berikut bukanlah ungkapan saya, namun merupakan salah satu aktifis aktif di organisasi buddhism yang menurut saya, dia adalah seorang freedom thinkers.. yang mungkin sangat menjunjung tinggi persamaan derajat.. mari kita godok topik ini, agar yang tidak mengetahui menjadi mengetahui, yang mengetahui makin mengetahui, agar buddhism menjadi lebih jelas dan lebih terlihat sebagai apa adanya..
--- pernyataan :
Namo BUddhaya,
Menurut pemahaman saya mengenai Mahayana
dalam Mahayana ada banyak jalan utk mencapai Nibbana, ada dengan jalan Bodhisatva (PuShaTao), jalan Zen (pengembangan ke Dhyana-Meditasi), Kstigarbha (TizangFamen), JingTuFamen (lebih ke menyebut nama BUddha Amitabha-dikembangkan dulunya oleh seorang bikkhu senior taiwan utk orang2 tua, yg tidak ngerti tulisan), dan masih ada banyak lagi
(dikatakan dalam kitab suci Surangama SUtta dan sutra lainnya ada 84.000 jalan)Salah satunya adalah dgn jalan Arahat yang merupakan jalan pelatihan diri di Theravada dgn melatih sila, samadhi, panna.
Kemudian, utk yg sukhavati,
memang tidak ada catatan di Kitab Suci Tipitaka Kanon Pali, namun Sukhavati tercatat di Kitab Suci Tri Pitaka Sansekerta, dimana dijelaskan bahwa alam tersebut adalah alam dari tekad mulia Buddha Amita (Dhyani Buddha), yang ingin menolong semua makhluk yang menderita, agar mereka yang terlahir di alamnya, dapat terus belajar dgn Bodhisatva Avalokitesvara dan Mahastampara hingga mencapai kebebasan sejati, yaitu Nibbana.
Dan dulunya penjelasan dari biksu mahayana, sukhavati tidak dpt dikatakan surga, namun merupakan “alam” dimana tidak ada tumimbal lahir lagi, merupakan alam bentuk dari tekad mulia amitofo.
Lalu apakah itu benar? Sabda Buddha yg tercatat dalam kitab suci sansekerta. Lalu ada juga kesaksian-kesaksian mengenai itu. Namun, yg penting Dharma itu hanya satu, tidak mendua, bagai samudra yang satu rasa.
hhe, pndapatku aja..
---- balasan:
thanks bgt atas penjelasanny, so kesimpulanny klo theravada, menjadi arahat dah berarti nibanna, tp klo mahayana yg "jing tu" yg bertekad terlahir di alam sukhavati di sana kt di retain & train dl ampe mencapai nibanna kan?
secara teori n klasifikasi sih dah ngerti, tp yg aneh klo dah di lihat di dunia ini, knp ada theravada yg ngk mengakui alam sukhavati padahal yg mahayana "jing tu" sgt bertekad mau terlahir dialam sukhavati (tujuan akhir mrk).
lbh aneh lg, ada yg menjelaskan di mahayana "jing tu" itu mau terlahir dialam sukhavati seperti membalikan telapak tangan, cukup tekad dan keyakinan yg kuat dah bs terlahir dialam sana.
menurut saya, mau "liaw shen se" tetap bukan hal yg gampang, ada satu hal lag selain keyakinan dan tekad yaitu kuat melatih diri (yg ujung2ny kembali ke meditasi) mengumpulkan karma baek disetiap kehidupan2 berikutnya. buddha gautama aja berkali2 lahir baru bs mencapai kebuddhaan.
pertanyaan saya, apakah "jing tu" itu bs dalam 1 kehidupan ini, yg penting kita kuat melatih diri setiap hari ditambah tekad serta latih diri bs terlahir di alam sukhavati, krn klo dilihat dr perjalananny ke nibanna, "jing tu" lewat alam sukhavati dl, tetap hrs melatih diri dl disana,so hrsny ngk seberat arahat ya? heheh.. ada yg blg sih level anagami dah bs k alam sukhavati ya?
mohon pencerahannya
thanks be4
seolah2 gini bro, klo saya mandang ke theravada, sprtny saya msh lama bgt bs terbebas, tp klo mandang ke mahayana, sprtnya msh ada harapan, utk terlahir dl di alam sukhavati, kan sepertiny dah sama aja, sama2 ngk bertumimbal lahir, cmn klo theravada lgsg nibanna, mahayana "jing tu" tidak tumimbal lahir n melatih diri dl di alam khusus, berarti klo dipkir2 bukanny tawaran mahayana lebih menarik ya? (maaf klo bahasany terlalu aneh,heheh)
--- reply dari yang menyatakan
Oh ya mengenai Jingtu Famen yg selalu mengulangi nama Buddha, sama halnya dengan praktik Samadhi (Perenungan sifat luhur Buddha), jadi digampangkan utk praktik samadhi obyek buddhanusati-nya. (anusati samadhi).
