//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - bond

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8]
106
Diskusi Umum / white lies
« on: 26 January 2008, 06:09:02 PM »
Bagaimana menurut ajaran Sang Buddha ttg white lies, ada pendapat?apakah melanggar sila musavada..?

107
Diskusi Umum / Mara koq dialam dewa?
« on: 24 January 2008, 04:38:24 PM »
Saya baca kronologis hidup Sang Buddha, yg jadi pertanyaan Mara si jahat koq tinggalnya di paranimittavasavati-deva? kenapa ngak di neraka, karena suka gangguin org. Ada yg bisa memberi penjelasan? _/\_

108
Diskusi Umum / Penjaga Tipitaka
« on: 20 January 2008, 05:51:42 PM »
Tipitakadhara=Penjaga Tipitaka ('Hafalan oleh murid2)
Tipitakawida= Penjaga Tipitaka (lisan dan yg tertulis)
Maha Tipitakawida= Lulus 'yg lisan" dan 'yg tertulis dengan pembedaan Dhammabhandagarika(penjaga Harta Dhamma)

Gelar diatas diberikan kepada Bhikkhu yg sukses ke luar sebagai pemenang dari 400,000 anggota Perserikatan Sangha Myanmar jika calon dapat menceritakan 7983 halaman(16000 pali myanmar)ttg Ajaran Buddha, yaitu Tipitaka, dan juga melewati pengujian tertulis(ditambah Kitab Komentar dan Kitab Sub komentar).

Pengujian pemilihan Tipitakadhara adalah yg luas dan menyeluruh, paling dalam dan sulit serta tertinggi. Tak seorangpun lulus kategori yg manapun di tahun 1948 ketika pertama dilaksanakan di Rangoon(sekarang (Yangoon) hanya setelah negeri ini memperoleh kemerdekaan dari Inggris hal ini dapat terwujud. Tujuan pengujian adalah utk mempromosikan kemunculan kepribadian yg termuka bagi siapa yg dapat menghafal dan menceritakan keseluruhan Tipitaka(7983 halaman atau 2,4 juta kata-kata pali myanmar).

Ini adalah pengujian yg terpanjang di dunia dan keseluruhan pengujian terbagi dalam 5 tahun.

Di tahun pertama dan tahun kedua,calon diuji ttg Vinaya Pitaka(2260 halaman) total waktu 20 hari.(3 hari masing2 utk 5 volume ditambah 5 hari utk bagian yg tertulis yg mencakup kitab komentar dan kitab sub komentar).

Ditahun yg ketiga calon diuji 3 volume Sutta Pitaka(779 halaman). Ditahun kempat dan tahun yg kelima, diatur pengujian atas yg 5 bagian pertama(1390 hal) dan yg dua bagian terakhir(3597 halaman) dari tujuth volume Abhidhamma Pitaka. Total panajangnya pengujian yg digunakan menjadi 4 tahun sebelumnya.

Calon sukses yg pertama kali adalah Venerable U Vicittasarabhivamsa, yg kemudian dikenal sebagai Mingun Sayadaw. Beliau lulus pengujian bagian Vinaya tahun 1950. Tahun 1953 beliau menyelesaikan bagian terkahir pada waktu itu Pathika Vagga Sutta Pitaka dan menjadi yg pertama pernah meraih gelar 'Tipitakdhara' di Myanmar pada usia 42 tahun dan prestasinya telah dicatat dalam Guinness Book Of Record. Sejak itu, semakin banyak biawaran terkemuka telah diberikan Gelar Penuh utk ingatan(memori yg menakjubkan yg mereka miliki). Figur statistik yg mengagumkan sebagai berikut:


1 = Tipitakadhara
2=Tipitakwida
3= MahaTipitakawida
4= Dahmmabhandagarika

Pemegang Gelar                  Gelar                    Tahun                    Umur mendapatkan gelar

Ven. Vicittasarabhivamsa           1,3,4                     1953                       42 tahun
Ven. Nemainda                         1,2,4                    1959                        32 tahun
Ven.Kosala                              1,2,4                    1963                        36 tahun
Ven. Sumingalalankara               1,2                      1973                        27 tahun
Ven. Sirindabhivamsa                 1,2                     1984                         42 tahun
Ven. Vayameindabhivamsa          1,2                     1995                         39 tahun
Ven. Kondana                           1,2                     1997                         32 tahun
Ven. Silakandhabhivamsa            1,2                     1998,2000                  40 tahun
Ven. Vamsapalalankara               1,2                     2001                          45 tahun
Ven. Sundara                           1,2                      2001                          45 tahun
Ven Eindipala                           1,2                      2001                          41 tahun

Didunia  dalam kurun waktu kurang lebih 60 tahun hanya tercetak 11 Tipitakadhara dan yg telah meninggal ada 4 org. Sehingga yg tersisa tinggal 7 Orang. Dan yg baru2 ini mengunjungi Indonesia adalah Bhikkhu Ven .Sundara dan Bhikkhu Ven.Eindipala.

Patutlah kita menghargai jerih payah para Bhikhu dalam menjaga kemurnian Ajaran Sang Buddha dan praktek mereka dalam menjalankan Dhamma. Marilah kita bercermin pada diri sendiri, APA AKU TELAH BERADA DALAM SANG JALAN ATAU MASIH BERMAIN-MAIN DAN MENIKMATI RODA SAMSARA INI?

