//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: OOT : Teori Fangsen  (Read 12136 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
OOT : Teori Fangsen
« on: 04 February 2009, 10:18:14 AM »
G bantu post dr samaggi...

mngkn ada respon baik disini?

.
    Re: OOT- Tanya mengenai Fangsen
    Posted by: "Fie" fiephin [at] gmail.com   fie_phin
    Tue Feb 3, 2009 4:19 pm (PST)
    Dear Teman2,



    Saya mau bertanya ttg fangsen yang sering dilakukan oleh umat Buddha. Budaya ini adalah budaya yang amat sangat baik, dimana umat Buddha diajarkan untuk melepas dan menolong nyawa hewan2 yang sudah hampir dimakan.



    Pertanyaan saya, adakah suatu patokan atau syarat2 dalam melakukan fangsen ini? Karena saya lihat banyak sekali kejadian dimana kegiatan yang baik ini menyebabkan akhir yang kurang baik.



    Contoh 1: pelepasan burung2 gereja, krn banyak yg melepas burung gereja, sehingga burung2 ini diburu. Untuk memudahkan penangkapan kembali, sayap burung2 dipotong sehingga mereka cuma bisa terbang 1 sampai 2 meter saja dan burung2 ini menjadi mangsa yang mudah untuk kucing. Saya pernah melihat orang melepas burung2 ini (niat baik) dan karena burung2 tidak bisa terbang jauh, mereka menjadi santapan kucing. Please don't say that it's their own karma, karena tidak akan ada supply jika tidak ada demand.



    Contoh ke 2: salah satu teman bule saya yang bergerak di bidang pelestarian elang laut di Jakarta pernah menyelamatkan seekor elang laut di Puncak. Elang tsb tidak dpt mencari makan di puncak krn disana tidak ada laut - tidak ada ikan. Setelah diselidiki tnyt elang ini bisa ada disana krn ada orang yang berniat baik dengan melepas (fangsen) elang ini, tetapi tidak mencari tahu ttg habitat asli hewan ini.



    Saya pernah ikut kegiatan fangsen dan teman2 yg melakukan fangsen menyadari hal2 ini, jd mrk berusaha u/ melepas ke tempat yg sesuai dengan habitat alami hewan yg dilepas, misalnya melepas kura2 Brazil di air tawar, bukan di air payau. Which is the right way to do it.


    Jadi, apakah ada suatu patokan / syarat dalam melakukan fangsen, supaya hewan2 yg dilepas dapat hidup dengan baik di tempat barunya atau tidak menjadi bahan komoditi?



    Mohon pencerahan,
    Fie
    (Yang cuma seorang penyayang hewan)

    Visit our site:
    http://icarecatsand dogs.multiply. com/
Life is about living...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #1 on: 04 February 2009, 01:04:56 PM »
Berikut tanggapan saya di milis tersebut :

Quote
dear Sis,
 
senang melihat keperdulian anda pada tradisi yg baik dan buddhistik ini.
 
Jika saya boleh komentar bhw hendaknya kita kembalikan pada apa yg bro Gunasaro Fang pernah dan sering sebut yaitu B3 (Baik, Benar dan Bijaksana)
 
Baik disini berhubungan dengan niat. Disini sis Fie sudah mempunyai niat yg baik utk melakukan Fangsen
 
Selanjutnya adalah Benar. Disini berhubungan dengan tindakan Fangsen yg dilakukan dengan Benar. Bagaimana tindakan Fangsen yg benar?
- Prioritas pertama adalah pada hewan yg saat itu hidupnya sedang terancam. Misal pada kisah seorang teman, dia menolong kura2 yg sedang akan disembelih.
- Selanjutnya hewan yg ditangkap bukan karena utk digunakan sebagai Fangsen (yg dijual di depan vihara/kelenteng) melainkan hewan yg memang dijual utk umum seperti ikan lele, burung pipit, ikan mas, dll dimana ini menghindari timbulnya lahan bisnis baru yaitu penangkapan hewan utk fangsen
- Untuk tempat melepasnya pun, hendaknya diperhatikan dengan hati2. Misal lepaslah burung di habitat yg mencukupi, jangan lepas di Monas
Atau ikan lele, lepaslah di hulu sungai dimana dia masih mempunyai cukup ruang gerak dan belum banyak yg menangkapnya
 
