//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perumpamaan Dhamma sebagai rakit  (Read 27817 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cunda

  • Guest
Re: Perumpamaan Dhamma sebagai rakit
« Reply #90 on: 28 January 2009, 02:02:41 PM »
Dhamma sebagai rakit.
Nibbana sebagai pantai seberang.
Samsara sebagai lautan.
Buddha sebagai pembuat peta yang telah mencapai pantai seberang.
Sangha sebagai??
Diri sendiri sebagai pulau?? (dhammapada)

Bisa bantu jelasin ya... _/\_
Diri sendiri sebagai pulau udah dalam analogi lain kali ko san :)


_/\_


Namaste suvatthi hotu

Pulau adalah tanah di antara dua aliran sungai, atau tanah yang dikelilingi air, sedangkan “pulau diri sendiri" (attadīpā) adalah kondisi diri sendiri bagaikan pulau yang tidak ditenggelamkan oleh banjir nafsu kesenangan indra (kāmoghādīhi anajjhottharaṇīyattā dīpo viyāti dīpo), untuk jelasnya aku kutipkan teks berikut ini:

Dīghanikāyo; Mahāvaggapāḷi; 3. Mahāparinibbānasuttaṃ; Veḷuvagāmavassūpagamanaṃ 165
 
Tasmātihānanda, attadīpā viharatha attasaraṇā anaññasaraṇā, dhammadīpā dhammasaraṇā anaññasaraṇā.

Oleh karena itu o Ānanda, berdiamlah pada “pulau diri sendiri”, perlindungan diri sendiri” bukan pada perlindungan lain, pada “pulau dhamma”, “perlindungan Dhamma” bukan pada perlindungan lain.


Kathañcānanda, bhikkhu attadīpo viharati attasaraṇo anaññasaraṇo, dhammadīpo dhammasaraṇo anaññasaraṇo?

Bagaimana o Ānanda, bhikkhu yang berdiam pada “pulau dirinya sendiri”, perlindungan diri sendiri” bukan pada perlindungan lain, pada “pulau dhamma”, “perlindungan Dhamma” bukan pada perlindungan lain.


Idhānanda, bhikkhu kāye kāyānupassī viharati atāpī sampajāno satimā, vineyya loke abhijjhādomanassaṃ.


Di sini o Ānanda, bhikkhu berdiam dalam perenungan badan jasmani pada badan jasmani, rajin, sadar penuh dan memahami dengan jelas, dia seharusnya melepaskan keserakahan dan ketidak-senangan pada dunia.


Vedanāsu vedanānupassī viharati atāpī sampajāno satimā, vineyya loke abhijjhādomanassaṃ

Dia berdiam dalam perenungan perasaan pada perasaan, rajin, sadar penuh dan memahami dengan jelas, dia seharusnya melepaskan keserakahan dan ketidak-senangan pada dunia.


citte cittānupassī viharati atāpī sampajāno satimā, vineyya loke abhijjhādomanassaṃ

Dia berdiam dalam perenungan pikiran pada pikiran, rajin, sadar penuh dan memahami dengan jelas, dia seharusnya melepaskan keserakahan dan ketidak-senangan pada dunia.


dhammesu dhammānupassī viharati atāpī sampajāno satimā, vineyya loke abhijjhādomanassaṃ.

Dia berdiam dalam perenungan bentukan mental pada bentukan mental, rajin, sadar penuh dan memahami dengan jelas, dia seharusnya melepaskan keserakahan dan ketidak-senangan pada dunia.




sādhu sādhu sādhu

Semoga bermanfaat

thuti
« Last Edit: 28 January 2009, 02:05:33 PM by cunda »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Perumpamaan Dhamma sebagai rakit
« Reply #91 on: 28 January 2009, 06:57:10 PM »
jadi empat landasan perhatian murni lagi ya mo.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

cunda

  • Guest
Re: Perumpamaan Dhamma sebagai rakit
« Reply #92 on: 29 January 2009, 05:03:19 PM »
jadi empat landasan perhatian murni lagi ya mo.


namaste suvatthi hotu

sadhu sadhu sadhu


thuti

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Perumpamaan Dhamma sebagai rakit
« Reply #93 on: 03 February 2009, 12:06:15 PM »
Terima kasih romo atas penjelasannya.

_/\_
be happy ^^

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Perumpamaan Dhamma sebagai rakit
« Reply #94 on: 11 February 2009, 11:03:54 AM »
Namaste suvatthi hotu

Dengan ini aku kutipkan perumpamaan Dhamma  sebagai rakit, seperti tercantum di:


Majjhimanikāyo; Mūlapaṇṇāsapāḷi; 3. Opammavaggo; 2. Alagaddūpamasuttaṃ 240


Evameva kho, bhikkhave, Kullūpamo mayā dhammo desito nittharaṇatthāya, no gahaṇatthāya.

Begitulah o para bhikkhu, dhamma yang telah ku ajarkan dengan perumpamaan rakit untuk kepentingan menyebrang, bukan untuk digenggam

Kullūpamaṃ vo, bhikkhave, dhammaṃ desitaṃ, ājānantehi dhammāpi vo pahātabbā pageva adhammā.

O para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”



Semoga bermanfaat

Thuti


harus diakui pada akhirnya bahwa perumpamaan memegang peran penting sekali ! dan itu merupakan bukti bahwa ajaran itu hal penting dan sekaligus "benda berbahaya"!


ika.

 

anything