 Smoga bermanfaat_/\_

109
Diskusi Umum / Bawah sadar ....
« on: 15 January 2008, 01:44:37 PM »
Tanpa menilai atau mengkritisi tapi fakta yg ingin saya babarkan. Jadi yg mensarankan kata" bawah sadar "sebagai kata awam dalam diskusi ini adalah bro Suchamda, dan Ia mengatakan bawah sadar tidak ada dalam teori buddhism juga(Silakan baca dengan seksama di postingan sebelumnya)
Nyatanya bawah sadar itu ada dalam teori Buddhism dan saya lebih senang mengatakan ada dalam ajaran Sang Buddha bukan teori buddhism. Maka saya katakan kata "bawah sadar "(ia) benar2 ada . Benar2 ada artinya ya memang ada secara eksistensi(keberadaan/non atta) dan juga ada dalam Ajaran Sang Buddha.


Sungguh luar biasa ajaran The Biggest Boss Sang Buddha :) _/\_ _/\_

110
Diskusi Umum / Terjawab tuntas ttg ANATTA DAN AVIJJA
« on: 11 January 2008, 11:20:41 AM »
Namo Buddhaya,

Saya tidak tahu apakah saya menaruh tulisan ini pada thread yg benar.

Saya hanya ingin share ttg setelah saya membaca Arahhata magga arahattaphala(mengenai Ajahn Luangta Mahaboowa)http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/meditasi/arahattamagga-arahattaphala.Dari rasa keingintahuan yg mendalam dan kerinduan pada Dhamma Sang Buddha. Saya membaca dengan seksama mengenai proses pencapaian kerarahatan Ajahn Luangta Mahaboowa. Ketika selesai saya merasa terharu(sampai sempat menitikan air mata) dan sekaligus menemukan suatu jawaban.
Jawaban mengenai apa?

Kronologi:
Pada saat pencarian Dhamma Sang Buddha, saya sempat terdampar dalam suatu ajaran yg berbasis dari India (Raja Yoga). Dikatakan konsep mengenai atta. Dimana kita sebenarnya adalah Jiwa/Roh/Sukma. Yg terletak ditengah dahi. Dan Jiwa/roh/sukma tadi dikatakan berbentuk setitik cahaya yg indah. Saya sempat memegang paham ini kurang lebih 10 tahun.

Sampai Saya mempelajari Dhamma Sang Buddha, saya selalu dihantui pertanyaan anatta, dan sampai akhirnya mendapatkan jawaban dari teori bagaimana sebuah lampu menyala ketika saya akan berbaring tidur. Saat itu saya menyadari "ini anatta" dan ketika vipasanna saya konfirmasikan hal ini ke seorang Bhikkhu dan Ia mengatakan seperti itu adanya.

Ketika saya membaca Ulasan pengalaman Ajahn Luangta Mahaboowa, mengenai saat sebelum ia mencapai arahat, dikatakan Ia melihat sinar yg gemilang Luar biasa, yg mana Ia tidak tahu, tetapi sudah diberi tahu kisi2nya oleh gurunya Ajahn Mun Bhuridatta. Tetapi ia sendiri bingung, akhirnya beliau memecahkannya bahwa sinar gemilang itu adalah Avijja yg selalu membawa kita pada proses kelahiran dan kematian,sering orang menganngap sinar gemilang itu adalah Atta. ( silakan baca dengan teliti dari web yg saya tebalkan diatas.)Dan  dengan kebijaksanaan agung dan kesadaran agung itulah cahaya kilesa yg sering menjebak tsb terpadamkan.

Dari kesimpulan tersebut baru lah saya bertambah sadar, seperti sebuah cahaya yg menerangi hati saya. Karena teori yg saya dapatkan barulah sebuah awal mengenai ANNATA. Dan dari Pengalaman Ajahn Luangta Mahaboowa terjawab sudah dengan tuntas. Dan ini yg mungkin menjadi dasar kepercayaan Hindu mengenai Atma(ATTA) yg dipatahkan Sang Buddha.Dan inilah yg menjadi sebab adanya Annata yg ditemukan Sang BUddha.

Jadi Cahaya adalah bentuk dari Jiwa(teori yg saya pahami dahulu kala), yg dianggap Atta ternyata hanyalah AVIJJA yg paling halus. Banyak org tersihir oleh keagungan cahaya ini(menurut Ajahn Luangta Mahaboowa)

Apa yg saya tulis merupakan pengalaman saja dan saya pun masih berusaha untuk mengalami lebih banyak ajaran Sang Buddha yg super canggih dan ajaib, silakan ehipasiko. Seperti cahaya lampu yg sudah terang, tetapi kalah terang dengan sinar mentari. _/\_