Dan yg terakhir adalah Bijaksana. Disini berhubungan dengan perenungan setelah melakukan tindakan Fangsen.
Hendaknya direnungkan kembali bahagianya kita pada saat melepaskan/membebaskan mereka. Ini akan membantu juga pada saat anda melakukan metta bhavana karena kegembiraan saat melepas itu adalah metta
 
semoga penjelasan singkat ini bisa bermanfaat
 
metta
  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #2 on: 04 February 2009, 05:06:37 PM »
Fie Phin <fiephin [at] gmail.com> wrote :

Quote
Huah!! Akhirnya selesai juga meeting sambung-menyambung hari ini, sampai2
makan siang pun harus diruang meeting... hiks.... Baru sekarang sempat
membalas email2...

Anyway, thanks banget buat tanggapan2nya....

Benar sekali yang ditulis oleh Bro Markos, segala sesuatu kegiatan walaupun
kelihatan baik tetap harus disadari apakah memenuhi B3 (Baik, Benar dan
Bijaksana). Banyak orang yang hanya mempertimbangkan Baiknya saja dan tidak
memperhatikan Benar dan Bijaksananya.

Untuk Sis Yanti, menurut "cerita", memang akan lebih baik kalau kita membeli
satwa2 tersebut pada tempat yang dimana mereka akan disembelih, karena kita
benar2 menyelamatkan nyawa mereka. Btw, teman2 ada yang pernah membeli dan
menyelamatkan nyawa anjing dari lapo ga? Soalnya teman saya ada yang pernah
tuh dan teman saya malah ga ngerti sama sekali ttg fangsen, karena teman
saya ini seorang muslim...=D

Benar sekali Bro Hanry, banyak yang melakukan fangsen "tidak benar" karena
ingin buang sial, padahal dengan melakukan fangsen yang tidak benar,
bukannya menambah karma baik, malah menambah karma buruk.

Jadi kesimpulannya:
1. Pada saat hendak melakukan fangsen, sebaiknya kita memperhatikan B3: Niat
yang Baik, dilakukan secara Benar (membeli hewan di tempat yang "benar",
memperhatikan jenis hewan dan tempat pelepasan yang sesuai) dan Bijaksana
(perenungan setelah pelepasan).
2. Membeli hewan fangsen ditempat nyawa mereka benar2 terancam
3. Jangan pernah memesan hewan fangsen, sehingga tidak menimbulkan lahan
pekerjaan baru yang pada akhirnya akan menyengsarakan hewan2 tsb
4. Jangan melakukan fangsen hanya karena hendak "membuang sial", lakukanlah
karena cinta kasih

Kadang memang dalam melakukan suatu tindakan, kalau tidak dipikirkan secara
mendalam bisa menjadi pedang bermata dua.
Sekedar membagi pengalaman saja: Apakah teman2 tau penjualan anjing2
didaerah Menteng - untuk teman2 yang dari luar kota, Menteng adalah nama
jalan di salah satu daerah elit di Jakarta. Di jalan ini kalau siang hari
banyak orang2 yang menjual puppies yang lucu2, tetapi banyak yang dalam
keadaan tidak baik (cacingan, sakit, kandang yang sempit, tidak diberi
makan, dlsb). Banyak orang yang membeli puppies2 tsb karena merasa kasihan.
Padahal dengan membeli puppies2 tsb, berarti mereka mendukung penjualan liar
di jalan tsb. Seperti yang saya bilang, there won't be any supplies if
there's no demand....

So, mari kita sadarkan saudara2 kita yang masih menganut faham fangsen
"tidak benar" atau fangsen untuk membuang sial....

Fie


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #3 on: 04 February 2009, 09:06:13 PM »
hehehe... kembali lagi teori supply and demand...

