//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka  (Read 76518 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #90 on: 12 April 2011, 11:38:37 AM »
Kalaupun saya tidak dapat 6 juta, kayaknya Kainyn bisa dapat nih..... :D
Sudah saya siapkan nih nomor rekeningnya >:D


Spoiler: ShowHide
BCA No. Rek: 001-303-8888 a/n Kegiatan Sosial PEDULI KASIH Indosiar



Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #91 on: 12 April 2011, 11:39:22 AM »
i knew it :|
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #92 on: 12 April 2011, 11:40:22 AM »
Sudah saya siapkan nih nomor rekeningnya >:D


Spoiler: ShowHide
BCA No. Rek: 001-303-8888 a/n Kegiatan Sosial PEDULI KASIH Indosiar




Benar-benar mulia nih tujuannya. Padahal kalau saya dapat, mau bikin party. hehe...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #93 on: 12 April 2011, 11:43:08 AM »
Yang tertulis di sini, dengan membunuh (orang tua, raja, dsb), "anīgho yāti brāhmaṇo" (brahmana mengembara tanpa kebingungan). "Anigha" adalah tujuan dari berlatih, yaitu terhentinya dukkha. Jadi memang 'membunuh' di sini dianjurkan kok.

sayembaranya secara fisik nih :
"Barang siapa yang bisa menemukan pernyataan dalam Tipitaka yang membenarkan/menyetujui perbuatan yang dengan sengaja melukai mahluk lain atau membunuh mahluk lain secara fisik" akan diberi hadiah.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #94 on: 12 April 2011, 11:43:36 AM »
Benar-benar mulia nih tujuannya. Padahal kalau saya dapat, mau bikin party. hehe...
"Party" juga kok, 'kan atas nama Fabian C. & makhluk2 DC, jadi beramai-ramai. ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #95 on: 12 April 2011, 11:46:08 AM »
sayembaranya secara fisik nih :
"Barang siapa yang bisa menemukan pernyataan dalam Tipitaka yang membenarkan/menyetujui perbuatan yang dengan sengaja melukai mahluk lain atau membunuh mahluk lain secara fisik" akan diberi hadiah.
Kalau membunuh yah pasti secara fisiklah. Kalau melukai secara mental itu membuat orang stress sampai sakit jiwa, atau pakai gas halusinasi si Scarecrow di film Batman.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #96 on: 12 April 2011, 11:49:55 AM »
kalau mengancam kepala jadi tujuh bagian termasuk gak nih, ada khan suttanya buddha mengancam kepala pecah jadi tujuh di Ambaṭṭha Sutta ;
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_3:_Ambattha_Sutta_(Walshe)

Nggak ah bro... Sang Buddha nggak nyuruh dewanya begitu... cuma mengingatkan, dan itu juga nggak terjadi kan...?

Dalam Atthakata juga ada diceritakan seorang petapa keras kepala menyumpahi petapa Narada (Bodhisatta kita) lalu Bodhisatta balik mengutuk, tapi kemudian ia mencegah terjadinya pecah kepala, hingga harus menahan sinar matahari tiga hari tiga malam....

Jadi dari narasi atthakata kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, kemungkinan Sang Buddha tak akan membiarkan seseorang pecah kepalanya di hadapan Beliau.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #97 on: 12 April 2011, 11:52:56 AM »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #98 on: 12 April 2011, 11:57:44 AM »
Ini teman-teman dasar pade muke hadiah... hehehe... tujuannya kan untuk umum... Warga DC diminta untuk nambah hadiah bukannya ngambil hadiah hehehe.....
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #99 on: 12 April 2011, 11:59:32 AM »
[Memanfaatkan kelemahan definisi TS]

Dari Tipitaka, Kuddhakanikaya, Dhammapada 294 & 295:

Mātaraṃ pitaraṃ hantvā, rājāno dve ca khattiye;
Raṭṭhaṃ sānucaraṃ hantvā, anīgho yāti brāhmaṇo.
Membunuh ayah dan ibu, dua raja khattiya;
Menghancurkan kerajaan beserta penduduknya, Brahmana sejati berjalan tak tergoyahkan

Mātaraṃ pitaraṃ hantvā, rājāno dve ca sotthiye;
Veyagghapañcamaṃ hantvā, anīgho yāti brāhmaṇo.
Membunuh ayah dan ibu, dua raja makmur;
Membunuh harimau, Brahmana sejati berjalan tak tergoyahkan

Ditunggu hadiahnya.

IMO, jika terjemahannya seperti itu maka di sini saya tidak menemukan unsur pembenaran maupun penolakan. Dan layaknya syair belum tentu merupakan arti sebenarnya.
Berbeda jika : "bunuhlah ayah ibu maka engkau menjadi Brahmana sejati berjalan tak tergoyahkan"
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #100 on: 12 April 2011, 12:02:05 PM »
Ini teman-teman dasar pade muke hadiah... hehehe... tujuannya kan untuk umum... Warga DC diminta untuk nambah hadiah bukannya ngambil hadiah hehehe.....

iya dong ;D

6 juta dalam beberapa detik ;D

haha..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #101 on: 12 April 2011, 12:11:08 PM »
IMO, jika terjemahannya seperti itu maka di sini saya tidak menemukan unsur pembenaran maupun penolakan. Dan layaknya syair belum tentu merupakan arti sebenarnya.
Berbeda jika : "bunuhlah ayah ibu maka engkau menjadi Brahmana sejati berjalan tak tergoyahkan"
Syair ini adalah metafora, bukan arti sesungguhnya, saya setuju 100%. Tapi mengenai sebab-akibat, memang syair ini sudah jelas. Saya coba ganti:
"Makan nasi, makan kwetiau
makan soto, brahmana kekenyangan"

Sudah tentu artinya brahmana kekenyangan karena makan ini-itu. ;D

Offline ChandraOyuget

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #102 on: 12 April 2011, 12:13:09 PM »
jika syair tidak digabungkan dengan cerita awalnya akan lari artinya  _/\_

Offline ChandraOyuget

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #103 on: 12 April 2011, 12:21:45 PM »
Kisah Bhaddiya Thera, Si Orang Pendek


DHAMMAPADA XXI : 294, 295

Suatu ketika beberapa bhikkhu datang berkunjung dan memberi hormat kepada Sang Buddha di Vihara Jetavana. Ketika mereka bersama Sang Buddha, Lakundaka Bhaddiya kebetulan lewat tidak jauh dari mereka.

Sang Buddha meminta mereka untuk memperhatikan Thera yang pendek itu dan berkata kepada mereka, "Para bhikkhu, lihatlah kepada Thera itu. Ia telah membunuh kedua ayah dan ibunya, dan setelah membunuh orang tuanya ia pergi tanpa penderitaan lagi".

Para bhikkhu tidak dapat mengerti pernyataan yang telah diucapkan oleh Sang Buddha. Karena itu mereka memohon kepada Sang Buddha untuk menjelaskannya dan Beliau berkenan menjelaskan artinya.

Pernyataan di atas dibuat oleh Sang Buddha berkaitan dengan kehidupan arahat, yang telah melenyapkan nafsu keinginan, kesombongan, pandangan salah, dan kemelekatan pada indria dan objek indria. Sang Buddha telah membuat pernyataan metaforis. Istilah "ibu" dan "ayah" digunakan untuk menunjukkan nafsu keinginan dan kesombongan. Kepercayaan/pandangan tentang keabadian (sassataditthi) dan kepercayaan/pandangan tentang pemusnahan (ucchedaditthi) seperti halnya dua raja, kemelekatan seperti para menterinya, dan indria serta objek indria seperti halnya sebuah kerajaan.

Setelah menjelaskan arti pernyataan itu kepada mereka, Sang Buddha membabarkan syair 294 dan 295 berikut ini:


Setelah membantai ibu (nafsu keinginan) dan ayah (kesombongan),
serta dua orang ksatria (dua pandangan ekstrim berkenaan dengan kekekalan dan kemusnahan);
dan setelah menghancurkan negara (pintu-pintu indria)
bersama dengan para menterinya (kemelekatan),
maka seorang brahmana akan berjalan pergi tanpa kesedihan.(294)


Setelah membantai ibu (nafsu keinginan) dan ayah (kesombongan),
serta dua raja yang arif (dua pandangan ekstrim berkenaan dengan kekekalan dan kemusnahan);
dan setelah menghancurkan lima jalan yang penuh bahaya (lima rintangan batin),
maka seorang brahmana akan berjalan pergi tanpa kesedihan.(295)

http://www.w****a.com/forum/kumpulan-sutra-vinaya-buddhist/6495-kisah-kisah-dhammapada-bab-xxi-bunga-rampai-290-291-292-293-294-295-a.html

hehe sebagai member DC.... om Fabian 6 jt nya ditahan dulu ~ _/\_

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #104 on: 12 April 2011, 12:28:18 PM »
Syair ini adalah metafora, bukan arti sesungguhnya, saya setuju 100%. Tapi mengenai sebab-akibat, memang syair ini sudah jelas. Saya coba ganti:
"Makan nasi, makan kwetiau
makan soto, brahmana kekenyangan"

Sudah tentu artinya brahmana kekenyangan karena makan ini-itu. ;D

Benar, Sdr. Kainyn, jika kita mengganti kata-katanya dengan kata-kata yang berhubungan dekat dan jelas yaitu antara makan dan kenyang, persepsi kita dengan cepat menghubungkannya sebagai sebab-akibat.
Tapi dalam syair tersebut tidak demikian. Apa hubungan antara berjalan tak tergoyangkan dengan membunuh? Bahkan kita tidak tahu tak tergoyangkan dalam hal apa, apakah batinnya, apakah badannya. Apakah dengan membunuh pasti badannya tidak bergoyang-goyang saat berjalan?
Jadi tidak ada kejelasan hubungan yang benar-benar jelas dalam syair ini.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -