//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim  (Read 17090 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #15 on: 06 July 2012, 10:42:24 AM »
Yang jadi perntanyaan saya, apakah ini tidak bertentangan dengan Ajaran Buddha?  :-?

Terus terang saja saya tidak tahu apa akar permasalahannya. (kalau ada yang tahu boleh dibagi nih, tapi yang valid ya)
Tapi apapun itu, apakah penyelesaiannya harus dengan cara seperti ini? (kok rasa2nya saya ngak setuju banget ya)

Bukankah ini hanya menambah daftar tradegi kekerasan kemanusiaan di muka bumi ini.

Sabbe satta bhavantu sukhittata.  _/\_  _/\_  _/\_
senada dengan sanjiva..
mungkin bro hardy bisa mikir lagi,
jika ada case perampokan, oh saya buddhist, silakan rampok, gw gak melawan deh..
jika ada case pemerkosaan, oh saya buddhist, silakan perkosa, gw pasrah deh..

begitukah yang dimaksud dengan bro hardy ? jika iya, gak heran kalau buddhisme cepat punah.. terlalu baik sih :whistle: :P
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #16 on: 06 July 2012, 11:19:58 PM »
senada dengan sanjiva..
mungkin bro hardy bisa mikir lagi,
jika ada case perampokan, oh saya buddhist, silakan rampok, gw gak melawan deh..
jika ada case pemerkosaan, oh saya buddhist, silakan perkosa, gw pasrah deh..

begitukah yang dimaksud dengan bro hardy ? jika iya, gak heran kalau buddhisme cepat punah.. terlalu baik sih :whistle: :P

Ngak begitu sih Bro, maksud saya apa tidak ada cara lain yang lebih sesuai dengan cara Buddhis.
Anggaplah cara-cara damai sudah ditempuh, maka tidak ada pilihan lain selain tindakan represif, apakah boleh anarkis?

Coba saya balikkan ada 3 orang beragama Buddha memperkosa 1 gadis I5l4m, boleh ngak semua orang Buddhis dibunuh/dihajar oleh orang I5l4m tanpa pandang bulu. Bagaimana?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #17 on: 07 July 2012, 08:59:03 AM »
Ngak begitu sih Bro, maksud saya apa tidak ada cara lain yang lebih sesuai dengan cara Buddhis.
Anggaplah cara-cara damai sudah ditempuh, maka tidak ada pilihan lain selain tindakan represif, apakah boleh anarkis?

Coba saya balikkan ada 3 orang beragama Buddha memperkosa 1 gadis I5l4m, boleh ngak semua orang Buddhis dibunuh/dihajar oleh orang I5l4m tanpa pandang bulu. Bagaimana?

Yang terjadi kan bukan 3 Buddhist memperkosa gadis I bukan ? kenapa harus bertanya seperti itu ?
dan jelas kerusuhan ini terjadi lebih karena etnis yang dipicu oleh kasus pemerkosaan tersebut..
Sebelum kasus itu terjadi, tidak ada pergolakan  bukan ?

Anda lucu, anda tidak tahu beritanya.. tapi bersikeras men-setting ini bentrok agama.. Baca lagi deh beritanya yang dikasih om jerry di atas, coba anda klik, lalu baca berita2 lain yang terkait, maka anda akan mengerti..

Dan saya ingat, di beritanya pun tertulis, pemerkosaan terhadap wanita setempat, tidak ditulis pemerkosaan terhadap wanita buddhist. Makanya jelas ini bentrok antar-etnis dan oknum tertentu yang tetap ngotot ini bentrok antar-agama.

Tapi jika anda tetap "memaksa" ingin mengatakan bentrok agama dan ingin case ini diselesaikan sesuai dengan cara2 agama.. Sekarang coba anda jawab sendiri deh, misal ada perampokan terhadap sekeluarga anda. Perampok udah gelap mata, gak bisa negosiasi. Apa yang akan anda lakukan.. ? Apakah anda boleh melawan ? Dan melawan bagaimana yang tidak anarkis ?

