Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Komunitas => Keluarga & Teman => Topic started by: mina on 15 August 2014, 11:18:48 AM

Title: masalah keluarga
Post by: mina on 15 August 2014, 11:18:48 AM
Halo... saya ingin masukan dari teman2... saya diminta ke pasar untuk membeli sayur. kadang disuru membeli ikan hidup(sekarat), kerang hidup, kepiting. Sy tidak bs menolak. Saya sangat shock wkt melihat ikan yg masi hidup langsung di sikat sisiknya n dipotong tp kepalanya masi bergerak. porsi makan untuk keluarga besar(lbh dr 10 org). Gmn sebaiknya yg hrs sy lakukan?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: seniya on 15 August 2014, 11:29:21 AM
Hmmm... Kalo cari ikan yang memang udah mati, gak usah beli yang hidup?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 15 August 2014, 12:31:33 PM
Jenis ikan itu hanya ada yg hidup/sekarat. Apa hrs ditunggu sampai mati dulu baru dibeli?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: dhammadinna on 15 August 2014, 01:01:24 PM
Halo... saya ingin masukan dari teman2... saya diminta ke pasar untuk membeli sayur. kadang disuru membeli ikan hidup(sekarat), kerang hidup, kepiting. Sy tidak bs menolak. Saya sangat shock wkt melihat ikan yg masi hidup langsung di sikat sisiknya n dipotong tp kepalanya masi bergerak. porsi makan untuk keluarga besar(lbh dr 10 org). Gmn sebaiknya yg hrs sy lakukan?

1. kamu merasa bersalah karena kamulah yang membeli ikan itu?

2. atau seperti yang dibold, kamu shock aja liat ikannya menderita? kalau yang ini, berarti solusinya: jangan dilihat. ;D
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 15 August 2014, 01:05:03 PM
kalau begitu jangan dilihat ;D

Tetap termasuk pembunuhan bukan? Gimana sebaiknya?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: dhammadinna on 15 August 2014, 01:09:12 PM
Tetap termasuk pembunuhan bukan? Gimana sebaiknya?

^ ^ ups.. saya ga tau kamu sudah balas (tadi saya edit postingan saya). Tapi ga apa, esensinya sama.

Bukan kamu yang membunuh ikan itu sih.. kamu tidak melakukan pembunuhan.

Btw, itu jenis ikan apa ya? kenapa hanya ada yang hidup?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 15 August 2014, 01:20:51 PM
^ ^ ups.. saya ga tau kamu sudah balas (tadi saya edit postingan saya). Tapi ga apa, esensinya sama.

Bukan kamu yang membunuh ikan itu sih.. kamu tidak melakukan pembunuhan.

Btw, itu jenis ikan apa ya? kenapa hanya ada yang hidup?

Tapi sy yg menyuruh tentu saya juga merasa bersalah. Apakah hal itu tidak bertentangan dgn agama buddha? Salah satu contoh ikan nila. Apalagi kalau sy diminta memasak kerang tsb. Sy sudah membunuh byk nyawa.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: Forte on 15 August 2014, 01:55:06 PM
Saya pikir anda perlu memilah2 step by step kejadian untuk menjawab permasalahan anda.
Kalau diilustrasikan urutan kejadian seperti ini :
1. Ke pasar
2. Beli sayur
3. Beli ikan sekarat<= Tidak bisa menolak
4. Membunuh dan memasak ikan
5. Merasa bersalah dan tidak nyaman
6. Bagaimana baiknya ?

Point permasalahan anda sebenarnya bukanlah di nomor 5 dan 6, melainkan di nomor 3.
Jika anda bisa menolak, tentu otomatis no. 4 - 6 tidak akan terjadi bukan ?
Jadi dalam hal ini jika anda ingin menyelesaikan masalah anda, selesaikan di bagian root cause ;D daripada memusingkan di bagian akhir.

Intinya yang perlu anda tanyakan, apa yang harus anda lakukan agar tidak membeli ikan hidup. Kembali lagi pada hidup adalah pilihan.

- Apakah makan ikan/kerang itu suatu kewajiban / pilihan ?

Semoga bisa mendapatkan esensi dari apa yang saya sampaikan ;D
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 15 August 2014, 02:17:06 PM
Saya pikir anda perlu memilah2 step by step kejadian untuk menjawab permasalahan anda.
Kalau diilustrasikan urutan kejadian seperti ini :
1. Ke pasar
2. Beli sayur
3. Beli ikan sekarat<= Tidak bisa menolak
4. Membunuh dan memasak ikan
5. Merasa bersalah dan tidak nyaman
6. Bagaimana baiknya ?

Point permasalahan anda sebenarnya bukanlah di nomor 5 dan 6, melainkan di nomor 3.
Jika anda bisa menolak, tentu otomatis no. 4 - 6 tidak akan terjadi bukan ?
Jadi dalam hal ini jika anda ingin menyelesaikan masalah anda, selesaikan di bagian root cause ;D daripada memusingkan di bagian akhir.

Intinya yang perlu anda tanyakan, apa yang harus anda lakukan agar tidak membeli ikan hidup. Kembali lagi pada hidup adalah pilihan.

- Apakah makan ikan/kerang itu suatu kewajiban / pilihan ?

Semoga bisa mendapatkan esensi dari apa yang saya sampaikan ;D

Tapi apakah kalau menolak bisa dianggap tidak berbakti karena tidak mau membantu, karena sayasy sudah secara halus mengatakan ikannya masih hidup, np ga beli yg mati saja, tp diblg ga da yg mati. Yg ikan itu enak dsb.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: Sumedho on 15 August 2014, 02:27:22 PM
Sepertinya ini belum masuk sampe idealisme ato soal sīla.

Cuma masalah bahwa shock melihat ikan yg dibeli itu masih hidup dan dibersihkan. Ada 2 option
1. mengatakan bahwa tidak bisa/tega utk membeli ikan hidup itu jadi next tidak beli, jadi suruh orang lain saja yg beli jangan kamu.
2. membiasakan dengan kondisi itu, maksudnya perasaan tega/tidak teganya yg dibiasakan.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: Forte on 15 August 2014, 02:35:48 PM
Tapi apakah kalau menolak bisa dianggap tidak berbakti karena tidak mau membantu, karena sayasy sudah secara halus mengatakan ikannya masih hidup, np ga beli yg mati saja, tp diblg ga da yg mati. Yg ikan itu enak dsb.
Saya bisa mengerti sedikit banyaknya posisi anda. Sebenarnya postingan saya tadi bertujuan untuk membuka "problem" yang sebenarnya. Dan bisa anda lihat bukan, problem sebenarnya ada di faktor external anda, yaitu orang lain (dalam hal ini keluarga, ortu dsb). ;D ;D

Jadi sebenarnya pertanyaan yang lebih tepat adalah bagaimana cara menyadarkan orang tua / keluarga agar mengikuti ajaran Buddhisme dalam hal ini supaya tidak melanggar sila 1.

Dan jawabannya sebenarnya kembali lagi ke individu masing2. Ada orang tua yang mengerti ada juga orang tua yang tidak mau mengerti. Di sini letak rumitnya. Kalau saya pribadi saya lebih melihat ke "prioritas".

Berbakti pada orang tua / keluarga merupakah hal yang wajib. Jadi memakan ikan/kerang terkadang tidak bisa dihindarkan jika orang tua belum mengerti. Kita tidak punya power dalam hal ini. Daripada memicu pertengkaran dengan orang tua, lebih baik kita mengalah.

Tetapi bukan berarti ini kita hanya berbakti "buta" kepada orang tua.

