//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 561282 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #885 on: 18 January 2011, 01:17:20 PM »
see? peraturan itu mati, namun alasan dan kecerdasan itu hidup.
bahkan Sang Buddha sendiri pernah berpesan, peraturan yg gak gitu penting boleh dihapuskan.

tapi ingat, kisah lanjutannya.

karena Sang Buddha sendiri tidak mendefinisikan mana "peraturan yg gak gitu penting" itu, maka para sesepuh yg dipimpin oleh Arahat Mahakassapa memutuskan tidak ada peraturan yg dihapuskan. dalam kapasitas apa para bhikkhu jaman sekarang mengamandemen vinaya itu?

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #886 on: 18 January 2011, 01:19:27 PM »
ada bbrp fakta menarik utk ditelusuri:

Quote
> Alasan lain seperti STI membuat/menambah
> peraturan sendiri di luar Dhamma Winaya contoh; umat
> membangun wihara diminta agar diserahkan kepada
> Sanggha Theravada Indonesia untuk dikelola, setelah
> diserahkan dijadikan milik/aset STI yang khususnya
> untuk tempat tinggal bhikkhu anggota STI, jika
> bhikkhu bukan anggota STI hanya boleh tinggal dalam
> batas waktu tiga (3) bulan, setelah lewat maka
> bhikkhu tersebut sudah termasuk Finalti dan dilarang
> tinggal di semua wihara milik STI. Padahal menurut
> Dhamma Winaya wihara itu tempat tinggal bhikkhu dari
> empat penjuru yang sudah datang dan tinggal maupun
> yang belum datang.
> Kalau bhikkhu dilarang tinggal di wihara milik
> STI, berarti STI ini melanggar Dhamma Winaya
> (Aparihaniya Dhamma-lihat di atas), lalu dimanakah
> bhikkhu itu harus tinggal? Di Hotel? Memang justru
> bhikkhu Gadungan zaman sekarang lebih suka memilih
> tinggal di hotel apalagi kalau keluar negri.

Quote
> STI menerbitkan buku “Paritta Suci” lalu
> dijual diseluruh toko buku khususnya
> Gramedia dengan harga Rp39.000,-, sedangkan
> isinya hasil terjemahan dari buku
> bahasa Inggris, tapi tidak mau mencantumkan:
> Judul asli, Penulis asli
> (sumbernya), tidak ada kata pengantar ijin
> dari penerbit aslinya, padahal buku
> STI itu menulis dilarang mengkopy, mencetak
> ulang dst..
> Kita tahu peraturan hak cipta dan pelanggarannya
> apa jika dilakukan, hal itu sudah termasuk kriminal,
> yakni harus bayar Rp100 juta atau sekurang-kurangnya
> di penjara selama sekian tahun dan ini kalau diusut
> melalui Dhamma Winaya sudah termasuk pelanggaran
> “Parajika” yang akibatnya siapapun dia bhikkhu itu
> atau sekelompok bhikkhu yang menjadi kepengurusan
> dalam STI harus lepas jubah semua karena hal ini
> sudah menjadi tanggung jawab dan
> konsenkwensinya/resiko mau melakukan tindakan itu
> yang harus dipertanggung jawabkan, dengan
> sesadar-sadarnya, tanpa beralasan apapun lagi.
yg ini kayanya kalau kebukti pun mana ada sih umat yg berani nuntut ;D

Quote
> Saya berkeliling di Thailand, Myanmar dan
> Malaysia termasuk hampir di seluruh Indonesia keluar
> masuk wihara-wihara, tapi belum pernah melihat di
> satu wiharapun yang memasang kotak dana diberi nama
> bhikkhu A, B, C, hanya sepesial adanya di wihara
> Dhammacakkajaya Jakarta, kotak dana diberi nama
> b.sukhemo, b.pannavaro, b.khantidharo, dulu ada
> b.subalaratano pelopor yang pertama, lalu STI, dan
> para bhikkhu.
masih ada ga yah?

Quote
> Sekilas untuk diketahui oleh seluruh umat
> Buddha, bahwa STI banyak membuat peraturan sendiri
> yang isinya diluar Dhamma Winaya bahkan bertentangan
> dengan Dhamma Winaya. Misalnya ada umat pergi ke
> Negara buddhis lalu di upasampada di Myanmar oleh
> Sayadow U. pandita Rama atau Sayadow U. Janaka,
> setelah kembali ke Indonesia mau masuk anggota STI
> harus di upasampada/tahbiskan ulang oleh Bhikkhu
> ke-3 tsb diatas sebagai uppajjaya, jika tidak mau
> resikonya tidak boleh masuk menjadi anggota STI.
butuh bhikkhu STI sendiri yg membongkar nih...

