//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Akar perpecahan  (Read 101013 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #90 on: 18 December 2009, 05:53:39 AM »
Quote
Bro Gandalf mengerti apa yang mau dicapai dalam ajaran filosofo Mahayana !
Berarti Bro Gandalf, termasuk makhluk luar biasa donk ! karena memahami apa yang tidak bisa dimengerti oleh umat awam seperti penjelasan Bro Chingik.
Boleh tahu apa yang mau dicapai Bro Gandalf, supaya menambah pengetahuan saya tentang Buddha Dhamma filosofi Mahayana !
Terima kasih penjelasannya

Haisss....ckckckck....

Seperti kata Hokben, saya tidak bilang saya mengerti 100% ajaran Mahayana, ini menunjukkan bahwa anda memang punya niat menyindir dengan mengatakan terima kasih atas kejujurannya, saya termasuk makhluk luar biasa donk, dst.

Lebih baik hilangkan kebiasaan posting dengan berpikiran negatif seperti ini, kalau tidak, akan saya delete postingan anda di board ini, karena mengacaukan diskusi Dharma yang sebenarnya bisa dilakukan dengan sehat dan tanpa sindir-sindiran segala.

Mengenai Mahayana, saya memang hanya paham kulitnya saja, daging dan tulangnya saya belum paham, karena saya bahkan belum mencapai Bhumi pertama Bodhisattva. Demikian juga banyak teman2 se- Dharma di sini yang bahkan belum mencapai Sotapanna (hanya tahu kulit luarnya saja), mampu membabarkan ajaran Theravada dengan cukup baik.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #91 on: 18 December 2009, 05:56:47 AM »
Quote
Demikian pula tidak setuju seorang arahat masih bisa berkehendak mencari penyempurnaan pengetahuan melalui suatu proses 'penjadian'. Ini berarti bhava-tanha dan bhava-tanha sebagaimana yg disepakati mau Theravada atau pun Mahayana adalah belenggu yang belum diputuskan seorang anagami. Apakah berarti arahat setara dengan anagami? Atau mungkin lebih rendah jangan-jangan? Karena dalam proses penyempurnaan paraminya, seorang arahat harus terlahir lagi dalam berbagai kondisi alam dan kelahiran melewati rentang proses sangat panjang dan tak terhitung kelahiran yang berulang-ulang dengan pelbagai sifat mencakup yang baik maupun yang jelek yang mungkin dimiliki seorang Bodhisatta. Hal ini tidak akan konsisten dengan penjelasan Sang Buddha sbgmn yang kita temukan baik dlm Nikaya Pali atau Agama Sanskrit, dengan mengesampingkan soal aliran yang ada hari ini. Smiley
Dg catatan tambahan, ini pun bila kita menerima konsep tentang Bodhisatta/Bodhisattva sebagaimana yang ada pada hari ini secara penuh.

Yang pasti Arhat ya sudah lebih tinggi pencapaiannya dari Anagamin.

Undefined ini dalam Mahayana biasanya erat dengan non-dualisme (advaya). Lahir pun juga tak lahir, anda akan menemukan ini di berbagai Sutra dan komentar Mahayana. Kelahiran Anagamin masih terikat dengan dualisme lahir, sedangkan kelahiran seorang Bodhisattva Bhumi ketujuh itu, sudah lepas dari apa yang namanya dualisme kemenjadian saja, karena seorang Bodhisattva tak lahir pun juga lahir, menjadi pun juga tak menjadi. Ini konsep yang tidak ada secara eksplisit dalam ajaran Shravakayana yang terkandung dalam Theravada, Sarvastivada, dll.

Apabila dalam Agama Sanskrit dikatakan bahwa:
我生已尽,Kelahiranku telah diakhiri
梵行已立,Kehidupan suci telah ditegakkan
所作已办,Apa yang dikerjakan telah dikerjakan
不更受有,Tiada lagi kelahiran

Maka tulisan di atas harus dipahami sesuai konteksnya, yang jelas-jelas menurut Mahayana menunjuk pada pencapaian Shravaka Arhat. Bahkan dalam Dasabhumika Sutra, kutipan Agama Sanskrit di atas mendeksripsikan pencapaian Bodhisattva bhumi keenam, yang kemudian memang masih harus dilanjutkan lagi sampai bhumi kesepuluh.

Laen kali saya posting Dasabhumika Sutra yah, setidaknya menambah penjelasan tentang ini.  ;)  ;)

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 18 December 2009, 06:21:20 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Akar perpecahan
« Reply #92 on: 18 December 2009, 08:35:42 AM »
Tanya, diskusi, ndak boleh !
Karena tidak puas akan jawaban !, bertanya lagi ! dibilang dengan sindiran, jujur mengatakan terima kasih, tidak boleh, apakah Jawaban yg diberikan harus dipuaskan, dterima.
Bahaya memang !

Bro Gandalf mau hapus silahkan aja :))

Emang ndak benar, kok dibenarin.

Go ahead, kalau saya merasa ganggu, Hapus aja  :))
Kamu kan berkuasa sebagai TUHAN, bisa menghapus dan menciptakan. =))
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #93 on: 18 December 2009, 08:52:05 AM »
Quote
Tanya, diskusi, ndak boleh !
Karena tidak puas akan jawaban !, bertanya lagi ! dibilang dengan sindiran, jujur mengatakan terima kasih, tidak boleh, apakah Jawaban yg diberikan harus dipuaskan, dterima.
Bahaya memang !

Bro Gandalf mau hapus silahkan aja laugh

Emang ndak benar, kok dibenarin.

Go ahead, kalau saya merasa ganggu, Hapus aja  laugh
Kamu kan berkuasa sebagai TUHAN, bisa menghapus dan menciptakan. LOL

Ckck.... Umat Buddhis bisa berbicara seperti ini.....  8)  8) hebat juga....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Akar perpecahan
« Reply #94 on: 18 December 2009, 09:04:55 AM »
Quote
Bro Gandalf mengerti apa yang mau dicapai dalam ajaran filosofo Mahayana !
Berarti Bro Gandalf, termasuk makhluk luar biasa donk ! karena memahami apa yang tidak bisa dimengerti oleh umat awam seperti penjelasan Bro Chingik.
Boleh tahu apa yang mau dicapai Bro Gandalf, supaya menambah pengetahuan saya tentang Buddha Dhamma filosofi Mahayana !
Terima kasih penjelasannya

Haisss....ckckckck....

Seperti kata Hokben, saya tidak bilang saya mengerti 100% ajaran Mahayana, ini menunjukkan bahwa anda memang punya niat menyindir dengan mengatakan terima kasih atas kejujurannya, saya termasuk makhluk luar biasa donk, dst.

Lebih baik hilangkan kebiasaan posting dengan berpikiran negatif seperti ini, kalau tidak, akan saya delete postingan anda di board ini, karena mengacaukan diskusi Dharma yang sebenarnya bisa dilakukan dengan sehat dan tanpa sindir-sindiran segala.

Mengenai Mahayana, saya memang hanya paham kulitnya saja, daging dan tulangnya saya belum paham, karena saya bahkan belum mencapai Bhumi pertama Bodhisattva. Demikian juga banyak teman2 se- Dharma di sini yang bahkan belum mencapai Sotapanna (hanya tahu kulit luarnya saja), mampu membabarkan ajaran Theravada dengan cukup baik.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Quote
Tanya, diskusi, ndak boleh !
Karena tidak puas akan jawaban !, bertanya lagi ! dibilang dengan sindiran, jujur mengatakan terima kasih, tidak boleh, apakah Jawaban yg diberikan harus dipuaskan, dterima.
Bahaya memang !

Bro Gandalf mau hapus silahkan aja laugh

Emang ndak benar, kok dibenarin.

Go ahead, kalau saya merasa ganggu, Hapus aja  laugh
Kamu kan berkuasa sebagai TUHAN, bisa menghapus dan menciptakan. LOL

Ckck.... Umat Buddhis bisa berbicara seperti ini.....  8)  8) hebat juga....

 _/\_
The Siddha Wanderer
mau tanya, yang di bold termasuk menyindir gak ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #95 on: 18 December 2009, 09:10:46 AM »
Yap, bisa termasuk  ;D  ;D ..... silahkan menilai sendiri apa latar belakang dan motivasi saya menyindir dan motivasi / latar belakang ketika adilim menyindir.  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Akar perpecahan
« Reply #96 on: 18 December 2009, 09:32:03 AM »
wedew, ada apa nech? ada apa?

Quote
Tanya, diskusi, ndak boleh !
Karena tidak puas akan jawaban !, bertanya lagi ! dibilang dengan sindiran, jujur mengatakan terima kasih, tidak boleh, apakah Jawaban yg diberikan harus dipuaskan, dterima.
Bahaya memang !

Bro Gandalf mau hapus silahkan aja laugh

Emang ndak benar, kok dibenarin.

Go ahead, kalau saya merasa ganggu, Hapus aja  laugh
Kamu kan berkuasa sebagai TUHAN, bisa menghapus dan menciptakan. LOL

Ckck.... Umat Buddhis bisa berbicara seperti ini.....  8)  8) hebat juga....

 _/\_
The Siddha Wanderer

bro gandalf, ga bole yach galak2 ama tamu.... he2
 [at] tamu : bertanya bole2 saja, tapi ga bole maksa yach.... he2

_/\_

*kaburrrrrr
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #97 on: 18 December 2009, 09:36:13 AM »
Quote
bro gandalf, ga bole yach galak2 ama tamu.... he2

 :)  :)  :)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #98 on: 18 December 2009, 10:48:12 AM »
Quote
Demikian pula tidak setuju seorang arahat masih bisa berkehendak mencari penyempurnaan pengetahuan melalui suatu proses 'penjadian'. Ini berarti bhava-tanha dan bhava-tanha sebagaimana yg disepakati mau Theravada atau pun Mahayana adalah belenggu yang belum diputuskan seorang anagami. Apakah berarti arahat setara dengan anagami? Atau mungkin lebih rendah jangan-jangan? Karena dalam proses penyempurnaan paraminya, seorang arahat harus terlahir lagi dalam berbagai kondisi alam dan kelahiran melewati rentang proses sangat panjang dan tak terhitung kelahiran yang berulang-ulang dengan pelbagai sifat mencakup yang baik maupun yang jelek yang mungkin dimiliki seorang Bodhisatta. Hal ini tidak akan konsisten dengan penjelasan Sang Buddha sbgmn yang kita temukan baik dlm Nikaya Pali atau Agama Sanskrit, dengan mengesampingkan soal aliran yang ada hari ini. Smiley
Dg catatan tambahan, ini pun bila kita menerima konsep tentang Bodhisatta/Bodhisattva sebagaimana yang ada pada hari ini secara penuh.

Yang pasti Arhat ya sudah lebih tinggi pencapaiannya dari Anagamin.

Undefined ini dalam Mahayana biasanya erat dengan non-dualisme (advaya). Lahir pun juga tak lahir, anda akan menemukan ini di berbagai Sutra dan komentar Mahayana. Kelahiran Anagamin masih terikat dengan dualisme lahir, sedangkan kelahiran seorang Bodhisattva Bhumi ketujuh itu, sudah lepas dari apa yang namanya dualisme kemenjadian saja, karena seorang Bodhisattva tak lahir pun juga lahir, menjadi pun juga tak menjadi. Ini konsep yang tidak ada secara eksplisit dalam ajaran Shravakayana yang terkandung dalam Theravada, Sarvastivada, dll.

Apabila dalam Agama Sanskrit dikatakan bahwa:
我生已尽,Kelahiranku telah diakhiri
梵行已立,Kehidupan suci telah ditegakkan
所作已办,Apa yang dikerjakan telah dikerjakan
不更受有,Tiada lagi kelahiran

Maka tulisan di atas harus dipahami sesuai konteksnya, yang jelas-jelas menurut Mahayana menunjuk pada pencapaian Shravaka Arhat. Bahkan dalam Dasabhumika Sutra, kutipan Agama Sanskrit di atas mendeksripsikan pencapaian Bodhisattva bhumi keenam, yang kemudian memang masih harus dilanjutkan lagi sampai bhumi kesepuluh.

Laen kali saya posting Dasabhumika Sutra yah, setidaknya menambah penjelasan tentang ini.  ;)  ;)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Ya,betul skali yang dijelaskan bro Gandalf , jadi dalam pandangan Mahayana, Bodhisatva yg mengakhiri kelahiran sudah tdk terikat dgn proses kemenjadian pd lingkup bhava-tanha. Melalui upaya kausalya paramita ,Bodhisatva mampu beremanasi dalam berbagai eksistensi yg tidak sama dengan fenomena kelahiran konvensional. Salah satu contoh paling gamblang adalah Kisah Jataka. Ketika petapa Sumedha menerima vyakarana dari Buddha Dipankara, Beliau sudah terbebas dari perbuatan2 tidak bajik. Berkalpa-kalpa lamanya beliau mengumpulkan paramita yang tidak ada satu pun dapat membuat dirinya memunculkan akusala-citta, apalagi saat-saat menjelang kematiannya. TEtapi lihat saja mengapa banyak sekali terlahir di alam binatang ? Secara hukum alami, tidak ada yang bisa terlahir di alam binatang selain akibat dari impuls karma buruk dan akusala-citta yg muncul saat kematian. Bahkan Beliau sangat sering terlahir di alam binatang. Apakah ini tidak kontradikti dgn usahanya dalam membangun Parami atas dasar welas asih dan memiliki berbagai faktor yg mendukung Parami nya sementara masih terjatuh ke alam binatang?

Tidak, karena menurut Mahayana, Bodhisatva telah mengakhiri proses kemenjadian dalam tataran konvensional. Semua bentuk "kemunculannya" tidak bisa dikaitkan dengan jenis kelahiran dalam hukum sebab musabab saling bergantungan.
Jika mengikuti hukum ini, maka kisah jataka menjadi rancu dengan usaha pengumpulan Parami yg terdiri atas semua faktor2 kebajikan, karena tidak ada kebajikan yg membuat seseorang terjatuh ke alam rendah.  


 

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Akar perpecahan
« Reply #99 on: 18 December 2009, 11:52:01 AM »
Quote
Tanya, diskusi, ndak boleh !
Karena tidak puas akan jawaban !, bertanya lagi ! dibilang dengan sindiran, jujur mengatakan terima kasih, tidak boleh, apakah Jawaban yg diberikan harus dipuaskan, dterima.
Bahaya memang !

Bro Gandalf mau hapus silahkan aja laugh

Emang ndak benar, kok dibenarin.

Go ahead, kalau saya merasa ganggu, Hapus aja  laugh
Kamu kan berkuasa sebagai TUHAN, bisa menghapus dan menciptakan. LOL

Ckck.... Umat Buddhis bisa berbicara seperti ini.....  8)  8) hebat juga....

 _/\_
The Siddha Wanderer

Lho, jadi umat Buddhis kan harus ngomong apa adanya.
Memang demikian adanya ! ^:)^
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #100 on: 18 December 2009, 02:12:56 PM »
:)

thread "Akar Perpecahan" isinya sedikit menghangat neh...

mau aliran apapun, minumnya tetap xxxx <ga bole nyebut merek yah??>
yo diminum dulu gan, biar dingin, adem and diskusinya selalu diawali dengan pikiran positif terhadap sahabat Dhamma-nya..

IMO, kalo liat diskusi sindir2an, jadi non-sektarian kayaknya lebih adem deh

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Akar perpecahan
« Reply #101 on: 18 December 2009, 02:21:23 PM »
Coba deh dibuat judul "akar persatuan" ^-^. lalu kita liat responnya.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline maya devi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 159
  • Reputasi: 16
Re: Akar perpecahan
« Reply #102 on: 18 December 2009, 02:31:48 PM »
 _/\_

Ketika kita hanya mengetahui kulit dari sebuah aliran ditambah keegoisan dan kebodohan itulah penyebab perpecahan.

Jika kita membuka hati untuk menghormati dan mengetahui lebih dalam maka tidak ada namanya perpecahan.

Kita smua murid Buddha.    :)

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #103 on: 18 December 2009, 02:33:20 PM »
Memang diskusi bisa "menghangat" kalau topik diskusi menjadi mengarah pada kritisi pribadi seseorang :) tapi di luar itu, mendiskusikan perbedaan sampai ke akar2nya membantu banget untuk memahami sudut pandang lain dari suatu tradisi dan sekaligus cross check juga ke pemahaman diri sendiri akan tradisi tersebut.

Anumodana untuk teman2 yang sudah mendiskusikan pendapatnya _/\_
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #104 on: 18 December 2009, 05:27:13 PM »
Quote
Memang diskusi bisa "menghangat" kalau topik diskusi menjadi mengarah pada kritisi pribadi seseorang Smiley

Pertama saya cuman ngajak bercanda, tapi entah kenapa kemudian persepsinya ke arah mengkritisi pribadi, akhirnya malah jadi "menghangat"...  :))  :)) ....

Saya minta maaf kalau misalnya saya juga ikut2an mengkritisi pribadi.  _/\_ Mari kita kembali ke diskusi yang dingin.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 18 December 2009, 05:31:47 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.