Ketika seseorang mengucapkan nama Buddha, sebenarnya tidaklah gampang, harus dengan berusaha fokus (mengatasi nivarana-gangguan2 batin) dan juga dengan Saddha (keyakinan). Ketika membaca nama Buddha, bukan hanya mulut yang baca, namun dari pancaindera harus turut mendukung, pikiran harus tetap terjaga.
Jadi Samadhi nya, dengan 3 prinsip: XIN (Keyakinan), YUAN (tekad), XING (perbuatan).
Kalau tdk salah dalam Amitabha Sutra sering2 kita baca ada "ruo yi ri, ruo 2 ri, ruo 3ri,....YI SIN BU LUAN", nah inilah yang dikatakan kesamaannya mengulangi nama Buddha seharusnya "tidak tergoyahkan", yg mengandung arti tidak tergoyah oleh nafsu-nafsu indriawi dan lainnya, baik dalam perbuatan, ucapan dan tindakan.
Melalui praktik Samadhi membaca nama Buddha yg dilandaskan atas XIN, YUAN, XING, maka akan mendukung Jie (sila) dan timbul kebijaksanaan (Hui). Lengkaplah Jingtu Famen mempraktekkan Jie (sila), Ding(Samadhi), Hui (panna) yg juga merupakan 8jalan utama. Hhe.
Dan perlu diketahui Jingtu Famen berkembang dari daratan cina karena kebanyakan orang Cina pd waktu itu tidak sekolah, dan sangat melekat pada praktik tradisi (lebih devosi kepada yg maha…maha…dewa…, suruh meditasi mana mau, Shingga jingtu famen ini yang menjadi jawaban utk mendekatkan agama Buddha ke penduduk setempat yg melekat pd tradisi, dgn membaca nama Buddha amitabha (cahaya tanpa batas), melalui ini dapat pelan2 memberikan pandangan yg benar kpd umat stempat.
Mengenai yg anagami lahir Alam sukhavati, itu tidak benar, karena tidak ada istilah tersebut. Anagami dpt dikatakan buah dari tingkat kesucian jadi tidak benar dpt terlahir di sukhavati.
Anagami akan terlahir sekali lagi dan mencapai nibbana (kalau gk salah alam kehidupan diatas dewa ada yg utk anagami) ^^lupa
Dan yg Mahayana Jingtu sering mengatakan dengan baca amitabha, akan terbebas cepat lahir di sukhavati, dan memandang rendah aliran lain itu pun akan menjadi hambatan dalam pengembangan spiritual karena itulah kemelekatan.
Lalu utk yg bodhisatva avalokitesvara, dan laiinya jangan mempermasalahkan ada atau tidak, jangan mencari keluar.
Lihat ke dalam, jika kita memiliki karuna yang baik, maka avalokitesvara itulah kita, jika memiliki sifat cinta kasih yang baik, maka metteya itulah kita, sama halnya dgn kstigarbha yg merupakan ringkasan dari bodhisatva yg bhakti.
makanya di wihara2 mahayana suka memanggil umatnya (sexiong-sejie) dengan Pu Sha (bodhisatva).
----- reply dari penanya
thanks bgt pak, ini krn pengen lebih paham dhamma ttg alam sukhavati, karena saya menjadi bingung dan tak terarah oleh karena kurangny pemahaman tentang mahayana n theravada, sebagai umat buddha, praktek dhamma tetap harus slalu sadar dijalankan.
---
so apakah cara2 yg ada itu blh di umpamakan jurusan yg kt pilih yg tujuan akhirny tetap satu yaitu nibanna, so milih jing tu or theravada itu sbnrny sama aja ya bro?
---- reply dari yang menyatakan
he, iya.
---------------
mohon memberikan sharing opini masing2, agar dhamma menjadi jelas, dan indah.. karena kawan yang satu ini juga memberikan puisi yang sangat memberkas indah didalam diriku yaitu
"Dharma itu hanya satu, tidak mendua, bagai samudra yang satu rasa."suvathi hotu... nibbanassa paccayo hotu...