//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Akar perpecahan  (Read 101003 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Akar perpecahan
« Reply #30 on: 19 February 2009, 09:18:16 AM »
Seorang yang ingin membantu orang lain dalam bentuk materi haruslah mempunyai materi terlebih dahulu

Seorang yang ingin menyumbang tenaga membantu orang lain haruslah mempunyai "tenaga" juga.

dst-nya...

Jadi Jika ingin menyelamatkan makhluk lain haruslah diri-nya sendiri selamat... Diri sendiri belum selamat bagaimana menyelamatkan orang lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Akar perpecahan
« Reply #31 on: 19 February 2009, 10:37:54 AM »
untung gue cuma penerjemah, jadi aman

hahaha...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #32 on: 22 February 2009, 09:48:00 AM »
jangan baca sepotong lah... ^^ mari simak

4. Buddha-kicca
Di antara semua pribadi agung ini, Buddha Yang Mahatahu, Pacceka Buddha, dan Siswa Mulia. Buddha Yang Mahatahu disebut makhluk Tàrayitu (“Ia yang menyeberangkan makhluk-makhluk lain”), yang teragung, Beliau, yang setelah menyeberangi lautan saÿsàra, juga menyelamatkan makhluk lain dari bahaya samsàra.
Pacceka Buddha disebut makhluk Tarita, makhluk mulia yang telah menyeberangi lautan samsàra oleh dirinya sendiri namun tidak dapat menyelamatkan makhluk lain dari bahaya samsara. Untuk menjelaskannya: Seorang Pacceka Buddha tidak muncul pada saat kemunculan Buddha Yang Mahatahu.

----
Pacceka Buddha (makhluk Tarita) adalah mereka yang telah menyeberangi samsàra oleh diri sendiri, tetapi tidak dapat membantu makhluk lain menyeberang.

-----
Siswa Mulia, Sàvaka-Bodhisatta, disebut juga makhluk Tàrita karena telah dibantu menyeberangi lautan saÿsàra oleh Buddha Yang Mahatahu. Sebagai gambaran, Upatissa—petapa pengembara yang kelak menjadi Yang Mulia Sàriputta—berhasil menembus Jalan dan Buahnya setelah mendengar bait berikut dari Yang Mulia Assaji:

Ye dhammà hetuppabhavà
tesaÿ hetuÿ tathàgato

Dari kisah ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Siswa Mulia adalah
yang telah diselamatkan (makhluk Tàrita) oleh makhluk lain dan yang telah menyelamatkan makhluk lain (makhluk Tàrayitu), namun ajaran seorang siswa Buddha berasal dari seorang Buddha; bukan berasal dari siswa itu sendiri. Ia tidak dapat memberikan khotbah yang berasal dari diri sendiri tanpa bantuan dan petunjuk dari ajaran Buddha. Oleh karena itu siswa demikian disebut makhluk Tàrita, bukan makhluk Tarayitu, karena mereka tidak mungkin menembus Empat Kebenaran Mulia tanpa seorang guru; dan penembusan mereka atas Jalan dan Buahnya hanya dapat terjadi dengan adanya bantuan dan petunjuk dari guru.

Seperti yang telah dijelaskan, Pacceka Buddha dan Siswa Mulia adalah makhluk Tarita. Dengan demikian, setelah mereka menembus Jalan menuju Kearahattaan, selanjutnya mereka memasuki tahap pencapaian Buah (Phàla samàpatti) dan pencapaian Penghentian (Nirodha Samàpatti) demi kebahagiaan dan kedamaian mereka sendiri, tidak bekerja demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Di lain pihak, seorang Buddha Yang Mahatahu (Samma-Sambuddha) tidak akan berusaha demi dirinya sendiri saja. Bahkan sebenarnya, dalam masa pemenuhan Kesempurnaan pun ia telah bertekad, “Setelah memahami Empat Kebenaran Mulia, Aku akan membantu yang lain untuk memahaminya juga (Buddho bodheyyaÿ) dan seterusnya. Oleh karena itu, setelah menjadi Buddha, ia melaksanakan lima tugas-tugas seorang Buddha terus-menerus siang dan malam.
Karena Ia harus melaksanakan lima tugas seorang Buddha, Buddha hanya beristirahat sebentar setelah makan siang setiap hari. Pada malam hari Ia beristirahat hanya selama sepertiga dari jaga terakhir pada setiap malam. Jam-jam lainnya digunakan untuk melaksanakan lima tugasnya.
Hanya para Buddha yang memiliki semangat dalam bentuk istimewa dan kecerdasan yang tinggi (payatta), salah satu keagungan (Bhaga) seorang Buddha yang dapat melakukan tugas-tugas tersebut. Pelaksanaan tugas-tugas ini di luar lingkup Pacceka Buddha atau siswa-siswa.