111
Diskusi Umum / Mengapa arahat menangis(Ajahn Luangta Mahaboowa)?
« on: 11 January 2008, 10:32:44 AM »
Sungguh hebat dampak kekuatan yg diakibatkan oleh ekspresi Dhamma ; menyebar kesemua arah , menyerap kedalam apa saja yang di kenai.
Tidak hanya fenomena mental (batiniah) yang terpengaruh, bahkan fenomena fisik (raga) juga terpengaruh , seperti halnya air mata . Ketika berhubungan dengan dhamma , berderai dengan intensitas yang sama derasnya. Masalahnya, semua mahluk hidup di seluruh dunia begitu buta terhadap kilesa. Dengarkan ! Siapa di dunia ini yang telah membuka matanya melihat kebenaran tentang Dhamma ? Tidak seorangpun. Sebab itu, sewaktu mereka mendengar bahwa Acharn Maha Boowa menitikkan air mata didepan publik, mereka mulai berpikir mengapa . Apa yg terjadi dengan dia ? Jika benar dia telah mengakhiri kilesa dan menjadi seorang Arahat, mengapa dia menangis seperti itu ? Itulah ! Kalian lihat ? Orang orang ini merancukan air mata dengan Arahat.. Kalian mengerti ?
Sadarkah kalian bahwa semua bagian dari tubuh manusia semata mata merupakan aspek dari realita konvensional ? Mereka berhubungan dengan citta (batin), yang mana bertanggung jawab padanya. Sekali citta, ― sang penentu, tumbang , semua realita umum yang berhubungan dengannya , dan juga musuhnya, robek ter pecah pecah. Dan sifat alamiah citta yang sejati, suci murni langsung bersinar dengan sangat cemerlang, mengikuti dan berjalan selaras dengan prinsip alam. Ini merupakan salah satu aspek yang dialami saat itu .
Aspek yang lain adalah : Pada saat yang sama, respon simpatis (*3) , reaksi fisik yang intens (mendalam) mempengaruhi reaksi tubuh, menyebabkan tubuh bergetar dan bergoyang. Apakah bergetar secara di sengaja ? Tidak, ini akibat dari kekuatan Dhamma yang berakibat fatal pada kilesa , meniup dan memaksa kilesa lepas dari citta (batin) untuk selama lamanya. Momen yang maha penting tersebut berdampak luar biasa - seluruh alam semesta bergetar dan gempa. Itulah yang di rasakan, ketika dhamma dan kilesa akhirnya terpisah demi kebaikan , ketika dunia Nyata (sammutti) dan dunia Kebebasan Mutlak (vimutti) pada akhirnya terpisah. Kemudian Sifat alamiah Dhamma murni tampak dengan segala kehebatannya , kemegahannya dan terungkap seutuhnya dalam batin yang telah mengalaminya .
(*3 Saraf simpatis : adalah saraf yang berhubungan dengan emosi ,meningkat


Karena kedekatannya dengan citta (batin) , tubuh dan pikiran juga bereaksi terhadap ke ajaiban dan pengalaman unik tersebut . Citta sesungguhnya selalu berada disana, hanya tidak pernah menunjukkan reaksi seperti ini pada tubuh dan pikiran seperti pada keadaan ini. Tanpa diduga (di peringati sebelumnya ) sama sekali, dampak (efek) yang timbul amat sangat luar biasa . Kumpulan (agregasi) tubuh dan pikiran semuanya adalah realita umun (konvensional) , alat alat seperti jantung hanya dipakai sesuai fungsinya saja. Sekalipun bila citta tumbang, sifat murni alami nya tetap utuh dan tidak terpengaruh. Tetapi tidak demikian dengan khandha, karena merupakan agregasi dari tubuh dan pikiran , khandha - yang masih tetap di atur oleh hukum dari anicca, dukkha dan anatta - masih amat terpengaruh hebat. Mencerminkan sifat alaminya yang labil, reaksi timbul dalam khandha, kemudian mereda, sejalan dengan sifat alaminya yang labil. Citta yang sesungguhnya murni tidak pernah meningkat dan tidak pernah reda. Inilah letak per bedaan di antara ke 2 nya .
Akibatnya , tidak mungkin membandingkan batin Arahat *4 ) yang suci murni dengan setumpuk kotoran yang kita sebut dengan tubuh manusia. Bila telah melihat kebenaran dari pencerahan ini sendiri , tidak perlu lagi bertanya lebih jauh. Pada peristiwa seperti itu , sekalipun sang Buddha langsung berhadapan dengan kita, kita hanya bisa menghormatinya dan berkata sâdhu. Karena Kebenaran Agung Sejati sudah merupakan bukti yang berada dalam hati kita, tidak perlu mencari penjelasan lagi. “N’atthi seyyo va pâpiyo” : Tidak ada yang dapat melebihi Dhamma yang tertinggi . Realisasi ini timbul dalam batin dan identik dengan kesucian seorang Arahat., kesucian yang seutuhnya telah melewati batas hukum konvensional dari hukum anicca, dukkha dan anatta. Semua hal itu sudah tidak berlaku lagi.
Khandha menjadi terkejut , seperti contohnya , sewaktu air mata berlinang . Airmata berlinang untuk berbagai alasan. Kesedihan , dan juga kegembiraan menyebabkan nangis. Asap , juga bawang merah dan bawang putih. Mengapa meributkan air mata ? Air mata hanyalah air - unsur air . Seperti halnya elemen elemen tanah, api , udara dan air semuanya merupakan aspek dari realita konvensional. Unsur unsur fisik ini tergerak dan terangsang alamiah akibat kesucian Dhamma yang tiba tiba muncul. Sifat murni dasar alamiahnya sendiri sama sekali tidak bergerak . Sebaliknya khandha , yang sifat dasar alaminya selalu mudah dihasut / tergerak. Mereka mudah tergerak oleh hal baik dan hal buruk , oleh kenikmatan dan sakit, sedih dan gembira. Mereka selalu terhasut dalam satu cara atau lainnya. Tetapi pada saat ini penampilan Dhamma murni yang tiba tiba mengejutkan mereka.*5)

Khandha bukanlah Arahat ; arahat bukanlah khandha. . Khandha adalah realita konvensional - 100 %. Sedangkan yang suci murni ( Arahat ) telah bebas mutlak dari semua jejak realita konvensional. - 100 %. Sehingga , ke 2 nya tidak mungkin di campur menjadi satu. Mereka mengakui keberadaan satu sama lain, masing masing konsisten dengan status masing masing ( mutual – eksklusif) . Khandha hanya mempunyai status realita konvensional dan mereka bertindak sesuai dengan itu. Yang Suci Murni yang berstatus telah Bebas Mutlak muncul secara tiba tiba sejalan dengan kemauannya sendiri (*6) . Karena itu, semenjak dahulu kala ( diluar batas ambang ingatan kita ), khandha semua orang dari berbagai umur selalu konsisten dengan statusnya sebagai suatu realita konvensional .
Setelah mencapai pencerahan sempurna, Sang Buddha dan para Arahat tidak lalu menghancurkan khandha mereka atau mencegah agar mereka tidak bisa berfungsi lagi.
Contohnya, tertawa. Tertawa adalah fungsi alamiah dari khandha ; seperti halnya menitikkan air mata . Keduanya semata mata fungsi dari khandha khandha yang menjalankan fungsinya sesuai dengan status khususnya masing masing. Selama tubuh dan pikiran mempertahankan dan menjaga fungsi kesehatannya , mereka dapat melakukan fungsi apa saja yang mereka kehendaki. Sebagai contoh, kita mengambil tanah untuk membangun gedung. Semen, bata, batu, pasir, baja - jika mereka bukan berasal dari tanah, lalu darimana lagi ? Selama kita mempunyai bahan dasar ini, kita dapat membangun apapun yang kita kehendaki.
Lalu apa masalahnya dengan orang orang ini ? Mungkinkah mereka sudah gila ? - Ini yang ingin saya tanyakan. Saya dikritik karena menitikkan air mata dengan nama Dhamma , tetapi adakah diantara anda yang pernah melihat sifat alamiah Dhamma murni (visuddhi dhamma) ? Semenjak saya lahir, saya sendiri tidak pernah melihatnya. Sebelum itu, tidak ada seorangpun dari leluhur saya yang melihat Dhamma Terluhur , karena mereka tidak pernah mempraktekan sesuai jalan (magga) . Saya berlatih sebagai bhikkhu. Sebagai hasil dari latihan saya, saya sudah memperoleh pengetahuan dan pemahaman, tahap demi tahap, sebagaimana yang telah saya kemukakan pada kalian. Saya berlatih dengan cara seperti ini sampai akhirnya memperoleh mahkota pencapaian , pencapaian yang kini mengekspresikan dirinya secara alamiah.

Pernahkah kalian mencoba melihat Dhamma Terluhur ? Atau kalian semua puas duduk membuta dengan mata tertutup mulut menganga, membuat keributan seperti binatang ( menggonggong ) pada Dhamma nan murni ? Mengapa tidak menggonggong saja pada tumpukan kotoran yang tergantung di sekitar leher kalian ? Pikirkanlah ! Tumpukan kotoran itu adalah kumpulan daripada api.(*7) Keserakahan, kemarahan, dan delusi (waham) memproduksi api pada tumpukan kotoran itu. Hati semua orang di polusi oleh barang barang ini. Mengapa kalian tidak melihat ? Apa gunanya mengkritik Dhamma nan Agung ? Sang Buddha telah jauh melampaui kita. Jika Acharn Maha Boowa tidak setia pada ajaran sang Buddha, berarti semua Savaka arahat juga tidak setia pada ajaran Sang Budha. Kenyataannya, Arahat arahat yg mulia itu selalu yang terunggul. Sejak kapan tumpukan kotoran menjadi bajik ? Apa haknya untuk membual dan berlagak, mengkritik postur ini atau memuji yg lain , setuju dan tidak setuju pada tindak tanduk seorang Arahat ? Itu hanyalah tumpukan kotoran ! Kalian mengerti ?
Tidakkah kalian sadari bahwa hati kalian penuh dengan kotoran ini dan kekotoran ? Apakah kalian bangga dengan semua itu ? Kebanggaan yang menyesatkan hanya akan menyeret kebawah semakin jauh kebawah. Jika kalian salah menafsirkan bahaya dari kebanggaan yg menyesatkan (memalukan) itu , kalian bertentangan dengan Dhamma. Bertentangan dengan Dhamma sama halnya membacok batu dengan pisau. Apa yang akan terjadi bila pisau membacok batu ? Jika kalian menyetir mobil ke tepi gunung siapa yang celaka ? Pikirkanlah ! Sekumpulan kotoran yang terluka. Individu individu luar biasa (agung luhur) telah jauh melampaui alam semesta .Kerusakan apa lagi yang bisa menimpa mereka ? . Sebagai seorang buddhis, kalian seharusnya menyimpannya dalam hati sebagai pedoman umum : jangan gunakan kotoran anda untuk merendahkan orang lain, sehingga menjadi proses merusak diri kalian sendiri . Tidak ada manfaat yang bisa diraih. Mahluk agung yang telah saya bicarakan , dari mana datangnya ? Hal ini sudah saya tunjukkan kepada setiap orang pada saat ini di Thailand untuk melihat. Apakah saya sekarang adalah orang yang paling sundal ( kriminal) di seluruh negri ? Lihat dan pikirkan sendiri !
Jika kalian menolak alasan prinsipil , lalu apa yang bisa kalian terima ? Apa yang orang cari kini ? Saya mencari sampai saya hampir mati untuk menemukan Dhamma nan agung yang kini saya ajarkan kepada murid murid saya dengan hati penuh cinta dan kasih. Saya tidak membual atau berlagak tentang diri saya. Darimana datangnya bualan itu ? Bualan, gosip keji - semuanya saling menambah muatan. Apa lagi yang mungkin bisa ditambahkan pada Dhamma yang telah Sempurna ? Bila sesuatu masih perlu ekstra , bagaimana bisa di sebut “ Sempurna “ ? Ingat akan hal ini baik baik.

