//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cita cita Bodhisatva.  (Read 3404 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Cita cita Bodhisatva.
« on: 02 November 2009, 03:53:53 PM »

Namo Buddhaya.
Namo Amitofo.


Bagi umat Buddha Bodhisatva merupakan cita - cita menjadi Buddha atau semangat keBuddhaan,
Dalam rangka menyambut hari besar Dewi Avalokitesvara, atau Semangat keBuddhaan.
Mari kita bahas apa sih itu Bodhisatva ?. Kita selalu mendengar kalimat ini dari pemahaman dari
seorang sangha. apapun itu alirannya, Tapi pernahkah seorang umat awam mengerti benar apa yang diterima
dan dicerna dari seorang Sangha ?. Disini saya mengajak sekali - kali pembahasan itu berasal dari umat.
Ditujukan untuk satu hal, pengertian dhamma yang dipelajari dari teks buku, dari wejangan Bhikhu, ataupun pandangan dari
Senior kita Romo dan pandita.

Dalam aliran Budhism teravada posisi Bodhisatva adalah posisi yang terendah, berbeda dengan aliran Budhism Mahayana
Mengangkat posisi Bodhisatva tertinggi setelah Buddha. Banyak hal didiskusikan perbedaan ajaran sekte masing - masing tentang perbedaaan pandangan akan Bodhisatva,
terkadang dikusi itu mengalami jalan buntu, terkadang dikusi ini menjadi jawabanya ehipasiko, setelah lama saya berdiskusi
Akhir saya memahami arti makna Bodhisatva.

Bodhisatva atau semangat keBuddhaan setiap mahluk di alam semesta ini adalah Bodhisatva, anda, saya, teman anda, sangha,
orang - orang yang ada didalam linkungan terdekat anda, Bodhisatva bukan milik seorang dewa atau arahat yang telah mencapai tingkatan arahat,
yang memegang janji atau mempunyai rasa tanggung jawab untuk membantu semua mahluk untuk mengerti ajaran dhamma agar terbebas dari penderitaan.
. Bodhisatva bukanlah sekedar cita-cita belaka, atau sebuah impian belaka. Tapi Bodhisatva ada disekitar dalam diri sendiri, yang kita temui siapapun dia
dia adalah bodhisatva.

Besar kecilnya kita menjadi bodhisatva itu ditentukan dari Pikiran kita, Ucapan kita, tindakan kita, kalau anda hanya sekadar bercita-cita atau berangan angan belaka
maka anda Bodhisatva yang kecil, yang merupakan belum mempelajari dhamma, dan baru mau melakukannya, Anda bisa jadi Bodhisava yang besar jika anda tak hanya cita - cita saja
tapi melaksanakan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha dengan baik, maka anda bisa menjadi Bodhisatva yang besar, anda tidak perlu menjadi seorang Bodhisatva seperti Dewi avalokitesvara.
seorang Bodhisatva yang sangat luar biasa, walau kita tidak mampu berbuat karma baik, belum memahami dhamma sebaik  seperti Beliau, kita bisa memulainya dengan yang lebih kecil.

Dengan sedikit mengamalkan ajaran Sang Buddha seperti membaca parita, membaca buku dhamma, meditasi, menolong sesama, membantu yang tidak mengerti ajaran dhamma, juga membantu orang orang sekitar anda.
dalam ajaran Sang Buddha memang dikatakan pertama kali, yang dibantu adalah diri sendiri dahulu, itu memang benar, jika kalau kita belum mampu membantu orang lain, jika kalau kita sudah bisa membantu diri sendiri,
maka kita sedikit membantu orang lain.Sang Buddha memang mengajarkan kita juga agar mau membantu sesama kita, bukan artinya harus egois, bukan artinya tidak peduli, kalimat tersebut ditunjukan bagi orang yang mengalami salah jalan,
orang yang mengalami tidak memahami ajaran Dhamma, orang yang tidak mengerti ajaran Dhamma. Tapi bagi yang sudah mengerti mari diamalkan, mari membantu sesama diri.

Sang Buddha mau mengajarkan Dhamma kepada kita karena Beliau yakin akan semua mahluk suatu saat bisa menjadi Beliau. Begitu juga kita, Beliau merupakan Buddha yang memiliki semangat keBuddhan yang amat luar biasa.
Begitulah para Bodhisatva yang telah mencapai penerangan sempurna, mau mengikuti jejak beliau membantu semua mahluk demi mencapai jalan pembebasan penderitaan semua mahluk.
Bagaimana dengan kita, apakah kita seorang bodhisatva, jawabannya iya, kita juga seorang Bodhisatva tapi bedanya dengan Bodhisatva yang telah mencapai penerangan sempurna, mereka jauh lebih dulu dari kita, mereka lebih banyak pengamalananya
dalam Dhamma, dan kita belum semampu para bodhisatva yang teleh memiliki penerangan sempurna, itulah perbedaan diri kita dengan para bodhisatva yang telah mengalami penerangan sempurna.

Apa ajaran kedua aliran salah ? tidak ada yang salah, justru dengan itu saya berhasil memahami arti Bodhisatva sebenarnya dan membaginya dengan teman - teman sedharma, dan membagi apa yang saya dapat.
justur kedua aliran Budhism ini mengajarkan hal baik tentang Bodhisatva, seperti point saya janganlah menjadi seorang Bodhisatva yang berangan angan saja, maka menjadi point rendah belum memahami dhamma.
Jika anda mulai berusaha menjadi Bodhisatva dengan pemeraktekannya maka point anda tinggi, dan nilai anda pun tinggi atas pemahaman dhamma, Boddhisatva merupakan Cita  - Cita yang luhur dan mulia jika kalau kita
menjalankan semua kebijakan dan kebajikan dalam dhamma.

Semoga bermanfaat artikel saya, semoga dan membantu mengilhami anda dalam pelaksanaan dhamma. Mulailah kita menjadi seorang bodhisatva dengan melatih diri setiap hari dengan berbuat karma baik dalam ukuran besar maupun kecil.
Bagi belum dapat memahami, berusahalah menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri dan juga orang lain. jika anda belum mampu bantulah diri sendiri dahulu agar lepas dari kesulitan anda miliki sebelum anda bisa membantu yang lain,
jika sudah mampu sediakalanya anda membantu sesama anda,
maka andalah seorang Bodhisatva yang bijaksana dan bajik dalam perbuatan, Dhamma diperuntukan untuk semua mahluk, dan begitu lah para Bodhisatva yang telah mencapai penerangan sempurna yang tiada kenal lelah dan susah untuk membantu
semua mahluk dari alam penderitaan dengan mengajarkan dan mengamalkan ajararan dhama, walau kita tidak bisa seperti mereka, mari kita mulai yang paling mudah dahulu.


Sabbe Satta Bhavantu Sukhita;
Taddhaya gate- gate parasamgate Bodhisuava;
Sadhu Sadhu, Sadhu.


 

anything