Hal ini juga perlu kita lihat, misalnya tiap hari keluarga Anda memasak ikan / kerang yang masih hidup, saya pikir ada baiknya anda mengatakan sesekali kita mengganti menu. Masih banyak menu yang berupa daging dari hewan yang sudah mati, yang bisa anda tawarkan sebagai solusi kepada orang tua anda.

Intinya, di sinilah letak kita berusaha mencari win win solution (baca: kompromi) yang tentu berlandaskan pada prioritas. Dalam case ini kita harus sadari tidak mungkin kita bisa menerapkan idealisme anda mengenai Buddhisme. Dan ini murni pendapat pribadi dari orang awam yang tidak mengerti Buddhisme ;D

Title: Re: masalah keluarga
Post by: stephen chow on 15 August 2014, 07:00:27 PM
yg di jelaskan bro forte sudah bagus solusinya..

sering2 nasehati orang tua jangan bunuh mahkluk hidup karena tidak baik bisa dapat kamma buruk, tawari menu lain yg tidak ada pembunuhan.. semoga perlahan2 orang tua kamu bisa mengerti..

btw soal ikan banyak yg jual ikan mati kok, biasa saya beli ikan di pasar sudah pada mati, yg hidup malah tidak ada..  ;D
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 15 August 2014, 11:59:31 PM
masalahnya mmg sy tidak bs menolak, juga tidak enak menasehati mertua, sy tdk ingin membunuh... jd ap yg hrs sy lakukan y?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: Forte on 16 August 2014, 07:42:51 AM
masalahnya mmg sy tidak bs menolak, juga tidak enak menasehati mertua, sy tdk ingin membunuh... jd ap yg hrs sy lakukan y?
tiap keluarga pasti memiliki masalah keluarga sendiri.. Hal yang dialami sist itu sangat biasa dan lazim terjadi. Solusinya adalah mengutarakan apa yang menjadi kendala sist.. Namun apa daya terkadang merasa gak enakan dll itu hal yang wajar.

Solusi lain sebenarnya anda bisa ngomong dengan suami anda apa yang menjadi kendala. Dan cobalah berdua mencari solusinya, bagaimana pun juga suami anda "idealnya" lebih mengerti temperamen orang tuanya bukan, dan bisa menyampaikan kepada orang tuanya dengan halus dan gak bawa2 nama sist.

Dan ide lain, tidak perlu membawa sila-silaan tidak ingin membunuh dll, itu bukan "alasan" yang tepat. Manusia cenderung lebih "menghargai" jika hal itu "berguna" baginya..

Coba bandingkan statement ini :

Ma.. jangan beli dan makan kerang terus.. saya kan tidak suka membunuh.
Ma.. jangan beli dan makan kerang terus.. saya baca di internet.. kalau makan terlalu banyak seafood tidak baik untuk kesehatan. Saya tidak mau mama sakit karena kebanyakan makan seafood..

Kira2 mana yang lebih didengarin oleh mertua anda ? ;D
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 16 August 2014, 08:24:33 AM
tiap keluarga pasti memiliki masalah keluarga sendiri.. Hal yang dialami sist itu sangat biasa dan lazim terjadi. Solusinya adalah mengutarakan apa yang menjadi kendala sist.. Namun apa daya terkadang merasa gak enakan dll itu hal yang wajar.

Solusi lain sebenarnya anda bisa ngomong dengan suami anda apa yang menjadi kendala. Dan cobalah berdua mencari solusinya, bagaimana pun juga suami anda "idealnya" lebih mengerti temperamen orang tuanya bukan, dan bisa menyampaikan kepada orang tuanya dengan halus dan gak bawa2 nama sist.

Dan ide lain, tidak perlu membawa sila-silaan tidak ingin membunuh dll, itu bukan "alasan" yang tepat. Manusia cenderung lebih "menghargai" jika hal itu "berguna" baginya..

Coba bandingkan statement ini :

Ma.. jangan beli dan makan kerang terus.. saya kan tidak suka membunuh.
Ma.. jangan beli dan makan kerang terus.. saya baca di internet.. kalau makan terlalu banyak seafood tidak baik untuk kesehatan. Saya tidak mau mama sakit karena kebanyakan makan seafood..

Kira2 mana yang lebih didengarin oleh mertua anda ? ;D

sy sdh blg ke suami, suami mengerti sy tp jg tidak berani menasehati ortu. Bagi mereka membunuh nyamuk n lalat masih hal biasa.. Terus terang sy gak suka ke pasar krn byk pembunuhan, ayam hidup, kepala babi, ikan sekarat, dll... Apakah sebaiknya sy juga tidak memakan ikan, kerang tsb?  Nanti diblg cuma mau makan saja, gak mau bantu.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: dhammadinna on 16 August 2014, 10:48:29 AM
^ ^ kalau dengan tidak ikut makan ikan (nila) dan kerang bisa membuatmu bebas dari 'keharusan' untuk membantu, kenapa nggak?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 16 August 2014, 02:27:49 PM
^ ^ kalau dengan tidak ikut makan ikan (nila) dan kerang bisa membuatmu bebas dari 'keharusan' untuk membantu, kenapa nggak?

Bukan gak mau membantu cm gak mau membunuh. Mis kamu disuru masak. Ada menu kerang atas permintaan keluarga besr, apa kamu bakal suru mama yg masak aja kerangnya soalnya sy gak mau membunuh. Ato gmn?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 16 August 2014, 02:29:20 PM
^ ^ kalau dengan tidak ikut makan ikan (nila) dan kerang bisa membuatmu bebas dari 'keharusan' untuk membantu, kenapa nggak?

Bukan gak mau membantu cm gak mau membunuh. Mis kamu disuru masak. Ada menu kerang atas permintaan keluarga besr, apa kamu bakal suru mama yg masak aja kerangnya soalnya sy gak mau membunuh. Ato gmn?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: dhammadinna on 16 August 2014, 03:19:26 PM
^ ^ iya misalnya saya di posisi itu,  khusus untuk kerang, mama saja yang masak (saya tidak mau membantu membunuh)..

Saya juga tidak akan memakannya kalau ada kemungkinan ketidaksukaan dari mama kalau saya makan (dianggap hanya mau makan, tidak mau membantu membunuh).
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 17 September 2014, 11:15:02 AM
Sya sudah mencoba mengatakan ajaran agama Buddha sila pertama tdk bole membunuh, jdi lebi baik pilh yg mati aja. Dijb kan bukan kita yg bunuh, org itu yg bunuh.. trus esoknya mertua pesan lele yg di potong hidup2 banyak sekali. Bawa dr pasar ke rumah kepalanya uda dipotong tapi badannya masih bisa bergerak. Kasihan banget. Bbrp waktu lalu juga saudara beli lobster hidup pulang, memang bukan saya yg masak, tapi melihat proses pemasakan itu membuat sy sedih n tidak selera makan. Adakah saran gmn sebaiknya sikap sy melihat hal tsb?
Title: Re: masalah keluarga
Post by: dipasena on 17 September 2014, 02:07:59 PM
Q. disuruh mertua pergi ke pasar beli ikan, trus di potong idup oleh si penjual ?
A. memungkinkan ga beli ikan yg uda mati ? klo tdk memungkinkan, ya mau ga mau beli ikan tu ikan, asal bukan sis yg bunuh dan sis jgn makan masakan ikan itu. bsok klo sis ada waktu, ya beli ikan lele idup, trus lepaskan di sungai terdekat.