Quote
> Dalam penahbisan/upasampada bhikkhu atau
> samanera, STI membuat/menambah peraturan sendiri di
> luar Dhamma Winaya, dengan sebutan “Skrining” yang
> berisi banyak pertanyaan kurang lebih sampai ratusan
> soal yang tidak ada didalam Dhamma Winaya, hal ini
> sangat jauh melampui Dhamma Winaya yang diajarkan
> oleh Buddha sebagai Guru Junjungan, namun terus
> melakukannya, membenarkan, mengakui dan menggunakan
> nama Sanggha, saya tidak habis pikir mengapa hingga
> sejauh itu? Dan tidak ada seorangpun yang berani
> menegur atau mengingatkan agar diperbaiki, sebab hal
> itu sangat fatal akibatnya nanti, bahkan mengerikan!
pertanyaan bukan berhub dg dhamma & winaya, jadi tentang apa ???
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #887 on: 18 January 2011, 01:22:48 PM »
karena Sang Buddha sendiri tidak mendefinisikan mana "peraturan yg gak gitu penting" itu, maka para sesepuh yg dipimpin oleh Arahat Mahakassapa memutuskan tidak ada peraturan yg dihapuskan. dalam kapasitas apa para bhikkhu jaman sekarang mengamandemen vinaya itu?
betul, Sang Buddha tidak mendefinisikannya.
nah, sekarang post mengenai keputusan mahakassapa di atas referensi dan sumbernya berasal dari mana? apakah itu sumber netral?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #888 on: 18 January 2011, 01:23:11 PM »
lho siapa yg tanya sila anda bolong / tidak? saya tanya hidup anda benar atau tidak benar, itu saja tidak bisa jawab. jawaban berputar2. maling teriak maling :) makanya saya ga perlu menjawab anda.

 ???

Quote
Quote from: tesla on Today at 11:19:13 AM
haha... lucu... menurut anda, hidup anda benar atau tidak benar? anda jawab dulu pertanyaan2 saya kalau begitu


  ???, maksudnya apa ? bercanda doank ! :)) :))

  _/\_
« Last Edit: 18 January 2011, 01:26:34 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #889 on: 18 January 2011, 01:24:31 PM »
Jika berbicara mengenai Vinaya, IMO Vinaya memang harus kaku tanpa toleransi. jika pelanggaran2 ditoleransi karena alasan motivasi si pelanggar, Vinaya tidak akan dapat ditegakkan.

Ada peraturan2 lain yg memang berguna untuk spiritual seorang bhikkhu, seperti misalnya peraturan yg diusulkan oleh Devadatta, menetap di hutan, wajib pindapatta, dll. ini oleh Sang Buddha tidak memasukkan ini  ke dalam Vinaya, dan karena itu boleh dilakukan tanpa pelanggaran. Tetapi peraturan2 yg termasuk dalam Vinaya wajib dilaksanakan sekaku/seketat mungkin.
« Last Edit: 18 January 2011, 01:32:21 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #890 on: 18 January 2011, 01:26:39 PM »
betul, Sang Buddha tidak mendefinisikannya.
nah, sekarang post mengenai keputusan mahakassapa di atas referensi dan sumbernya berasal dari mana? apakah itu sumber netral?


menurut notulen/catatan Sidang Konsili pertama. rujukan saya karena bersumber dari naskah Theravada tentu saja menjadi tidak netral

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #891 on: 18 January 2011, 01:30:53 PM »
menurut notulen/catatan Sidang Konsili pertama. rujukan saya karena bersumber dari naskah Theravada tentu saja menjadi tidak netral
nah itu dia. jawaban gentleman. tidak netral.
kalo tidak salah, ada dalam dipavamsa, mahavamsa atau kathavatthu yg semuanya merupakan basis berdirinya theravada dan tidak ada naskah senada maupun peer review dari buku2 yg berumur sama dengan kitab2 di atas. berbeda dengan tipitaka dari early buddhism, di mana versi yg satu isinya senada versi yg lainnya. cmiiw.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #892 on: 18 January 2011, 01:33:30 PM »
Jika berbicara mengenai Vinaya, IMO Vinaya memang harus kaku tanpa toleransi. jika pelanggaran2 ditoleransi karena alasan motivasi si pelanggar, Vinaya tidak akan dapat ditegakkan.
bagaimana kalau dikesampingkan dulu masalah perubahan pada vinaya (baca: masalah akar perpecahan). kita focus pada yg vinaya tetap saja (baca: Theravada). apakah Vinaya dapat ditegakkan? siapa yg berani menuntut bhikkhu utk taat vinaya, taruhlah sudah ada bukti... >:D
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #893 on: 18 January 2011, 01:36:40 PM »
Jika berbicara mengenai Vinaya, IMO Vinaya memang harus kaku tanpa toleransi. jika pelanggaran2 ditoleransi karena alasan motivasi si pelanggar, Vinaya tidak akan dapat ditegakkan.