Mas Marcedes, apakah seorang Arahat tidak dapat membantu orang lain mencapai pencerahan juga ( mencapai tingkat kesucian Arahat juga?)

Walaupun ajaran tersebut berasal dari Seorang Buddha, apabila ia menurunkan pelajaran yang didapatnya dari seorang Buddha hingga orang tersebut mencapai tingkat yang sama dengan dirinya, apakah perbuatannya tidak dianggap menolong mahluk lain? mencapai pembebasan?

Benar, pencapaian kesucian (menembus Empat Kebenaran Mulia) bisa dicapai dengan bantuan seorang guru. Bila seorang Arahat membimbing orang lain mencapai tingkat kesucian Arahat juga, apakah ia bukan dianggap seorang guru? Apakah hanya seorang Buddha yang dapat dianggap sebagai guru?

Pada waktu seorang Arahat setelah memahami / menembus Empat Kebenaran Mulia, kemudian mengajarkan orang lain untuk memahami /menembus Empat Kebenaran Mulia juga, apakah ia bukan menjalankan fungsi seorang guru juga? Apakah jalan hidup yang ditempuhnya tidak membantu mahluk lain mencapai pantai seberang seperti Sang Buddha?

Menurut pendapat saya bila memang para Arahat egois maka, Ia akan segera Parinibbana setelah mencapai Pencerahan, karena buat apa hidup di dunia yang terkondisi anicca, dukkha dan anatta?

 _/\_
The truth, and nothing but the truth...

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Akar perpecahan
« Reply #33 on: 22 February 2009, 10:48:59 AM »
seorang sammasambuddha juga tidak bisa membantu orang lain mencapai pencerahan, bagaimana arahat bisa
mana sammasambuddhanya?
mana arahatnya?

DHAMMA VINAYA ADALAH GURU KITA  _/\_

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Akar perpecahan
« Reply #34 on: 22 February 2009, 12:10:22 PM »

Mas Marcedes, apakah seorang Arahat tidak dapat membantu orang lain mencapai pencerahan juga ( mencapai tingkat kesucian Arahat juga?)
bisa
saudara Truthlover, seorang arahat bisa membantu mencapai pencerahan kepada orang lain.

Quote
Walaupun ajaran tersebut berasal dari Seorang Buddha, apabila ia menurunkan pelajaran yang didapatnya dari seorang Buddha hingga orang tersebut mencapai tingkat yang sama dengan dirinya, apakah perbuatannya tidak dianggap menolong mahluk lain? mencapai pembebasan?
tentu dianggap menolong....

Quote
Benar, pencapaian kesucian (menembus Empat Kebenaran Mulia) bisa dicapai dengan bantuan seorang guru. Bila seorang Arahat membimbing orang lain mencapai tingkat kesucian Arahat juga, apakah ia bukan dianggap seorang guru? Apakah hanya seorang Buddha yang dapat dianggap sebagai guru?
guru dalam hal ini perspektif....
ketika kita belajar tentang pelajaran bola lampu...yang menjelaskan kita di kelas tentu disebut Guru..
tetapi yang menemukan tentang bola lampu ini...adalah thomas alfa....disebut "guru besar"

sama ketika seorang Bikkhu ambil contoh "Luanta maha bowa" ketika mengajarkan dhamma, kita sebut "guru"
tetapi Buddha adalah seorang guru dari guru....
mirip postingan dari Pauk Sayadaw hanya mewarisi metode....

Quote
Pada waktu seorang Arahat setelah memahami / menembus Empat Kebenaran Mulia, kemudian mengajarkan orang lain untuk memahami /menembus Empat Kebenaran Mulia juga, apakah ia bukan menjalankan fungsi seorang guru juga? Apakah jalan hidup yang ditempuhnya tidak membantu mahluk lain mencapai pantai seberang seperti Sang Buddha?
tentu membantu....dan dia mengajarkan fungsi Guru.....tetapi sekali lagi kata "guru" disini bermakna cabang.

Quote
Menurut pendapat saya bila memang para Arahat egois maka, Ia akan segera Parinibbana setelah mencapai Pencerahan, karena buat apa hidup di dunia yang terkondisi anicca, dukkha dan anatta?
ada seorang raja bertanya kepada SangBuddha , raja sungguh terkesan dgn suasana kehidupan bikkhu disitu.

dengan mengucapkan  " Guru,saya sungguh kagum melihat pancaran ketenangan dan kebahagiaan dari para murid-muridMU,yang mana tidak pernah saya llihat sebelumnya dari wajah pertapa lain, Apakah yang menyebabkan sedemikian tenang dan bahagia?

Buddha menjawab "Mereka tidak menyesali masa lalu, Mencemaskan masa depan, Hidup dalam damai di masa kini. itulah sebabnya mereka memancarkan kedamaian dan kebahagiaan"

Nibbana bukanlah keadaan bahwa mau cepat-cepat ke "situ", semakin cepat parinibbana semakin bahagia... tidak lah demikian.

para Arahat tidak mempercepat parinibbana...hal ini mustahil...karena nibbana bukanlah suatu "pencapaian yang ada"
karena para arahat seperti menunggu buah pohon yang jatuh alami...tidaklah pohon itu di goyang-goyangkan agar buah nya cepat jatuh.

"pencapaian yang ada" disini bukanlah pencapaian yang ada sebenar-benarnya....seperti anda mencapai LEVEL 1-10 atau sbg-nya.
tetapi merujuk pada ketiadaan yang benar-benar ada.




Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #35 on: 22 February 2009, 01:09:42 PM »
Quote
Menurut pendapat saya bila memang para Arahat egois maka, Ia akan segera Parinibbana setelah mencapai Pencerahan, karena buat apa hidup di dunia yang terkondisi anicca, dukkha dan anatta?

konon, ada kisahnya dalam sutta, bahwa ada 1 arahat yg mengajukan bunuh diri kepada Buddha & Buddha mendorongnya, "jangan takut mati"... maka ia bener2 jadi bunuh diri...

tapi saya sendiri belum ketemu suttanya... ada yg tahu?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Akar perpecahan
« Reply #36 on: 22 February 2009, 11:15:18 PM »
Quote
Menurut pendapat saya bila memang para Arahat egois maka, Ia akan segera Parinibbana setelah mencapai Pencerahan, karena buat apa hidup di dunia yang terkondisi anicca, dukkha dan anatta?

konon, ada kisahnya dalam sutta, bahwa ada 1 arahat yg mengajukan bunuh diri kepada Buddha & Buddha mendorongnya, "jangan takut mati"... maka ia bener2 jadi bunuh diri...

tapi saya sendiri belum ketemu suttanya... ada yg tahu?
Sotapanna saja sudah tidak merasa ketakutan ketika kematian menghampiri..
apalagi ARAHAT..... ^^

Samyutta Nikaya 55.3.27:
“Mereka yang telah memenangkan arus, tidak memiliki rasa takut ketika berhadapan dengan kematian.”

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #37 on: 22 February 2009, 11:59:54 PM »
Quote
Menurut pendapat saya bila memang para Arahat egois maka, Ia akan segera Parinibbana setelah mencapai Pencerahan, karena buat apa hidup di dunia yang terkondisi anicca, dukkha dan anatta?

konon, ada kisahnya dalam sutta, bahwa ada 1 arahat yg mengajukan bunuh diri kepada Buddha & Buddha mendorongnya, "jangan takut mati"... maka ia bener2 jadi bunuh diri...

tapi saya sendiri belum ketemu suttanya... ada yg tahu?
Sotapanna saja sudah tidak merasa ketakutan ketika kematian menghampiri..
apalagi ARAHAT..... ^^

Samyutta Nikaya 55.3.27:
“Mereka yang telah memenangkan arus, tidak memiliki rasa takut ketika berhadapan dengan kematian.”


setelah saya cari2, sutta tsb belum saya temukan dimana ada kisah Buddha mendorong orang utk bunuh diri dg mengatakan "jangan takut mati" ---> lagian ini kan belum tentu berarti suruh ayo bunuh diri :hammer:

setidaknya saya menemukan kisah2 bhikkhu bunuh diri (pakai pisau) yg tidak dicela oleh Sang Buddha. diantaranya adalah Channa, Godhali, Vakkali. bhikkhu2 itu udah mencapai tingkat kesucian & mencapai Arahat ketika pisau menggorok leher mereka. Khusus utk Channa, kesan saya membaca sutta tsb adalah Channa sudah arahat sebelum ia bunuh diri (kesan ini sangat jelas). namun kitab komentar tetap menyimpulkan bahwa Channa mencapai arahat pada saat sebelum kematian jg entah karena apa...

kisah2 di atas membuktikan Sang Buddha tidak mencela tindakan bunuh diri (:o) dan kemudian saya renungkan kembali... pandangan saya sekarang, setiap tindakan, tidak dapat langsung dinilai tercela atau tidak-tercela. padahal ini banyak diajarkan di kisah2 Zen (Koan), namun saya kurang sati shg menjudge berdasarkan apa yg tampak di permukaan :P so balik lagi, yg harus dinilai dari setiap tindakan adalah niat yg mendasarinya.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Akar perpecahan
« Reply #38 on: 28 February 2009, 09:16:13 AM »
Khusus utk Channa, kesan saya membaca sutta tsb adalah Channa sudah arahat sebelum ia bunuh diri (kesan ini sangat jelas). namun kitab komentar tetap menyimpulkan bahwa Channa mencapai arahat pada saat sebelum kematian jg entah karena apa...

_/\_

Saya kok tidak mendapatkan kesan seperti itu ya?? Padahal sudah saya baca berulang kali, hasilnya tentang seorang bhikkhu yang bunuh diri, tidak ada arahat yang bunuh diri di sana.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Akar perpecahan
« Reply #39 on: 28 February 2009, 10:33:23 AM »
Khusus utk Channa, kesan saya membaca sutta tsb adalah Channa sudah arahat sebelum ia bunuh diri (kesan ini sangat jelas). namun kitab komentar tetap menyimpulkan bahwa Channa mencapai arahat pada saat sebelum kematian jg entah karena apa...

_/\_

Saya kok tidak mendapatkan kesan seperti itu ya?? Padahal sudah saya baca berulang kali, hasilnya tentang seorang bhikkhu yang bunuh diri, tidak ada arahat yang bunuh diri di sana.

argumen saya:
~ YM Channa menggunakan kata "pisau tidak tercela"
~ ketika Buddha ditanya YM Sariputta, jawaban Buddha jg mengenai pernyataan YM Channa mengenai "pisau tidak tercela"
~ kemudian Sang Buddha mengatakan, yg kusebut tercela adalah yg meninggalkan jasmani ini & mengambil jasmani lain.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Akar perpecahan
« Reply #40 on: 28 February 2009, 11:40:34 AM »
Khusus utk Channa, kesan saya membaca sutta tsb adalah Channa sudah arahat sebelum ia bunuh diri (kesan ini sangat jelas). namun kitab komentar tetap menyimpulkan bahwa Channa mencapai arahat pada saat sebelum kematian jg entah karena apa...

_/\_

Saya kok tidak mendapatkan kesan seperti itu ya?? Padahal sudah saya baca berulang kali, hasilnya tentang seorang bhikkhu yang bunuh diri, tidak ada arahat yang bunuh diri di sana.

Saudara Kelana yang baik,

Perbuatan bunuh diri yang dilakukan Arahat kadang sulit dimengerti, apa yang dilakukan oleh Y.A. Dabba Mallaputta, Y.A. Ananda, Y.A. Channa merupakan bunuh diri bagi umat awam (puthujana). Ini tak dapat dibantah dan saya rasa tak perlu dibantah, karena memang demikianlah dalam pandangan orang yang masih menganggap bahwa kita memiliki atta.

Namun pada seorang Arahat ia merasa tak ada yang dibunuh karena tak ada pandangan mengenai atta (siapakah yang dibunuh Arahat bila ia hanya melihat bahwa diriNya hanya merupakan bentukan yang merupakan penggabungan dari kesadaran, jasmani, perasaan dsbnya?) Inilah sebabnya Sang Bhagava mengatakan Y.A.Channa tak tercela.

Mengapa demikian? pada umat awam pembunuhan diri sendiri selalu disebabkan oleh lobha, dosa atau moha, karena ia belum bersih dari lobha, dosa, moha. Maka ia akan terlahir kembali di alam-alam rendah, sedangkan bila Arahat yang bunuh diri (bunuh diri adalah kata yang tepat untuk puthujana, sedangkan untuk Ariya Puggala tidak dikatakan bunuh diri tetapi Parinibbana) rantai kelahiran kembali telah terputus, sehingga tak akan terlahir kembali (tak ada yang dibunuh, tak ada pengharapan terlahir kembali, tak ada pandangan salah disana). Inilah sebabnya mengapa yang satu dibilang blameless sedangkan yang lain dibilang blameful.

Mengenai cara Parinibbana yang dipilih, kengerian kita akan pemotongan leher merupakan suatu konsep pemikiran, padahal inti sebenarnya adalah mengakhiri kehidupan entah dengan cara apapun. Pambakaran tubuh yang dilakukan oleh Y.A. Ananda dan Y.A. Dabba Malaputta tak kalah ngerinya dengan menggorok leher. Kedua hal ini menakutkan bagi umat awam disebabkan masih memiliki kemelekatan terhadap batin dan jasmaninya. Sedangkan bagi Arahat tak ada hal apapun yang membuat mereka takut, karena telah terbebas dari kemelekatan.

Mengapa bunuh diri pada umat awam dianggap blameful? ini umumnya disebabkan bunuh diri pada umat awam disebabkan penolakan terhadap kehidupan ini (dosa) atau menganggap ada kehidupan yang jauh lebih baik di alam sana (lobha) atau tidak tahu bahwa yang dilakukannya tidak baik (moha).

semoga sharing ini menambah pengertian,

sukhi hotu

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline maitreya_yanto

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 0
Re: Akar perpecahan
« Reply #41 on: 21 May 2009, 10:58:37 AM »
meneurut menurut murid
ajaran buddha boleh pecah menjadi beberapa bagian,tapi selama kita merasa memiliki satu Guru agung "SANG BUDDHA" tak ada yang perlu diributkan.jusru dengan ada perbedaan membantu setiap orang menemukan ehi passikonya.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Akar perpecahan
« Reply #42 on: 15 December 2009, 12:53:15 PM »
Apakah akar perpecahan ini didorong pertama kali oleh Devadatta?

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #43 on: 15 December 2009, 01:01:55 PM »
seiring dengan perkembangan kemerosotan moral, Dhamma murni akan semakin pudar, dan tentu saja terdapat penyimpangan penyimpangan dari ajaran Murni Sang Buddha, misalnya dari segi penerjemahan, segi persepsi org yang mempraktekkan, segi kecocokan, dll, tentu perubahan dari yang murni tdk dapat dielekkan. iini semua memang bakal terjadi...
yang terpenting semua ajaran Buddha mengajarkan 4 Kesunyataan mulia, dan 8 jalan utama yg merupakan point yg paling penting untuk melenyapkan dukkha, dan mencapai nibbana

 _/\_

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #44 on: 15 December 2009, 01:13:26 PM »
Quote
Apakah akar perpecahan ini didorong pertama kali oleh Devadatta?

Tampaknya tidak ada kaitannya, karena semua sekte menganggap Devadatta sebagai pemecah belah, tidak ada yang menganggap Devadatta itu benar.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.