Q. saudara beli lobster idup, yang masak bukan sis ?
A. ya di info aja ke saudara, lebih baik kedepannya jgn beli lobster idup, beli aja lobster yg uda mati. sis jgn ikut memasak maupun memakan, terlebih sis ga selera makan jg kan ?

terkadang memang ada kondisi yg tdk bs kita hindari, sis menolak permintaan mertua dan keluarga besar, efek nya sis ribut/bertengkar dgn mereka blm lg bs merembet smpai ribut dgn suami, tentu hal ini jg tdk di inginkan. jd kudu bijak menyikapi keluarga demikian.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 17 September 2014, 04:41:56 PM
Q. disuruh mertua pergi ke pasar beli ikan, trus di potong idup oleh si penjual ?
A. memungkinkan ga beli ikan yg uda mati ? klo tdk memungkinkan, ya mau ga mau beli ikan tu ikan, asal bukan sis yg bunuh dan sis jgn makan masakan ikan itu. bsok klo sis ada waktu, ya beli ikan lele idup, trus lepaskan di sungai terdekat.

Q. saudara beli lobster idup, yang masak bukan sis ?
A. ya di info aja ke saudara, lebih baik kedepannya jgn beli lobster idup, beli aja lobster yg uda mati. sis jgn ikut memasak maupun memakan, terlebih sis ga selera makan jg kan ?

terkadang memang ada kondisi yg tdk bs kita hindari, sis menolak permintaan mertua dan keluarga besar, efek nya sis ribut/bertengkar dgn mereka blm lg bs merembet smpai ribut dgn suami, tentu hal ini jg tdk di inginkan. jd kudu bijak menyikapi keluarga demikian.

Tidak memungkinkan kecuali menyadarkan mertua, kira2 alasan apa lg yg bisa dipergunakan? Bbrp hari lalu mertua juga beli ikan lele besar sekali yg hidup langsung dipotong penjual untuk cucunya yg bayi. Katanya enak kali kalo buat bubur. Untuk fangsen saya gak tau habitatnya khawatir nanti akan membuat ekosistem jadi tidak seimbang gpp?
Untuk lobster sy gak berani menasehati yg beli. Saya hanya tanya napa gak beli yg mati dijb hrs yg hidup, mati gak bole makan lagi n bilang saya juga ada piara lobster jd tidak brani makan. Saya ada menasehati yg memasaknya kalo gak bole membunuh. Katanya dia juga gak berani tapi terpaksa karena gilirannya masak.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: dipasena on 17 September 2014, 05:21:02 PM
klo fangshen ga usa bingung, dekat rumah sis ada sungai ? setidaknya di kota sis, ada danau atau sungai ? nah, disono lepas ikan lele, mau berapa byk, berapa kilo, terserah sis... cm klo ada kesempatan, lakukan...

menyadarkan orang pake kata2 agak susah, kecuali sis punya kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, menyampaikan sampai menyentuh sanubari nya, kalo kaga, mental terus... atau sis punya status sosial yg lebih tinggi, misal sis adalah polisi/pejabat besar/dokter atau lain nya...
Title: Re: masalah keluarga
Post by: Shasika on 17 September 2014, 05:51:44 PM
ternyata ngobrol di pm dibatasin maks.20...hehehe...hari ini dah over limit.
dilanjut besok lagi ya sis...
sukses sll yaaa.... :rose:
Title: Re: masalah keluarga
Post by: mina on 19 September 2014, 11:47:12 AM
Hari ni mertua beli kepiting hidup lagi dipasar. Saya blg beli rajungan saja yg sudah mati dijwb kptg lebi enak dan murah. Lucunya waktu suru penjual potong diblg saya vege jd gak bole potong. Bukankah menjual juga sama saja. Dan apakah menyuruh org membunuh sama dengan membunuh? Mertua sempat mau beli kerang dan nila tapi saya blg gak usa la masih hidup, dijb bego kali. Kalo dia gak ada pantangan.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: btj on 23 September 2014, 08:39:03 AM
Setelah ditelusuri kasusnya, kayaknya kendalanya ada di masalah status dalm keluarga.
Kalau km yang memegang tampuk kepemimpinan dalam keluarga tentu semua keputusan ada di tangan km.
Jadi daripada terus mencemaskan ini dan itu yang sulit didapatkan solusinya, gimana kalau km mencoba metode yang lain.
Tingkatkan kualitas diri.
Pasang sikap dan prinsip yang lebih berwibawa.
Kadang2 efeknya belum tentu seburuk apa yang kita pikirkan lho, kitanya yang berpikir terlalu jauh, takut sebelum bicara, padahal mungkin aja keluarga dapat menerima nasehat kita.