Ada peraturan2 lain yg memang berguna untuk spiritual seorang bhikkhu, seperti misalnya peraturan yg diusulkan oleh Devadatta, menetap di hutan, wajib pindapatta, dll. ini tidak Sang Buddha tidak memasukkan ini  ke dalam Vinaya, dan karena itu boleh dilakukan tanpa pelanggaran. Tetapi peraturan2 yg termasuk dalam Vinaya wajib dilaksanakan sekaku/seketat mungkin.

setuju bro Sakka   :yes: 
inilah jawaban yang saya inginkan  :jempol:

jika ada yang tidak setuju juga diperbolehkan, selera masing2  >:)<

 semoga bermamfaat ^:)^

 _/\_



Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #894 on: 18 January 2011, 01:39:00 PM »
bagaimana kalau dikesampingkan dulu masalah perubahan pada vinaya (baca: masalah akar perpecahan). kita focus pada yg vinaya tetap saja (baca: Theravada). apakah Vinaya dapat ditegakkan? siapa yg berani menuntut bhikkhu utk taat vinaya, taruhlah sudah ada bukti... >:D

sesuai SOP tentunya Sangha yg berwenang untuk itu. mekanisme penegakannya sudah dijelaskan dalam Vinaya.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #895 on: 18 January 2011, 01:39:28 PM »
menurut notulen/catatan Sidang Konsili pertama. rujukan saya karena bersumber dari naskah Theravada tentu saja menjadi tidak netral

tidak netral belum tentu salah
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #896 on: 18 January 2011, 01:39:50 PM »
Semoga dengan pembahasan adanya oknum bhikkhu yang hidup tanpa kepatutan ini, tidak membatalkan, mengurangi niat kita, khususnya umat awam untuk tetap melakukan persembahan dana kepada para bhikkhu sangha dengan pengertian yang benar yaitu melakukan persembahan dana kepada Arya Sangha bukan kepada personal/pribadi seorang bhikkhu.

Semoga para senior sepakat akan hal di atas, dan mau menegaskannya kepada kita-kita yang awam agar tidak ada salah paham.

_/\_
Saya bukan senior, tapi ingin mengungkapkan satu hal.
Kalau karena beberapa oknum tertentu lantas umat tidak mau lagi menyokong kehidupan sangha, maka lama kelamaan sangha tidak akan ada lagi, termasuk bhikkhu-bhikkhu yang baik juga akan lenyap. Orang-orang yang beraspirasi murni menjadi bhikkhu yang baik juga tidak akan kesampaian. Kalau menurut saya, jangan berhenti berdana, tapi berdanalah dengan bijak, tidak usah berlebihan. Jangan mendanakan lebih dari yang diperlukan karena sebetulnya membuat godaan lebih banyak pula bagi petapa. 






Setuju... suka dengan istilah "makan makanan sisa"... hahahhahahaha...
Istilahnya Visakha (Migaramata). ;D 
« Last Edit: 18 January 2011, 01:41:44 PM by Kainyn_Kutho »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #897 on: 18 January 2011, 01:43:04 PM »
sesuai SOP tentunya Sangha yg berwenang untuk itu. mekanisme penegakannya sudah dijelaskan dalam Vinaya.
ibaratnya kalau Sangha nya yg udah corrupt gmn? mis kalau bbrp klaim kasus tadi ternyata benar, tentang penerbitan buku 39000 tsb... parajika euy... serem...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #898 on: 18 January 2011, 01:53:01 PM »
ibaratnya kalau Sangha nya yg udah corrupt gmn? mis kalau bbrp klaim kasus tadi ternyata benar, tentang penerbitan buku 39000 tsb... parajika euy... serem...

tidak ada Sangha yang korup, yang ada oknum Bhikkhu pribadi.

kalau mengenai penerbitan buku Paritta Suci STI untuk mengganti biaya ongkos cetak Rp. 25.000/buku (itu harga di bursa), saya pernah beli 1 dus (25 buku) ketika mengganti ongkos cetak bukutsb, sama dgn kita berdana kepada Sangha karena dana tersebut masuk ke rek Sangha, dan buku Paritta tsb boleh danakan ke VIhara lain atau umat yang membutuhkannya.
 :)) :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #899 on: 18 January 2011, 01:57:00 PM »
ibaratnya kalau Sangha nya yg udah corrupt gmn? mis kalau bbrp klaim kasus tadi ternyata benar, tentang penerbitan buku 39000 tsb... parajika euy... serem...

Sangha adalah siswa Sang Bhagava yg berperilaku baik, jujur, lurus. saya masih merasa Sangha masih bisa diandalkan.