Dan bagaimana kalau hal2 ini terjadi, jika orang yang anda cintai diperkosa, dibunuh ? Masihkah anda ingat dengan prinsip Buddhisme pada saat keadaan seperti itu ? Anda kecewa, sakit hati, segala macam.. Yang terjadi bisa jadi dendam, nafsu membunuh untuk membalas yang setimpal.. Jika anda sendiri kira2 bisa bertindak seperti itu, itu adalah hal yang realistis (ingat saya tidak membenarkan) . Dan cukup konyol jika anda yang masih manusia bisa berbuat salah.. yang juga bisa dendam..  ingin penduduk Arakan memiliki kesabaran yang tinggi.

Semoga anda bisa menangkap esensi dari postingan saya.. 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #18 on: 07 July 2012, 10:12:31 AM »
ah, jangan terpancing aja lah..

nih website jelas jelas memprovokasi.. kata katanya ckckckck

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #19 on: 07 July 2012, 01:51:35 PM »
Berita terbaru,OKI minta bantuan Aung San Suu Kyi untuk membantu eknis rohingya. Pertanyaan,Kalau ada umat Buddhist yang ditindas,siapa yang minta bantuan agar umat buddhist bisa ditolong? Contoh,umat buddhist di bangladesh? Umat buddhist tibet yang ditekan terus oleh China?Umat buddhist yang dibunuh di thailand selatan? Dimana organisasi buddhist sedunianya,yang malah takut sama pemerintah china dengan mengusir delegasi tibet waktu pertemuan di korea selatan? Berita terbaru yang mungkin ada kaitannya dengan Pengambilan kebijakan Hukum dan Undang-undang adalah dari belanda.Pemerintah belanda akan mengeluarkan peraturan baru yang mengharuskan para imigran harus bisa berbahasa belanda,mencintai budaya belanda,menghormati segala etika di belanda,dan tahun depan dilarang pakai jibab di belanda. Semua ini dipicu dari pembunuhan 2 orang belanda yang menkritik i5l4m dan pemimpin mesjid yang tidak mau menyalami ratu belanda.Burma dalam hal ini harus mengambil keputusan yang tepat dengan membuat undang-undang yang tepat agar kemudian hari tidak ada masalah lagi.Ingat,pelan tapi pasti.dimulai dengan minta otonomi khusus,minta jatah di parlemen,minta jatah menteri khusus dan terlahir minta syariah,kalau tidak dipenuhi,jadilah philipina selatan,thailand selatan.Sekedar info saja,australia tidak menloloskan undang-undang imigrasi,karena rakyat australia sudah mulai sadar dan takut akan seperti negara eropa lainnnya.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #20 on: 07 July 2012, 04:03:53 PM »
Anda lucu, anda tidak tahu beritanya.. tapi bersikeras men-setting ini bentrok agama.. Baca lagi deh beritanya yang dikasih om jerry di atas, coba anda klik, lalu baca berita2 lain yang terkait, maka anda akan mengerti..

Dan saya ingat, di beritanya pun tertulis, pemerkosaan terhadap wanita setempat, tidak ditulis pemerkosaan terhadap wanita buddhist. Makanya jelas ini bentrok antar-etnis dan oknum tertentu yang tetap ngotot ini bentrok antar-agama.
Memang waktu posting itu saya tidak tahu beritanya, coba deh Anda baca postingan saya sebelumnya.
Coba deh baca ini biar kita sama-sama tahu.
http://internasional.kompas.com/read/2012/06/18/19042111/Sentimen.Sektarian.Mengancam.Demokrasi
http://internasional.kompas.com/read/2012/06/22/02210928/Kerusuhan.Sisakan.Masyarakat.Terbelah

Sejujurnya saya tidak berpikir kalau ini konflik agama, memang saya akui perumpamaan saya kurang tepat.
Mungkin tepatnya seperti ini: 3 orang etnis Anda memperkosa 1 gadis etnis lain, lalu kaum etnis lain membantai secara membabi-buta etnis Anda. Apakah boleh?

Tapi jika anda tetap "memaksa" ingin mengatakan bentrok agama dan ingin case ini diselesaikan sesuai dengan cara2 agama.. Sekarang coba anda jawab sendiri deh, misal ada perampokan terhadap sekeluarga anda. Perampok udah gelap mata, gak bisa negosiasi. Apa yang akan anda lakukan.. ? Apakah anda boleh melawan ? Dan melawan bagaimana yang tidak anarkis ?
Menurut saya perumpamaan Anda di atas terlalu memaksa, sedikitpun tidak relevan dengan kasus yang kita bicarakan.

