,
Sy baru saja merampungkan perjalanan sy ke beberapa daerah di Jawa Timur...,
untuk memberikan beberapa pelatihan managerial dan outbond.
Di sela waktu, sy menyempatkan untuk mengunjungi beberapa vihara di kota2 yg sy kunjungi.
Di sana sy dapat realita perkembangan buddha dhamma di daerah
Yg akan sy share berikut ini....
Di Mojokerto,
Disana ada 2 vihara ...,
Saling bersaing rebutan umat....
Guru agama di sekolah jadi 'kartu truf'
Kalo yg jadi guru agama dari vihara yg satu...,
maka umat dan anak umat dari vihara yang lain...,
nilai agama diberi jelek..., bahkan nilai prakteknya dikasih merah karena dianggap ga pernah ke vihara....
Di Jombang dan Madiun,
Salah satu vihara yang cukup berkembang...,
didepak dari kelenteng (TITD) tempatnya berbagi tempat....,
Muda-mudi yang ada pada serabutan pindah ke ajaran tetangga
(please jangan salahkan mereka kalo mereka kurang saddha, tp memang mereka blom py kesempatan karma baik untuk mendapatkan ajaran dhamma dengan semestinya...)
Di Jember,
Ada satu vihara (yg jg ndompleng di TITD),
yg waisakan juga baru 2 hari yang lalu
Di kota ini, langka sekali menemukan pemuda yang (bener2) buddhist...
Pendidikan agama di sekolah juga kaga beres...
Rata-rata mereka mengaku sebagai Kong Hu Cu (isme)
dan banyak lagi...
Yok diskusi secara bener2 membumi.....,
Lepas dari berbagai belenggu dan kacamata...,
bahkan belenggu dari pengetahuan dhamma sendiri tanpa semangat praktek
apa yang harus kita mulai...,
biar ntar minimal anak-anak sy dan anak2 kita masih tetap bisa belajar buddha dhamma....
dan sy juga jadi sadar bener2 ttg apa yg dikatakan bhante yg pernah berkunjung ke kota sy,
jadi bhante sekarang bener2 ga punya waktu lagi untuk hal2 seperti ini, yg sebenarnya urgent sekali.
Mereka banyak harus (melayani) umat untuk upacara kematian, pimpin kebaktian, dll, sehingga kesempatan untuk melatih diri sendiri dan yg lain akan buddha dhamma jadi makin sedikit.....
apa ya yg bisa kita semua bantu?