//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sosok Berharga & Fenomenal  (Read 6947 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Sosok Berharga & Fenomenal
« on: 12 March 2009, 05:54:07 PM »
Sudahkah kita mengenal sosok dibawah ini ?
Silakan berikan komentar dan opini anda...


-----------------------------------------------------------------

Nama Lengkap : Drs. Aggi Tjetje , SKed, SH, SS, SE, SIP, MA, MM, CAAE.
Tempat Lahir : Balikpapan – Kalimantan Timur.
Tanggal Lahir : 17 April 1950
Agama : Buddha.
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Rektor / Penasihat Hukum / Konsultan Bisnis / Ketua Yayasan /.Ketua
Koperasi / Pimpinan Perusahaan
Alamat Pribadi : Jl. Angkasa No 18 K, Jakarta Pusat.
Telepon : HP: 081.618.11065
Alamat E-mail : aggytjetje [at] yahoo.com
Website : http://www.aggytjetje.com


------------------------------------------------------------

Penghargaan :
Memperoleh berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Antara lain dari Ketua Wanhankamnas, Kasad, Kapolri, Kejagung, the World Fellowship of Buddhists, dan terakhir memperoleh penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasi meraih gelar akademis multidisiplin terbanyak di Indonesia.


------------------------------------------------------------

Karya Ilmiah
Buku Yang Pernah Disusun :
1. Sehat Tanpa Daging (Kesehatan)
2. Komet Halley (Astronomi)
3. Suluh Kepastian (Agama)
4. Amitabha Sutra (Agama)
5. Kartu Ramalan I Tsing (Astrologi)
6. Kitab Tentang Kematian (Kejiwaan)
7. Sekilas Tentang Tahun Baru Imlek (Kebudayaan)
8. Seni Perang Sun Tzu (Pertahanan)
9. Pokok-pokok Filsafat Buddhis (Filsafat).
10. Filsafat Sosial Buddhis (Filsafat).
11. Hukum Kedokteran (Medis dan Hukum).
12. Etika Profesi Medis (Medis dan Etika / Hukum).
13. Skripsi-skripsi dan Thesis-thesis.

Sebanyak kurang lebih 20 judul buku masih dalam persiapan penyusunan untuk diterbitkan.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengalaman Organisasi : (di dalam dan di luar negeri)
1. Wakil Presiden Persaudaraan Pemuda Buddhis se Dunia (The World Fellowship of Buddhists Youth / WFBY), Bangkok, Thailand (1980 - 1984).
2. Ketua Bidang Keuangan Persaudaraan Umat Buddha se Dunia (The World Fellowship of Buddhists), Bangkok, Thailand (1980 – 1984).
3. Wakil Presiden Asia Pacific Federation of American Studies Associations (AFASA), Kuala Lumpur, Malaysia (1987 – 1990).
4. Wakil Ketua Umum / Ketua Harian DPP Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Jakarta (1986 – 1991).
5. Ketua Umum DPP Asosiasi Studi Amerika – Indonesia (ASAI), Jakarta (1987 – 1989).
6. Sekretaris Jenderal DPP Gabungan Umat Buddha Seluruh Indonesia (GUBSI), Jakarta (1976 – 1980).
7. Komisaris Umum DPP Gabungan Sam Kauw Indonesia (Yin Ni San Chiao Lien He Hwee), Jakarta, (1972 – 1974)
8. Ketua Umum DPP Gabungan Sam Kauw Indonesia (Yin Ni San Chiao Lien He Hwee), Jakarta, (1974 – 1984).
9. Ketua Umum DPP Musyawarah Kekeluargaan Buddhis Indonesia, Jakarta, (1979 – 1982).
10. Ketua Umum Ikatan Sarjana Tridharma Indonesia, Jakarta, (1974 – 1977).
11. Ketua Seksi Ekstern Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usakti, Jakarta (1968- 1970).
12. Pemrakarsa Kebangkitan Nasional II, Jakarta (2002).
13. Ketua Kehormatan DPP Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia, Jakarta (1986-1994).
14. Ketua Umum DPP Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia, Jakarta (2003 – 2008).
15. Ketua Umum DPN / Presiden BPH Asosiasi Studi Amerika Se Indonesia (ASAI), Jakarta (2003 – 2007).
16. Anggota Discussion Group of Amnesty International Hongkong Section on China Issues, Hongkong (1978 – 1984).
17. Pengurus berbagai Yayasan Sosial, Keagamaan, Pendidikan, Tempat Ibadah.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Walau pun berpendidikan tinggi dan modern, Aggy Tjetje tetap mempertahankan nilai adat tradisional dalam keluarganya. Setiap tahun baru dan hari ulang tahunnya atau setiap kali bertemu setelah lama berpisah, anak-anaknya selalu menyembah secara adat untuk memohon doa restu dari orangtua. Tampak Aggy Tjetje (kanan) sedang memberkati putranya (kiri) yang menyembahnya begitu berjumpa setelah beberapa tahun tidak bertemu karena kesibukan menuntut ilmu di Eropa. Saat itu Aggy Tjetje sedang dalam pengasingan di luar negeri akibat dicekal penguasa Orde Baru.