Maaf ya sama sekali saya tidak ingin memojokkan anda. Terus saya juga bukan sok moralis.
Saya cuma berpikir apakah ketika melihat orang lain dianiaya, pantaskah saya membenarkan penganiayaan terhadapnya?
Kalau saya tidak bisa berempati kepadanya, setidaknya saya tidak pernah berkata dia pantas menerima itu semua.

Kalau anda sebaliknya, ya silakan saja itu kan hak anda (sedikitpun saya tidak pernah memaksa anda).
Begitu pula halnya dengan saya, biarkanlah saya dengan pendapat saya sendiri.
Bukankah kita siap dengan konsekwensinya masing-masing.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #21 on: 07 July 2012, 04:14:25 PM »
Tinggal sejauh mana manusianya melaksanakan.  Apa memilih tidak melawan dan dizholimi terus2an (tetapi praktik ajaran Buddha  :whistle: )  atau memilih membela diri demi mempertahankan diri dan keluarga, dan sasana.

Kalau ditanya, pilih mana misalnya kasus tempo doeloe: antara Nalanda dibumihanguskan dan bhiksu2 dibantai, atau melawan dan mempertahankan diri meski harus pakai kekerasan, bgm?  Apa Burma mau dijadikan daerah bergolak 'Burma Utara' seperti halnya Thailand selatan dan Filipina selatan ?
Ini juga tidak relevan, sama sekali mentah.
Coba deh baca postingan saya buat Forte, termasuk link2nya.
Biar jelas ngak usah membesar2kan masalah.
Coba lihat secara proporsional.

Maaf ya, ini bukan masalah pribadi. Sedikitpun saya tidak ingin memojokkan anda.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #22 on: 07 July 2012, 04:27:36 PM »
Maaf ya sama sekali saya tidak ingin memojokkan anda. Terus saya juga bukan sok moralis.
Saya cuma berpikir apakah ketika melihat orang lain dianiaya, pantaskah saya membenarkan penganiayaan terhadapnya?
Kalau saya tidak bisa berempati kepadanya, setidaknya saya tidak pernah berkata dia pantas menerima itu semua.

Bro, sebelum berempati keluar (eksternal lingkup Buddhis) apalagi yg di luar ini sudah terkenal di seluruh dunia sebagai 'biang onar', cobalah juga berempati ke dalam lingkup Buddhis sendiri.

Kaum Buddhis sudah begitu teraniaya di mana2, ada yg sudah dibasmi habis sampai ke akar2nya seperti di Pakistan dan Afganistan, bahkan peninggalan orang matinya juga masih dibasmi (contoh: penghancuran patung Buddha di Bamiyan), nah mereka ini siapa yg membela?

Yang bisa membela, bersuara dan menyuarakan penderitaan umat Buddha hanyalah umat Buddha sendiri.  Kalau mereka2 dari 'yg nakal itu', sudah banyak koq pendukungnya.  Mulai dari sekedar dukungan moral, dukungan suara, sampai dukungan uang dan senjata.

Sama juga kadang2 saya prihatin ada pengumpulan sumbangan utk membantu kaum yg lain yg miskin / kesusahan, sementara umat Buddha sendiri ada yg begitu miskin hingga mati kelaparan tak ada yg mau bantu.  Contoh umat2 kita di Tangerang (cina benteng), atau di singkawang.  Padahal dengan kemiskinan mereka yg tidak kita bantu, mereka sangat potensial digaet masuk ke agama lain.  Di daerah saya, sumbangan uang dari vihara bahkan diserahkan langsung oleh bhantenya ke.......... madrasah korban kebakaran :hammer:

Bukan berarti tidak boleh bantu agama lain, tapi seperti kata pepatah :  sebelum membantu mengurusi anak orang lain, urusi dulu lah (dengan baik) anak sendiri.  8->   Jangan malah anak sendiri mati kelaparan sementara kita sibuk membantu anak tetangga.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #23 on: 07 July 2012, 04:33:34 PM »
Maaf ya, ini bukan masalah pribadi. Sedikitpun saya tidak ingin memojokkan anda.

Tak apa bro, ini diskusi bukan untuk kita bergontok2an.

Gw mau dipojokkan pun sebenarnya tak apa sepanjang bermain di konteks diskusi, bukan ke pribadi.  Takkan ada BRP melayang dari saya hanya karena dipojokkan dalam diskusi.  :))

 _/\_ _/\_ _/\_
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #24 on: 07 July 2012, 04:55:31 PM »
Memang waktu posting itu saya tidak tahu beritanya, coba deh Anda baca postingan saya sebelumnya.
Coba deh baca ini biar kita sama-sama tahu.
http://internasional.kompas.com/read/2012/06/18/19042111/Sentimen.Sektarian.Mengancam.Demokrasi
http://internasional.kompas.com/read/2012/06/22/02210928/Kerusuhan.Sisakan.Masyarakat.Terbelah

Sejujurnya saya tidak berpikir kalau ini konflik agama, memang saya akui perumpamaan saya kurang tepat.
Mungkin tepatnya seperti ini: 3 orang etnis Anda memperkosa 1 gadis etnis lain, lalu kaum etnis lain membantai secara membabi-buta etnis Anda. Apakah boleh?

Memang tidak boleh.

Menurut saya perumpamaan Anda di atas terlalu memaksa, sedikitpun tidak relevan dengan kasus yang kita bicarakan.

Maaf ya sama sekali saya tidak ingin memojokkan anda. Terus saya juga bukan sok moralis.
Saya cuma berpikir apakah ketika melihat orang lain dianiaya, pantaskah saya membenarkan penganiayaan terhadapnya?
Kalau saya tidak bisa berempati kepadanya, setidaknya saya tidak pernah berkata dia pantas menerima itu semua.

Kalau anda sebaliknya, ya silakan saja itu kan hak anda (sedikitpun saya tidak pernah memaksa anda).
Begitu pula halnya dengan saya, biarkanlah saya dengan pendapat saya sendiri.
Bukankah kita siap dengan konsekwensinya masing-masing.
Memangnya siapa yang mengatakan pantas menerimanya ?

Anda terlalu memaksa "imajinasi" anda terhadap statement saya. Dan saya coba untuk menjelaskan kembali maksud dari essensi postingan saya sebelumnya, yaitu adanya realitis dan idealis dalam kehidupan.

Idealis nya : tentu tidak boleh ada perang, pemerkosaan, harus ada pemaafan segala macam.. segala cara yang baik2 seperti yang anda inginkan.

Realistis-nya : walau dia Buddhist, dan diajarkan untuk perbanyak kebajikan, kurangi kejahatan, dan sucikan pikiran. Namun pada kondisi tertentu, adanya luapan emosi sehingga mengaburkan itu semua.. Dan apakah kita bisa mengatakan : eh u buddhist, jangan emosi donk.. kita tidak tahu siapa gadis yang malang yang diperkosa itu. Apakah dia sanak saudara dari orang yang luapan emosi dll ? Dan namanya orang lagi emosi alias gelap mata.. yang ada di otaknya hanyalah dendam..

Itulah kenapa saya menanyakan kepada anda, bagaimana perasaan anda apakah anda bisa bertahan tidak emosi ketika kejadian buruk menimpa sanak saudara anda ? Masihkah anda memikirkan nilai2 buddhisme jika anda buddhist tentunya..

Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri, kasus SARA memang kasus yang paling gampang untuk meledak. Dan makanya saya di sini pun hanya berusaha menjelaskan bahwa itu konflik etnis, bukan konflik agama. Dan ANDALAH yang pertama kali memposting membawa nama-nama agama.. dan menginginkan perdamaian ala Buddhist

Dan seorang manusia bisa berkonflik dari level kekejaman katankanlah dari skala 0 - 10, bukan ditinjau dari segi apakah dia beragama Buddha / bukan. Banyak segi yang perlu diperhitungkan, seperti segi pengetahuan, budi pekerti dan juga yang paling penting segi kebijaksanaan (panna) yang ada pada manusia itu sendiri.. Dan adanya manusia yang bijaksana dan tidak bijaksana itulah realita kehidupan

Semoga anda bisa mengerti ;D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #25 on: 07 July 2012, 05:05:40 PM »
Quote from: Kompas
Data resmi terakhir pemerintah menyebutkan, kerusuhan memakan korban   jiwa. Sebanyak  29 orang, 16 orang dari mereka berasal dari kelompok   minoritas warga Muslim Rohingya, tewas dan sisanya berasal dari kubu   warga mayoritas Buddhis.

Ada yang lupa saya tambahkan, saya juga tidak merujuk ke KOMPAS, karena   terkesan KOMPAS sepertinya juga menjadi oknum media yang membawa2   agama.. Jadi ada baiknya juga bro hardy merujuk ke postingan bro Jerry   yang cukup "netral"
 
Tak apa bro, ini diskusi bukan untuk kita bergontok2an.

Gw mau dipojokkan pun sebenarnya tak apa sepanjang bermain di konteks diskusi, bukan ke pribadi.  Takkan ada BRP melayang dari saya hanya karena dipojokkan dalam diskusi.  :))

 _/\_ _/\_ _/\_
senada dengan bro sanjiva..
coba kita lihat manfaatnya dari diskusi.. terkadang berargumentasi itu menyenangkan karena melatih otak untuk berpikir dan melatih menyusun kata2 menjadi kalimat yang lebih bagus dan bisa dimengerti orang ;D

jadi selamat berargumen ;D

Bro, sebelum berempati keluar (eksternal lingkup Buddhis) apalagi yg di luar ini sudah terkenal di seluruh dunia sebagai 'biang onar', cobalah juga berempati ke dalam lingkup Buddhis sendiri.

Kaum Buddhis sudah begitu teraniaya di mana2, ada yg sudah dibasmi habis sampai ke akar2nya seperti di Pakistan dan Afganistan, bahkan peninggalan orang matinya juga masih dibasmi (contoh: penghancuran patung Buddha di Bamiyan), nah mereka ini siapa yg membela?

Yang bisa membela, bersuara dan menyuarakan penderitaan umat Buddha hanyalah umat Buddha sendiri.  Kalau mereka2 dari 'yg nakal itu', sudah banyak koq pendukungnya.  Mulai dari sekedar dukungan moral, dukungan suara, sampai dukungan uang dan senjata.

Sama juga kadang2 saya prihatin ada pengumpulan sumbangan utk membantu kaum yg lain yg miskin / kesusahan, sementara umat Buddha sendiri ada yg begitu miskin hingga mati kelaparan tak ada yg mau bantu.  Contoh umat2 kita di Tangerang (cina benteng), atau di singkawang.  Padahal dengan kemiskinan mereka yg tidak kita bantu, mereka sangat potensial digaet masuk ke agama lain.  Di daerah saya, sumbangan uang dari vihara bahkan diserahkan langsung oleh bhantenya ke.......... madrasah korban kebakaran :hammer:

Bukan berarti tidak boleh bantu agama lain, tapi seperti kata pepatah :  sebelum membantu mengurusi anak orang lain, urusi dulu lah (dengan baik) anak sendiri.  8->   Jangan malah anak sendiri mati kelaparan sementara kita sibuk membantu anak tetangga.
Ini juga postingan yang menarik untuk melengkapi maksud dari realita kehidupan yang saya maksudkan juga. Gak bisa dipungkiri bahwa postingan sanjiva itu juga salah satu realita yang sifatnya "bom waktu" yang siap meledak. Kebencian yang mendalam karena dari dulu kaum buddhisme yang tertindas, kaum minoritas pun ikut memberi andil. Dan banyak tindak kekerasan yang dilakukan oleh "oknum agama I" sehingga tidak bisa dipungkiri muncul anggapan bahwa agama I adalah agama perang dan menyisakan banyaknya kebencian juga pada agama ini.  Dan bisa jadi case ini juga mendarah daging di daerah konflik sana, dan ketika ada masalah "kecil" terjadi, bom waktu ini meledak dan terjadilah konflik besar.

Lalu salah siapakah ini ? terlalu complicated bukan untuk ditelusuri karena menyangkut sejarah dari berbagai generasi
« Last Edit: 07 July 2012, 05:32:22 PM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #26 on: 08 July 2012, 10:47:33 AM »
Bro, sebelum berempati keluar (eksternal lingkup Buddhis) apalagi yg di luar ini sudah terkenal di seluruh dunia sebagai 'biang onar', cobalah juga berempati ke dalam lingkup Buddhis sendiri.

Kaum Buddhis sudah begitu teraniaya di mana2, ada yg sudah dibasmi habis sampai ke akar2nya seperti di Pakistan dan Afganistan, bahkan peninggalan orang matinya juga masih dibasmi (contoh: penghancuran patung Buddha di Bamiyan), nah mereka ini siapa yg membela?

Yang bisa membela, bersuara dan menyuarakan penderitaan umat Buddha hanyalah umat Buddha sendiri.  Kalau mereka2 dari 'yg nakal itu', sudah banyak koq pendukungnya.  Mulai dari sekedar dukungan moral, dukungan suara, sampai dukungan uang dan senjata.

Sama juga kadang2 saya prihatin ada pengumpulan sumbangan utk membantu kaum yg lain yg miskin / kesusahan, sementara umat Buddha sendiri ada yg begitu miskin hingga mati kelaparan tak ada yg mau bantu.  Contoh umat2 kita di Tangerang (cina benteng), atau di singkawang.  Padahal dengan kemiskinan mereka yg tidak kita bantu, mereka sangat potensial digaet masuk ke agama lain.  Di daerah saya, sumbangan uang dari vihara bahkan diserahkan langsung oleh bhantenya ke.......... madrasah korban kebakaran :hammer:

Bukan berarti tidak boleh bantu agama lain, tapi seperti kata pepatah :  sebelum membantu mengurusi anak orang lain, urusi dulu lah (dengan baik) anak sendiri.  8->   Jangan malah anak sendiri mati kelaparan sementara kita sibuk membantu anak tetangga.

Mengingat anda orang yang mau berdiskusi dengan kepala dingin. Yang menurut saya dapat menciptakan diskusi yang membangun, yang bisa memberikan faedah bagi kita bersama. Saya memutuskan untuk menanggapi postingan anda untuk saya.

Bro Sanjiva yang baik, perkenankanlah saya yang tidak pintar dan tidaklah lebih pintar dari anda ini memberikan opini saya atas postingan anda.
Sejujurnya saya sangat setuju dan peduli dengan apa yang anda sampaikan. Dan bahkan saya merasa Buddhis sangat membutuhkan orang-orang yang peduli seperti anda, seorang Pembela Buddhis (Patriarch).
Tapi apakah dalam membela Buddhis. kita boleh menggunakan kaidah-kaidah yang sesungguhnya bukan dan bahkan bertentangan dengan Buddhis.

Memang betul banyak musuh di luar diri kita, tapi bukankah menurut Buddha musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri.
Contohnya: diantara kita saja gontok-gontokkan (tradisi/aliran) ngak habis-habisnya, ada inisiatif baik dari aliran berbeda tidak disambut baik.
Kalau postingan terdahulu ada yang bahas soal sel yang membelah, itu sama saja membicarakan diri kita sendiri.
Contohnya: di Theravada saja ada STI & STT, jangan2 nanti muncul STM (Myanmar) atau STS (Srilanka).
Begitu juga untuk yang lainnya. Bukalah mata kita lebar-lebar, mau jadi apa kita ke depan.
Sudahkah kita memerangi musuh itu (di dalam diri kita masing-masing). Kalau yang di luar mah musuh cecereh.

Kalau saya amati postingan terakhir anda hanya melanjuti apa yang anda posting sebelumnya.
Inilah yang saya maksud membesar-besarkan masalah dan OOT.
Mengkait-kaitkannya dengan masa lalu yang tidak ada relevansinya dengan masa kini.
Apakah kita dapat melangkah ke depan kalau kita selalu dibayang-bayangi masa lalu.

Lalu bahkan melebarkannya ke regional yang berbeda, ke Thailand, Filipina, dsb.
Kenapa ngak kita kaji saja dahulu yang di Myanmar ini sampai tuntas.

Bahkan yang terakhir ke Indonesia, yang menurut saya semakin bias.
Memang kita akui masih banyak kebijakan yang diskriminatif terhadap kita, tapi kalau kita kaji lebih jauh dengan di Myanmar sangat berbeda.
Coba deh googling "Rohingya", cari berita yang tahun2 sebelumnya, mungkin bisa membuat pemahaman kita lebih jelas.

Mengingat temperamental mayoritas kaum mereka (I5l4m), terpikir ngak kalau komentar2 kita di sini (bukan cuma komentar anda ya) bisa memprovokasi mereka.
Saya tidak bisa bayangkan kalau di antara mereka ada yang memprovokasi untuk bikin kacau di Indonesia.
Saudara kita yang tidak tahu menahu (tahu beritanya saja ngak) menjadi korban kemarahan mereka.
Untung saja, saat ini kita kan adem ayem saja.

Inilah opini saya yang kiranya bisa memberi manfaat buat kita bersama.
Kalau sekiranya tidak, buang saja opini saya ini ke tong sampah, saya ngak keberatan kok.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #27 on: 09 July 2012, 07:47:39 AM »
Mengingat anda orang yang mau berdiskusi dengan kepala dingin. Yang menurut saya dapat menciptakan diskusi yang membangun, yang bisa memberikan faedah bagi kita bersama. Saya memutuskan untuk menanggapi postingan anda untuk saya.
setuju bro, mari kita berdiskusi dengan kepala dingin  >:)<

Quote
Sejujurnya saya sangat setuju dan peduli dengan apa yang anda sampaikan. Dan bahkan saya merasa Buddhis sangat membutuhkan orang-orang yang peduli seperti anda, seorang Pembela Buddhis (Patriarch).
Tapi apakah dalam membela Buddhis. kita boleh menggunakan kaidah-kaidah yang sesungguhnya bukan dan bahkan bertentangan dengan Buddhis.
kondisi yg memaksa demikian, dan kita juga belajar dari sejarah masa lalu.  Siapa yang mau sejarah yg kelam terulang kembali?

Quote
Memang betul banyak musuh di luar diri kita, tapi bukankah menurut Buddha musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri.
Contohnya: diantara kita saja gontok-gontokkan (tradisi/aliran) ngak habis-habisnya, ada inisiatif baik dari aliran berbeda tidak disambut baik.
Kalau postingan terdahulu ada yang bahas soal sel yang membelah, itu sama saja membicarakan diri kita sendiri.
Contohnya: di Theravada saja ada STI & STT, jangan2 nanti muncul STM (Myanmar) atau STS (Srilanka).
Begitu juga untuk yang lainnya. Bukalah mata kita lebar-lebar, mau jadi apa kita ke depan.
Sudahkah kita memerangi musuh itu (di dalam diri kita masing-masing). Kalau yang di luar mah musuh cecereh.
Hal2 di atas tidak akan membacok kita, menghancurkan patung Buddha dan vihara, memenggal bhikkhu dan memperkosa bhiksuni...

Mengenai perbedaan intern Buddhis, biarlah kita selesaikan dalam forum yg berbeda, dan perselisihan intern Buddhis belum pernah diselesaikan dengan kekerasan dan menumpahkan darah.

Quote
Kalau saya amati postingan terakhir anda hanya melanjuti apa yang anda posting sebelumnya.
Inilah yang saya maksud membesar-besarkan masalah dan OOT.
Mengkait-kaitkannya dengan masa lalu yang tidak ada relevansinya dengan masa kini.
Apakah kita dapat melangkah ke depan kalau kita selalu dibayang-bayangi masa lalu.

Lalu bahkan melebarkannya ke regional yang berbeda, ke Thailand, Filipina, dsb.
Kenapa ngak kita kaji saja dahulu yang di Myanmar ini sampai tuntas.
Kita belajar dari sejarah.

Bahkan kasus di Thailand dan Filipina adalah kasus yg aktual saat ini, benar2 terjadi dan masih terus terjadi.  Apa kita mau tutup mata saja dan tidak mengambil pelajaran ?

Quote
Bahkan yang terakhir ke Indonesia, yang menurut saya semakin bias.
Memang kita akui masih banyak kebijakan yang diskriminatif terhadap kita, tapi kalau kita kaji lebih jauh dengan di Myanmar sangat berbeda.
Coba deh googling "Rohingya", cari berita yang tahun2 sebelumnya, mungkin bisa membuat pemahaman kita lebih jelas.

Mengingat temperamental mayoritas kaum mereka (I5l4m), terpikir ngak kalau komentar2 kita di sini (bukan cuma komentar anda ya) bisa memprovokasi mereka.
Saya tidak bisa bayangkan kalau di antara mereka ada yang memprovokasi untuk bikin kacau di Indonesia.
Saudara kita yang tidak tahu menahu (tahu beritanya saja ngak) menjadi korban kemarahan mereka.

Gw berpendapat, inilah kesalahan berpikir dan kesalahan cara pandang sebagai minoritas (agama, etnis, dll).

Coba tengok ke belakang tidak terlalu lama, di masa orba kaum tionghoa menghindari politik, takut berpolitik, apolitik, phobia politik, tidak mau tahu politik, dll (kecuali bagi segelintir orang seperti Arif Budiman, Cristianto Wibisono, dll).  Lalu apakah dengan bersikap dan mengambil tindakan demikian lantas Tionghoa aman ?

Lihat peristiwa Mei '98 dan berbagai kerusuhan SARA lainnya.  Anda menghindar pun tetap anda kena, malah lebih fatal karena anda nggak tahu apa2.  Apa korban2 perkosaan, penjarahan, pembakaran, pembunuhan itu ngerti politik?  Ikut berpolitik?  Tetap aja mereka kena kan?

Saya setuju dengan keadaan sekarang, setelah reformasi kaum Tionghoa juga terjun ke politik, tidak antipati dan apatis lagi.  Kita adalah juga komponen bangsa Indonesia ini.

Kebali ke pembicaraan, saya dan rekan yg bersuara keras (apa adanya) di sini berbicara kenyataan, bukan mengada2 atau memfitnah.  Kita mengambil bahan bahkan dari catatan pelakunya sendiri, seperti kesaksian pembumihangusan Nalanda, runtuhnya Majapahit, dll.

Dan gw sendiri merasa sebagian besar umat isl*m di Indonesia juga sudah bersikap dewasa seperti kalangan NU dan muhammadiah yang menghargai perbedaan dan toleransi.  Terhadap mereka, gw merasa tenang, damai, dan memang gw juga bergaul bersama mereka di masyarakat.  Justru kelompok2 kecil ekstrim yg sering bikin onar dan terdengar keras di masyarakat karena mainstreamnya masyarakat diam saja tidak menyuarakan seperti pembuat onar ini.

So, bicara tidak bicara, terlibat tidak terlibat, mau tahu tidak mau tahu, tetap indentitas yg melekat pada kitalah yg akan kita hadapi.  Pikiran idealis boleh2 saja, tapi apa bisa mempertahankan eksistensi atau malah annihilasi ?   ;D :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #28 on: 09 July 2012, 10:37:17 AM »
Pokok-pokok pemikiran yang anda sampaikan telah saya pahami.
Walaupun saya tidak 100% sependapat, namun saya pikir kita sudah sejalan.

Senang berdiskusi dengan anda.  _/\_

Oh iya, saya manu menambahkan satu hal.
Pada dasarnya saya (secara pribadi) tidak khawatir kalau kesusahan itu datang, walaupun saya tidak menginginkannya.
Yang saya khawatirkan bila kesusahan itu datang akibat kelalaian diri sendiri, yang seharusnya dapat dihindari.

Metta Cittena.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Kerusuhan di Burma antara penganut Buddhisme & Mooslim
« Reply #29 on: 09 July 2012, 11:13:02 AM »
Pokok-pokok pemikiran yang anda sampaikan telah saya pahami.
Walaupun saya tidak 100% sependapat, namun saya pikir kita sudah sejalan.

Senang berdiskusi dengan anda.  _/\_

Oh iya, saya manu menambahkan satu hal.
Pada dasarnya saya (secara pribadi) tidak khawatir kalau kesusahan itu datang, walaupun saya tidak menginginkannya.
Yang saya khawatirkan bila kesusahan itu datang akibat kelalaian diri sendiri, yang seharusnya dapat dihindari.

Metta Cittena.
Ya, senang berdiskusi dengan anda bro   _/\_

Tambahan anda di paragraf terakhir juga menunjukkan bahwa cara berpikir anda sejalan dengan pola pikir buddhis,  tak ada akibat yg bukan karena disebabkan oleh perbuatan kita sendiri di masa lalu.   ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

 

anything