Penganut Buddha Thailand amat bodoh. Begitu saya berkata sesuatu, seluruh negeri ribut menggongong. Sangat disayangkan ! Saya merasa sangat kasihan . Itulah yang Sang Buddha rasakan sewaktu dia berpikir mengapa seluruh dunia ini begitu buta. Air mata mengaliri wajahnya pada waktu itu - baik airmata karena kasih yang sangat besar maupun airmata karena takjub akan kemurnian Dhamma. Melihat betapa butanya manusia di dunia ini , Sang Buddha hilang keberanian sehingga merasa ragu mengajar Dhamma kepada mereka ; Bagaimana bisa orang begitu tidak sadar dengan kotoran yang ada dalam hati mereka ? Sama dengan hari ini. Sewaktu mendengar Dhamma, bukannya senang dapat pelajaran yang berharga kemudian bisa di praktikan, sebagai rasa hormat kepada sang guru, malah mereka mengkritik nya sehingga mencelakai diri mereka sendiri. Mengapa mereka tidak berpikir bahwa melakukan (praktik ajaran ) itu bisa meningkatkan kesejahteraan mereka - sebagai suatu perubahan ?. Dengan alasan ini , saya katakan bahwa umat buddhis Thai sangat bodoh.
Âcariya Maha Boowa tidak pernah terpengaruh. Biarkan seluruh dunia menggonggong sesukanya, saya tetap mengutarakan pikiran saya dan tetap tak terpengaruh. Sifat Murni Dhamma (Visuddhi Dhamma) tidak terpengaruh oleh apapun yang ada di dunia ini. Mereka yang terpengaruh dengan kelakuan salah harus hidup dengan kelakuan salah itu. Mereka yang terpengaruh dengan kehilangan harus hidup dalam kehilangan ; mereka yang terpengaruh dengan perolehan keuntungan hidup dengan perolehan untung.
Bilamana kebajikan memimpin seseorang maka orang akan memimpin rumahnya dengan bajik pula. Dikatakan, seseorang terlahir sesuai dengan kamma baiknya. Dilain pihak, bila berbuat salah, mempengaruhi orang lain, lalu kemudian orang itu hidup dengan api menyala di dalam hatinya . Itukah yang kalian inginkan ?
Ajaran Sang Buddha selalu relevan, seperti yang beliau sabdakan (Dhammapada 146) :
Kho nu hâso kimâ ânando
Niccam pajjalite sati
Andhakâarena onaddha
Padî pam na gavessatha
“Mengapa bersuka ria dan bergembira manakala dunia sedang membara terus (terbakar dan dicengkeram oleh kegelapan) . Terliputi oleh kegelapan yang pekat seperti ini , mengapa engkau tak juga mencari penerangan ? Mengapa kalian tidak mencari perlindungan yang dapat kalian andalkan ? Dengarkan lah ! Dhamma yang saya ajarkan sama Kho nu hâso ....... Kegilaan apa mencengkeram kalian semua ? ! Kalian mengikuti jejak pemabuk pemabuk seperti yang Sang Buddha sabdakan : Kho nu hâso ........ Mereka hanyalah sekumpulan pemabuk, bukan orang terhormat seperti yang Buddha maksudkan. Cerita ini tertuang dalam kitab suci (Dhammapada - jara vagga 146) : Sang Budha versus sekumpulan pemabuk. Bayangkan perbedaan diantara mereka . Kemudian,setelah mendapat teguran dari Sang Buddha mereka masih tidak sadar akan kesalahan mereka.

Air mata yang saya linangkan ini membawa pesan yang sama. Mengapa kalian masih tetap tidak sadar akan kesalahan kalian sendiri ? Apa kah kalian lebih lambat mengerti daripada pemabuk pemabuk itu ? Jika ingin mencegah kehancuran ini kalian harus bertanya pada diri anda sendiri pertanyaan pertanyaan ini .(*8 & 10 )
Saya mencoba sebisa saya untuk menolong masyarakat. Dalam hati saya tidak ada rasa berani dan takut, tidak ada untung atau rugi , menang atau kalah. Tujuan saya membimbing kalian semata mata karena cinta kasih. Saya mengorbankan segalanya untuk mencapai Dhamma tertinggi seperti yang kini saya ajarkan kepada kalian . Pengorbanan itu bukan untuk mendapatkan sesuatu yang jahat. Saya hampir menyerahkan hidup saya dalam pencarian Dhamma ini, telah melewati ambang kematian sebelum akhirnya saya mengumumkan keseluruh dunia tentang Dhamma yang telah saya capai. Mengapa tidak ada yang bisa menerima ? Apa yang terjadi dengan Thailand kini ? - Itu yang ingin saya ketahui.
Semakin seseorang merasa dirinya penting , semakin sombong dan sok jago dia jadinya, sampai sampai mereka merasa lebih pandai dari Sang Buddha , guru yang Maha Agung . Tidakkah Thailand merasakan situasi kini semakin lama semakin buruk ? Betapa bodohnya manusia. ! Tidak ada yang memperhatikan Dhamma lagi. Siapa tahu, orang akan berhenti berkunjung ke vihara. Saksikan reaksi mereka terhadap ceramah yang saya katakan pada hari itu. Mereka mengejek dan mengomentari saya dengan pernyataan sarkatis . Hal ini jelas terjadi karena kilesa begitu berkuasa. Ketika mereka melihat saya menangis waktu itu (*9), mereka memperlakukan saya dengan marah dan jijik. Tetapi saya tetap tidak tergoyahkan (bergeming) . Biarkan semua keluarga di negeri ini mengkritik saya, saya tidak akan bertengkar dengan siapapun. Saya mengajar orang karena rasa cinta kasih yang murni . Mengapa mereka tidak dapat menerima ? Apakah orang Thai benar benar bodoh ?
Apakah Dhamma Sang Buddha telah punah di dunia ? Apakah Sang Buddha dan Dhamma tidak mempunyai Supremasi lagi ? Semua praktisi --- yang telah menyadari Kebenaran dengan mengikuti ajaran Sang Buddha --- dianggap pembohong dan musuh manusia ? Apa yang terjadi dengan penganut agama Buddha di Thailand ? Apakah mereka manusia beradab , atau mereka sekumpulan anjing anjing ? Itulah perlakuan yang saya terima.

Tetapi, saya tidak marah kepada siapapun . Nada tinggi dari pernyataan saya berasal dari kekuatan Dhamma. Dhamma tidak tergoyahkan . Tidak merasa marah atau benci kepada siapapun. Bagaimanapun juga , Dhamma selalu mengekspresikan diri dengan penuh kekuatan. Sama juga dengan kilesa : mereka cenderung mengekspresikan diri mereka dengan penuh kekuatan . Perbedaannya, ekspresi kilesa menyebabkan kerusakan mengerikan pada dunia, sedangkan ekspresi Kekuatan Dhamma seperti air mendinginkan api dunia.
Apa kalian pikir saya bicara dengan penuh kemarahan ? Darimana datangnya kemarahan ? Kemarahan datang dari kilesa. . Bagi mereka yang telah bebas seutuhnya dari kilesa, coba sekehendak kalian , kalian tidak akan bisa membuatnya marah. Sama sekali tidak ada kemarahan yg ter tinggal dalam hatinya. Bila masih ada sedikit saja kemarahan yang tinggal disana, dia tidak dapat disebut dengan Arahat. yang bebas dari kilesa. Karena marah, serakah dan waham (pandangan salah) semuanya adalah kilesa.. Kalian mengerti ? Selidiki hal ini baik baik dan kalian lihat sendiri.
Fisik tubuh merupakan realita umum dan akan terus begitu. Karena ia tetap langsung berhubungan dengan sifat alami citta, maka ia tetap tersangkut dan terpengaruh tentunya. Ini semua alami. Apakah saya salah ? Siapa disini yang meng klaim lebih superior / hebat sehingga mereka dapat melawan Dhamma Sang Buddha ? Coba maju kedepan, dengarkan bualan kalian !
Mari dengar kalian berkata : “ Âcariya Maha Boowa adalah bhikkhu yang sangat bodoh.” Saya mau mendengar dari kalian semua orang pandai .Maka tampillah dari lubang kakus (toilet) kalian dan coba berbual tentang pencapaian kalian dalam Dhamma. Saya benar benar ingin melihat sesuatu yang asli tampil, tetapi saya tidak melihat satupun. Apa yang saya lihat adalah orang malas yang penuh keserakahaan , kemarahan, dan pandangan salah. Apa hebatnya itu semua ? Tetap saja, mereka terus maju dengan bualan heboh mereka . Tidak ada habisnya kegilaan mereka.





Note: semoga bacanya ngak sakit mata,karena puanjanngnya.

Alasan mengenai keraguan,Mengapa seorang Arahat menangis?







112
Diskusi Umum / Mengetahui Arahat(Tanya jawab)
« on: 06 January 2008, 10:25:33 AM »
After almost three months of Shin Kavi becoming a SāmaÓera (Novice), one Yay-lai Sayadaw of Meik-hti-lar town had a dream. In it, he saw two white elephants entered his monastery. Not long afterwards, he was told by U Pyo Tha of Myingyan town and U Ba San, a clerk who work at the Steel Brother’s company, that there had appeared two Arahantas at Maung-Yin-Paw ravine near Sun Lun village and that they were illiterate SāmaÓeras (Novices). The Yay-lai Sayadaw said that Ariyā must know Conventional Truth as against Ultimate Truth and also about the Laws of Nature. He wished to test them and so sent for them.

On arrival at the Yay-lai  monastery at Meik-hti-lar town, Shin Kavi and Shin Vijaya were questioned by the Yay-lai Sayadaw, who was convinced that Shin Kavi had accomplished his Task as Bhikkhu (i.e, become an Arahanta). He then entered into a discussion on Dhamma with the SāmaÓera (Novice), the gist of which now follows:-

                                         

 

Questions asked by the Yay-lai Sayadaw and Shin Kavi’s answeres.

 

(Q). Who is the builder of the house in the three spheres of existence?

(A). Craving (TaÓhā) is the builder, Venerable sir.

 

(Q). What is the seed-germ in the volitional activities (Sa~khāra) of the three spheres?

(A). It is Ignorance (Avijjā) which is the seed-germ, Venerable sir.

 

(Q). Is it on account of merit or demerit that human existence is brought about?

(A). It is on account of merit and demerit, Venerable sir.

 

(Q). Would you call merit happiness or suffering?

(A). Merit is said to be happiness; in fact it is suffering.

 

(Q). Are there Human happiness and DevÈ happiness?

(A). There are Human happiness and DevÈ happiness in the world of conditioned things. In the

       Ultimate sense there is no such thing.

 

(Q). Are there individuals that suffer in the Niraya realms. Are there individuals that enjoy

       pleasures in DevÈ realms?

(A). No, Venerable sir.

 

 

 

(Q). There are in the world, two types or categories, those that enjoy pleasure and those that

       suffer pain. Which category would you call is truly in existence?

(A). Both of them are truly in existence, Venerable sir.

 

(Q). How would you call them?

(A). They are called Mentality (Nāma) and Corporeality (R|pa).

 

(Q). Are there in the world, the killer and the killed?

(A. Yes, there are, Venerable sir.

 

(Q). In What way do you say so?

(A). They mean Mentality (Nāma) and Corporeality (R|pa).

 

(Q). Is it correct to say that one who kills another falls to Niraya?

(A). It is correct, Venerable sir.

 

(Q). If so in what sense do you say so?

(A). It is Mentality and Corporeality that send one to Niraya. It is again Mentality and

       Corporeality that prevent one from falling to Niraya, and that send one up to Nibbāna.

 

(Q). There is the belief that (in the world) there is the killer and the killed.There is another

       belief that there is no killer and none that is killed. Which of these two views are the

       correct view, and which the evil view?

(A). Apart from Corporeality and Mentality, both those views are to be called evil views, 

       Venerable sir.

 

(Q). When is a view, right-view?

(A). When one holds that Corporeality (R|pa) and Mentality (Nāma) do exit in reality, it

       becomes right-view, Venerable sir.

 

(Q). Could one who does not comprehend Ultimate Reality fulfill the ten Perfections

       (Pāramīs)?

(A). No, Venerable sir.

 

(Q). Of the two truth, the Conventional Truth and Ultimate Truth, can one who only knows

       Conventional Truth realize the Magga ©ÈÓa.

(A). No, Venerable Sir.

 

(Q). Which would you call is the truth, Conventional Truth or Ultimate Reality.

(A). Only Ultimate Reality can be called the truth.

 

(Q). Of the two views, the evil view and the correct view, when does a view become the right-

       view?

(A). A view becomes right view when begins to be free from mistaken belief (Diţţhi) and

       doubt or vacillation (Vicikicchā).

 

The Yay-lai Sayadaw was satisfied with SāmaÓera U Kavi’s answer and said to him. “Very good indeed! U Kavi, knowledge of reality of this nature is very profound. From now on, we wish to practice your method. Would you kindly stay here in our monastery for about one rains-retreat period (VāsÈ) so that you may teach the Dhamma to our lay supporters so that they would be saved from falling to the miserable states of Apāya.”

“Very well, Venerable Sir,” replied U Kavi, “just now, I am looking for someone to give me guidance. So your invitation is very welcome.”

 

 
Note: ShinKavi/ Myingyan Sayadaw/Sunlun Sayadaw adalah kalau tidak salah satu angkatan dengan Mahasi Sayadaw tetapi sudah Almarhum.Tanya jawab ini merupakan konfirmasi apakah seorang telah mencapai Arahat atau tidak, tentunya masih ada kriteria lainnya yg mungkin kita belum tahu.

http://www.sunlun-meditation.com.mm/Content_6.htm

Smoga bermanfaat _/\_
 



113
Studi Sutta/Sutra / Tanya arti bahasa pali-Indonesia-Inggris
« on: 06 January 2008, 09:47:29 AM »
Ada yg bisa bantu, istilah2 pali dalam bahasa inggrisnya atau sebaliknya?

3 Spheres of existence ,bahasa palinya apa?

Niraya, bahasa Indonesia dan Inggrisnya apa?

Thanks sebelumnya

 _/\_

114
Meditasi / Beda Samatha dan Vipasana
« on: 05 January 2008, 10:24:10 AM »
S A M A T H A  B H A V A N A

Menuju      : K e t e n a n g a n
Objek      : 40 Objek Meditasi
Pelaksanaan   : Memegang objek dengan kuat terus menerus
Rintangan   : Paliboda dan Nivarana
Pencapaian   : Jhana-jhana (ada 8 jhana) – Kekuatan konsentrasi pikiran
Jhana Pertama dengan faktor   : Vitakka, Vicara, Piti, Sukha, Ekaggatha      Jhana Pertama
Jhana Kedua dengan faktor   : -------------------  Piti, Sukha, Ekaggatha   
Jhana Ketiga dengan faktor   : ------------------------- Sukha, Ekaggatha
Jhana Keempat dengan faktor   : ---------------------------------  Ekaggatha
Jhana Kelima dengan faktor   : Akasanancayatana
Jhana Keenam dengan faktor   : Vinyanancayatana
Jhana Ketujuh dengan faktor   : Akincanyayatana
Jhana Kedelapan dengan faktor   : Nevasanyanasanyayatana (Kadang-kadang disebut juga Jhana ke-9)
Sang Buddha dari Jhana ke-8 atau ke-9 beliau turun kembali ke Jhana Pertama, dan dari sana beliau mulai melakukan Vipassana Bhavana lalu mencapai Nibbana.

Dari Jhana keempat orang dapat mengembangkan Abhinya (Kekuatan batin), ada 6 macam :
1.   Iddhividhanyana : Kekuatan gaib atau kesaktian, yaitu:
a.   Adhitthana_iddhi (dapat menggandakan diri)
b.   Nikubbana_iddhi (dapat merubah diri)
c.   Manomaya_iddhi (dapat mencipta sesuatu)
d.   Nyanavipphara_iddhi (dapat menembus ajaran)
e.   Samadhivipphara_iddhi (dapat menembus dinding, pagar, gunung, masuk ke bumi, berjalan diatas air, terbang, melawan api, menyentuh bulan / matahari, masuk ke alam Brahma)
2.   Dibbasotanyana (telinga dewa)
3.   Dibbacakkhunyana (mata dewa)
4.   Cetopariyanyana (membaca pikiran orang)
5.   Pubbenivasasanussatinyana (mengingat kelahiran yang lain)
6.   Asavakkhayanyana {ini adalah lokuttara abhinya hasil dari Vipassana}

Faktor Jhana:    Vitakka = penompang pikiran ; Vicara = gema pikiran ; Piti = kegiuran ;
Sukha = kebahagiaan ; Ekaggata = pikiran terpusat ; Upekkha = keseimbangan
Paliboda        :    Asava (tempat tinggal), Kula (anak buah), Labha (rejeki), Gana (murid-murid + teman-teman), Kamma (pekerjaan), Addhana (perjalanan), Nati (keluarga), Abadha (penyakit), Gontha (pelajaran) , Iddhi (kekuatan gaib).
Nivarana        :    Kamachanda (nafsu-nafsu keinginan), Byapada (kemauan jahat), Thinamida (kemalasan dan kelelahan), Uddacca_kukkucca (gelisah dan cemas), Vicikicca (keragu-raguan).


V I P A S S A N A  B H A V A N A

Menuju      : P a n d a n g a n  T e r a n g
Objek      : Jasmani, Perasaan, Pikiran, Bentuk-bentuk ingatan (dhamma)
Pelaksanaan   : Menyadari proses-proses kehidupan dan melepaskannya
Rintangan   : Paliboda, Nivarana dan Vipassana Kilesa (Kekotoran Vipassana)
Pencapaian   : Nyana-nyana (16) = pengetahuan mengenai proses-proses kehidupan :

1.   Nama_Rupa Pariccheda Nyana (pengetahuan membedakan jasmani dan batin)
2.   Paccaya Pariggaha Nyana (pengetahuan mengenai sebab dan akibat)
3.   Sammasana Nyana (pengetahuan mengenai tiga corak umum)
4.   Udayabbaya Nyana (pengetahuan mengenai timbul dan lenyapnya proses-proses)
5.   Bhanga Nyana (pengetahuan mengenai peleburan)
6.   Bhaya Nyana (pengetahuan mengenai ketakutan)
7.   Adinava Nyana (pengetahuan mengenai kabur dan membosankan)
8.   Nibbida Nyana (pengetahuan mengenai kejenuhan dan kejelekan)
9.   Muncitukamyata Nyana (pengetahuan mengenai tegang, gelisah dan putus  asa)
10.   Patisankha Nyana (pengetahuan mengenai perasaan seperti tersiksa, ingin berhenti)
11.   Sankharupekkha Nyana (pengetahuan mengenai keseimbangan)
12.   Anuloma Nyana (pengetahuan mengenai Tilakkhana makin jelas)
13.   Gotrabhu Nyana (pengetahuan mengenai diam, tenang, damai)
14.   Magga Nyana (pengetahuan mengenai jalan)
15.   Phala Nyana (pengetahuan mengenai Hasil / Pahala)
16.   Paccavekkhana Nyana (pengetahuan mengenai pertimbangan / perenungan kembali)



Asavakkhayanyana (pengetahuan penghancuran noda-noda batin) -->   ke N I B B A N A

Vipassana Kilesa biasanya timbul pada Nyana ke-3 dan ke-4.
10 Vipassana Kilesa : Obhasa (sinar), Piti (kegiuran), Passadi (tenang), Sukha (kebahagiaan), Saddha (keyakinan), Paggaha (terlalu semangat), Upatthana (ingatan yang tajam), Nyana (ilmu pengetahuan), Upekkha (keseimbangan), Nikhanti (kepuasan)


 _/\_

      
      
      
   

 


115
Diskusi Umum / Arahat jaman sekarang
« on: 03 January 2008, 02:20:32 PM »
Ada informasi2 mengenai Bhikkhu2 yg sudah mencapai Arahat,anagami di jaman sekarang ini dan masih hidup?Kalo ada minta infonya dong...

116
Diskusi Umum / BIJAKSANA?
« on: 28 December 2007, 07:12:28 PM »
1. Apa arti kebijaksanaan?

2. Ciri Khas kebijaksanaan?

3. Bagaimana proses terjadinya kebijaksanaan?

4. Siapa yg menilai seseorang yg bijaksana atau tidaknya?


Mari direnungkan dan dijawab ya...

 _/\_



117
Diskusi Umum / Takdir dan Nasib
« on: 25 December 2007, 01:26:00 PM »
Ada yg tau arti Takdir dan Nasib, apakah ada perbedaan arti dari dua kata tersebut?
saya minta bantuan teman2 disini untuk membahasnya, saya masih melihatnya samar2 :)

Apakah takdir bisa dilawan atau nasib yg bisa dilawan?, bisa berikan contohnya? kalau ada penjelasan dari Sutta2(akan sangat membantu saya).

 _/\_

118
Meditasi / Kasina
« on: 12 December 2007, 07:52:28 PM »
Bro hengki tolong diposting penjelasan anda mengenai kasina

119
Perkenalan / salam kenal semuanya ya..
« on: 10 December 2007, 05:56:44 PM »
hallo teman2 semuanya, salam kenal ya...... saya bond. _/\_



Best metta

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8]
anything