Bagaimana dengan pengemis di pinggir jalan ? Apakah perlu diberikan sedekah ? Kalau diberikan, nanti bertambah banyak... Sedangkan kalau fakir miskin dan anak terlantar itu dipelihara oleh negara (menurut UUD 1945 pasal 34)... Tetapi negara sendiri tidak memiliki kemampuan untuk itu...
« Last Edit: 04 February 2009, 09:08:16 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #4 on: 05 February 2009, 09:06:41 AM »
dear dilbert,

sebenarnya dilema seperti ini simple kok, kembali pada cetana sebelum, saat dan setelah berbuat (pubba, munca dan apara cetana), atau dulu bro Gunasaro pernah mempopulerkan istilah B3 (Baik, Benar dan Bijaksana)

Jika begitu lihat pengemis yg kita tidak tahu apakah dia mengemis krn malas, ataukah benar karena memang dia tidak sanggup kerja (utamanya cacat), langsung pastikan dalam batin mau atau tidak kasih.

Kebanyakan org biasanya akan menimbang2 dulu, kasih ngga..... kasih ngga...... ini sangat disayangkan karena dalam proses menimbang2 itu, kusala dan akusala citta muncul silih berganti dimana jika nanti terjadi proses pemberian dana ke pengemis, hal ini akan menghasilkan vipaka yg "cacat"

Hal berbeda jika kita tahu bhw pengemis itu krn malas, cacat yg dibuat2, dsbnya, hendaknya jangan diberikan lagi krn ini akan membuat kebiasaan buruk terus berlanjut.

Mgkn singkatnya hendaknya hal2 spt ini bisa membantu kita utk melatih kebijaksanaan dalam menentukan setiap tindakan kita

semoga bermanfaat

metta  _/\_

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #5 on: 05 February 2009, 10:07:28 AM »
Halo Tris!!!
 
Hehehe, baru sempet bales email nih, meeting seharian...
 
Wuah, bagus banget tuh klo elo punya niat untuk jadi vegie. Gw juga niat, cuma untuk sekarang belum bisa, jadi yang gw lakukan adalah mengurangi makan hewan2 yang berkaki 4.... =D
 
Benernya, ide nulis imel ttg fangsen itu mmg muncul karena fangsen tgl 15 Feb ini.
Btw, mmg hal2 yang gw utarakan itu mengerikan yah? Unfortunately, realitanya begitu >.<, makanya jangan sampai kita2 ini jadi salah satu penyebab kejadian2 tsb.
 
Soal tgl 15, pengen sih ikut, cuma gw tgl itu ada baksos. Coba gw cek dulu schedulenya yah, nanti gw inform elo lagi....
Life is about living...

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #6 on: 05 February 2009, 10:11:11 AM »
weks kok lari dr topics...dsr

mnrt g tergantung kondisi pengemisnya...

gak smeua kita ksh...

kita ksh karna  kita punya metta dn karuna

but kalo kebiasaan jd habit en males kerja...

pengemis dipelihara negara mksdnya...

ada yg diasuh di suatu panti en diajarin mcm2 yg bs buat nunjang hdpnya sih

hehehe... kembali lagi teori supply and demand...

Bagaimana dengan pengemis di pinggir jalan ? Apakah perlu diberikan sedekah ? Kalau diberikan, nanti bertambah banyak... Sedangkan kalau fakir miskin dan anak terlantar itu dipelihara oleh negara (menurut UUD 1945 pasal 34)... Tetapi negara sendiri tidak memiliki kemampuan untuk itu...
Life is about living...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #7 on: 05 February 2009, 03:25:36 PM »
dear dilbert,

sebenarnya dilema seperti ini simple kok, kembali pada cetana sebelum, saat dan setelah berbuat (pubba, munca dan apara cetana), atau dulu bro Gunasaro pernah mempopulerkan istilah B3 (Baik, Benar dan Bijaksana)

Jika begitu lihat pengemis yg kita tidak tahu apakah dia mengemis krn malas, ataukah benar karena memang dia tidak sanggup kerja (utamanya cacat), langsung pastikan dalam batin mau atau tidak kasih.

Kebanyakan org biasanya akan menimbang2 dulu, kasih ngga..... kasih ngga...... ini sangat disayangkan karena dalam proses menimbang2 itu, kusala dan akusala citta muncul silih berganti dimana jika nanti terjadi proses pemberian dana ke pengemis, hal ini akan menghasilkan vipaka yg "cacat"

Hal berbeda jika kita tahu bhw pengemis itu krn malas, cacat yg dibuat2, dsbnya, hendaknya jangan diberikan lagi krn ini akan membuat kebiasaan buruk terus berlanjut.

Mgkn singkatnya hendaknya hal2 spt ini bisa membantu kita utk melatih kebijaksanaan dalam menentukan setiap tindakan kita

semoga bermanfaat

metta  _/\_

setuju... itulah yang diajarkan oleh BUDDHA, dan dari penjelasan penjelasan bro markos (yang paham abhidhamma), saya tambah mengerti bagaimana proses cetasika itu bekerja... memang seharusnya seperti yang bro markos katakan bahwa tindakan spontan dan pada saat pemberian sedekah maupun pertolongan lain adalah yang paling penting... proses menimbang-nimbang itulah yang biasanya bisa bermuara pada hal hal yang tidak diinginkan misalnya penghujatan dsbnya...

Note : saya kok ngak ngerti bahwa abhidhamma itu dikatakan bukan produk-nya ajaran BUDDHA... dan jika memang bukan, maka yang mensabdakan abhidhamma itu tidak dipungkiri lagi adalah manusia luar biasa...
« Last Edit: 05 February 2009, 03:28:15 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #8 on: 05 February 2009, 04:28:55 PM »
Sorry numpang tanya...biasa ngeliat orang2 sebelum fangshen, diupacarakan dulu...dibacain parita n sbgnya......perlu ngak sih..?
thanks Buddha...

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #9 on: 05 February 2009, 04:34:35 PM »
Sorry numpang tanya...biasa ngeliat orang2 sebelum fangshen, diupacarakan dulu...dibacain parita n sbgnya......perlu ngak sih..?

seharusnya sih ngga perlu.... kalo mau melepas ya melepas.... tidak perlu tetek bengek yang tidak perlu...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #10 on: 05 February 2009, 05:16:28 PM »
dear dilbert,

sebenarnya dilema seperti ini simple kok, kembali pada cetana sebelum, saat dan setelah berbuat (pubba, munca dan apara cetana), atau dulu bro Gunasaro pernah mempopulerkan istilah B3 (Baik, Benar dan Bijaksana)

Jika begitu lihat pengemis yg kita tidak tahu apakah dia mengemis krn malas, ataukah benar karena memang dia tidak sanggup kerja (utamanya cacat), langsung pastikan dalam batin mau atau tidak kasih.

Kebanyakan org biasanya akan menimbang2 dulu, kasih ngga..... kasih ngga...... ini sangat disayangkan karena dalam proses menimbang2 itu, kusala dan akusala citta muncul silih berganti dimana jika nanti terjadi proses pemberian dana ke pengemis, hal ini akan menghasilkan vipaka yg "cacat"

Hal berbeda jika kita tahu bhw pengemis itu krn malas, cacat yg dibuat2, dsbnya, hendaknya jangan diberikan lagi krn ini akan membuat kebiasaan buruk terus berlanjut.

Mgkn singkatnya hendaknya hal2 spt ini bisa membantu kita utk melatih kebijaksanaan dalam menentukan setiap tindakan kita

semoga bermanfaat

metta  _/\_

setuju... itulah yang diajarkan oleh BUDDHA, dan dari penjelasan penjelasan bro markos (yang paham abhidhamma), saya tambah mengerti bagaimana proses cetasika itu bekerja... memang seharusnya seperti yang bro markos katakan bahwa tindakan spontan dan pada saat pemberian sedekah maupun pertolongan lain adalah yang paling penting... proses menimbang-nimbang itulah yang biasanya bisa bermuara pada hal hal yang tidak diinginkan misalnya penghujatan dsbnya...

Note : saya kok ngak ngerti bahwa abhidhamma itu dikatakan bukan produk-nya ajaran BUDDHA... dan jika memang bukan, maka yang mensabdakan abhidhamma itu tidak dipungkiri lagi adalah manusia luar biasa...

dear bro dilbert,

senang jika diskusi kita bisa membawa manfaat.......

mengenai abhidhamma : sejujurnya saya merasa mendapat sangat banyak manfaat dari mempraktekkan apa yg dijabarkan dalam abhidhamma (baru sktr 7 bulan)
Apalagi jika melihat bagaimana mahluk hidup, dibedah dan dirinci secara detail per bagian, dan bagaimana proses serta "percampuran" antara citta, cetasika dan rupa