Pelaksanaan tatakrama adat ini dilakukan oleh anak-anaknya secara ikhlas atas kemauan sendiri. Mereka mencontohnya dari keteladanan yang diberikan oleh Aggy Tjetje. Di antara saudara-saudaranya, Aggy Tjetje adalah satu-satunya anak yang menyembah orangtua dengan cara membenturkan kepala tiga kali ke lantai.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika putrinya tiba di Singapura dari negera di mana ia menuntut ilmu, Aggy Tjetje memberkatinya dan menerima secawan teh yang disodorkan oleh putrinya sambil berlutut setelah menyembah sampai kepala membentur lantai sebanyak tiga kali. Mereka bertemu di Singapura karena Aggy Tjetje sedang menjalani pengasingan akibat dicekal oleh penguasa Orde Baru. Berkat pendidikannya yang memberikan keteladanan dalam hal akhlak, tidak ada satu pun anaknya yang enggan melakukan wujud keberbaktian secara adat, bahkan jika dilarang maka anak-anaknya akan merasa ada sesuatu yang kurang dan akan gelisah selama berhari-hari.

Cara Aggy Tjetje menghukum anaknya adalah sangat unik yakni dengan cara menolak menerima penyembahan.



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Begitu mengetahui ibunya berkunjung ke Singapura, Aggy Tjetje segera membawa anak-anaknya dari Malaysia ke Singapura untuk menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek dengan cara menyembah. Tampak anak Aggy Tjetje sedang menyembah neneknya dengan membenturkan kepalanya sebanyak tiga kali di lantai (Kow Tow), sedangkan neneknya menyiapkan Ang Pao bagi cucunya. Dalam seluruh keluarga besar Aggy Tjetje, hanya keluarga Aggy Tjetje yang masih melaksanakan tradisi kuno semacam itu, sedangkan keluarga saudara-saudara Aggy Tjetje tidak melaksanakan keberbaktian semacam ini karena menganggapnya terlalu klasik dan berbau feodalistis. Mereka hanya sebatas berlutut dan menyoja saja. Bagi Aggy Tjetje cara yang mana pun sama baiknya asalkan tidak saling dibandingkan. Aggy Tjetje tetap berpendapat bahwa cara kuno adalah yang terbaik karena telah teruji selama ribuan tahun,.

Menurut Aggy Tjetje, kepada rokhaniwan dan dewa saja orang menyembah habis-habisan, mengapa tidak kepada orangtua sendiri. Kebanyakan agama mengajarkan untuk menyembah orangtua, bukan menyembah rokhaniwan. Sorga berada di telapak kaki orangtua, bukan berada di kaki pendeta atau dewa dan malaikat. Hanya keberbaktian kepada leluhur kandunglah yang dapat menyelamatkan orang, bukan kepada leluhur perguruan. Lebih baik menyembah orangtua sendiri ketimbang menyembah apa pun dan siapa pun. Hanya orang keblingerlah yang menyembah orang lain sebagai ganti menyembah orangtua. Dengan menyembah orangtua, segala ibadah telah terlaksana.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini adalah rumah mewah milik Aggy Tjetje, yang terletak di Pondok Indah lengkap dengan lapangan tennis dan kolam renangnya di atas tanah seluas 1.500 meter persegi. Akan tetapi kemudian ketika dicekal oleh penguasa, Aggy Tjetje pindah ke luar negeri dan rumah tersebut dijual.

Sejak saat itu, Aggy Tjetje tidak mau tinggl di rumah mewah lagi karena katanya rumah mewah justru menjadi penjara penindasan bagi penghuninya sebab justru penghuninyalah yang diperbudak oleh rumah akibat harus merawat rumahnya secara berhati-hati dan telaten. Lagi pula hidup di dalam rumah mewah adalah bagaikan hidup di ruang pamer (show room) yang harus senantiasa tertata rapi tanpa boleh ada yang berantakan dan tercemar. Aggy Tjetje yang menyenangi kebebasan dan kesantaian, tidak bersedia lagi tinggal di dalam rumah mewah selain karenas alasan tersebut, juga seiring bertambahnya usia, ia menjadi sadar bahwa tinggal di rumah mewah sangatlah menyiksa jika merasakan masih banyaknya orang yang tidak memiliki tempat berteduh. Kini Aggy Tjetje tinggal di rumah yang besar tetapi sederhana dan nyaman sehingga bisa jauh lebih santai karena tidak khawatir rumahnya rusak atau kotor yang amat meletihkan pikiran sehingga menjadi beban batinnya.

Ketika tinggal di rumah mewah, untuk memasang sebatang paku di dinding pun ia harus ekstra hati-hati atau bahkan sama sekali tidak dilakukan karena sayang akan dindingnya sedangkan lantai marmer harus dijaga secara sangat hati-hati agar tidak terkena tumpahan minuman bahkan air teh. Kini ia dapat sambil meram memantekkan paku ke dinding atau ke mana saja. Ia juga kini dapat membawa makanan secara meram dan sambil berlari tanpa takut tumpah di atas marmer karena kini lantainya adalah keramik yang mudah dibersihkan dan tahan banting.

Dalam rumah yang ada kehidupannya, justru harus terjadi ketidakrapian dan kekotoran, karena jika tidak maka itu bukan rumah melainkan show room. Dari pda tiap hari dirisaukan oleh perawatan rumah sehingga sering memarahi anak-anak yang nakal dan pembantu rumah tangga yang ceroboh maka lebih baik tinggal di rumah yang jauh dari kemewahan namun bersih dan nyaman.


-------------------------------------------------------------------------------------------------

Rumah mewah harus memiliki taman mewah dan asri, namun ini semua menimbulkan biaya yang tidak kecil. Untuk merawat taman saja, setiap bulan dibutuhkan biaya ratusan ribu rupiah pada waktu itu, yang setara dengan jutaan rupiah pada masa sekarang ini.

Bagi Aggy Tjetje kini, sungguh tidak masuk akal jika menanam pohon mewah yang harganya sampai jutaan dan bahkan puluhan juta sebatang. Katanya: “Ngapain piara pohon yang mahal kayak gitu? Khan buang-buang duwit. Kalau mati atau dicuri orang, pasti nimbulin stres atau keresahan hati. Punya duit kok malah nyeksa batin dan raga sendiri? Dari pada begitu mah kan mendingan pegi aja ke kebun raya kalau mau menikmatinya. Ini semua kan cuman disebabin karena rasa gengsi dan sifat posesif yang ingin memiliki sesuatu.

Coba aja pindahin gunung yang pemandangannya indah ke rumah. Apa jadinya? Semua khan udah ada habitatnya sendiri-sendiri. Ngapain dipindah-pindahin? Coba aja bunga bangkai yang harganya tak ternilai atau pohon beringin yang gedenya gak kira-kira, dipindahin ke rumah. Khan jadi gak kepuguhan tuh rumah. Taman kok gak boleh diinjeg sama anak-anak? Ini rumah apa tempat keramat? Dari pada kepenjara di rumah sendiri sama terseksa lahir dan batin, khan mendingan tinggal di rumah yang sederhana. Bebas, murah, leluasa, praktis, mudah dirawat dan irit, ama yang penting gak nimbulin stres.

Ada orang yang kran kamar mandi pribadinya terbuat dari emas. Buat apaan? Memangnya kita bawa tamu-tamu kita ke kamar tidur kita? Kalau buat dinikmatin sendiri ya paling-paling sebulan juga udah bosen, Cuman gara-gara kepengen ge-er, jadi buang-buang duit yang nggak nggak. Masih mending kalau kran emasnya ditaroh di kamar mandi tamu, tapi kan terusannya takut dicolong orang ama berasa kok mahal-mahal malah tamunya yang menikmatin, bukan tuan rumah? Jadi serba salah, ditaroh di kamar mandi pribadi mau pun ditaroh di kamar mandi tamu, sama-sama gak tepat. Dari pada begitu khan mending pake kran biasa aja. Yang penting buat kran khan bisa ngeluarin air, bukan bisa ngeluarin cahaya kuning emas khan?

Ini mah kayak orang yang masuk restoran karena kelaparan. Apa juga dipesen, semuanya dianggap enak, tapi begitu udah makan tiga piring paling banyak, semua makanan itu menimbulkan rasa muak. Akhirnya sebagian besar pesanannya nggak kemakan. Kenapa? Karena waktu dia lapar itu, yang kepengen makan tuh pikirannya, bukan perutnya, tapi khan yang ngelaksanain tugas buat makan itu perutnya yang terbatas ukurannya. Nah, ini juga begitu.

Yang kelaparan barang mewah itu pikirannya, bukan kebutuhannya. Yang kepengen kran emas tuh pikirannya, sedangkan badannya yang merluin mandi, justru sama sekali gak butuh kran emas. Yang paling dibutuhin ya air sama sabun. Pikiran khan gak bissa makan atau mandi, jadi kenapa sok ikut nentuin? Kebahagiaan itulah kemewahan karena susah sekali didapetinnya. Kemewahan rumah belum tentu bisa ngedatengin kebahagiaan, malah bisa banget nyebabin penderitaan buat anak-anak, pembantu rumahtangga, dan pemiliknya sendiri yang marah-marah karena rumah mewahnya tercemar atau rusak. Kebahagiaasn pasti ngedatengin kemewahan di dalam pikiran. Dalam rumahtangga yang bahagia, batu pun tertampak sebagai emas.” Demikian pendapat Aggy Tjetje.


----------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk lebih lengkap, segera klik : http://www.aggytjetje.com



--------- o0o ++ o0o -----------
Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #1 on: 12 March 2009, 06:08:25 PM »
nih promosi yaaa...

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #2 on: 12 March 2009, 06:15:23 PM »
waduh itu namanya panjang bener, emank kl ditulis di KTP sepanjang itu juga? kl simpan no hpnya di phone book pasti gak muat :))

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #3 on: 12 March 2009, 06:17:20 PM »
yg gua tahu tuh

yg Berharga adalah emas

yg Fenomenal adalah Tukul

ngak ada tuh dua benda tersebut.. ???
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #4 on: 12 March 2009, 08:48:24 PM »
ini orang bukan  ???

Offline yanfei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 430
  • Reputasi: 12
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #5 on: 12 March 2009, 08:58:51 PM »
caleg nomor berapa nih? dari partai mana?  :P ;D  :))

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #6 on: 12 March 2009, 08:59:51 PM »
ck....ck.....ck..... panjang :))

Offline m1ch43l

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 121
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #7 on: 12 March 2009, 09:40:17 PM »
baru tau ada yg punya gelar banyak kyk gt,salut  ^:)^
Aku ini Buddha KTP yg sedang belajar dan memahami Dhamma

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #8 on: 13 March 2009, 09:05:38 AM »
nih promosi yaaa...


bisa juga disebut promosi, akan tetapi lebih tepatnya share information...

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Sosok Berharga & Fenomenal
« Reply #9 on: 13 March 2009, 09:07:14 AM »
Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

 

anything