Belakangan ini banyak buku-buku Dhamma berbahasa Indonesia yang menuliskan kata-kata Pali dalam ejaan Bahasa Indonesia, seperti wihara, biku, Sanggha, dll. Bagaimana menurut teman2? mohon tanggapannya
Terima kasih
Kalau begitu harusnya
thankyou jadi tulisnya harus
tengkiu Welcome, tulisnya harus welkom
sel. Refrigerator gimana y?
Sangha tetap Sangha. Kayak Sri Lanka, bukan Sri la
ngka.
Sri Lanka bacanya Sri Langka, tetapi tulisnya "Sri Lanka".
Demikian pula, Sangha, bacanya Sanggha, tulisnya "Sangha".
Kalau mau, harusnya seperti ini "Sangha (sang-gha)" atau (baca: Sang-gha).
Kalau "bhikkhu", jangan diubah deh. Beberapa poin penting seharusnya tetap tulisan Pali. Sebagai penghormatan atas bahasa Pali, yang dilestarikan dengan susah payah oleh para bhikkhu. Oleh karena bhikkhu yang melestarikan maka kata "bhikkhu", kalau bisa jangan diganggu.
Kalau Vihara jadi (tulisannya)
Wihara, ini sudah "kata serapan", sudah diterima dalam bahasa Indonesia. Pakai Vihara atau Wihara, boleh-boleh aja jika di ranah bahasa Indonesia dan yang terpenting gunakan huruf kapital karena tempat suci (tempat ibadah).
Akan tetapi, (misalnya) kalau
vipassana, tidak bisa ditulis
wipassana dalam bahasa Indonesia karena belum diterima secara bahasa,
belum legal.
Catatan: Sebenarnya "V" dalam bahasa Pali, tidaklah dibaca "W". Akan tetapi, mirip (mendekati) "W".
"
Cara baca huruf "v" dalam bahasa Pāli adalah antara "v" dan "w". Misalnya huruf "vā" pada kata Bhagavā, dibaca "vwa" ([v]'wa), mendekati kata "wa". Seperti dalam bahasa Inggris untuk kata "think", dibaca "ftink" ([f]'think]), atau dalam bahasa Jepang untuk kata "hito", dibaca "hsito" ([h]'sto)." Sumber:
http://www.brahmathira.com/2017/09/kisah-lengkap-buddha-i-bab-ix.htmlMasuk ke google translate, masukkan kata "think", dengar sendiri, seperti ada kata "t" di depan.
Untuk kata "v" dalam bahasa Pali, mungkin bisa dengar lagu "Ratana Sutta". (Cari liriknya di google lalu cari yang ada huruf "V", dengar baik-baik.)