//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka  (Read 76877 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #75 on: 12 April 2011, 11:07:40 AM »
Kutipan dari mettalanka: "Venerable sir, I will pull it out. If I could not take it out quickly, taking hold of the head with the left hand, would pull it out with the finger of the right hand, even while blood is spilt"

"Bhante, saya akan mengeluarkannya. Jika saya tak dapat mengeluarkannya dengan cepat, dengan memegang kepalanya ditangan kiri, saya akan menariknya dengan jari di tangan kanan, walaupun darah mengucur"

jadi jelas tidak ada kata-kata merobek mulut dsbnya.

Teman-teman sekalian, memang judul yang saya berikan belum sempurna, masukan dari teman-teman sungguh berharga, Mungkin harus ditambah lagi kondisinya untuk sayembara ini sehingga menjadi sempurna, teman-teman harap memberi masukan lebih jauh.....

 Mettacittena,  _/\_




yah boleh2 aja di revisi, tapi revisi hanya berlaku untuk gelombang berikutnya, untuk yg satu ini, karena sudah terlanjur, maka harap dicairkan dulu. babi-babi sudah menunggu

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #76 on: 12 April 2011, 11:12:38 AM »
Kutipan dari mettalanka: "Venerable sir, I will pull it out. If I could not take it out quickly, taking hold of the head with the left hand, would pull it out with the finger of the right hand, even while blood is spilt"

"Bhante, saya akan mengeluarkannya. Jika saya tak dapat mengeluarkannya dengan cepat, dengan memegang kepalanya ditangan kiri, saya akan menariknya dengan jari di tangan kanan, walaupun darah mengucur"

jadi jelas tidak ada kata-kata merobek mulut dsbnya.

Teman-teman sekalian, memang judul yang saya berikan belum sempurna, masukan dari teman-teman sungguh berharga, Mungkin harus ditambah lagi kondisinya untuk sayembara ini sehingga menjadi sempurna, teman-teman harap memberi masukan lebih jauh.....

 Mettacittena,  _/\_




Memang tidak ada kata-kata langsung 'merobek mulut', tetapi kalimat di atas mengandung unsur pemaksaan secara fisik yang mana si pelaku secara sangat sadar dan tahu bahwa cara tersebut akan melukai si bayi, dan.... Sang Buddha menyetujui cara tersebut. :D

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #77 on: 12 April 2011, 11:13:32 AM »
kalo sayembaranya suruh nyari pernyataan buddha yang menyetujui pembunuhan secara eksplisit mah saya rasa 0% ya..tapi disuruh nyari pernyataan di tipitaka yang membenarkan/menyetujui pembunuhan sih masih ada..

bagaimana dgn pernyataan buddha secara implisit? apakah termasuk?
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #78 on: 12 April 2011, 11:15:23 AM »
[...]

Teman-teman sekalian, memang judul yang saya berikan belum sempurna, masukan dari teman-teman sungguh berharga, Mungkin harus ditambah lagi kondisinya untuk sayembara ini sehingga menjadi sempurna, teman-teman harap memberi masukan lebih jauh.....

 Mettacittena,  _/\_
Kondisinya boleh ditambah lagi untuk sayembara berikutnya  >:D


Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #79 on: 12 April 2011, 11:17:00 AM »
Kalau Angulimala memang diceritakan membunuh dalam sutta, tapi memang tidak dibenarkan. Berbeda dengan syair dhammapada ini yang memang dikatakan oleh Buddha Gotama sendiri, terlepas dari makna 'tersembunyinya'.


Bro Kaynin yang baik, Terima kasih masukannya bro, sayang tidak tertulis secara eksplisit tindakan ini dapat dibenarkan atau "membunuh orang tuanya dapat dibenarkan"

Dalam Upali Sutta bahkan Sang Buddha mengatakan "Seorang petapa tangguh yang telah memiliki penguasaan batin, dapat menghancurkan Nalanda seketika jadi debu dengan pikiran jahat" Tapi kita tahu jelas pernyataan ini bukan berarti Sang Buddha menyetujui.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #80 on: 12 April 2011, 11:19:25 AM »
Memang tidak ada kata-kata langsung 'merobek mulut', tetapi kalimat di atas mengandung unsur pemaksaan secara fisik yang mana si pelaku secara sangat sadar dan tahu bahwa cara tersebut akan melukai si bayi, dan.... Sang Buddha menyetujui cara tersebut. :D

Samanera yang saya hormati,  ^:)^ kalau menurut pendapat saya cara tersebut bukan akan melukai sibayi, tapi dapat melukai si bayi....

Mettacittena,  _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #81 on: 12 April 2011, 11:23:45 AM »
Kalau kondisinya ditambah, ngga ada pemenangnya deh.. :D

Samanera yang saya hormati,  ^:)^ mungkin bukan persyaratannya yang ditambah, tapi kata-katanya yang disempurnakan.....

Mettacittena,   _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #82 on: 12 April 2011, 11:24:00 AM »
kalau mengancam kepala jadi tujuh bagian termasuk gak nih, ada khan suttanya buddha mengancam kepala pecah jadi tujuh di Ambaṭṭha Sutta ;
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_3:_Ambattha_Sutta_(Walshe)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #83 on: 12 April 2011, 11:26:04 AM »
wah, seru ini.. ;D
Sepertinya ada yang mulai terdesak...  ^-^

Menyaksikan aja akh dari jauh..  :P

Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #84 on: 12 April 2011, 11:27:28 AM »
kalau mengancam kepala jadi tujuh bagian termasuk gak nih, ada khan suttanya buddha mengancam kepala pecah jadi tujuh di Ambaṭṭha Sutta ;
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_3:_Ambattha_Sutta_(Walshe)

Biasanya Boz ryu paling pandai mencari kesalahan.. sesuai signaturenya.. :))

Ayoooo..... Boz ryu..! saya dukung anda... :))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #85 on: 12 April 2011, 11:31:38 AM »
Bro Kaynin yang baik, Terima kasih masukannya bro, sayang tidak tertulis secara eksplisit tindakan ini dapat dibenarkan atau "membunuh orang tuanya dapat dibenarkan"
Yang tertulis di sini, dengan membunuh (orang tua, raja, dsb), "anīgho yāti brāhmaṇo" (brahmana mengembara tanpa kebingungan). "Anigha" adalah tujuan dari berlatih, yaitu terhentinya dukkha. Jadi memang 'membunuh' di sini dianjurkan kok.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #86 on: 12 April 2011, 11:33:22 AM »
Yang tertulis di sini, dengan membunuh (orang tua, raja, dsb), "anīgho yāti brāhmaṇo" (brahmana mengembara tanpa kebingungan). "Anigha" adalah tujuan dari berlatih, yaitu terhentinya dukkha. Jadi memang 'membunuh' di sini dianjurkan kok.


Kalaupun saya tidak dapat 6 juta, kayaknya Kainyn bisa dapat nih..... :D

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #87 on: 12 April 2011, 11:34:03 AM »
Suriya Sutta (SN 2.10)

DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR.Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di dekat Savatthi, yakni di Jetavana, Vihara Anathapindika. Saat itu, Suriya, dewa mentari sedang terancam oleh Rahu, raja para Asura. Begitu teringat akan Yang Terberkahi, Suriya, dewa mentari melafalkan bait berikut ini:

Buddha, Sang Pahlawan! Engkau telah sepenuhnya terbebas dari kejahatan. Sembah sujudku padaMu. Jadilah Engkau perlindunganku.

Yang Terbekahi kemudian mengutarakan bait-bait berikut ini pada Rahu, raja para Asura, demi menolong Suriya:

Wahai Rahu! Suriya telah berlindung pada Tathagata, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. Para Buddha memancarkan belas kasihnya pada para makhluk.

Wahai Rahu! Janganlah engkau telan penghalau kegelapan, yang bersinar, serta merupakan pengelana nan elok di angkasa. Rahu! Lepaskanlah Suriya, puteraKu.”

Dengan segera, Rahu, raja para Asura melepaskan Suriya, dan mendatangi Vepacitta, raja para Asura, serta berdiri di sampingnya dengan gemetar. Seluruh rambutnya berdiri karena ketakutan. Vepacitta lalu bertanya pada Rahu melalui bait-bait berikut ini:

Rahu! Mengapakah engkau dengan tiba-tiba melepaskan Suriya? Mengapa engkau gemetar seperti itu dan  mengapakah engkau berdiri di sini dengan rasa takut?

[Rahu menjawab], “Buddha telah memintaku untuk melepaskan Suriya. Bila aku tidak membebaskan Suriya, kepalaku akan pecah menjadi tujuh keping. Jika masih hidup, aku tidak akan mengalami kebahagiaan lagi. Oleh karena itu, kubebaskan Suriya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #88 on: 12 April 2011, 11:34:18 AM »
Candima Sutta (SN 2.9)

DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR.Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di dekat Savatthi, yakni di Jetavana, Vihara Anathapindika. Saat itu, Candima, dewa rembulan sedang terancam oleh Rahu, raja para Asura. Begitu teringat akan Yang Terberkahi, Camdima, dewa mentari melafalkan bait berikut ini:

Buddha, Sang Pahlawan! Engkau telah sepenuhnya terbebas dari kejahatan. Sembah sujudku padaMu. Jadilah Engkau perlindunganku.

Yang Terbekahi kemudian mengutarakan bait-bait berikut ini pada Rahu, raja para Asura, demi menolong Candima:

Wahai Rahu! Candima telah berlindung pada Tathagata, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. Para Buddha memancarkan belas kasihnya pada para makhluk.

Wahai Rahu! Janganlah engkau telan penghalau kegelapan, yang bersinar, serta merupakan pengelana nan elok di angkasa. Rahu! Lepaskanlah Candima, puteraKu.”

Dengan segera, Rahu, raja para Asura melepaskan Candima, dan mendatangi Vepacitta, raja para Asura, serta berdiri di sampingnya dengan gemetar. Seluruh rambutnya berdiri karena ketakutan. Vepacitta lalu bertanya pada Rahu melalui bait-bait berikut ini:

Rahu! Mengapakah engkau dengan tiba-tiba melepaskan Candima? Mengapa engkau gemetar seperti itu dan  mengapakah engkau berdiri di sini dengan rasa takut?

[Rahu menjawab], “Buddha telah memintaku untuk melepaskan Candima. Bila aku tidak membebaskan Candima, kepalaku akan pecah menjadi tujuh keping. Jika masih hidup, aku tidak akan mengalami kebahagiaan lagi. Oleh karena itu, kubebaskan Candima.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« Reply #89 on: 12 April 2011, 11:34:42 AM »
menanti 6 jt nih =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything