunā vijjhitvā pattacīvaraṃgaṇhi, tenassa iddhimayapattacīvaraṃ na uppajjissatīti, satthā taṃ ñatvā ehibhikkhubhāvena pabbajjaṃ
na adāsī’’ti.
Dia (Bahiya), ketika mempraktikkan kehidupan sebagai samana selama 20.000 tahun di bawah sasana Buddha Kassapa, tidak pernah memberikan mangkok atau jubah kepada satu pun bhikkhu, berpikir, 'Sebagai bhikkhu, setelah mendapatkan keperluan2 untuk dirinya , ia harus menggunakannya sendiri apapun yang didapat'. Namun beberapa ada yang mengatakan, 'Sungguh, ketika tidak ada Buddha (sammasambuddha) di dunia ini, ia menjadi seorang pencuri. Ia membawa panah dan suatu saat ketika berpraktik sebagai pencuri di hutan, ia melihat seorang paccekabuddha. Disebabkan karena keserakahannya terhadap mangkok dan jubah, ia memanah paccekabuddha tersebut dengan panahnya dan mengambil mangkok dan jubahnya. Oleh karena itu, setelah mengetahui hal ini, Sang Buddha tidak memberikan pentahbisan kepadanya dengan ehi bhikkhu dan kepadanya mangkok dan jubah yang tercipta secara gaib tidak muncul.
Btw, pattacivaralobehna dari kata patta, civara dan lobha + akhiran instrumental ena. kata ini berarti karena keserakahannya (untuk mendapatkan) mangkok dan jubah.
jadi jawaban dari bro Sunkmanitu Tanka Ob'waci adalah benar dan valid.
may all beings be happy
mettacittena,
Sis Pannadevi, jadi kalo misalnya seseorang gak pernah mendanakan jubah dan mangkuk di kehidupan lampau pun, masih bisa menjadi anggota sangha kan?
Bahiya adalah kasus khusus, yaitu karena masa lalunya yang demikian, beliau tidak ditahbiskan dengan penahbisan ehi bhikkhu, oleh Sang Buddha. Tapi seandainya Bahiya gak meninggal, Bahiya masih bisa menjadi anggota sangha dengan mangkuk dan jubah yang gak muncul secara gaib kan?
sis Mayvise yg baik,
saya butuh cek dulu utk memastikan, krn sy baca atthakatha baru utk kasus bahiya ini, bhw kehidupan lampau tdk pernah menyumbang jubah dan patta (klo mangkok kok kesannya beda ya, mangkok bisa jadi mangkok cuci tangan, jd sy pakai istilah patta aja), sehingga beliau tdk memiliki cukup kamma pendukung utk menjadi anggota sangha, sy tidak berani ambil kesimpulan atau membenarkan ttg hal tsb, bentar sy cek dulu ya sis...
saya pribadi memiliki pengalaman dg hal ini, arama sy mengatakan sy adalah nun yg berasal dari arama mereka, hal ini sy dengar pertama kali wkt sy datang masuk srilanka th.2006, kemudian saya dianggap saudara oleh arama sy, karena menurut mereka hanya yg memiliki ikatan kamma masa lampau dg mereka maka sy bisa datang dan berkumpul dg mereka, dan ternyata benar, hingga saat inipun sy masih disini karena uluran bantuan mereka (sponsor sy saudara sepupu wkl kepala arama saya), dimana merupakan hal yg langka bs dpt sponsor secara pribadi. biasanya melalui universitas langsung atau badan foundation yg memang mengelola scholarship....tentunya urusan amat sulit dan njlimet serta persyaratan kualifikasi yg berat. klo kyk sy yg udah nenek bgni mana mgk bs masuk kualifikasi...udah nenek bodo and gaptek...lengkap dah...jadi pengalaman sy pribadi ini yg membuat sy jadi tahu bahwa apabila masa lampau pernah menjadi anggota sangha maka dlm kehidupan yg berikutnya akan kembali lagi menjadi anggota sangha, apabila dlu tdk pernah menjadi anggota sangha dan diperparah tidak pernah berdana jubah dan patta, saya rasa kamma baik kurang kuat mendukung untuk menjadi anggota sangha. tapi coba ya, sy cari dulu referensinya, saya belum berani memastikan hingga saya temukan referensinya sis....
klo ttg pernah menjadi anggota sangha kemudian dlm kehidupan berikutnya kembali menjadi anggota sangha, kita bisa melihat kasus Cullapanthaka, beliau dlu bhikkhu karena mengejek salah seorang bhikkhu yg sdg kesulitan menghafal gatha, maka dlm kehidupan berikutnya beliau menjadi idiot, hingga single word gatha aja tidak mampu diingat, namun karena timbunan kebajikan beliau memenuhi utk mendukung jadi arahat, maka Sang Buddha yg melihat (tentunya melihat dg mata Buddhanya) beliau tahu bahwa Cullapanthaka mampu menjadi Arahat, hingga Sang Buddha dg welas asihnya memberikan gatha "rajoharanam" yg artinya bersih dari debu. dg konsentrasi yg benar beliau menyadari impermanence, sgl sst tidak kekal, sehingga beliau mencapai arahat dg waktu yg tidak lama. maaf ini blm melampirkan referensinya. bentar ya sis...krn baru buka komp langsung jawab.
may all beings be happy
mettacittena,