Tapi tentu km yang lebih tahu kondisi diri sendiri dan kondisi keluarga.
Sekarang coba alihkan usaha km ke pembangunan karakter diri, kepada prinsip.
Istilahnya kalau kita yang berkuasa maka kata2 kita akan didengar.
Kadang gue lihat org punya menantu aja sikapnya kayak ratu kok, cuma kelakuannya cenderung kurang ajar, kurang berbakti.
Dan maksud gue bukan seperti itu.

Kita punya wibawa dan prinsip gak mesti seperti itu, gak mesti suka melawan atau membantah apalagi berantem.
Tapi juga jangan mau diinjak2 pula.
Tapi semua tergantung kamunya sih.
Yang penting sih kita msti bangun karakter berwibawa dgn cara yang benar. Toh kita demi menyelematkan lebih banyak makhluk hidup dan tindakan keluarga dari pelanggaran sila kan.
Jadi gak usah takut nanti akan bertengkar.
Yang penting caranya benar aja.
Pasti ada deh caranya kalau mau ubah nasibnya.
Kalo toh pada akhirnya gak berhasil ya udah terima dgn iklas aja.
Jalani aja gak usa pake perasaan bersalah segala.
Imbangin dgn perbuatan baik aja sebisanya.

Semoga berhasil.
Title: Re: masalah keluarga
Post by: seniya on 23 September 2014, 09:07:43 AM
Ternyata Msc lenyap di sana dan muncul di sini toh...
Title: Re: masalah keluarga
Post by: Shasika on 23 September 2014, 10:22:09 AM
Ternyata Msc lenyap di sana dan muncul di sini toh...
Setau oma tuh Msc Master of Science.... ^-^ ^-^

Welcome bro btj, kita disini biasa saling canda...
Conan mah biasanya oma kerjain, sekarang baru istirahat....
Kasian conan sll dikerjain oma.... :))
Title: Re: masalah keluarga
Post by: kullatiro on 23 October 2014, 03:42:36 PM
harus di sadari dan di pahami tidak semuanya orang sama tingginya pemahaman dhammanya, ibu mertua mina juga begitu pemahaman dhamma nya belum sampai kesana jadi harus banyak bersabar (khanti, melatih khanti nya mina), harus hati hati memberi penjelasan apa lagi ke mertua wanita, ide baik untuk memvegetarian diri cukup baik untuk menangkal hal hal ini.

Bila belanja ke pasar sepertinya hanya anda dan mertua anda, bila dia membeli ikan, ayam, dan benda hidup lainnya untuk di potong sebaiknya anda tutup mulut anda karena ada perbedaan dhamma cukup besar bila tidak bisa terjadi keributan nanti nya yang bisa berkepanjangan dalam keluarga, menjaga keharmonisan dalam keluarga juga tidak lah mudah, toh dia yang beli bukan anda yang beli, bila anda harus ke pasar sendiri bebelanja sebaiknya bawalah pembantu bila ada pembantu, biarkan dia membeli pesanan mertua anda terutama yang menyangkut pembelian barang hidup yang kemudian di potong, sebaiknya bila anda sendiri membeli ikan laut yang biasa sudah mati, udang yang sudah mati, kodok yang sudah dipotong atau kupas, atau ayam yang sudah di potong, daging babi, sapi atau kambing yang sudah di potong.

bila ke supermarket hindari bagian ikan biasanya banyak ikan di aquarium yang masih hidup, cari yang sudah di fillet atau di eskan.