Sangat berbeda dengan wkt saya pertama belajar di thn 2005, yg hanya menghapal saja, yg rasanya "kering" dan seolah abhidhamma itu hanya teks, yg tidak "nyambung" dengan hidup keseharian

semoga bermanfaat yah

metta  _/\_
« Last Edit: 05 February 2009, 05:26:59 PM by markosprawira »

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #11 on: 05 February 2009, 05:20:07 PM »
Sorry numpang tanya...biasa ngeliat orang2 sebelum fangshen, diupacarakan dulu...dibacain parita n sbgnya......perlu ngak sih..?

dear bro,

saya sih sebagai niubi, kalau melakukan fangshen ga pake upacara atau baca paritta tuh, hanya berharap semoga mahluk yg dilepas bisa berbahagia....

mengingat ini ada di thread theravada, mgkn ada rekan lain yg bisa kasih masukan secara theravada?

metta  _/\_

Offline ndrosubiyanto

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 308
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #12 on: 06 February 2009, 01:26:49 PM »
Mantap penjelasan2 yang bagus.

Kalau fangshen, ya fangshen sajalah. Ada makhluk yg butuh pertolongan, tolonglah. Jangan diKONDISIkan makhluk tersebut perlu ditolong.
This too shall pass.........

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #13 on: 06 February 2009, 04:39:31 PM »
Sorry numpang tanya...biasa ngeliat orang2 sebelum fangshen, diupacarakan dulu...dibacain parita n sbgnya......perlu ngak sih..?

dear bro,

saya sih sebagai niubi, kalau melakukan fangshen ga pake upacara atau baca paritta tuh, hanya berharap semoga mahluk yg dilepas bisa berbahagia....

mengingat ini ada di thread theravada, mgkn ada rekan lain yg bisa kasih masukan secara theravada?

metta  _/\_
baca trisarana untuk makhluk yang di fang shen, baca kalaniya metta sutta, pengambilan 5 sila, pernyataan tekad berlindung kepada buddha, dhamma dan sangha.
jangan lupa wakili makhluk yang di fang shen, memohon di kehidupan yang akan datang dia akan terlahir ke alam manusia dan berjodoh kepada dhamma dan akan mencapai tingkat buddha.

Semoga Makhluk yang saya fang shen berjodoh saya di kehidupan akan datang, bersama-sama mencapai tingkat kesucian.
semoga mereka terlepas dari alam pendertiaan.

semoga karma baek fang shen melimpah kepada semua makhluk yang terlihat maupun yang tak terlihat, berwujud maupun tak berwujud, jauh maupun dekat semoga mereka turut berbahagia. _/\_ :lotus: :)
« Last Edit: 06 February 2009, 04:43:03 PM by Jendral LotharGuard »
Smile Forever :)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: OOT : Teori Fangsen
« Reply #14 on: 06 February 2009, 10:19:16 PM »
Sorry numpang tanya...biasa ngeliat orang2 sebelum fangshen, diupacarakan dulu...dibacain parita n sbgnya......perlu ngak sih..?

dear bro,

saya sih sebagai niubi, kalau melakukan fangshen ga pake upacara atau baca paritta tuh, hanya berharap semoga mahluk yg dilepas bisa berbahagia....

mengingat ini ada di thread theravada, mgkn ada rekan lain yg bisa kasih masukan secara theravada?

metta  _/\_
baca trisarana untuk makhluk yang di fang shen, baca kalaniya metta sutta, pengambilan 5 sila, pernyataan tekad berlindung kepada buddha, dhamma dan sangha.
jangan lupa wakili makhluk yang di fang shen, memohon di kehidupan yang akan datang dia akan terlahir ke alam manusia dan berjodoh kepada dhamma dan akan mencapai tingkat buddha.

Semoga Makhluk yang saya fang shen berjodoh saya di kehidupan akan datang, bersama-sama mencapai tingkat kesucian.
semoga mereka terlepas dari alam pendertiaan.

semoga karma baek fang shen melimpah kepada semua makhluk yang terlihat maupun yang tak terlihat, berwujud maupun tak berwujud, jauh maupun dekat semoga mereka turut berbahagia. _/\_ :lotus: :)

amin..
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan